BAB 1 PENDAHULUAN
yang memiliki nilai ekonomis serta peranan penting dalam perikanan Indonesia.
Salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan tembang yang sangat baik di
ikan bagi kebutuhan manusia, baik untuk pemenuhan gizi maupun kegiatan
performance serta menurunkan ketahanan tubuh ikan dan akan di manfaatkan port
of entry bagi penginfeksi skunder oleh patogen lain seperti jamur dan bakteri
produk perikanan, terutama untuk jenis komersial. (Rahayu, 1968 dalam Wiguna,
2016).
tubuh yang memanjang, badan tertutup sisik sampai di kepala, kecuali bagian
moncong sebelah depan. Mulut agak lebar dengan gigi yang lemah, tanda
khususnya adalah sepasang gurat sisi (linea lateralis)membentuk garis yang tak
terputus -putus memanjang mulai dari ujung ekor sampai di ujung tutup insang.
Ikan tembang (S. fimbriata) adalah ikan pelagis kecil yang ditemukan menyebar
4
digunakan untuk menangkap ikan tembang adalah purse seine, seinenetsdan set
dubur terdiri dari dua 69 jari-jari keras bergabung dengan 26–30 jari-jari lemah.
Kebanyakan ikan iniberwarna agak cerah yaitu warna tubuhnya yang bertingkat,
bentuk tubuh memanjang dan pipih serta memiliki duri di bagian bawah badan.
Lengkung kepala bagian atas ikan tembang sampai di atas mata hampir lurus, dan
dari setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung.Tinggi badan
5
ikan tembang lebih besar daripada panjang kepala dengan mata tertutup oleh
kelopak mata. Awal dasar sirip punggung ikan tembang terletak sebelum
pertengahan badan, sedangkan dasar sirip dubur sama panjang dengan dasar sirip
punggung. Kepala dan badan bagian atas ikan tembang berwarna hijau kebiruan,
sirip dada (pectoral) mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip dubur (anal) memiliki 18
Ikan tembang (S. fimbriata) adalah ikan permukaan yang hidup di perairan
pantai serta suka bergerombol pada area yang luas sehingga sering tertangkap
bersama ikan lemuru dan terkonsentrasi pada kedalaman kurang dari 100 m
(Fischer dan Whitehead, 1974 dalam Lubis, 2013). Telur dan larva ikan Tembang
ditemukan di sekitar perairan mangrove. Saat juvenil ikan ini masih ada yang
hidup di mangrove 70 dan mulai memasuki daerah yang memiliki kadar garam
sedang. Ketika dewasa spesies ini hidup bergerombol bersama ikan pelagis
lainnya dan banyak ditemukan pada daerah dekat pantai sampai ke arah laut
sampai ke Taiwan, ke selatan sampai ujung utara Australia dan ke barat sampai ke
perairan Kalimantan Selatan, Laut Jawa, Sulawesi Selatan, Selat Malaka, dan Laut
Arafura .
Pergerakan vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada
malam hari gerombolan ikan cenderung berenang ke permukaan dan berada pada
permukaan sampai matahari sudah akan terbit dan pada waktu malam terang bulan
gerombolan ikan tersebut agak berpencar atau berada tetap di bawah permukaan
air (Dwiponggo,1998 diacu oleh Izzani, 2012). Menurut Peristiwady (2006) dalam
Syakilla (2009), ikan tembang termasuk ikan pelagis kecil yang hidup di lautan
terbuka, lepas dari dasar perairan. Pergerakan vertikal terjadi karena perubahan
siang dan malam, dimana pada malam hari gerombolan ikan cenderung berenang
ke permukaan dan berada pada permukaan sampai matahari sudah akan terbit dan
pada waktu malam terang bulan gerombolan ikan tersebut agak berpencar atau
2.2 Nekropsi
untuk ikan yang berukuran lebih besar mulai dari tokolan. Ikan berukuran kecil
atau benih sulit sulit diakukan nekropsi, oleh karenanya sampel di ambil secara
2.3 Ektoparasit
inang bagian luar atau kulit. Salah satu sumber penyakit yang sering menyerang
ikan budidaya adalah penyakit yang disebabkan oleh aktifitas organisme parasit.
Parasit adalah organisme yang memanfaatkan organisme lain yang berbeda jenis
Menurut Irianto (2005) dalam Ode, (2014), serangan parasit merupakan hasil
interaksi yang tidak serasi antara faktor lingkungan, kondisi ikan, dan organisme
parasit.
2.4 Endoparasit
Endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ dalam tubuh seperti hati,
limfa, otak, sistem pencernaan, sirkulasi darah, rongga perut, otot daging dan
jaringan tubuh lainnya. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada permukaan
luar tubuh inang atau di dalam bagian- bagian kulit. Parasit yang menginfeksi ikan
tubuh ikan lebih sering ditemukan parasit dari kelompok trematoda (digenea) dan
nematoda, sedangkan pada bagian luar tubuh ikan lebih sering ditemukan dari
penyakit pada pencernaan serta menghasilkan enzim yang dapat merusak tekstur
Tanggal 7 April 2021, pada pukul 03.00 Wita sampai dengan selesai, bertempat di
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum hama dan penyakit organisme
Timbanglah dan ukur panjang totalnya (total length). Tempatkan pada suatu
1985):
Memeriksa kulit, sirip, mata dan hidung. Amati tanda-tanda akan adanya
parasit (luka, bisul, pendarahan, sisik yang terangkat atau hilang, perubahan
apapun dari tubuh ikan. Amati akan adanya warna pucat atau titik putih yang
kecil (white spot) pada kulit. Amati lendir yang berwarna putih hingga abu-abu
atau keberadaan filament pada kulit. Preparat smear dari lendir yang menggumpal
melotot atau cekung. Catatlah posisi parasit saat ditemukan. Parasit diangkat dan
Memeriksa area sekitar anus (perianal area), amati kelainan pada kulit,
luka atau parasit. Amati mata sebelah kiri dengan cara memutarnya sehingga kulit
disekelilingnya menjadi tertarik dan dapat terlihat. Jika lubang hidung cukup
besar, masukkan pin yang tumpul untuk memeriksa kuantitas lendir yang tidak
biasa. Biasanya lebih baik untuk melepaskan kulit pada daerah hidung, untuk
Parasit yang terdapat pada kulit atau sirip dapat diangkat atau
dasar dari container yang digunakan. Metode ini tidaklah dapat menentukan
lokasi yang pasti dari parasit tersebut pada kulit. Cara lainnya adalah sirip satu
bagian dalam menghadap ke atas dalam sebuah Petri dish dan tutup dengan air.
pada bagian ujung ventral dan dorsal. Angkatlah lembaran insang ke Petri dish,
forceps dan memeriksa filament insang dengan jarum yang tumpul. Amati adanya
abnormalitas lainnya. Jika lembaran insang kecil maka buatlah preparat basah
(wet mount) dengan menempatkan pada air antara slide dan kaca penutup. Jika
abnormalitas jaringan yang ada, protozoa dan telur cacing. Periksalah lembaran
insang yang tersisa satu demi satu di bawah mikroskop. Observasi dinding dari
forceps, dan periksalah permukaan rongga mulut yang dimulai dari langit-
langitnya. Catatlah kemungkinan adanya parasit atau luka dan juga periksa
bagian belakang dari gigi. Carilah disekeliling lidah. Geruslah beberapa jaringan
terjadinya kontaminasi dari organ bagian luar ke organ bagian dalam terutama jika
kultur bakteri dari organ bagian dalam akan dilakukan (Clark, 1990). Organ luar
diupayakan agar bebas dari lendir (mucus) dan dibersihkan dengan alcohol 70%
sebelum pembedahan dilakukan. Alat bedah (dissecting set) haruslah bebas dari
jaringan (tissue) dan darah dan dicelupkan ke dalam alcohol 70% dan dilewatkan
Ikan seperti pada posisi semula (kepala menghadap ke kiri dan bagian
menggunakan gunting bedah mulai dari dinding perut dibagian tengah ventral
line, tepat dibelakang antara pectoral fins, lakukan secara hati-hati dan jangan
yang telah digunting dengan forceps dan cek posisi dari gunting/pisau agar tetap
berada pada dinding perut dan jauh dari organ bagian dalam perut. Teruslah
mencapai bagian anal. Dari titik tersebut arahkan gunting kearah anterior
sepanjang sisi bagian perut. Ketika pengguntingan telah selesai angkatlah bagian
yang telah digunting tersebut sehingga rongga perut sebelah kiri terbuka.
Memeriksa semua organ misalnya hati, jantung, perut, intestine, ginjal, dan
lainnya. Berilah perhatian yang seksama terhadap ukuran, warna, dan konsistensi
dari hati. Cairan yang abnormal haruslah dicatat dan disampling untuk
4.1 Hasil
Tabel 4-1. Hasil pembedahan ikan pertama
No. Inang: 1 Lokasi: Lab
Fork length: Berat: 9,63 g Sex: Female Umur: -
12,2 cm
Kondisi Inang:
Hidup: [ ] Segar/dies: Beku: [✓] Diawetkan: [ ]
[ ]
Mata Normal -
Hidung Normal -
Mulut Normal -
14
Anus Normal -
Operculum
Insang:
Lembar insang - 1
1
Lembar insang -
2
Lembar insang -
3
Lembar insang - 1
4
Otot Keadaan
ikan sudah
tidak baik
Hati - -
Jantung - -
Gonad - -
(spleen) - -
Ginjal (kidney) - -
Perut (stomach) - -
Intestin - -
15
Pyloric caeca - -
Gelembung renang - -
Otak - -
Tulang - -
Mata Normal -
Hidung Normal -
Mulut Normal -
Anus Normal -
Operculum
Insang:
Lembar insang - -
1
Lembar insang - -
2
Lembar insang -
3 -
Lembar insang - -
4
Hati - -
Jantung - 1
17
Gonad - -
(spleen) - -
Ginjal (kidney) - -
Perut (stomach) - -
Intestin - -
Pyloric caeca - -
Gelembung renang - -
Otak - -
Tulang - -
Sirip:
Sirip punggung - -
Sirip dada - -
Sirip perut - -
Sirip anal - -
Sirip ekor - -
Mata Normal -
Hidung Normal -
Mulut Normal -
Anus Normal -
Operculum
19
Insang:
Lembar insang - -
1
Lembar insang - -
2
Lembar insang -
3 -
Lembar insang - -
4
Gonad - -
(spleen) - -
Ginjal (kidney) - -
Perut (stomach) - -
Intestin - -
Pyloric caeca - -
Gelembung renang - -
Otak - -
Tulang - -
4.2 Pembahasan
20
Berdasarkan hasil tabel 4-1 terdapat parasit pada lembar insang 1 dan lembar
insang 4. Parasit tersebut berbentuk panjang dan kecil Finley dan Forrester
crustacea, cacing (trematoda, nematoda dan cestoda) dan protozoa (Sumiati dan
Aryati, 2010) dalam (Ulkhaq, 2019). Tabel 4-2 keadaan ikan dominan normal
hanya terdapat 1 parasit pada jantung dengan ciri-ciri bercikan hitam, Sabariah
Adanya parasit pada ikan laut dapat mengurangi populasi karena penyakit
atau kematian yang disebabkannya. Tuna ekor kuning. Parasit terdiri atas
Orthonectida) (Koplait et al., 2008). Sedangkan tabel 4-3 keadaan ikan normal
tidak terdapat parasit Menurut Heckmann (2003) dalam Ulkhaq, 20190 . infeksi
Trichodina sp. jarang terjadi pada insang ikan. Zheila (2013), menyatakan bahwa
intensitas Trichodina sp. pada sirip lebih sedikit karena pada organ ini hanya
terdapat sedikit makanan bagi Trichodina sp., selain itu karena sirip bersifat keras
yang berupa tulang, sehingga ektoparasit sulit untuk menempel pada bagian
5.1 Simpulan
2. Serangan parasit dan penyakit dapat menurunkan nilai produksi dan kualitas
budidaya perikanan
4. Hasil yang didapatkan dari ketiga ikan, parasit yang ditemukan ada 3, terdapat
5.2 Saran
dalam praktek lebih teliti lagi dalam mebgumpulkan data-data hasil praktikum
Inem Ode. 2014. Ektoparasit pada Ikan Budidaya di Perairan Teluk Ambon.
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate)
Volume 7 Edisi 1 (Mei 2014)
Ulkhaq M, Alfin A, Suciyono. 2019. Inventarisasi Parasit pada Ikan Air tawar dan
Air Laut di Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
Surabaya II. Journal of Aquaculture Science vol 4 (1): 50-61.
Dwi Adi Wiguna. 2016. Laporan Praktek Kerja Lapang Program Studi S-1
Budidaya Perairan. ADLN – Perpustakaan Universitas Airlangga.