Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH MEDIA PEMBESARAN TERHADAP PERTUMBUHAN

IKAN CUPANG DI FARM REMOTE BETTA FISH SIDOARJO


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah B.Indonesia

Oleh :

Zaid Al Qodhi (2020791200057)

Dosen pembimbing :
Mei Kalimatusyaro, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM ISLAM AL-KHOZINI BUDURAN
2020-2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Pengaruh Media Pembesaran Terhadap
Pertumbuhan Ikan Cupang di Farm Remote Betta Fish Sidoarjo” ini dengan tepat waktu
guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia Prodi Manajemen Pendidikan
Islam Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny Buduran.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun kami menyadiri bahwa proses dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak seperti orang tua, teman-teman, serta ibu Mei
Kalimatusyaro, M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi teratasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan para pembaca
secara umum serta penghobi ataupun petani ikan cupang tentang pentingnya media
pembesaran terhadap pertumbuhan ikan cupang. Harapan kami, makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangsih pemikiran kepada pembaca.

Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun dari
pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Jenis-Jenis Ikan Cupang..............................................................................................3
2.1.1 Jenis Cupang Alam..............................................................................................4
2.1.2 Cupang Berdasarkan Bentuk Ekor dan Ukuran Tubuh........................................5
2.1.3 Cupang Berdasarkan Corak Warna......................................................................9
2.2 Budidaya Ikan Cupang..............................................................................................10
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan Cupang...............................14
2.3.1 Daur Hidup Ikan Cupang...................................................................................14
2.3.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ikan Cupang..........................................................15
2.4 Pengaruh Media Pembesaran Ikan Cupang...............................................................17
BAB III PENUTUP..................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................19
3.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi sebagian orang, memelihara hewan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan
memiliki nilai tersendiri untuk mengisi waktu luang. Tidak heran jika kita sering menjumpai
hewan-hewan seperti kucing, berbagai jenis reptil, ataupun ikan yang menghiasi rumah-
rumah banyak orang. Bahkan tidak sedikit pula yang sukses bermula hanya bermodal hobi
berkembang menjadi peternak atau petani berbagai jenis hewan peliharaan mengingat
permintaan pasar yang cukup menggiurkan.

Ikan hias menjadi salah satu jenis hewan yang banyak dijadikan orang sebagai peliharaan.
Selain perawatannya yang tidak terlalu sulit, juga keberadaannya tidak terlalu memakan
banyak tempat di rumah. Ada ratusan bahkan ribuan jenis ikan hias yang biasa dijadikan
pemanis rumah seperti koi, koki, mas, neon, lemon, cupang, dan sebagainya.

Dari berbagai jenis ikan hias tersebut, ikan cupang akhir-akhir ini bisa dianggap “lagi
naik daun” karena peminat atau penghobi cupang sedang booming di Indonesia. Tak heran
jika saat ini kita banyak menemukan orang-orang yang memanfaatkan celah bisnis yang
menguntungkan dari ikan kecil warna-warni ini salah satunya seller dan breeder di farm
Remote Betta Fish ini.

Dari sekian banyak ikan cupang koleksinya, kami berkesempatan untuk mengamati
perbedaan mendasar pertumbuhan dari ikan cupang. Meski memiliki jenis dan usia serta
indukan yang sama, ternyata pertumbuhan ukuran atau size tiap ikan cupang berbeda-beda.
Selain warna, ukuran ikan cupang sendiri sejatinya bagi banyak penjual memiliki nilai
penting untuk meningkatkan harga ikan.

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang permasalahan di atas, kami menyusun rumusan masalah
sebagai berikut agar penelitian serta pengamatan kami tidak terlalu melebar.

- Apa saja jenis-jenis ikan cupang?


- Bagaimana cara budidaya ikan cupang?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan cupang?
- Bagaimana pengaruh wadah terhadap pertumbuhan ikan cupang?
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka kami paparkan tujuan dari
penelitian serta pengamatan ini sebagai berikut.

- Untuk mengenal lebih dalam mengenai jenis-jenis ikan cupang


- Untuk mengetahui daur hidup ikan cupang
- Untuk mengathui faktor-faktor pertumbuhan ikan cupang
- Untuk mengetahui pengaruh media pembesaran terhadap pertumbuhan ikan cupang

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Ikan Cupang

Ikan Cupang (Betta sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang habitat asalnya di
perairan tropis seperti pada beberapa negara Asia Tenggara antara lain Indonesia, Thailand,
Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Vietnam. 1 Pada hakikatnya, Ikan ini
merupakan ikan alam yang hidup diperairan tenang seperti rawa-rawa yang mempunyai
bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan zona
wilayahnya. Namun, saat ini sudah banyak ditemukan dan berhasil dikembangbiakkan jenis
ikan cupang yang sering kita temui dan memiliki nilai pasar yang tinggi yakni ikan cupang
hias.

Di kalangan penggemar saat ini, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan besar
yaitu jenis cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Terdapat pula ikan cupang yang
dikenal sebagai cupang asli Indonesia salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan
di perairan sungai-sungai Pampang, Kalimantan Timur.

Gambar 1.1 Betta channoides

Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga
apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat
sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup dan tumbuh dewasa. Hal inilah
yang menjadi salah satu penyebab banyaknya peminat serta penghobi ikan cupang dari
berbagai kalangan. Selain itu pakan untuk ikan ini tidak terlalu sulit juga dan cukup
terjangkau, pakan ikan cupang biasanya terdiri dari pakan mati seperti pelet atau cacing beku
dan pakan hidup seperti cacing sutra, cacing darah, jentik nyamuk, artemia, ataupun kutu air.
1
Wikipedia, “Cupang (Ikan)”, diakses dari Cupang (ikan) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
pada tanggal 20 Desember 2020 pukul 13:27

3
2.1.1 Jenis Cupang Alam
Hingga saat ini banyak sekali jenis ikan cupang yang telah dikualifikasikan
berdasarkan warna, bentuk, maupun ukuran tubuhnya. Perkembangan variasi
ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Berikut beberapa jenis ikan cupang yang dikenal sekarang ini :
- Betta pugnax (Forest Betta)
- Betta taeniata (Banned Betta)
- Betta macrostoma (Bruney Beauty)
- Betta unimaculata (Golden Slender)
- Betta picta (painted Betta)
- Betta anabantoides (Pearly Betta)
- Betta edithae (Betta Brederi)
- Betta foerschi (Purple Saphire Betta)

Ikan cupang di atas dikenal sebagai mouth breeder yaitu ikan cupang yang
mengerami telurnya di dalam mulut. Sedangkan kelompok di bawah ini yang
merupakan kerabat ikan cupang (betta), yang membangun sarangnya dengan
busa (bubble nest). Beberapa diantaranya digolongkan sebagai jenis cupang
hias :

- Betta akarensis (Sarawak Betta)


- Betta coccina (Clorat's Betta)
- Betta bellica (Standard's Betta)
- Betta tesyae (Peaceful Betta)
- Betta smaragdina (Emerald Betta)
- Betta imbelis (Slugger's Betta)
- Betta splendens (Siamese Fighting Fish)
Selain itu, juga terdapat jenis-jenis ikan cupang lain yang dikenal sebagai
cupang alam yang biasa ditemukan di sungai-sungai yang masih belum tercemar
seperti :
- Betta albimarginata
- Betta channoides
- Betta balunga
- Betta breviobesus
- Betta enisae

4
Gambar1.2 Betta Balunga

2.1.2 Cupang Berdasarkan Bentuk Ekor dan Ukuran Tubuh

Sedangkan pada dunia percupangan skala rumahan atau yang biasa


dibudidayakan karena memiliki kualitas pada warnanya dan nilai jual yang
tinggi dikenal sebagai jenis ikan cupang hias. Cupang hias sendiri sejatinya
tidak jauh berbeda dengan cupang alam, namun karena suatu proses perubahan
ataupun kelainan genetik yang panjang sehingga memiliki perubahan pada
bentuk tubuh serta warna pada corak tubuhnya. Sedangkan, sifat asli dari
cupang alam yang terkenal agresif tetap melekt pada cupang hias ini.

Jika dilihat dari bentuk ekor serta ukuran tubuhnya, cupang hias saat
ini diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni :

 Halfmoon (setengah bulan), ikan cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor
yang lebar dan simetris menyerupai bentuk setengah bulan. Jenis cupang ini
pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun
1982.

Gambar 1.3 Cupang Jenis Halfmoon

5
 Crowntail (ekor mahkota) atau serit, ikan cupang jenis ini mudah dikenali
karena bentuk ekor serta siripnya yang beruas-ruas seperti sisir.

Gambar 1.4 Cupang Jenis Crowntail

 Double tail (ekor ganda), dibanding dengan jenis lainnya, ikan cupang jenis
ini masih jarang ditemukan karena tidak mudah untuk membudidayakannya.

Gambar 1.5 Cupang Jenis Double Tail


 Plakat, jenis ikan yang satu ini bisa dikatakan yang paling umum kita
temukan. Ciri dari jenis ikan ini yakni ekornya kecil tidak sebesar halfmoon.

Gambar 1.6 Cupang Jenis Plakat

6
 Giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang
antara cupang biasa dengan cupang alam. Biasanya ikan cupang tumbuh paling
besar ±6 cm tapi cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm.

Gambar 1.7 Cupang Jenis Giant

Namun seiring berjalannya waktu serta keinginan dan rasa keingintahuan


banyak petani ataupun penghobi ikan cupang akan hasil yang berbeda dari
pada umumnya, mereka melakukan banyak sekali percobaan perkawinan
silang antar jenis-jenis tersebut sehingga memunculkan varian ikan cupang
baru seperti :

 PKDT (Plakat Double Tail), Merupakan persilangan antara ikan cupang jenis
plakat dengan double tail.

Gambar 1.8 Cupang Jenis PKDT


 HMDT (Halfmoon Double Tail), Merupakan persilangan antara ikan cupang
jenis halfmoon dengan double tail dengan ciri ekor besarnya terbagi dua.

7
Gambar 1.9 Cupang Jenis HMDT
 Giant Halfmoon, Ikan cupang jenis ini lahir karena rasa keinginan banyak
orang untuk memiliki ikan cupang halfmoon dengan ukuran yang besar.

Gambar 1.10 Perbandingan Cupang Halfmoon dengan Giant Halfmoon


 HMPK (Halfmoon Plakat), Merupakan perkawinan silang antara cupang
jenis halfmoon dengan plakat. Ciri khusus pada jenis ikan ini yakni ekor nya
tidak terlalu lebar dibanding halfmoon, namun sirip bagian atas dan bawah
lebih lebar dari plakat biasa.

Gambar 1.11 Cupang Jenis HMPK


 HMCT (Halfmoon Crowntail), Ikan jenis ini lahir karena keinginan banyak
orang memiliki jenis ikan cupang denganekor lebar namun dengan ciri khas
seperti mahkota/serit.

8
Gambar 1.12 Cupang Jenis HMCT
2.1.3 Cupang Berdasarkan Corak Warna
Selain ukuran serta bentuk ekor dan sirip, ikan cupang juga dibagi lagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan corak warna yang ada pada tubuhnya.
Corak warna inilah yang menjadi faktor harga suatu ikan cupang tinggi atau
rendah. Semakin unik warna pada ikan cupang akan membuat ikan cupang
dihargai sangat tinggi hingga jutaan rupiah. Berikut beberapa jenis corak
warna pada ikan cupang :
 Besgel (Bebas Gelap)
 Bester (Bebas Terang)
 Fancy
 Warna solid (White platinum, super red, royal blue, blacking, soft gold)
 Marble
 Multicolour (Lebih dari 3 warna)
 Cooper
 Candy
 Avatar
 Nemo
 Galaksi
 Yellow base
 Koi, dll

Gambar 1.13 Cupang Jenis Plakat Multicolour

9
Peternak atau penghobi cupang tidak hanya megawin silangkan ikan
cupang berdasarkan bentuk sirip dan tubuhnya saja hingga menghasilkan
varian bentuk seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi juga
menyilangkan antar corak warna agar dapat menemukan varian corak warna
yang baru hasil silang antar indukannya yang berbeda. Hasil persilangan
tersebut akan memiliki nama baru seperti :

 FCCP (Fancy Cooper)


 Fancy koi
 Koi Multicolor Yellow base
 Avatar cooper
 Black samurai
 Nemo Multicolour
 Multicolour Galaksi, dll

Gambar 1.14 Cupang Jenis Plakat FCCP Persilangan antara Cupang Jenis
Plaakat Fancy dengan Plakat Cooper

2.2 Budidaya Ikan Cupang

Ikan cupang merupakan salah satu jenis ikan yang tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan.
Tidak seperti jenis ikan hias guppy, molly, ataupun platy yang telurnya disimpan dan menetas
didalam (ovovivipar), ikan cupang bertelur dan diletakkan disarangnya yang berupa
buih/busa sehingga diperlukan perhatian yang ekstra ketika proses breeding.

Meski terlihat mudah untuk mengawinkan ikan cupang, namun pada kenyataan di
lapangan tidak sedikit para peternak, penghobi, ataupun breeder yang sering mengalami

10
kegagalan saat mengawinkan ikan cupang. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
kegagalan breeding ikan cupang ini diantaranya :

- Indukan belum siap


- Indukan betina belum menghasilkan telur
- Kondisi ikan
- Air
- Suhu

Untuk meminimalisir kegagalan saat proses mengawinkan ikan cupang, peternak atau
penghobi biasanya lebih berhati-hati dan memerhatikan berbagai hal agar proses breeding
tidak sia-sia karena ikan cupang pada usia dibawah 1 bulan sangat rentan dan sensitif
terhadap apapun dan potensi kematian masih sangat tinggi berkisar 80%. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengawinkan ikan cupang :

 Pakan
Kesalahan breeder ikan cupang pemula biasanya menyepelekan pakan ikan
cupang. Pakan disini bukanlah seperti pakan ketika ikan sudah dewasa, melainkan
pakan untuk anak-anak (burayak) ikan cupang yang akan lahir.
Ikan cupang saat berusia hingga 7 hari atau seminggu tidak perlu diberi pakan
karena masih terdapat bekal makanan saat menetas dari telurnya. Namun ketika sudah
berusia 1-4 minggu sudah bisa diberi pakan. Pakan yang baik adalah berbentuk
makhluk hidup agar burayak dapat terbiasa berenang dan berburu makanan. Pada usia
seperti ini biasanya ikan hanya bisa memakan artemia atau kutu air.
Artemia sendiri merupakan sejenis udang dengan ukuran sangat kecil dan
lebih kecil dari kutu air. Dalam dunia percupangan, terdapat 2 jenis artemia yakni
instan dan tetasan. Artemia instan berbentuk seperti pelet (pakan mati) sedangkan
artemia tetasan biasanya dikemas berbentuk telur yang perlu diproses (kultur) hingga
bisa menetas. Harga artemia mati dan hidup sendiri perbandingannya cukup jauh.

11
Gambar 2.1 Artemia Kualitas Terbaik
Pakan lain selain artemia untuk burayak adalah kutu air. Tidak sulit
sebenarnya mencari kutu air di selokan-selokan, tapi masa hidup kutu air sangatlah
pendek dan sangat tergantung cuaca sehingga keberadaannya tidak selalu ada. Kutu
air sendiri baru bisa diberikan kepada burayak ketika berusia 2 minggu karena
ukurannya yang lebih besar ketimbang artemia.

Gambar 2.2 Kutu Air


Setelah berusia 1 bulan, anakan ikan cupang sudah bisa diberi makan jentik-
jentik, cacing sutra, ataupun cacing beku. Tidak disarankan menggunakan pelet atau
pakan mati laiinya, namun jika terpaksa boleh menggunakannya. Pelet yang sering
digunakan oleh breeder cupang agar anakan cepat tumbuh besar dan segera muncul
(mutasi) warnanya biasanya menggunakan pelet impor dengan merk Mem atau NRD
dengan ukuran yang bervariasi.

12
Gambar 2.3 Pelet Mem dan NRD
 Tempat Pemijahan
Selain pakan, tempat yang akan digunakan sebagai wadah pemijahan atau
kawin ikan sangat perlu diperhatikan agar ikan nyaman serta tidak mudah stress
ketika proses perkawinan ataupun saat menjaga burayak. Wadah yang disarankan
adalah berukuran 100x perbandingan dengan ukuran ikan. Jika wadah kurang dari
perbandingan tersebut dikhawatirkan potensi kegagalan telur menetas semakin tinggi
karena ikan sekali bertelur bisa menghasilkan 100-300 telur.

Gambar 2.4 Wadah Pemijahan Ikan Cupang


 Usia Indukan
Usia kedua indukan juga sangat perlu diperhatikan karena akan berdampak
pada kualitas telur indukan betina serta kedewasaan indukan jantan. Usia minimum
agar ikan cupang betina bisa dijadikan indukan adalah ketika berusia minimal 4 bulan
dengan syarat sudah menghasilkan telur (full telur). Ciri yang mudah diamati ketika
betina sudah siap pijah adalah dengan memerhatikan bagian bawah perutnya, jika
13
terdapat banyak warna kuning dan tubuhnya gendut berarti betina siap untuk
dikawinkan.

Gambar 2.5 Betina Full Telur


Sedangkan untuk indukan jantan yang diperlu diperhatikan hanyalah usia nya
saja. Usia minimum agar ikan cupang jantan bisa dijadikan indukan adalah berusia 5
bulan. Pada usia tersebut ikan cupang sudah bisa digolongkan menjadi ikan dewasa.
Sebenarnya pada usia 2,5-4 bulan, ikan cupang jantan sudah bisa dijadikan indukan
namun resiko kegagalan breeding sangat besar karena ikan yang belum cukup umur
ketika dikawinkan akan memakan telur-telurnya sendiri. Berbeda dengan ikan yang
sudah berusia 5 bulan pasti akan menjaga telur-telurnya sampai menetas.
 Kondisi Indukan
Ikan cupang yang baik untuk dijadikan indukan adalah yang memiliki ukuran
yang sama antara keduanya dan sehat. Ikan cupang yang sehat ditandai dengan
keaktifannya saat berenang dan keagresifannya (ngedok) ketika menemui lawan.
Kesalahan kebanyakan breeder biasanya ukuran betina lebih besar ketimbang jantan,
jika terjadi kasus seperti ini maka akan menyusahkan si jantan saat pembuahan karena
tidak dapat melilit se betina.
Sedangkan untuk corak warna pada ikan cupang menjadi hal yang sangat
penting bagi sebagian breeder agar bisa menghasilkan corak warna yang sama atau
bahkan lebih bagus hasil dari kombinasi kedua indukannya.
 Cuaca
Kondisi cuaca juga perlu diperhatikan khususnya bagi peternak atau breeder
luar ruangan (outdoor). Ketika musim pancaroba biasanya suhu air sangatlah mudah
berubah-ubah yang berakibat pada kematian masal burayak ikan cupang. Sehingga
tiap breeder harus bisa mengakali agar pemijahan berhasil saat musim-musim tersebut

14
seperti memindahkan pemijahan di dalam ruangan atau memakai alat pemanas
(heater).

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan Cupang


Ikan cupang dipilih banyak orang sebagai hewan peliharaan atau bahkan hewan
ternak selain karena bentuk dan warnanya yang cantik, juga karena perawatannya yang
tidak terlalu susah dan kuat terhadap berbagai macam cuaca ketimbang jenis ikan lain.
Faktor ini lah tentunya yang membuat ikan cupang memiliki rrentan usia yang cukup
tinggi.
2.3.1 Daur Hidup Ikan Cupang
Ketika berusia 1-7 hari, potensi kematian akibat suhu, air, serta pakan
ikan cupang mencapai 80% hal ini tentunya harus menjadi perhatian tersendiri
bagi setiap breeder agar bisa mempertahakan potensi hidup yang 20%
tersebut. Tidak heran jika breeder sering menemui kegagalan bukan saat
proses pemijahan tetapi saat burayak telah menetas dari telurnya.
Namun ketika memasuki usia 1 bulan, bisa dikatakan proses breeding
yang dilakukan telah berhasil karena ikan cupang akan mulai tumbuh sekitar
1-2 cm. Pada usia ini, ikan cupang kebanyakan akan berwarna hitam ataupun
putih tergantung indukanya.
Ketika usia sudah 2 bulan, ikan cupang akan bermutasi dari warnanya
yang bester (terang) dan besgel (gelap) menjadi cello (warna daging). Namun
perlu diketahui bahwa tidak semua ikan cupang bisa bermutasi warnanya
karena semua tergantung genetik indukan dan keberuntungan dari ikan
tersebut. Warna cello atau warna daging mudah sekali diketahui cirinya karena
sekujur tubuh ikan berwarna putih.

15
Gambar 3.1 Proses Mutasi Ikan Dari Cello ke Warna
Seiring berjalannya waktu pada kisaran usia 3 bulan keatas, ikan akan
memunculkan atau mutasi warnanya yang berasal dari genetik indukannya
seperti pada gambar diatas hingga warna tersebut memenuhi sekujur tubuhnya.
Pada kasus ini akan terlihat bagaimana kuasa Tuhan yang telah menciptakan
makhluk dengan proses seunik ini. Perlu diketahui juga, selain faktor genetk
indukan, faktor pakan juga mempengaruhi cepat atau lambatnya proses mutasi
warna pada ikan.
2.3.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ikan Cupang
Pertumbuhan ikan cupang dari sekecil burayak hingga dewasa dan
mengeluarkan warna disekujur tubuhnya tentunya dipengaruhi banyak hal
diantaranya :
1. Genetik indukan
Genetik atau sifat-sifat yang tidak nampak serta yang nampak
pada indukan adalah hal paling utama yang harus diperhatikan jika
seorang breeder ingin mendapatkan kualitas ikan yang bernilai jual
tinggi. Tidak hanya bentuk tubuh atau ukuran serta ekornya saja,
melainkan warna indukan juga harus diperhatikan. Sama seperti
halnya manusia, ikan cupang juga akan menurunkan sifat-sifat dari
indukanya bahkan sifat-sifat dari kakek-nenek atau buyut dari ikan
tersebut. Sehingga proses breeding tidaklah bisa diprediksi 100%.
2. Pakan

16
Pakan juga menjadi hal sepele yang sering dilupakan oleh
peternak atau breeder padahal kehadirannya sangat berpengaruh
pada pertumbuhan maupun proses mutasi ikan. Pakan mati seperti
pelet cukup digunakan sebagai pakan pendamping pakan hidup saja
dan tidak dijadikan sebagai pakan utama.
Pakan hidup sendiri memiliki masing-masing fungsi tersendiri
bagi pertumbuhan serta perkembangan ikan. Berikut fungsi dari
masing-masing pakan hidup ikan cupang :
- Cacing Sutra
Kandungan lemak pada cacing sutra sangat berpengaruh
pada ukuran ikan, pakan ini cocok untuk pertumbuhan ukuran
ikan.
- Cacing Darah
Sama halnya seperti cacing sutra, cacing darah juga
memiliki kandungan lemak dan protein yang tinggi sehingga
baik untuk menaikkan size ikan.
- Artemia
Artemia pada dasarnya hanya digunakan sebagai pakan
burayak usia 7-20 hari karena memiliki ukuran yang sangat
kecil.
- Kutu Air
Banyak sekali pembuktian bahwa kutu air ini cocok
untuk mempercepat dan menaikkan mutasi warna pada ikan
cupang.
- Jentik-Jentik
Menurut berbagai sumber dan berbagai percobaan dari banyak
breeder, jentik-jentik baik digunakan untuk penguatan tulang
ikan khususnya ikan dengan ekor lebar seperti jenis halfmoon
agar tetap kuat menahan beban ekornya.
3. Wadah
Pada banyak pembuktian, wadah cupang sering disepelekan
oleh banyak penghobi. Padahal wadah cupang juga mempengaruhi
pertumbuhan ukuran ikan cupang. Tidak sedikit para pemelihara ikan

17
cupang yang mengeluhkan pertumbuhan ikannya yang sangat lambat
tanpa memerhatikan wadah ikan tersebut.
Ikan cupang yang diletakkan pada wadah yang luas seperti
timba ukuran 5/8/25 liter akan memiliki ukuran yang lebih besar
ketimbang yang ditaruh di toples 2 liter atau soliter kecil ukuran
10x10x15 cm meski memiliki usia, jenis, serta indukan yang sama.
2.4 Pengaruh Media Pembesaran Ikan Cupang
Pada usia 7 hari, burayak atau anakan ikan cupang akan dipisahkan dari
indukannya dan ketika memasuki usia minggu ke-3 atau ke-4 akan dipindahkan ke
wadah pembesaran. Wadah pembesaran sendiri tergantung banyaknya burayak ikan
cupang tersebut dan tidak ada ukuran pasti dari wadah pembesaran tersebut. Tapi bagi
sebagian besar breeder lebih merekomendasikan kolam terpal karena menurut mereka
pertumbuhan burayak akan semakin cepat.
Kolam terpal yang direkomendasikan adalah berukuran 1x1 meter. Namun
jika terkendala oleh kondisi tempat maka beralih menggunakan bak besar sebagai
pembesarannya, penggunaan bak sendiri tidak terlalu memakan tempat karena dapat
ditumpuk.
Ketika berusia 3 bulan, ikan cupang sudah dianggap remaja dan dapat disortir
kemudian diletakkan pada wadah tersendiri seperti soliter atau toples. Peletakan ikan
pada soliter atau toples sebenarnya bertujuan untuk mempercepat mutasi warna pada
ikan saja, pertumbuhan ukuran ikan pada saat diletakkan di toples atau soliter
sangatlah lambat. Bagi breeder yang menginginkan cupang sebagai indukan
berkualitas maka dianjurkan dan direkomendasikan ditaruh ditempat luas seperti
timba bekas cat 5 dan 25 kg atau wadah bekas bahan kue 8 kg.
Resep para peternak sukses ikan cupang adalah pada proses pembesarannya,
tak tanggung-tanggung mereka meletakkan 1 ikan cupang yang dipersiapkan sebagai
indukan pada ember bekas ukuran 25 kg. Hasilnya pun sangat memuaskan, dengan
ukuran size yang besar tentunya bagi indukan betina akan mampu menampung
banyak sekali telur yang siap dibuahi.
Menurut pengamatan kami di farm Remote Betta Fish ini terdapat ikan dengan
jenis plakat yang biasa tumbuh kisaran 2-3 cm berukuran 7 cm seperti jenis giant
karena pembesarannya diletakkan di ember berukuran 8 liter. Tentunya perbedaan
ukuran ini juga mempengaruhi harga ikan tersebut. Ikan plakat grade A yang
umumnya dijual kisaran Rp 50.000 - Rp 150.000 menjadi Rp 100.000 – Rp 300.000.

18
Gambar 4.1 Salah satu jenis plakat koleksi remote betta fish yang memiliki
size jumbo 7 cm
Disisi lain, ikan-ikan cupang yang diletakkan pada toples ukuran 2 liter
memiliki ukuran yang rata-rata sama yakni 3-4 cm dengan jenis plakat. Selain itu
kami juga mengamati ikan jenis halfmoon yang diletakkan di akuarium ukuran 60x30
cm yang memiliki perbedaan pada pertumbuhan ekor yang lebih besar dari pada ikan
jenis halfmoon lainnya yang diletakkan di soliter ukuran15x15x20 cm.

Gambar 4.2 Ikan cupang jenis plakat yang diletakkan di toples 2L memiliki
ukuran lebih kecil dari pada yang ada di ember 8 liter

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sama seperti makhluk hidup lainnya, ikan cupang meski terlahir dari indukan dan ukuran
yang awalnya sama tapi pertumbuhan tiap ikan berbeda-beda. Ada yang cepat dan lambat

19
dalam pertumbuhan ukurannya, terdapat pula yang cepat dan lambat dalam perubahan corak
warna pada tubuhnya.

Khusus pertumbuhan ukuran ikan cupang yang menjadi sorotan pada makalah ini, cepat
lambatnya pertumbuhan ukuran setiap ikan cupang dipengaruhi banyak hal antara lain
genetik indukan, pakan, serta media pembesaran. Ukuran ikan cupang sendiri tidak kalah
penting selain corak warna pada ikan tersebut. Semakin besar ikan tersebut sudah dapat
dipastikan akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dibandingkan ikan sejenis pada
umumnya.

Media pembesaran atau wadah ikan memang sering kali disepelekan banyak orang.
Namun bagi breeder yang menginginkan kualitas indukan yang bagus biasanya sangat
mengutamakan size ikan selain warna pada ikan tersebut. Wadah pembesaran yang
direkomendasikan oleh breeder adalah timba berukuran 5, 8, serta 25 liter, yang pasti
alangkah baiknya semakin besar tempat ikan tersebut maka ikan akan dapat tumbuh dengan
baik.

3.2 Saran

Setelah melakukan pengamatan yang telah dilaporkan secara tertulis pada makalah ini,
kami menyarankan keapada penghobi, peternak, ataupun breeder ikan cupang untuk
menggunakan media pembesaran yang sekiranya sangat luas untuk pergerakan ikan agar
pertumbuhan ikan dapat tumbuh dengan baik. Selain itu gunakan pakan berupa cacing sutra
atau cacing darah untukmembantu mempercepat pertumbuhan ukuran ikan.

DAFTAR PUSTAKA

20
Wikipedia. (2020, 12 20). Retrieved from Cupang (Ikan): Cupang (ikan) - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas

21

Anda mungkin juga menyukai