Disusun Oleh :
Anggota Kelompok II :
2022
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara atau metode proses pengolahan/pengawetan bahan pangan
dengan suhu rendah
2. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang ditimbulkan dalam peroses
pengolahan/pengawetan bahan pangan dengan suhu rendah
V. DATA PENGAMATAN
1. Data hasil penimbangan bahan
Berat (gram)
Bahan pangan
Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan
Cabai (plastik rapat) 81,5 80
Cabai (plastik
82 66,1
berlubang)
Daging ayam (plastik
130,7 141,8
rapat)
2. Data hasil pengamatan organoleptik daging ayam penyimpanan suhu beku selama
2 minggu
Pengamatan Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan
Warna Putih segar Putih segar
Aroma Khas daging ayam Khas daging ayam
Tekstur Kenyal Keras
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum teknologi pengolahan kali ini dilakukan proses pengolahan
(pengawetan) dengan suhu rendah. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara
atau metode proses pengolahan/pengawetan bahan pangan dengan suhu rendah dan
mengetahui dampak atau akibat yang ditimbulkan dalam peroses pengolahan/pengawetan
bahan pangan dengan suhu rendah. Cara pengolahan (pengawetan) dengan suhu rendah
dibagi menjadi dua macam, yaitu pendinginan dan pembekuan. Pada praktikum kali ini
dilakukan proses pendinginan pada cabai merah keriting selama 2 minggu dan pembekuan
pada daging ayam selama 2 minggu.
Cabai merah keriting merupakan produk hortikultura yang mudah rusak sehingga
tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama. Jika tidak didistribusikan segara, cabai akan
mengalami kerusakan baik kualitas maupun kuantitas. Secara fisiologi, setelah dipanen
cabai merah keriting tetap melakukan kegiatan metabolisme seperti respirasi dimana laju
respirasi ini tergantung dari kondisi lingkungannya. Aktivitas respirasi ini tidak bisa
dihentikan tetapi bisa dikurangi dengan cara salah satunya melalui penyimpanan pada suhu
rendah yang dikombinasikan dengan pengemasan yang tepat. Sedangkan untuk proses
pengawetan daging ayam dilakukan dengan pembekuan daging. Pembekuan daging adalah
salah suatu cara dari pengawetan daging yaitu dengan membekukan daging di bawah titik
beku cairan yang terdapat di dalam daging, titik beku daging pada temperatur -20°C sampai
dengan -30°C.
Praktikum kali ini dilakukan dengan mencuci bahan-bahan yang digunakan
dibawah air mengalir yang bertujuan untuk membersihkan bahan dari kotoran yang ada.
Selanjutnya bahan ditimbang dan dicatat bobot masing-masing bahan. Untuk cabai merah,
bahan disimpan di dalam kemasan plastik yang tertutup rapat dan plastik yang berlubang.
Salah satu penanganan dalam mengantisipasi kerusakan baik secara kuantitas maupun
kualitas adalah dengan menggunakan kemasan. Pemilihan kemasan yang tepat, efektif
dalam mencegah kerusakan produk dan serangan hama. Penggunaan pengemas dapat
mengurangi kontak antara substrat dengan lingkungan luar, sehingga akan terjadi
penurunan reaksi metabolisme. Penggunaan kemasan yang sesuai dengan karakteristik dari
bahan pangan akan dapat memperpanjang umur simpan. Penggunaan kemasan dapat
menurunkan laju respirasi sehingga daya simpan akan meningkat. Penggunaan kemasan
plastik yang tertutup rapat dan berlubang bertujuan untuk mengetahui cara penyimpanan
terbaik untuk cabai keriting merah melalui besarnya susut bobot dari cabai yang disimpan.
Selanjutnya cabai yang sudah dikemas di simpan di dalam lemari pendingin dan daging
ayam yang sudah ditimbang disimpan di dalam freezer. Setelah 2 minggu, dilakukan
pengamatan terhadap rasa, warna, tekstur, dan aroma bahan setelah proses pendinginan dan
pembekuan.
Pendinginan atau refrigerasi adalah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang
digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara -
1°C sampai +4°C. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan
terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari
atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa
dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu –2°C
sampai +16°C. Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan,
jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu
kira-kira –17°C atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali
berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara - 12°C sampai –
24°C. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-
kadang beberapa tahun. Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan
makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan
mikrobiologis.
Prinsip pada penyimpanan suhu rendah yaitu menghambat pertumbuhan mikroba
dan menghambat reaksi-reaksi enzimatis, kimiawi dan biokimiawi. Jumlah mikroba yang
terdapat pada produk yang didinginkan atau yang dibekukan sangat tergantung kepada
penanganan atau perlakuan-perlakuan yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau
dibekukan, karena pada kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/bahan
baku. Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat
perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau sterilisasi, sehingga
mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit berkurang atau terganggu keseimbangan
metabolismenya.
Berdasarkan data hasil pengamatan, cabai yang dikemas di dalam plastik rapat dan
disimpan di dalam lemari pendingin selama 2 minggu mengalami penyusutan bobot yang
tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan cabai yang dikemas di dalam plastik yang
berlubang. Penyusutan bobot pada cabai yang dikemas di dalam plastik berlubang
mencapai 15,9 gram. Selain itu, cabai yang dikemas di dalam plastik berlubang memiliki
warna merah gelap, dengan aroma khas cabai, dan tekstur yang sudah agak layu.
Sedangkan kondisi cabai yang dikemas di dalam plastik yang tertutup rapat memiliki
pengamatan yang sama dengan kondisi awal, yaitu memiliki warna merah, dengan aroma
khas cabai, dan tekstur yang keras. Untuk pengamatan daging ayam yang mengalami
proses pembekuan selama 2 minggu, diperoleh hasil yang sama dengan kondisi awal,
dimana warna daging putih segar, dengan aroma khas daging ayam, dan tekstur yang keras.
Sedangkan untuk bobot daging ayam sesudah pembekuan mengalami kenaikan bobot, hal
ini kemungkinan karena kandungan air dalam daging ayam membeku sehingga bobot
daging ayam menjadi lebih berat.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pengolahan (pengawetan) dengan suhu rendah, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Proses pengawetan cabai dilakukan pendinginan dengan suhu 2-8°C selama 2 minggu
di dalam plastik yang tertutup rapat dan plastik yang berlubang. Sedangkan proses
pengawetan daging ayam dilakukan di dalam freezer dengan suhu -10°C selama 2
minggu.
2. Proses pengawetan cabai di dalam pendingin selama 2 minggu di dalam kemasan
plastik yang tertutup rapat terbukti mempertahankan warna, aroma, dan kesegaran
cabai dibandingkan dengan dikemas di dalam plastik yang berlubang. Proses
pengawetan daging ayam dengan pembekuan selama 2 minggu terbukti
mempertahankan kesegaran daging ayam.
IX. LAMPIRAN
Sebelum Pendinginan Setelah Pendinginan
Sebelum Pembekuan Setelah Pembekuan