Anda di halaman 1dari 12

1 LAPORAN KUNJUNGAN PLAN SURVEY PADA

2 USAHA PENGGILINGAN BAKSO “KUB”

Praktikum Blok 4.3


Ilmu Kesehatan Masyarakat
T.A 2020/2021

Pembimbing : dr. Noviana Zara, MKM

Oleh
Kelompok : 4A
1. Cut Desy Diana Sari (170610007)
2. Mauliza (170610015)
3. Indri Yustati Ritonga (170610029)
4. Najwa Khalisa (170610039)
5. M. Rizki Fazrian Danu (170610047)
6. Hafizh Shidqi (170610067)
7. Teuku Maulana Fashan Fuadi (170610055)
8. Khairina (170610071)
9. Sulfia Magfirah (170610073)
10. Jihan Zata Lini Nurhadi (170610043)
11. Niswah Mardhiyatillah (160610027)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS


KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
JANUARI 2021
BAB 2
HASIL KUNJUNGAN

2.1 Informasi Umum Mengenai Perusahaan


Industri penggilingan bakso yang kami survei adalah usaha gilingan bakso
“KUB”, usaha tersebut berlokasi di Pasar impres, Kota Lhokseumawe. Industri
penggilingan bakso “KUB” ini sudah berdiri pada tahun 2010 (11 tahun). Pemilik
industri penggilingan bakso ini sendiri berumur 46 tahun yang saat ini hanya
mengontrol setiap proses penggilingan bakso tersebut.
Industri penggilingan bakso ini memiliki bangunan yang ukuran 4 x 5 m.
Proses penggilingan bakso ini setiap harinya dimulai pukul 06.00-11.00 WIB.
Pekerja di usaha penggilingan bakso “KUB” berjumlah 7 orang terdiri dari 4 laki-
laki dan 3 perempuan yang merupakan pekerja industri penggilingan bakso. Rata-
rata umur pekerja disana sekitar 30 tahunan. Terdapat pembagian tugas khusus
pada pekerja di usaha penggilingan bakso tersebut.
.
2.2 Sanitasi Industri Perusahaan
A. Kebersihan pekerja
Kebersihan pekerja menjadi unsur penting untuk menjaga kehigienisan
bakso yang dihasilkan.
Terkait dengan kebersihan pekerja dari hasil survei kami dapatkan yaitu :
Kesehatan Karyawan
 Para pekerja tampak sehat dan tidak terlihat sakit saat bekerja

1. Kebersihan Karyawan
 Pada proses penggilingan bakso, kami dapati bahwa pekerjanya tidak
mencuci tangan dengan baik, hanya memasukkan tangannya ke dalam
ember yang berisi ayam dan air.
 Pada proses penggilingan bakso, bahwa pekerjanya tidak memakai sarung
tangan plastik.
2. Kebiasaan Karyawan

1
 Para pekerja penggilingan bakso KUB, semua tidak memakai APD seperti,
sarung tangan saat bekerja.
 Para pekerja penggilingan bakso KUB hanya menggunakan sandal sebagai
alas kaki.
 Para pekerja penggilingan bakso KUB menggunakan Alat penutup kepala
dan celemek.
 Para pekerja penggilingan bakso KUB tidak menggunakan sarung tangan
saat proses pengolahan bahan - bahan.
B. Kebersihan peralatan dan fasilitas produksi
Menjaga dan memelihara peralatan yang dipergunakan untuk produksi,
juga patut diperhatikan untuk menghasilkan bakso yang higienis.
Kebersihan Peralatan Produksi
 Pada proses pemberishan ayam menggunakan pisau yang diasah dilantai.
 Peralatan produksi di industri penggilingan bakso KUB lumayan lengkap,
seperti memiliki pisau yang tajam untuk memotong, mesin penggiling
untuk mencampurkan ayam dan bumbu untuk menghasilkan adonan
bakso.
 Pada proses setelah penggilingan, adonan bakso tersebut dibentuk menjadi
bulat kemudian direbus.
1. Kondisi Bangunan
 Ruang proses penggilingan dan pengolahan bakso sangat sempit.
 Lantainya terlihat licin dan adanya genangan air dikarenakan proses
pencucian yang belum kering.
 Langit-langit atau atap diruang penggilingan dan pengolahan bakso dalam
kondisi baik.
 Di ruang produksi tidak tersedia perlengkapan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK).
C. Kebersihan lingkungan
Memelihara kebersihan lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa
diabaikan untuk kegiatan produksi bakso yang higienis.
Kondisi Lingkungan

2
 Lingkungan di sekitar penggilingan dan pengolahan bakso sangat ramai
dan padat.
 Lingkungan di sekitar penggilingan dan pengolahan bakso sangat bising.
D. Pengemasan dan pelabelan
1. Kemasan :
 Kemasan menggunakan plastik biasa.
 Kemasan menggunakan pengikat dengan karet biasa.
2. Pelabelan
 Tidak terdapat label di industri penggilingan dan pembuatan bakso.
 Tidak adanya tanggal kedaluarsa yang dicantumkan
2.3 Alur Produksi,Lay Out, Kapasitas Produksi
2.3.1 Alur Produksi
Pembuatan bakso diawali dengan pemotongan ayam menjadi bagian kecil –
kecil, setelah itu ayam yang sudah dipotong dicuci dengan air megalir, setelah
pencucian ayam, setiap satu kilo ayam dimasukkan kedalam penggilingan dan
dicampurkan dengan bahan – bahan seperti : tiga ons tepung, bumbu kuah bakso,
penyedap, satu sendok garam, bubuk merica, satu bungkus pengental, dan satu
butir telur.
1. Penggilingan bakso
Aktivitas penggilingan bakso berjalan selama 30 menit.
2. Pencetakan bakso
Durasi pencetakan bakso tergantung berapa banyak bahan yang akan
diolah.
3. Perebusan Bakso
Perebusan bakso menggunakan suhu 600C hingga 800C. bakso tersebut
direbus dalam air mendidih hingga bakso terapung dan matang.

2.3.2 Lay Out

Mesin Cetak
Mesin Penggiling

Tempat Pencucian
3
Ini merupakan gambaran dari tempat proses penggilingan bakso di industri
Penggilingan Bakso “KUB”. Tempat ini berlokasi di pasar impres.
1.3.3 Kapasitas Produksi
Dari hasil wawancara kami bahwa dalam sehari dapat menggiling adonan
bakso sebanyak lima puluh kilo gram.

4
2.4 Identifikasi Faktor Resiko
No Identify Activity Identify risks Risk rating Existing Additional
Exposur Likelihoo Conseq Risk
the identify (associated with control risk control
e d uence level
activity the each hazard and (apply the
(E) (L) (c) (Ex L x
hazardz exposed) hierarchy of
C)
risk controls)
1 Pencucian 1.Hazard - Risiko terkena 6 0,3 2 Modera Hanya Memakai APD
fisik : masalah kulit seperti te risk memakai Sarung tangan,
pada kulit dermatitis kontak sandal kemudian
dan lantai karena terlalu lama memakai
yang licin terkena air pelindung kaki
- Risiko terjatuh saat seperti sepatu
mencuci karena boot
lantai licin saat
mencuci kedelai
2 Penggiling a. Hazard - risiko gangguan 6 0,6 10 Extrem 1.tidak Dapat
an bakso fisik: pendengaran. e risk memakai menggunakan
bising pelindung earplug atau
telinga eramuff.

5
3 Perebusan Hazard - risiko luka yang 3 0,3 5 Modera Tidak ada Dapat
bakso fisik : uap serius te risk menggunakan
panas - risiko kulit terbakar APD seperti
sarung tangan.
4. Pengemas Hazard Risiko nyeri pada 6 0,6 2 Modera Tidak ada Dapat
an Bakso ergonomi : kaki (kebas) te risk menggunakan
postur APD seperti
tubuh sarung tangan.

6
2.5 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan
Menurut Stewart and Stewart, Kondisi Kerja adalah serangkaian kondisi
atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja
dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud
disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk
dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di
lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan
keamanan kerja.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa para pekerja memiliki
jaminan kesehatan berupa BPJS yang digunakan bila pekerja mengalami
kesakitan. Tetapi dari tanya jawab yang kami lakukan dengan pekerja, biasanya
pekerja hanya membeli obat-obat di apotik untuk meredakan gejala yang dialami.
Sedangkan pekerja yang merasa kelelahan otot akibat lama bekerja, mereka
hanya beristirahat dirumah dan terkadang di urut untuk meredakan gejala tersebut.
2.6 Data-data tentang Program Kesehatan Kerja
Pada pekerja penggilingan bakso yang kami amati dapat terlihat dampak
dari kebisingan mesin, Hasil wawancara juga didapatkan bahwa mereka
mengeluhkan juga mengalami gangguan pendengaran akibat pekerjaan tersebut.
Namun tidak dapat dipungkuri dalam setiap proses pembuatan bakso dan dengan
menggunakan peralatan yang masih sederhana membuat pekerjaan pembuatan
bakso memiliki beberapa potensi bahaya, salah satunya adalah bahaya ergonomi
yang muncul akibat dari ketidaksesuaian alat kerja dengan kondisi tubuh, efek
yang ditimbulkan adalah keluhan dan gangguan pada sistem musculoskeletal.
Juga Aktivitas tersebut dilakukan dengan berbagai posisi mulai dari duduk,
berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkat, mengangkut, dan berjalan. Aktivitas
pekerjaan tersebut dilakukan sama atau serupa secara berulang-ulang setiap hari
sehingga aktivitas tersebut berisiko menyebabkan terjadinya keluhan
Musculoskeletal Disorders pada pekerja pembuatan bakso. Keluhan pada sistem
muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot rangka seseorang yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama,

7
akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan
tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya di istilahkan dengan
gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem
muskuloskeletal
Keadaan umum para pekerja pembuatan tempe baik dan berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah para pekerja bengkel las didapatkan normal, yaitu
berkisar antara sistol 110-120 mmHg dan diastol 70-80 mmHg.
2.7 Data-data tentang Program Keselamatan Kerja
Proses pembuatan tempe merupakan salah satu pekerjaan yang
mempunyai banyak resiko ataupun bahaya. Karena saat proses tersebut
berlangsung, maka bahaya seperti asap, luka bakar ,dan panas atau suhu yang
tinggi akibat dari perebusan kedelai. Berdasarkan hasil survey yang kami lakukan
bahwa didapatkan para pekerja tidak memiliki APD berupa masker dan sarung
tangan.
Ada beberapa jenis Alat Pelindung Diri yang dapat digunakan menurut
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT
PELINDUNG DIRI yaitu :
1. Alat pelindung mata dan muka
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan
partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda
kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion
maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras
atau benda tajam. Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata
pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam,
tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).
2. Alat pelindung telinga
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. Jenis alat

8
pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear
muff).
3. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan
udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-
organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan
sebagainya.
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air Supply
Machine=Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator (Self-Contained
Underwater Breathing Apparatus /SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus
(SCBA), dan emergency breathing apparatus.
4. Alat pelindung tangan
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu
dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad
renik.
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan
bahan kimia.
5. Alat pelindung kaki
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi
bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia
dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.

9
6. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan
logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan,
tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang,
tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian
pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan
pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan.
7. Alat pelindung jatuh perorangan
Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak
pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga
pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur
lantai dasar. Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman
tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope),
alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh
bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

10
REFERENSI

1. Murtidjo Ba. Pemotongan dan Penanganan Daging Ayam. Yogyakarta:


Kanisius; 2003.
2. Asmorowati Nugroho Aerita, Eram Tunggul Pawenang M. Hubungan
Higiene Pedagang Dan Sanitasi dengan Kontaminasi Salmonella pada
Daging Ayam Potong. Unnes J Public Heal. 2014;(3).
3. Diretorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Statistik Peternakan
Dan Kesehatan Hewan 2018/ Livestock And Animal Health Statistics 2018
[Internet]. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian Ri; 2018. 234 P.
4. Produksi Daging Ayam Ras Pedaging Menurut Provinsi [Internet]. Badan
Pusat Statistik. 2019. Available From: Https://Www.Bps.Go.Id/
5. Santoso B. Analisis Risiko Usaha Pemotongan Ayam Broiler: Kasus pada
Usaha Pemotongan Ayam Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor. 2011;
6. Shiddiq S, Wahyu A, Muis M. Hubungan Persepsi K3 Karyawan dengan
Perilaku tidak Aman di Bagian Produksi Unit Iv Pt. Semen Tonasa. J
Mkmi. 2014;110–6.
7. Bruri Triyono. Buku Ajar Keselamta dan Kesehata Kerja (K3). In:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 2014. P. 163.
8. Pranamyaditia Cd. Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja
Peternakan Sapi di Pt X Cabang Kota Kediri. Indones J Occup Saf Heal.
2017;5(1):1.

11

Anda mungkin juga menyukai