Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Melinjo

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-1.200 m dpl. Dengan
demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan berhawa lembab, bisa juga
didataran rendah yang relatif kering. Namun agar dapat berproduksi secara maksimal,
melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m
dpl dan dengan curah hujan sekitar 3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun.

Gambar. Tanaman Melinjo


(sumber : www.Wikipedia.com)

Pohon melinjo sudah dapat dipanen setelah berumur 5-6 tahun. Panen dilakukan
dua kali setahun. Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar
bulan Oktober-Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat
dilakukan kapan saja. Hasil melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah
dewasa bervariasi antara 15.000-20.000 biji. Menurut petani, tanaman melinjo umur 15
tahun hasil produksi buahnya mencapai 50 kg klatak (buah yang telah dikupas kulitnya)
sekali panen, berarti produksi yang diperoleh klatak 100 kg/pohon/tahun. Berbagai
bagian dari pohon melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Diantaranya,
daun, biji melinjo dan kulit biji melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk sayur.
Selain itu, bijinya juga dapat diolah menjadi emping.

Tanaman melinjo (Gnetum gneman L.), termasuk jenis tanaman yang telah
dikenal sejak ratusan tahun silam. Namun meski begitu, tanaman ini sampai sekarang
belum dikembangkan secara serius, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.
Padahal, tanaman melinjo saat ini telah menjadi komoditas ekspor, baik dalam bentuk
segar maupun olahan. Sampai saat ini, melinjo ditanam masyarakat hanya dijadikan
tanaman peneduh di halaman.
Keistimewaan tanaman ini sebenarnya, selain memberikan keuntungan seumur
hidup bagi si penanamnya, juga bisa menjadi tanaman warisan untuk anak cucu. Sebab
tanaman ini, usianya bisa sampai ratusan tahun. Seperti di Desa Citangtu Kabupaten
Kuningan, terdapat pohon melinjo milik Juhana (50) usianya telah mencapai 150 tahun
lebih, dan tingginya mencapai 25 meter. Dari pohon itu, ia mampu menghasilkan 100 -
150 kg dalam satu kali panen.

Secara umum, tanaman melinjo dapat berbuah dua kali dalam setahun. Bahkan
bila tumbuh pada tanah yang cocok, bisa panen sampai tiga kali. Sedangkan usia
panen perdana, bila tanaman dipelihara dengan baik dapat berlangsung cepat pada
usia dua sampai tiga tahun. Hasilnya tentu saja belum begitu banyak, paling-paling
antara 10 - 20 kg/pohon, itu pun bila pemeliharaannya sempurna.

Definisi

Emping adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dengan cara


menghancurkan bahan baku (biasanya terbuat dari biji melinjo) hingga halus kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahariEmping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat
dari buah melinjo yang telah tua. Pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan
dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping sebenarnya dapat pula dibuat dari
berbagai bahan, asalkan bahannya mengandung cukup pati. Ada emping dibuat dari
bulir jagung (oleh pengrajin di daerah di Yogyakarta) serta emping yang terbuat dari
umbi teki.
Pembuatan emping melinjo diawali dengan menyangrai melinjo, kemudian
dikupas dan ditipiskan dengan sejenis palu dari batu. Emping melinjo dapat dibagi
digolongkan sebagai emping tipis dan emping tebal. Emping tipis dibuat dengan
memukul biji melinjo tanpa kulit keras beberapa kali sampai cukup tipis (tebal 0,5-1,5
mm). Emping tebal dibuat dengan memukul biji melinjo tanpa kulit keras hanya 1-2 kali
sekedar mengurangi ketebalan biji utuh. Emping nyang bermutu tinggi adalah emping
yang tipis sehingga kelihatan agak benig dengan diameter seragam kering sehingga
dapat digoreng langsung. Emping dengan mutu yang lebih rendah mempunyai ciri:
Lebih tebal, diameter kurang seragam, dan kadang-kadang masih harus dijemur
sebelum digoreng. Sampai sekarang, pembuatan emping yang bermutu tinggi masih
belum dapat dilakukan dengan bantuan alat mekanis pemipih. Emping ini masih harus
dipipihkan secara manual oleh pengrajin emping yang telah berpengalaman.
Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang
tinggi harganya. Makanan ini banyak dihasilkan oledih pengusaha kecil, biasanya
emping melinjo diproduksi oleh industri daerah misalnya di Kabupaten Klaten,
Kabupaten Batang,Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur,
yaitu di Kabupaten Magetan dan di Kabupaten Bantul. Komoditi ini dapat diekspor ke
negara-negara tetangga (Singapura, Malaysia dan Brunei). Emping sebagian diekspor
ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Emping biasa disertakan dalam penyajian bubur, gado-gado, ketoprak, dan lain
sebagainya. Sebagai makanan ringan yang berdiri sendiri emping juga dijual dalam
bentuk emping balado.
Gambar . Emping sedang dijemur (kiri), emping setelah digoreng (kanan)
(sumber : Wikipedia.com)
Perdagangan
Propinsi Banten merupakan satu diantara sentra industri emping melinjo yang
relatif besar di Indonesia. Sentra tersebut tersebar di hampir seluruh kabupaten di
Banten, salah satunya adalah Kabupaten Pandeglang.
Usaha emping melinjo di Kabupaten Pandeglang baru dirintis pada tahun 1960-
an. Sebelumnya, biji melinjo yang dihasilkan di daerah ini masih belum dimanfaatkan.
Data Dinas Perkebunan Banten, hingga akhir tahun 2004, secara keseluruhan luas
lahan melinjo di Propinsi Banten sekitar 6.610 ha dengan produksi 14.011 ton buah
melinjo. Dari total luas lahan tersebut, sebagian besar (48%) berada di Kabupaten
Pandeglang, sisanya tersebar di Kabupaten Lebak dan Serang. Pada awal-awal
produksinya, hasil produksi emping melinjo dari Banten tidak dipasarkan di daerah
setempat, melainkan dipasarkan di Jakarta.
Potensi bahan baku biji melinjo yang banyak tersebut, menempatkan
Pandeglang sebagai sentra industri emping yang penting. Data dari Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, Dinas Pertanian dan Peternakan dan Kantor
Koperasi Kabupaten Pandeglang menginfomasikan di wilayah Pandeglang terdapat 125
pengusaha. Rata-rata, setiap pengusaha memperkerjakan antara 50 sampai 250
pengrajin.
Usaha emping melinjo dijalankan dengan keterlibatan tenaga kerja yang intensif
sebagai pengrajin. Pada umumnya, pengusaha emping melinjo di Pandeglang memberi
pinjaman peralatan dan bahan baku (biji melinjo) kepada pengrajin untuk digunakan
membuat emping. Emping yang dihasilkan oleh pengrajin kemudian dikembalikan lagi
kepada pengusaha. Sedangkan pengrajin akan memperoleh upah dari pengusaha
berdasarkan jumlah emping yang dihasilkan.

Kualitas Emping Melinjo

Kebanyakan bahan untuk membuat Emping Mlinjo yaitu biji Mlinjo yang berasal
dari desa Talok cukup bagus untuk dibuat emping. Buah melinjo yang dihasilkan petani
tidak semuanya berkualitas bagus. Untuk mendapatkan Mlinjo berkualitas cukup sulit.
Daerah penghasil Mlinjo berkualitas bagus, antara lain Desa Talok, Kalijurang dan desa
Langkap Kecamatan Bumiayu. Mlinjo dari desa Talok bagus untuk dibuat Emping.
Setiap dua kilo Mlinjo bisa menjadi sekilo Emping. Kwalitas Empingnya pun bagus.
Warnanya kuning, renyah dan tidak berasa aor (getir), lain lagi Mlinjo dari daerah
Selatan Bumiayu, seperti Winduaji dan sekitarnya, itu kurang bagus dibuat Emping.
Biasanya bagus tidaknya Mlinjo dapat diketahui setelah disangrai, ketika digeprek tidak
kalis dan kenyal melainkan lengket di Gandik bahkan hancur. Mlinjo dari daerah selatan
Bumiayu kadar airnya terlalu tinggi. Akibatnya ketika Mlinjo ditumbuk terlalu renyah,
mudah hancur dan susah dibentuk menjadi bulatan serupa mata uang logam.

Harga Mlinjo sosoh atau yang sudah dikuliti perkilo Rp 5000. Setiap dua kilo
Mlinjo dengan kualitas bagus dapat menghasilkan sekilo Emping Mlinjo. Ciri-ciri melinjo
bagus, mata bijihnya besar-besar dan warnanya hitam belang. Sebaliknya, jika biji
Mlinjonya kecil-kecil setiap 2 kg hanya menghasilkan Emping kurang dari sekilo.

Kendala Perdagangan Emping Melinjo


Kendala utama pengembangan agroindustri emping melinjo adalah kurangnya
pasokan bahan baku. Dua sentra industri emping besar di Indonesia adalah Kec.
Limpung di Kab. Batang, Jateng; dan Kec. Menes, Kab. Pandeglang, Banten. Irinisnya,
di Kec. Limpung boleh dikatakan tidak ada tanaman melinjo. Di Menes dan Kab.
Pandeglang pada umumnya, populasi tanaman melinjo masih cukup banyak. Meskipun
bukan termasuk jenis melinjo unggul. Sentra-sentra emping lain yang tersebar di
Jateng, DIY dan Jatim, relatif kecil jika dibandingkan dengan Limpung dan Menes.
Namun kalau kita bicara populasi tanaman melinjo terbanyak, justru ada di Lampung.
Sebenarnya bukan hanya lampung, melainkan seluruh pulau Sumatera. Karena pintu
keluar melinjo sumatera ini adalah Provinsi Lampung, maka dikenallah melinjo
sumatera ini sebagai melinjo lampung. Dari pelabuhan penyeberangan Bakauhuni ke
Merak, melinjo lampung ini akan didistribusikan ke sentra-sentra emping yang tersebar
di Jawa. Terutama ke Menes dan Limpung. Sebab meskipun populasi tanaman melinjo
di Pandeglang bahkan Banten pada umumnya masih tinggi, namun populasi tersebut
tetap tidak dapat mengimbangi permintaan industri emping. Karena suplai dari
Lampung tetam sangat diandalkan oleh Menes. Hingga kadang-kadang ada hal yang
tidak masuk akal. Melinjo sumatera itu sudah diangkut ke Batang di Jawa Tengah.
tetapi karena ada informasi bahwa harga di Pandeglang jauh lebih tinggi, maka melinjo
lampung yang sudah terlanjur masuk Jateng itu kembali dibawa ke Banten.
Sentra industri emping di Menes memang cukup besar. Ekspor ke Timur Tengah
dan Eropa tersendat bukan karena kurangnya permintaan, tetapi justru karena pasokan
melinjo segar yang selalu tertinggal. Para produsen dan padagang emping sendiri
memang kurang begitu bergairah untuk melayani permintaan ekspor. Sebab, main di
pasar lokal pun masih sangat longgar, menguntungkan dan tidak repot. Selain itu
memang ada perbedaan jenis emping antara pasar lokal dengan ekspor. Pasar lokal
lebih menghendaki emping tipis berukuran kecil (@ 2 3 biji melinjo). Sementara pasar
ekspor menginginkan emping setengah utuh yang hanya terdiri dari satu biji melinjo dan
dalam kondisi siap konsumsi. Kerepotan untuk melayani pasar ekspor memang sangat
beralasan. Eksportir dari Menes yang mengirim ke Timur Tengah dan Eropa,
sebenarnya masih dalam volume yang sangat kecil berupa emping tipis. Yang akan
mengkonsumsi emping demikian hanyalah bangsa kita sendiri yang sedang merantau
menjadi TKI atau para mahasiswa kita yang sedang belajar di Eropa sana. Karenanya
persyaratan standar mutu produk lalu menjadi kurang penting. Kalau kita serius
melayani permintaan emping setengah utuh tersebut, maka persyaratan standar mutu
produk (Codex) dan standar Sanitary serta Pythosanitary (SPS) menjadi sangat
penting. Adanya persyaratan yang ketat inilah antara lain yang juga menjadi alasan
keengganan pelaku emping kita untuk melakukan ekspor.
Kendala psikologis dari para penentu keijakan (soal asam urat); kendala
pasokan bahan mentah dan kendala persyaratan mutu (teknik produksi emping); adalah
tiga permasalahan yang telah menghambat pertumbuhan agroindustri emping di
Indonesia. Tentu ada pertanyaan, seberapa strategiskah komoditas ini bagi bangsa
kita? Kita tahu bahwa masing-masing bangsa pasti memiliki komoditas unggulan yang
menjadi semacam trade mark bagi bangsa tersebut. Misalnya saja Perancis unggul
pada komoditas wine (anggur), parfum dan bumbu. Belanda dikenal melalui bunganya,
dengan tulip sebagai bunga nasional mereka. Thailand dikenal oleh dunia luar karena
durian monthongnya. Padahal anggur yang dibanggakan oleh Perancis sebenarnya
berasal dari lembah sungai Tigris dan Euphrat. Bahan baku parfum dan bumbu
Perancis kebanyakan dari Italia, India, dan Indonesia. Durian monthong yang
dibanggakan Thailand sebenarnya berasal dari Kalbar. Lalu apa produk agroindustri
kebanggaan Indonesia? Jambu air kita telah lolos hingga sekarang bisa dibudidayakan
dengan sangat baik oleh Taiwan. Belimbing kita justru berkembang di Malaysia. Melinjo
adalah komoditas yang saat ini hanya berkambang baik di Indonesia. Tidak di India dan
Srilanka, tidak pula di negara Asean lainnya. Kalau kita menyia-nyiakannya, bisa saja
suatu ketika justru Vietnam yang diam-diam mengembangkannya lalu tahu-tahu mereka
sudah bisa memproduksi emping berkualitas tinggi untuk ekspor.
Kasus tercurinya komoditas unggulan ini, bukan hanya monopoli Indonesia.
Timur Tengah (negara-negara Arab) selama dikenal sebagai penghasil produk-produk
dari unta. Mulai dari karpet (bulu unta), daging unta dan minyak samin (dari susu unta).
Selan itu Timur Tengah juga identik dengan minyak zaitun (olive oil) dan kurma. Namun
mereka tidak mengembangkannya dengan serius karena tiba-tiba ada rejeki minyak
dan sibuk perang. Tahu-tahu sekarang ini mereka harus mengimpor daging dan susu
unta dari Australia. Karena di negeri ini unta bukan hanya sudah bisa diternak dengan
sangat intensif, tetapi juga sudah menjadi liar dan hidup bebas di padang gurun.
Australia juga sudah mampu mengembangkan kurma unggul yang dalam waktu 2,5
tahun bisa mulai berbuah. Zaitun pun, sudah bisa ditanam di Australia dalam skala
yang untuk ukuran Eropa Selatan sudah sangat besar. Namun Australia sendiri juga
kecurian makadamia. Nut asli Australia ini telah dikembangkan dan diproses serta
dikemas dengan cukup baik oleh Afrika Selatan dan Hawaii. Dan buah kiwi, sebenarnya
milik RRC. Kiwi adalah buah hutan yang tombuh liar di Cina timur laut. Namun tahu-
tahu buah eksotis ini bisa menjadi trade mark nya New Zaeland. Meskipun Indonesia
sendiri sebenarnya telah mencuri karet dan sawit yang sebenarnya milik negara-
negara Afrika dan Amerika tropis.
Kembali ke masalah melinjo, pertama-tama yang harus dilakukan adalah
memutus hambatan psikologis dari para penentu kebijakan. Kalau beliau anti emping
karena menderita sakit asam urat, bukan berarti penanaman melinjo harus dilarang dan
industri emping berhenti. Kedua, pengembangan areal malinjo secara besar-besaran
layak untuk dilakukan oleh Pemkab dan Pemprov. Para penangkar benih di
Pekalongan, Lampung Tengah, siap dengan melinjo medannya yang unggul dalam
jumlah jutaan batang per tahun. Balai Besar Industri Hasil Pertanian (BBIHP) di Bogor
telah siap untuk mendisain mesin-mesin sederhana yang bisa memproduksi emping
setengah utuh. Pasar sejak dulu sudah siap untuk menampungnya. Namun istilah
pasar yang sudah sejak dulu siap untuk menampungnya ini jangan diartikan secara
sederhana. Kenmudian pertanyaan yang muncul adalah, siapa yang memerlukan,
berapa volumenya, mana teleponnya dan sebagainya. Sebab pengertian pasar dalam
konteks ini adalah adanya peluang kebutuhan emping. Tetapi siapa yang akan menjadi
importir di Belanda, di Timur Tengah, di Hongkong dan lain-lain, masih perlu
penggarapan yang akan makan waktu, biaya dan juga tenaga. Yang disebut sebagai
pasar di sini bukan sesuatu yang sudah ready stock hingga kita tinggal telepon, kirim
barang dan uang ditransfer.
Agroindustri emping adalah bisnis yang sangat-sangat padat karya. Mulai dari
panen, pengupasan kulit buah, proses pembuatan emping, pemasakan (oven) dan
pengemasan, semuanya memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang sangat banyak.
Memang agroindustri ini juga memerlukan modal besar. Namun nilai investasi tersebut
relatif kecil jika dibanding dengan jumlahtenaga kerja yang bakal bisa diserap olehnya.
Lain dengan aroindustri udang yang sangat padat modal. Dalam kondisi ekonomi
Indonesia yang masih sangat susah dewasa ini, kita tidak perlu harus menunggu uluran
tangan IMF atau World Bank sambil tidur-tiduran atau sibuk saling menyalahkan.
Melinjo adalah komoditas yang sangat strategis bukan hanya untuk menghidupkan
perekonomian rakyat, melainkan juga untuk prestise bangsa.
Fungsi Emping Melinjo
Emping sering dikaitkan dengan dampak buruknya untuk kesehatan. Namun,
emping selain nikmat sebagai camilan juga menyimpan manfaat untuk tubuh kita.
Emping yang berbahan dasar melinjo memiliki manfaat sebagai antioksidan sehingga
dapat menangkal radikal bebas. Selain itu, protein yang terkandung pada emping
melinjo ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit hipertensi, kolesterol, penuaan
dini, dan penyempitan pembuluh darah. Tak hanya itu saja, manfaat yang didapat
dengan mengkonsumsi emping juga baik untuk kesehatan otak, anemia, dan juga
busung lapar. Tetapi perlu diperhatikan juga banyaknya emping yang harus dikonsumsi
karena jika terlalu banyak mengkonsumsi emping dampaknya juga tidak baik untuk
kesehatan karena penyakit seperti asam urat dan darah tinggi akan cepat menyerang
Anda.
Emping melinjo memiliki rasa yang sedikit pahit dibandingkan dengan emping
campuran. Biasanya emping melinjo ini sering dijadikan camilan seperti emping pedas
manis sehingga memiliki rasa yang berbeda ketika dimakan. Kemudian emping juga
digunakan sebagai pelengkap dalam makanan seperti pelengkap soto betawi ataupun
soto mie. Cukup menggorengya dengan benar, maka emping yang Anda cicipi akan
terasa nikmat.
Manfaat Emping Melinjo
1. Melinjo kaya akan antioksidan yang dapat memperkuat ketahanan tubuh dari radikal
bebas.
2. Aktivitas antioksidan melinjo ini diperoleh dari konsentrasi proteinnya yang tinggi,
yaitu 90-10 persen untuk setiap biji melinjo.
3. Protein utama pada biji melinjo dipercaya sangat efektif untuk menanggulangi
radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit seperti hipertensi, kolesterol
tinggi, penyempitan pembuluh darah, serta penuaan dini.
4. Sebagai suplemen otak karena dapat memperkuat daya ingat.
5. Antioksidan pada biji melinjo setara dengan aktivitas antioksi dan sintetik BHT
(Butylated Hydroxytolune).
6. Sebagai antimikroba alami. Yang berarti protein melinjo juga bisa dipakai sebagai
pengawet makanan alami sekaligus obat untuk penyakit yang disebabkan bakteri.
7. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo memiliki potensi aktif yang
menunjukkan menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.
8. Melinjo ini juga memiliki manfaat dalam pengobatan tradisional herbal.
Diantaranya,untuk memperlancar air seni dan untuk mengatasi anemia serta busung
lapar.
Proses Pembuatan

Untuk menghasilkan Emping Melinjo yang berkwalitas harus diperhatikan cara yang
benar dalam membuat Emping Melinjo. Proses pembuatan Emping Melinjo adalah
sebagai berikut :
Gambar. Proses Produksi emping Melinjo
(sumber : www.empinglimpung.com)
1. Kumpulkan buah melinjo yang sudah matang atau masak, anda bisa
memetiknya langsung dari pohonnya atau mengambil buah-buah melinjo yang
telah jatuh asalkan kualitasnya masih baik. Buah melinjo yang telah masak
biasanya berwarna merah atau kuning.

Gambar. Buah melinjo yang telah matang


(sumber : www.academia.ac)
2. Kupas kulit buah melinjo tersebut sampai bersih, sehingga yang tersisa hanya
biji melinjo. Buah melinjo yang didapat dari memetik langsung diatas pohon,
usahakan jangan dikupas dulu tunggu sekitar 2 jam untuk menghilangkan
getahnya.

Gambar. Proses Pengelupasan Kulit Melinjo


(sumber : www.academia.ac)
3. Untuk tahap selanjutnya usahakan menyimpan melinjo selama 1 hari terlebih
dulu, agar melinjo bisa cepat masak saat diongseng.
4. Biji Melinjo ( buah Melinjo yang telah dikuliti ) disangrai ( digoreng tanpa
menggunakan minyak goreng ) sedikit demi sedikit di atas penggorengan.

Gambar. Proses Penggorengan Biji Melinjo


(sumber : www.academia.ac)
5. Jika sudah matang, Melinjo yang sudah disangrai lalu diangkat lalu dikupas
kulitnya dengan cara digerus di atas Layah / penggerusan yang lebar. Kira kira
segenggam antara sepuluh biji digerus secara perlahan, agar remuk cangkang
atau kulit kerasnya.

6. Satu - persatu Melinjo ditaruh di landasan/ Talenan lalu digeprek (dipipihkan)


dengan batu sampai Melinjo menjadi pipih dan bundar tipis.( untuk ukuran
standar: Satu keping Emping diperlukan tiga sampai empat butir Melinjo.Jika
Melinjonya kecil-kecil bisa mencapai 5 biji per keping emping. Untuk ukuran
besar kira-kira diameter 15 cm diperlukan 10 sampa 13 biji Melinjo)
Gambar. Proses Pemipihan Emping Melinjo
(sumber : www.academia.ac)
7. Emping yang menempel di landasan sesudah digeprek / ditumbuk menjadi pipih,
diangkat dari Talenan dengan menggunakan Lading atau Skrap
8. Setelah terbentuk emping, dalam kondisi basah, Emping ditata di atas Widik
(wadah serupa geribik) untuk dijemur hingga kering. Proses pengeringan
dibutuhkan waktu kira-kira dua sampai tiga jam. Akan lebih cepat kering jika
matahari bersinar terik.
9. Apabila telah kering benar, Emping diangkat dimasukan keranjang dan siap
dipasarkan
10. Emping Melinjo dipasarkan, dapat juga dalam bentuk matang, Emping Melinjo
digoreng dulu sampai benar benar mengembang lalu baru dikemas dan
kemudian dipasarkan

Cara Menggoreng Emping Melinjo

Cara menggoreng Emping yang baik agar hasilnya memuaskan, perlu diperhatikan hal-
hal berikut :

1. Persiapkan kompor dengan nyala api yang cukup besar. ( api yang kecil akan
menyembabkan emping kurang mengembang )
2. Masukkan minyak goreng yang cukup dan tunggu sampai minyak benar-benar
panas
3. Masukkan emping secukupnya, tunggu sampai mengembang, lalu dibolak-balik
agar merata. usahakan emping yang akan digoreng dipastikan betul-betul sudah
kering, sebab kadangkadang emping yang masih mentah walaupun sudah kering
pada waktu dibeli, tetapi kalau tidak segera digoreng menjadi lembek, karena
menyerap air, atau lembab. Maka sebaiknya sebelum digoreng dijemur kembali
beberapa saat agar betul-betul kering sehingga hasilnya ketika digoreng sangat
memuaskan, emping jadi mengembang, renyah dan crispy. Dan jangan lupa
usahakan minyak goreng betul-betul panas dan api yang cukup besar akan
membuat hasil yang memuaskan .
4. Setelah emping matang segera angkat dan tiriskan. Masukkan ke dalam toples
atau plastik kemasan setelah dingin . Jika dimasukan ke dalam toples atau
plastik kemasan pada waktu masih panas akan menyebabkan plastik kemasan
atau toples menjadi buram terkena uap panas.
5. Untuk menambah aroma rasa emping, bagi yang suka rasa asin, bisa
menambahkan garam ketika sedang emping digoreng, atau dengan cara garam
ditaburkan di atasnya ketika emping sudah matang.
6. Atau untuk menambah aroma gurih dan sedap, bisa juga dengan cara sebelum
digoreng , emping dicelupkan ke dalam air bumbu yang terbuat dari campuran
bawah putih dan garam ditumbuk dan larutkan dalam air. Semua emping
dicelupkan

Alat Alat yang Dibutuhkan dalam Pembuatan Emping

Peralatan yang digunakan untuk memproduksi emping melinjo masih sederhana,


mudah diperoleh, dan relatif murah harganya. Alat-alat yang diperlukan antara lain:
1. Batu landasan atau yang biasa disebut umpak
Umpak digunakan sebagai tempat/alas untuk memipihkan biji melinjo. Umpak
biasanya memiliki permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu
mahoni dan kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur
ekonomis umpak biasanya berkisar antara 7-8 tahun. Satu buah umpak harganya
berkisar antara Rp 30.000 Rp 40.000. Sedangkan umpak dari baru harganya
relatif lebih mahal yaitu mencapai Rp150.000,- dengan umur ekonomis > 15 tahun.
2. Palu / martil
Martil digunakan untuk memecahkan cangkang/kulit keras serta memipihkan biji
melinjo yang sudah disangrai. Martil tersebut terbuat dari besi baja. Ukuran berat
martil bermacam-macam, mulai dari 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg bahkan ada yang sampai
3 kg. Semakin berat martil akan semakin bagus emping yang dihasilkan. Ini karena
berat martil menentukan kekuatan pemipihan biji melinjo. Proses pemipihan yang
baik adalah dengan cara memukulkan martil pada biji melinjo 2-3 kali. Pemukulan
yang berkali-kali justru akan membuat emping pecah/hancur. Sedangkan
pemukulan yang lemah akan menghasilkan emping tebal. Martil yang terbuat dari
besi baja tersebut mempunyai umur ekonomis yang cukup lama yaitu >
20 tahun. Satu buah martil baja harganya Rp 40.000,-.
Gambar. Palu Martil Pemipih Melinjo
(sumber : www.youtube.com)

3. Sosok / kape
Serok atau yang biasa disebut kape ini terbuat dari seng. Untuk memindahkan biji
melinjo yang sudah dipipihkan di atas umpak ke anyaman bambu/rigen, maka
digunakan serok/kape. Satu buah serok/kape tersebut harganya Rp 5.000 dan
mempunyai umur ekonomis sekitar 1 tahun.
4. Wajan
Wajan digunakan untuk menyangrai biji melinjo. Wajan tersebut terbuat dari tanah
liat. Harga 1 unit wajan berkisar antara Rp 15.000 Rp 25.000 dan mempunyai
umur ekonomis antara 6 bulan 1 tahun.
5. Serok
Serok yang digunakan untuk mengaduk-aduk dan mengangkat biji melinjo yang
disangrai di wajan biasanya terbuat dari stainless steel atau tempurung kelapa agar
tidak karatan. Serok memiliki bagian bawah yang berlubang-lubang. Hal ini
dimaksudkan untuk memisahkan antara pasir dan biji melinjo ketika diangkat dari
wajan. Harga 1 unit serok berkisar antara Rp 5.000 Rp 10.000 dengan umur
ekonomis 6 bulan 1 tahun.

Gambar. Gambar Wajan dan Serok


(sumber : www.youtube.com)

6. Anyaman bambu (rigen)


Anyaman bambu/rigen yang digunakan untuk menjemur emping yang telah
dipipihkan biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm. Harga satu unit
anyaman bamboo tersebut berkisar antara Rp 10.000 Rp 15.000 dengan umur
ekonomis rata-rata 6 bulan 1 tahun.
Gambar. Ayaman Bambu (rigen)
(sumber : www.academia.ac)

7. Tungku
Tungku yang digunakan sebagai pemanas untuk menyangrai biji melinjo terbuat dari
batu bata dengan P x L x T = 20 x 25 x15 cm serta mempunyai umur ekonomis > 25
tahun. Untuk membuat tungku tersebut biasanya tidak membutuhkan biaya, atau
kalaupun membutuhkan biaya, paling-paling hanya diperlukan Rp 2.000 untuk
membuat satu unit tungku. Fungsi tungku ini dapat diganti oleh kompor baik dengan
bahan bakar minyak tanah, briket batubara ataupun gas. Tetapi para pengrajin lebih
menyukai menggunakan tungku batu bata karena panasnya lebih merata dan awet.
8. Mesin pengepres kemasan
Mesin pengepres kemasan ada beberapa jenis, dari yang sederhana sampai yang
modern untuk mengemas secara masal. Di wilayah kami mesin pengepres kemasan
yang umum digunakan, yaitu:
a. Alat pengepres yang menggunakan tangan. Harga 1 unitnya Rp350.000,-
dengan umur ekonomis 3 tahun.
b. Mesin pengepres semi otomatis yang biasanya disebut mesin sealer otomatis.
Harga 1 unitnya Rp 12.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Tipe Emping Melinjo


Dalam proses pembuatannnya emping melinjo juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Emping tipis
a. Pemipihan.
Biji yang telah dilepaskan kulit kerasnya dan masih panas secepat mungkin
dipipihkan menjadi emping melinjo. Pemipihan dapat dilakukan secara manual tanpa
bantuan alat mekanis memerlukan keteampilan yang khusus yang hanya diperoleh
melalai latihan dan pengalaman yang cukup lama. Pemipihan dengan menggunakan
alat mekanis, meskipun lebih cepat, mutu emping yang dihasilakan tidak sebaik
yang emping yang dipipihkan tanpa bantuan. Kadang-kadang, lapisan emping juga
menempel pada ujung pemukul. Untuk menghindarinya, ujung pemukul dapat
dibungkus dengan kantong plastik.
b. Penjemuran.
Lapisan tipis emping melinjo dilepaskan dari landasan pemipih dengan
menggunakan serokan seng atau alumunium. Setelah itu, emping basah ini dijemur
sampai kering (kadar air kurang dari 90%) sehingga diperioleh emping melinjo
kering.
c. Penggorengan.
Emping melinjo tipis yang telah kering digoreng terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi. Penggorengan dilakukan didalam minyak goreng panas (170oC)
d. Pengemasan.
Emping tipis yang belum atau telah digoreng dikemas di dalam wadah yang
tertutup rapat. Agar produk juga terhindar dari kerusakan mekanis, pecah, retak,
atau hancur, dianjurkan menggunakan wadah dari kotak kaleng atau karton.

2. Emping Tebal
a. Pemipihan.
Biji yang telah dilepaskan kulit kerasnya dan masih panas, secepat mungkin
dipipihkan menjadi emping melinjo. Pemipihan dilakukan seara manual tanpa
bantuan alat mekanis. Biji dipipihkan dengan memukul biji di atas landasan pemipih
1~2 kali sehingga ketebalannya menjadi setengah dari semula.
b. Penggorengan.
Emping tebal yang baru selesai dipipihkan segera digoreng di dalam minyak panas
(suhu 1700C) sampai matang dan garing (5~10 menit).
c. Pengemasan.
Emping tebal yan telah digoreng ini dikemas di dalam wadah tertutup rapat. Untuk
itu dapat digunakan kantong plastik polietilen.

Isi Kandungan Gizi Emping - Komposisi Nutrisi Bahan Makanan

Emping adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat


Indonesia. Emping mengandung energi sebesar 345 kilokalori, protein 12 gram,
karbohidrat 71,5 gram, lemak 1,5 gram, kalsium 100 miligram, fosfor 400 miligram, dan
zat besi 5 miligram. Selain itu di dalam Emping juga terkandung vitamin A sebanyak 0
IU, vitamin B1 0,2 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari
melakukan penelitian terhadap 100 gram Emping, dengan jumlah yang dapat dimakan
sebanyak 100 %.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Kripik/Krupuk Emping :

Nama Bahan Makanan : Emping


Nama Lain / Alternatif : Keripik Melinjo / Kerupuk Emping
Banyaknya Emping yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Emping yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Emping = 345 kkal
Jumlah Kandungan Protein Emping = 12 gr
Jumlah Kandungan Lemak Emping = 1,5 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Emping = 71,5 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Emping = 100 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Emping = 400 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Emping = 5 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Emping = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Emping = 0,2 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Emping = 0 mg
Khasiat / Manfaat Emping : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : E
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
serta sumber lainnya.

Hasil Penelitian Lain Pada Emping Melinjo :

Nama Bahan Makanan : Emping Goreng Tipis


Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Emping Goreng Tipis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Emping Goreng Tipis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Emping Goreng Tipis = 485 kkal
Jumlah Kandungan Protein Emping Goreng Tipis = 11,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Emping Goreng Tipis = 24,5 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Emping Goreng Tipis = 59,1 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Emping Goreng Tipis = 85 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Emping Goreng Tipis = 218 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Emping Goreng Tipis = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Emping Goreng Tipis = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Emping Goreng Tipis = 0,11 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Emping Goreng Tipis = 0 mg

Nama Bahan Makanan : Emping Goreng Manis


Banyaknya Emping Goreng Manis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Emping Goreng Manis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Emping Goreng Manis = 439 kkal
Jumlah Kandungan Protein Emping Goreng Manis = 10 gr
Jumlah Kandungan Lemak Emping Goreng Manis = 16,4 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Emping Goreng Manis = 65,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Emping Goreng Manis = 66 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Emping Goreng Manis = 225 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Emping Goreng Manis = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Emping Goreng Manis = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Emping Goreng Manis = 0,1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Emping Goreng Manis = 0 mg

Nama Bahan Makanan : Emping Goreng Asin


Banyaknya Emping Goreng Asin yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Emping Goreng Asin yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Emping Goreng Asin = 431 kkal
Jumlah Kandungan Protein Emping Goreng Asin = 11,1 gr
Jumlah Kandungan Lemak Emping Goreng Asin = 16,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Emping Goreng Asin = 63 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Emping Goreng Asin = 77 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Emping Goreng Asin = 0 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Emping Goreng Asin = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Emping Goreng Asin = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Emping Goreng Asin = 0,08 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Emping Goreng Asin = 0 mg

Keterangan :
Riset/penelitian pada Emping yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang
didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi.
Sumber:
nawati. 1998. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Emping Melinjo di
Kabupaten Kebumen. FP . Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tidak
Dipublikasikan. Kotler, Philip. 1992.
http://beringharjoshop.blogspot.com/2009/05/emping-melinjo_07.html
https://docs.google.com/ proses+pembuatan+emping.
sumber : www.bi.go.id
http://foragri.blogsome.com

Anda mungkin juga menyukai