OLEH :
SITI HADIJAH N RASYID
O 271 17 076
Ada banyak cara yang dilakukan untuk dapat meningkatkan mutu dan
pertumbuhan ikan, diantaranya adalah pemilihan induk unggul yang diperoleh
dengan teknik persilangan atau hibridisasi, manipulasi kromosom atau dengan
cara sex reversal untuk menghasilan benih monosex.
Dilihat dari segi perkembangan metode ini dari hari kehari yang semakin
diminati oleh para petani karena income yang didapatkan dari hasil monosex
sangat menjanjikan, maka hal tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk
membuat makalah tentang metode sex reversal
1.2 Tujuan
Adapun tujuan Pembuatan makalah sex reversal ini adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan seleksi ikan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu seleksi
terhadap fenotipe kualitatif yang dilihat dari warna tubuh, tipe sirip, polasisik dan
bentuk punggung, sedangkan seleksi terhadap fenotipe kuantitatif yang dilihat dari
pertumbuhan, fikunditas, daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagainya.
Pada metode langsung dapat diterapkan pada semua jenis ikan, apapun jenis
kromosom sexnya. Hormon biasanya diberikan pada awal kehidupan ikan. Pada
metode ini memiliki kelebihan utama yaitu sederhana. Selain itu juga pada dosis
yang optimal kematian ikan dapat ditekan. Kelemahan dari metode yaitu
keberhasilan yang didapatkan sangatlah beragam, hal ini disebabkan oleh
perbandingan kelamin alamiah antara jantan dan betina tidak selalu sama.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam ilmu genetika ikan, modifikasi kelamin dikenal dengan istilah sex
reversal atau pengarahankelamin. Dengan metode ini, jenis kelamin dapat
diarahkan sesuai dengan keinginan(menjadi jantan ataubetina). Keputusan untuk
menjantankan atau membetinakan ikan dapat didasarkan kepada harga jual atau
performa ikan akibat perbedaan kelamin. Untuk ikan tertentu, ikan jantan lebih
diminati dan begitupun sebaliknya. Untuk melakukan kegiatan ini, beberapa jenis
hormon estrogen dan androgen dapat digunakan yang kesemuanya bertujuan
untuk pembetinaan atau penjantanan.
Umumnya, proses sex reversal dilakukan secara oral atau melalui pakan dan
melalui perendaman(dipping). Untuk fase larva, kita dapat melakukannya melalui
oral dan atau dipping dan untuk fase telurdapat dilakukan dengan dipping. Pada
beberapa jenis ikan yang lain, perlakuannya diterapkan pada saatsedang hamil.
Untuk yang terakhir ini (biasanya pada beberapa jenis ikan hias berukuran kecil),
bisa menggunakancara perendaman induk yang sedang hamil tersebut.
Salah satu teknik sex reversal adalah dengan memberikan hormon steroid
pada fase labil kelamin. Pada beberapa spesies ikan jenis teleost gonochoristic,
fisiologi kelamin dapat dengan mudah dimanipulasi melalui pemberian hormon
steroid (Piferrer et al. 1994). Nagy et al. (1981) menjelaskan bahwa keberhasilan
manipulasi kelamin pada ikan menggunakan hormon dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain jenis dan umur ikan, dosis hormon, lama waktu dan cara
pemberian hormon serta lingkungan tempat pemberian hormon dilakukan.
Ditekankan oleh Hunter dan Donaldson (1983), bahwa keberhasilan pemberian
hormon sangat tergantung pada interval waktu perkembangan gonad, yaitu pada
saat gonad dalam keadaan labil sehingga mudah dipengaruhi oleh hormon.
Hormon steroid yang dihasilkan oleh jaringan steroidogenik pada gonad terdiri
atas hormon androgen untuk maskulinisasi, estrogen untuk feminisasi dan
progestin yang berhubungan dengan proses kehamilan (Hadley 1992). Namun,
pada tahap perkembangan gonad belum terdiferensiasi menjadi jantan atau betina,
hormon steroid belum terbentuk sehingga pembentukan gonad dapat diarahkan
dengan menggunakan hormon steroid sintetik (Hunter & Donaldson 1983). Salah
satu jenis hormon steroid sintetik yang banyak digunakan untuk proses sex
reversal pada ikan, khususnya ikan nila, adalah hormon 17a-methyltestosterone
(mt). Hormon 17a-mt.
Hormon androgen yang paling umum digunakan dalam aplikasi sex reversal
untuk maskulinisasi (pengarahan kelamin menjadi jantan) adalah 17α-
methyltestosterone yang diperkirakanefektif digunakan pada lebih dari 25 spesies
yang telah diuji. Methyl testosterone merupakan androgenyang paling sering
dipakai untuk merubah jenis kelamin dan penggunaan methyltestosteron pada
dosis yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula. 17α-
methyltestosterone (17α-MT) merupakanhormon sistetik yang molekulnya sudah
dimodifikasi agar tahan lama di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan pada karbon ke-
17 telah ditempeli oleh gugus metal agar tahan lama (Junior, 2002). Methyl
testosterone dibuat betina pada pemijahan berikutnya (Masduki, 2011), dengan
cara menambahkan satu kelompok α-metil pada atom karbon ke-17 di dalam
gugus testosterondengan rumus bangun kimia kimia C20H30O2, berbobot
molekul 302,05.
Selain karena dosis aromatase inhibitor dan waktu perlakuan yang kurang
tepat, faktor lingkungan sangat berpengaruh terutama faktor suhu air
pemeliharaan. Dari studi terbaru telah diketahui bahwa suhu merupakan faktor
lingkungan yang berperan cukup besar terhadap jenis kelamin pada ikan
(Strussman dan Patino, 1995), namun responnya bervariasi tergantung pada jenis
ikan.
4.1 Kesimpulan
Dalam ilmu genetika ikan, modifikasi kelamin dikenal dengan istilah sex
reversal atau pengarahankelamin dari jantan kebetina maupun sebaliknya.
Umumnya, proses sex reversal dilakukan secara oral atau melalui pakan dan
dippingatau melalui perendaman. Pemeliharaan ikan monosex akan mencegah
perkawinan dan pemijahan liarsehingga kolam tidak cepat dipenuhi ikan yang
berbeda ukuran.
Sex reversal juga dapat dimanfaatkan untuk teknik pemurnian ras ikan. Telah
lama diketahui bahwa ikandapat dimurnikan dengan teknik ginogenesis yang
produknya adalah semua betina. Menjelang diferensiasigonad sebagian dari
populasi betina tersebut diambil dan diberi hormon androgen berupa
methyltestosteronsehingga menjadi ikan jantan. Selanjutnya ikan ini dikawinkan
dengan saudaranya dan diulangi beberapakali sampai diperoleh ikan dengan ras
murni.
Guna terciptanya ikan dengan kelamin tunggal, maka metode sex reversal ini
tidak akan terlepas dari berbagai hormon-hormon penujangnya. Hormon yang
lajim digunakan dalam kegiatan sex reversal adalah hormon steroid dengan
methyl testoteron sebagai salah satu golongannya atau dengan menggunakan
aromatase dan aromatase inhibitor
DAFTAR PUSTAKA
Zairin, M. 2002. Sex Reversal: Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mukti, A.T., Priambodo, B., Rustidja, dan Widodo, M.S. 2002.Optimalisasi Dosis
Hormon Sintetis 17 α-Metiltestosteron dan Lama Perendaman Larva
Ikan Nila (Oreochromis spp.) TerhadapKeberhasilan Perubahan Jenis
Kelamin. Universitas Brawijaya. Malang.
Zairin, M. 2002. Sex Reversal: Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina.
Penebar Swadaya. Jakarta.