Anda di halaman 1dari 11

Pembuatan Emping Melinjo

BAB I

PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Karya Tulis ini mengambil judul Pembuatan Emping Melinjo, karena mempunyai

alasan masih jarang orang yang bisa membuat emping melinjo sendiri, meski yang memiliki

pohon melinjo cukup banyak. Padahal bila melihat cara membuat emping, sangat mudah karena

tidak memerlukan peralatan yang mahal. Sebab emping yang dibuat dengan memakai peralatan

tradisional, memiliki rasa yang khas. Padahal peluang usaha untuk bidang ini masih terbuka

lebar, sehingga penulis berinisiatif untuk membuat Karya Tulis ini agar supaya bisa memberikan

tambahan wawasan mengenai proses pembuatan emping melinjo.

B. LATAR BELAKANG

Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang tinggi

harganya. Komoditi ini dapat diekspor ke negara-negara tetangga (Singapura, Malaysia dan

Brunei).

Emping melinjo dapat dibagi digolongkan sebagai emping tipis dan emping tebal.

Emping tipis dibuat dengan memukul biji melinjo tanpa kulit keras beberapa kali sampai cukup

tipis (tebal 0,5-1,5 mm). Emping tebal dibuat dengan memukul biji melinjo tanpa kulit keras

hanya 1-2 kali sekedar mengurangi ketebalan biji utuh.


Emping yang bermutu tinggi adalah emping yang tipis sehingga kelihatan agak bening

dengan diameter seragam kering sehingga dapat digoreng langsung. Emping dengan mutu yang

lebih rendah mempunyai ciri: Lebih tebal, diameter kurang seragam, dan kadang-kadang masih

harus dijemur sebelum digoreng. Sampai sekarang, pembuatan emping yang bermutu tinggi

masih belum dapat dilakukan dengan bantuan alat mekanis pemipih. Emping ini masih harus

dipipihkan secara manual oleh pengrajin emping yang telah berpengalaman.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEKILAS TENTANG MELINJO

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-1.200 m dpl. Dengan demikian,

tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan berhawa lembab, bisa juga didataran rendah yang

relatif kering. Namun agar dapat berproduksi secara maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di

dataran rendah yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar

3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun.

Pohon melinjo sudah dapat dipanen setelah berumur 5-6 tahun. Panen dilakukan dua kali

setahun. Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar bulan Oktober-

Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja. Hasil

melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah dewasa bervariasi antara 15.000-20.000

biji. Menurut petani, tanaman melinjo umur 15 tahun hasil produksi buahnya mencapai 50 kg
klatak (buah yang telah dikupas kulitnya) sekali panen, berarti produksi yang diperoleh klatak

100 kg/pohon/tahun. Berbagai bagian dari pohon melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan

makanan. Diantaranya, daun, biji melinjo dan kulit biji melinjo sering dimanfaatkan sebagai

bahan untuk sayur. Selain itu, bijinya juga dapat diolah menjadi emping.

Tanaman melinjo (Gnetum gneman L.), termasuk jenis tanaman yang telah dikenal sejak

ratusan tahun silam. Namun meski begitu, tanaman ini sampai sekarang belum dikembangkan

secara serius, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Padahal, tanaman melinjo saat ini telah

menjadi komoditas ekspor, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Sampai saat ini, melinjo

ditanam masyarakat hanya dijadikan tanaman peneduh di halaman.

Keistimewaan tanaman ini sebenarnya, selain memberikan keuntungan seumur hidup

bagi si penanamnya, juga bisa menjadi tanaman warisan untuk anak cucu. Sebab tanaman ini,

usianya bisa sampai ratusan tahun. Seperti di Desa Citangtu Kabupaten Kuningan, terdapat

pohon melinjo milik Juhana (50) usianya telah mencapai 150 tahun lebih, dan tingginya

mencapai 25 meter.

Dari pohon itu, ia mampu menghasilkan 100 - 150 kg dalam satu kali panen.

Secara umum, tanaman melinjo dapat berbuah dua kali dalam setahun. Bahkan bila

tumbuh pada tanah yang cocok, bisa panen sampai tiga kali. Sedangkan usia panen perdana, bila

tanaman dipelihara dengan baik dapat berlangsung cepat pada usia dua sampai tiga tahun.

Hasilnya tentu saja belum begitu banyak, paling-paling antara 10 - 20 kg/pohon, itu pun bila

pemeliharaannya sempurna.

B. PENGERTIAN EMPING MELINJO


Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari buah melinjo yang telah tua.

Pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana.

Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai

tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat

mendatangkan devisa. Sejauh ini, emping diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke

Singapura, Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang,

Eropa dan Amerika.

Emping adalah sejenis makanan ringan yang dibuat dengan menghancurkan bahan baku

(biasanya biji melinjo) hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.

Emping melinjo adalah jenis makanan ringan yang bentuknya bulat

pipih dibuat dari biji melinjo yang sudah tua. Rasa gurih emping melinjo

dihasilkan dari biji melinjo yang telah tua, akan tetapi karena kandungan

lemak yang tinggi menyebabkan resiko yang besar terhadap orang yang menderita

darah tinggi.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat Emping Mlinjo adalah buah Mlinjo yang

sudah dikupas atau biji Mlinjo. Sebenarnya ketika buah Mlinjo baru dipetik masih ada kulitnya.

Kulit buah Mlinjo yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah Mlinjo yang sudah tua

kulitnya berwarna merah tua. Biji Mlinjo berwarna hitam belang-belang.

C. PROSES PEMBUATAN EMPING MELINJO

1. Bahan :

Biji melinjo yang telah tua.

2. Peralatan yang digunakan :

Dalam pembuatan Emping Melinjo peralatan yang diperlukan, yaitu :


a. Kompor :

Kompor dipergunakan untuk proses memasak atau menggoreng Mlinjo yang masih mentah.

Sebelum ada kompor para pengrajin emping Mlinjo memasak menggunakan pawon atau tungku.

b. Wajan :

Wajan dipakai untuk menggoreng Mlinjo tanpa menggunakan minyak ( disangrai )

c. Talenan :

Talenan adalah balok kayu kira-kira sepanjang satu meter sampai satu setengah meter untuk

landasan tempat biji Mlinjo di tumbuk atau digeprek. Sekarang ada juga yang dibuat dari Batu

atau semen, yang ukurannya tentu saja lebih pendek.

d. Gandik :

Gandik adalah batu berbentuk bulat lonjong, untuk menumbuk atau menggeprek biji Mlinjo

e. Layah :

Layah adalah peralatan terbuat dari batu yang biasa dipakai sebagai tempat untuk menumbuk

bumbu-bumbu dapur. Layah dipakai untuk tempat menggerus Mlinjo atau mengupas kulit

Mlinjo.

f. Lading :

Lading adalah pisau kecil tipis diperlukan untuk mengangkat Emping yang menempel pada

Talenan. Sekarang banyak dipakai alat baru yaitu Skrap.

g. Widig :

Widig adalah anyaman bambu untuk menata dan menjemur Emping Mlinjo yang sudah

ditumbuk/ digeprek.
h. Keranjang :

Dipakai untuk menyimpan emping yang sudah kering.

i. Seng atau lembar alumunium. Alat ini digunakan untuk mengambil lapisan tipis emping melinjo

yang masih basah yang menempel pada landasan pemipih.

j. Tempat penjemur. Alat ini digunakan untuk menjemur emping basah sampai kering. Alat terdiri

dari balai-balai dan tampah dari anyaman bambu.

3. Cara Pembuatan :

Untuk menghasilkan Emping Mlinjo yang berkwalitas harus diperhatikan cara yang benar

dalam membuat Emping Mlinjo. Proses pembuatan Emping Mlinjo adalah sebagai berikut :

a. Pengupasan kulit buah. Kulit buahdisayat dengan pisau, atau dikelupaskan dengan tangan,

kemudian dilepaskan sehingga diperoleh binji melinjo tanpa kulit. Pengupasan juga dapat

dilakukan dengan alat pengupas. Biji yang telah dikupas dapat dikeringkan, kemudian disimpan

beberapa hari sebelum diolah lebih lanjut.

b. Penyangraian. Biji disangrai di dalam wajan bersama pasir sambil diadukaduk sampai matang

(selama 10~15 menit). Penyaringan dapat dilakukan di dalam wajan. Alat mekanis untuk

menyangrai kacang tanah dapat juga untuk menyangrai biji melinjo. Biji melinjo yang telah

matang tetap dipertahankan dalam keadaan panas sampai saat akan dipipihkan.

c. Pemisahan kulit keras biji. Ketika masih sangat panas, biji dikeluarkan dari wajan, kemudian

dipukul untuk memecahkan kulit keras dri biji. Pemukulan harus hati-hati agar isi biji tidak

rusak.

d. Biji Mlinjo ( buah Mlinjo yang telah dikuliti ) disangrai ( digoreng tanpa menggunakan minyak

goreng ) sedikit demi sedikit di atas penggorengan.


e. Jika sudah matang, Mlinjo yang sudah disangrai lalu diangkat lalu dikupas kulitnya dengan cara

digerus di atas Layah / penggerusan yang lebar. Kira-kira segenggam antara sepuluh biji digerus

secara perlahan, agar remuk cangkang atau kulit kerasnya.

f. Satu-persatu Mlinjo ditaruh di landasan/talenan lalu digeprek (dipipihkan) dengan batu sampai

Mlinjo menjadi pipih dan bundar tipis.( untuk ukuran standar: Satu keping Emping diperlukan

tiga sampai empat butir Mlinjo.Jika biji Mlinjonya kecil-kecil bisa mencapai 5 biji per keping

emping. Untuk ukuran besar kira-kira diameter 15 cm diperlukan 10 sampai 13 biji Mlinjo).

g. Emping yang menempel di Talenan/landasan sesudah digeprek/ditumbuk menjadi pipih,

diangkat dari Talenan dengan menggunakan Lading atau Skrap.

h. Setelah terbentuk emping, dalam kondisi basah, Emping ditata di atas Widik (wadah serupa

geribik) untuk dijemur hingga kering. Proses pengeringan dibutuhkan waktu kira-kira dua

sampai tiga jam. Akan lebih cepat kering jika matahari bersinar terik.

i. Apabila telah kering benar, Emping diangkat di masukan kranjang dan siap untuk dipasarkan.

j. Emping Mlinjo dipasarkan, dapat juga dalam bentuk matang, Emping Mlinjo digoreng dulu

sampai benarbenar mengembang lalu baru dikemas dan kemudian dipasarkan

Dalam proses pembuatannnya emping melinjo juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Emping tipis

- Pemipihan.

Biji yang telah dilepaskan kulit kerasnya dan masih panas secepat mungkin dipipihkan menjadi

emping melinjo. Pemipihan dapat dilakukan secara manual tanpa bantuan alat mekanis

memerlukan keteampilan yang khusus yang hanya diperoleh melalai latihan dan pengalaman

yang cukup lama. Pemipihan dengan menggunakan alat mekanis, meskipun lebih cepat, mutu
emping yang dihasilakan tidak sebaik yang emping yang dipipihkan tanpa bantuan. Kadang-

kadang, lapisan emping juga menempel pada ujung pemukul. Untuk menghindarinya, ujung

pemukul dapat dibungkus dengan kantong plastik.

- Penjemuran.

Lapisan tipis emping melinjo dilepaskan dari landasan pemipih dengan menggunakan serokan

seng atau alumunium. Setelah itu, emping basah ini dijemur sampai kering (kadar air kurang dari

90%) sehingga diperioleh emping melinjo kering.

- Penggorengan.

Emping melinjo tipis yang telah kering digoreng terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Penggorengan dilakukan didalam minyak goreng panas (170oC)

- Pengemasan.

Emping tipis yang belum atau telah digoreng dikemas di dalam wadah yang tertutup rapat. Agar

produk juga terhindar dari kerusakan mekanis, pecah, retak, atau hancur, dianjurkan

menggunakan wadah dari kotak kaleng atau karton.

b. Emping Tebal

- Pemipihan.

Biji yang telah dilepaskan kulit kerasnya dan masih panas, secepat mungkin dipipihkan menjadi

emping melinjo. Pemipihan dilakukan seara manual tanpa bantuan alat mekanis. Biji dipipihkan

dengan memukul biji di atas landasan pemipih 1~2 kali sehingga ketebalannya menjadi setengah

dari semula.
- Penggorengan.

Emping tebal yang baru selesai dipipihkan segera digoreng di dalam minyak panas (suhu 1700C)

sampai matang dan garing (5~10 menit).

- Pengemasan.

Emping tebal yan telah digoreng ini dikemas di dalam wadah tertutup rapat. Untuk itu dapat

digunakan kantong plastik polietilen.

D. KUALITAS EMPING MELINJO DAN PEMASARANNYA.

Kebanyakan bahan untuk membuat Emping Mlinjo yaitu biji Mlinjo yang berasal dari

desa Talok cukup bagus untuk dibuat emping. Buah melinjo yang dihasilkan petani tidak

semuanya berkualitas bagus. Untuk mendapatkan Mlinjo berkualitas cukup sulit. Daerah

penghasil Mlinjo berkualitas bagus, antara lain Desa Talok, Kalijurang dan desa Langkap

Kecamatan Bumiayu. Mlinjo dari desa Talok bagus untuk dibuat Emping. Setiap dua kilo Mlinjo

bisa menjadi sekilo Emping. Kwalitas Empingnya pun bagus. Warnanya kuning, renyah dan

tidak berasa aor (getir), lain lagi Mlinjo dari daerah Selatan Bumiayu, seperti Winduaji dan

sekitarnya, itu kurang bagus dibuat Emping. Biasanya bagus tidaknya Mlinjo dapat diketahui

setelah disangrai, ketika digeprek tidak kalis dan kenyal melainkan lengket di Gandik bahkan

hancur. Mlinjo dari daerah selatan Bumiayu kadar airnya terlalu tinggi. Akibatnya ketika Mlinjo

ditumbuk terlalu renyah, mudah hancur dan susah dibentuk menjadi bulatan serupa mata uang

logam.

Harga Mlinjo sosoh atau yang sudah dikuliti perkilo Rp 5000. Setiap dua kilo Mlinjo

dengan kualitas bagus dapat menghasilkan sekilo Emping Mlinjo. Ciri-ciri melinjo bagus, mata
bijihnya besar-besar dan warnanya hitam belang. Sebaliknya, jika biji Mlinjonya kecil-kecil

setiap 2 kg hanya menghasilkan Emping kurang dari sekilo

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Keistimewaan tanaman melinjo sebenarnya selain memberikan keuntungan seumur hidup bagi

si penanamnya, juga bisa menjadi tanaman warisan untuk anak cucu, sebab tanaman ini, usianya

bisa sampai ratusan tahun.

2. Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari buah melinjo yang telah tua. Pembuatan

emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana.

3. Bahan baku yang digunakan untuk membuat Emping Mlinjo adalah buah Mlinjo yang sudah

dikupas atau biji Mlinjo.

4. Dari proses pembuatannya emping melinjo dapat diebadakan menjadi dua, yaitu emping tipis

dan emping tebal.

B. SARAN
Penulis mempunyai saran, bagi penderita penyakit darah tinggi di larang terlalu banyak

mengkonsumsi emping melinjo, hal ini disebabkan karena melinjo dapat menambah tekanan

darah bagi pengkonsumsinya.

Anda mungkin juga menyukai