TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
yang memanjang, badan tertutup sisik sampai di kepala, kecuali bagian moncong
sebelah depan. Mulut agak lebar dengan gigi yang lemah, tanda khususnya adalah
sepasang gurat sisi (linea lateralis)membentuk garis yang tak terputus -putus
Ikan tembang (S. fimbriata) adalah ikan pelagis kecil yang ditemukan
biasa digunakan untuk menangkap ikan tembang adalah purse seine, seinenetsdan set
net.Jenis ikan tembangini termasuk ikan ekonomis penting dan merupakansalah satu
dan tidak begitu kompres. Sirip punggung mempunyai jari-jarilemah dengan jumlah
berkisar 30 – 35dan punggung jari-jari keras berjumlah 8, sirip dubur terdiri dari dua
69
jari-jari keras bergabung dengan 26–30 jari-jari lemah. Kebanyakan ikan iniberwarna
agak cerah yaitu warna tubuhnya yang bertingkat, dibagian dorsalberwarna biru
bentuk tubuh memanjang dan pipih serta memiliki duri di bagian bawah badan.
Lengkung kepala bagian atas ikan tembang sampai di atas mata hampir lurus, dan
dari setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung.Tinggi badan ikan
tembang lebih besar daripada panjang kepala dengan mata tertutup oleh kelopak
mata. Awal dasar sirip punggung ikan tembang terletak sebelum pertengahan badan,
sedangkan dasar sirip dubur sama panjang dengan dasar sirip punggung. Kepala dan
badan bagian atas ikan tembang berwarna hijau kebiruan, sedangkan bagian bawah
mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip dubur (anal) memiliki 18 jari-jari lemah, dan
Distribusi habitat
Ikan tembang (S. fimbriata) adalah ikan permukaan yang hidup di perairan
pantai serta suka bergerombol pada area yang luas sehingga sering tertangkap
bersama ikan lemuru dan terkonsentrasi pada kedalaman kurang dari 100 m (Fischer
dan Whitehead, 1974 dalam Lubis, 2013). Telur dan larva ikan Tembang ditemukan
di sekitar perairan mangrove. Saat juvenil ikan ini masih ada yang hidup di mangrove
70
dan mulai memasuki daerah yang memiliki kadar garam sedang. Ketika dewasa
spesies ini hidup bergerombol bersama ikan pelagis lainnya dan banyak ditemukan
Taiwan, ke selatan sampai ujung utara Australia dan ke barat sampai ke laut Merah.
Kalimantan Selatan, Laut Jawa, Sulawesi Selatan, Selat Malaka, dan Laut Arafura
(www.dkp.go.id).
lingkungan fisik, reproduksi, ketersediaan makanan, arus air, dan angin. Pergerakan
vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada malam hari
sampai matahari sudah akan terbit dan pada waktu malam terang bulan gerombolan
ikan tersebut agak berpencar atau berada tetap di bawah permukaan air
ikan pelagis kecil yang hidup di lautan terbuka, lepas dari dasar perairan. Pergerakan
vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada malam hari
sampai matahari sudah akan terbit dan pada waktu malam terang bulan gerombolan
ikan tersebut agak berpencar atau berada tetap di bawah permukaan air.
71
Pertumbuhan
pertumbuhan dalam bentuk dan berat macam-macan jaringan misalnya otot, tulang
Secara umum pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
(genetik), jenis kelamin, parasit dan penyakit, serta umur dan kedewasaan. Faktor
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran makanan
yang tersedia, jumlah ikan yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu,
oksigen terlarut, kadar amonia di perairan, dan salinitas. Pertumbuhan ikan bersifat
ukuran sel penyusun jaringan tubuh pada periode tertentu, yang kemudian diukur
dalam satuan panjang ataupun bobot. Namun, pertumbuhan juga bisa dinyatakan
secara energetik dengan adanya perubahan kandungan total energi tubuh pada kurun
panjang – berat menurut Merta (1993) dalam Manik (2009) dimaksudkan untuk
mengukur variasi berat harapan untuk panjang tertentu dari ikan secara individual
memengaruhi pertumbuhan ikan yaitu keturunan (genetik), jenis kelamin, parasit dan
pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah ikan yang
menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, kadar amonia di
perairan, dan salinitas. Pertumbuhan ikan bersifat sangat labil (Effendi, 2002).
Dari hasil perhitungan hubungan panjang dan bobot, terdapat suatu model
yang dapat digunakan untuk menduga bobot dan panjang ikan, keterangan mengenai
yang lebih besar dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan tersebut bersifat
panjang.Nilai b yang lebih kecil dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan
pertumbuhan bobot. Jika nilai b sama dengan 3, tipe pertumbuhan ikan bersifat
(Tutupoho, 2008).
Faktor Kondisi
Faktor kondisi merupakan salah satu derivat dari pertumbuhan yang sering
disebut pula sebagai Faktor K. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari
ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi.Apabila dalam
73
suatu perairan terjadi perubahan mendadak darikondisi ikan itu, situasi demikian itu
tetap ada sepanjang masa. Pada hewan air seperti ikan, sistem genital terdiri atas
gonad. Gonad hewan air yang sudah berkembang pada umumnya dibedakan antara
gonad jantan dan gonad betina. Gonad jantan disebut testis dan gonad betina disebut
ovari. Gonad berfungsi untuk melakukan proses reproduksi yakni pada testis akan
terjadi spermatogenesis sehingga akan dihasilkan sperma yang fungsional dan pada
ovari akan terjadi oogenesis, sehingga akan dihasilkan sel telur yang mempunyai
kuning telur dalam jumlah maksimaldan siap untuk dibuahi serta siap untuk
Reproduksi pada ikan merupakan tahap penting dalam siklus hidupnya untuk
menjamin kelangsungan hidup suatu spesies (Effendi, 1997). Beberapa aspek biologi
keberhasilan pemijahan, lama pemijahan dan ukuran ikan ketika pertama kali matang
74
gonad. Aspek reproduksi tersebut meliputi nisbah kelamin, tingkat kemtangan gonad
Nisbah Kelamin
Nisbah kelamin merupakan perbandingan ikan jantan dan ikan betina dalam
suatu populasi, dimana nisbah 1 : 1 (50% ikan jantan dan 50 % ikan betina)
merupakan kondisi yang ideal, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pola tingkah
laku bergerombol antar ikan jantan dan ikan betina, perbedaan laju mortalitas dan
dari biologi reproduksi pada suatu ketersediaan ikan. Penentuan TKG secara
morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi
sebelum dan sesudah ikan itu berpijah perkembangan gonad yang semakin matang
merupakan bagian dari pross reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad
tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning
telur pada tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang
merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu
sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendi, 1979)
75
sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina
sebesar 10 – 25 % dari berat tubuh dan ikan jantan sebesar 5 – 10 % . Dalam biologi
Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan
bahwa ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan
(Effendi, 2002).
bobot gonad termasuk gonad (bobot ikan total).IKG menggambarkan perubahan yang
telur.Dengan pemantauan perubahan IKG dari waktu ke waktu maka dapat diketahui
ukuran ikan waktu memijah.Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan ikan
jantan. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah
76
(Effendi,1979).
aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IKG
digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap melakukan pemijahan.
Dengan begitu penangkapan pada waktu ikan mencapai IKG maksimum dapat
ditekan agar keberlangsungan dan ketersedian ikan tersebut dapat berlangsung secara
Parameter Fisika
1. Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh dua musim, lintang ( latitude),
ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu malam hari, sirkulasi udara,
penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu sangat
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi air. Suhu juga sangat berperan
suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam pertumbuhannya(Effendi,
2003).
Pada permukaan laut, air murni berada dalam keadaan cair pada suhu tertinggi
100ºC dan suhu terendah 0ºC.Karena adanya pengaruh salinitas dan densitas maka air
laut tetap cair pada suhu di bawah 0ºC.suhu alami air laut berkisar antara suhu di
bawah 0ºC tersebut sampai 33ºC. di permukaan laut air laut membeku pada suhu -
77
1,9º. Perubahan suhu dapat member pengaruh besar kepada sifat-sifat air laut lainnya
2. Kecerahan
Parameter Kimia
ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar
organisma air. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen
dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari
mg/l(Barus, 2004).
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air.
Peningkata suhu sebesar 1°C akan mningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%.
Dekomposisi bahan organic dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar
78
oksigen terlarut hingga mencapai nol (anaerob). Hubugan antara kadar oksigen
terlarut jenuh dn suhu menggambarkan bahwa semakin tinggi suhu kelarutan oksige
salinitas shingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dibandingkan kadar
larutan.Organisma air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah.Nilai pH yang
ideal bagi kehidupan organisma air pada umumnya terdapat antara 7 sampai
Salinitas
meggambarkan padatan total dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi
oksidasemua bromide dan iodide digantikan menjadi kloridadan semua bahan organik
telah dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (‰). Nilai
salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0,5‰, perairan payau antara 0,5‰–
30‰, dan perairan laut 30‰–40‰. Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat
dipengaruhi oleh masukan air tawar yang berasaldari darat (Effendi, 2003).
Salinitas didefinisikan sebagai berat zat padat terlarut dalam gram per
kilogram air laut, jika zat padat telah dikeringkan sampai beratnya tetap pada 480ºC,