Oleh :
Rahelita Beatric Purba
NIM 132 172 5013
Kelompok IV
V. Cara Kerja
4.1 Penyimpanan suhu dingin Penyimpanan suhu beku
VII.Gambar Pengamatan
Gambar 1. Penyimpanan daging sapi pada suhu beku
Keterangan: a. Sebelum disimpan pada suhu beku, b. Sesudah disimpan pada suhu
beku
VIII. Pembahasan
Pada percobaan dilakukan pengolahan/ pengawetan bahan pangan pada suhu
rendah. Adapun bahan pangan yang digunakan yaitu buncis dan daging sapi. Pada
percobaan digunakan lemari pendingin (refrigerator) untuk penyimpanan bahan pangan.
Untuk daging sapi dilakukan pengolahan dengan cara pembekuan (freezing), sedangkan
untuk buncis dilakukan dengan cara pendinginan (cooling). Perbedaan pembekuan dan
pendinginan adalah pada suhu yang digunakan. Pada proses pembekuan, penyimpanan
daging sapi dilakukan dalam keadaan beku atau pada suhu beku, yaitu antara -12o s/d -
24oC (dalam freezer) selama 1 minggu, sedangkan pendinginan untuk buncis dilakukan
di atas suhu pembekuan, yaitu pada -2o s/d 10oC (dalam cooler) selama 1 minggu.
Sebelum dilakukan penyimpanan dilakukan pembersihan bahan pangan dari
kotoran, pemeriksaan organoleptik (aroma, tekstur dan warna bahan pangan) serta
pengemasan . Pada pembersihan buncis dilakukan pemisahan buncis dengan bagian yang
tidak diharapkan. Selanjutnya dilakukan pengemasan, pada pengemasan buncis
digunakan plastik PE yang sudah dilubangi dan ditutup rapat hal ini bertujuan untuk
menghindari pelayuan, sedangkan pada pengemasan daging menggunakan plastik PE
yang tertutup dan tidak dilubangi hal ini bertujuan menghambat terjadinya pertumbuhan
bakteri karena konsentrasi oksigen terbatas, menghindari terjadinya pengurangan berat
atau bobot, mempertahankan kualitas daging lebih efektif karena proses pelayuan terjadi
lebih sempurna, mencegah terjadinya kontaminasi kotoran maupun mikroba,
dan memperlambat laju proses ketengikan.
Dari hasil pengamatan buncis setelah dilakukan penyimpanan selama 1 minggu,
keadaan buncis yang disimpan dalam kemasan masih dalam keadaan segar walaupun
sedikit layu. Hal tersebut karena pada penyimpanan dingin pada suhu rendah dapat
mengurangi laju metabolisme dan menghambat pertumbuhan mikroba, selain itu juga
mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan hilangnya kadar air dari bahan pangan.
Pada percobaan pengolahan dengan suhu rendah pada buncis terjadi penyusutan
bobot hal ini disebabkan karna adanya penguapan air dari dalam bahan, sedangkan pada
daging terjadi penambahan bobot setelah pembekuan hal ini disebabkan karna pada
preparasi daging yang akan dilakukan penyimpanan dengan suhu rendah dicuci terlebih
dahulu sedangkan yang kita ketahui bahwa daging mempunyai kemampuan dalam
menyerap air.
Dari segi tekstur pada buncis terjadi penurunan kekerasan menurut Winarno
(2002) penurunan tingkat kekerasan selama proses penyimpanan sayuran disebabkan
terjadinya perubahan komposisi dinding sel akibat perubahan turgor sel sehingga sayuran
menjadi lunak. Dari segi warna dan aroma baik pada daging maupun buncis tidak terjadi
perubahan yang berarti.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa metode
pengolahan/penyimpanan pada suhu rendah sangat efektif untuk memperpanjang masa
simpan bahan pangan dengan cara menghambat proses pembusukan oleh mikroba serta
menghambat proses metabolisme yang masih terjadi setelah pemanenan hal tersebut
dapat dilihat dari tidak adanya perubahan yang cukup berarti baik pada aroma, warna,
maupun tekstur pada bahan pangan sebelum dan sesudah di simpan pada suhu rendah.
X. Daftar Pustaka
Agustina, Normalita. Pendinginan dan Pembekuan. Diakses dari
http://www.academia.edu/ 5046169/Pendinginan_dan_pembekuan
Irianto, Heru. 2008. Buku Panduan Praktikum Teknologi Pengolahan. Program Studi
Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia.
Winarno, 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura. M-Brio Press: Bogor.