“Chilling”
Disusun oleh:
hingga -1°C – (8°C). Hal ini digunakan untuk mengurangi laju perubahan
mikrobiologi dan biokimia, dan dapat memperpanjang umur simpan bahan pangan
segar maupun olahan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat kecil
sekali pada sifat sensoris, gizi makanan dan kesehatan. Oleh sebab itu, pendinginan di
dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan
sedikit diatas titik beku air, yang merupakan cara umum bagi pengawetan makanan
dan bersifat sementara. Berbagai komoditi yang mudak rusak seperti halnya telur,
daging, hasil laut, sayuran dan buah-buahan sering disimpan dalam ruang
salah satu atau kombinasi dari cara-cara dengan menggunakan es, dengan es kering,
sehingga bahan pangan yang didinginkan lebih disukai konsumen karena mudah
3. Kategori Chilling
1. -1oC – (1oC) (ikan segar, daging, sosis dan daging, dan daging asap)
2. 0oC – 5oC (daging kalengan pasteurisasi, susu, krim, yoghurt, salad siap saji,
sandwich, makanan panggang, pasta segar, sup dan saus segar, pizza, kue kering
3. 0oC – 8oC (daging matang, daging olahan, mentega, margarin, keju, nasi matang,
4.1 Alat
bersirkulasi di antara 4 elemen refrigerator merubah keadaan cair menjadi gas dan
3. Kemudian uap melewati kondensor dimana tekanan tetap tinggi dan uap
dikondensasikan
4. Cairan melewati katup ekspansi dimana tekanan dikurangi dan kembali pada siklus
refrigerasi.
Murah
Prinsip dari mechanical refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari dalam
panas keluar dari ruangan tersebut. Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu tenaga
atau energi. Energi yang paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga listrik yaitu
Karakteristik freezer jenis ini adalah perubahan fasa dari refrigerant (cryogen)
nya karena panas yang dipindahkan dari makanan. Panas yang dipindahkan dari
langsung dengan makanan sehingga dapat menyerap panas dari permukaan bahan
secara cepat dan memerlukan waktu yang singkat untuk membekukan bahan
makanan. Dua jenis cryogen yang umum digunakan adalah nitrogen cair dan karbon
dioksida padat atau cair. Selain itu, sering juga digunakan Freon 12 sebagai cryogen
untuk bahan makanan yang strukturnya menggumpal, namun karena dampaknya yang
4.2 Prinsip
Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan.
Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua.
Kisaran suhu yang digunakan dalam proses pendinginan biasanya antara -1oC –
4oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat.
Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau
Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira –17oC atau lebih
rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan
yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara – 12 oC sampai –24oC. Dengan
beberapa tahun.
5.1.1 Pengertian
Efek terhadap makanan dalam proses pengolahan chilling salah satunya adalah
Chilling injury. Chilling injury adalah kerusakan fisiologis terhadap sel membran
bahan pangan yang mungkin terjadi setiap saat yang diakibatkan oleh kondisi
atau bahkan di kulkas saat disimpan di rumah. Kerusakan membran seringkali diikuti
oleh efek lain, seperti produksi etilen, peningkatan respirasi, penurunan fotosintesis,
penyakit. Tanda pertama muncul sebagai perubahan warna kecoklatan sangat sedikit
Chilling injury merupakan kerusakan utama yang terjadi pada buah dan sayur
asal tropis dan subtropis, meskipun gangguan fisiologis tertentu akan muncul pada
buah dan sayur ini hanya ketika mereka disimpan pada suhu rendah. Chilling injury
tidak sama dengan freezing injury, yang merupakan akibat dari kerusakan dari kristal
es terbentuk di jaringan disimpan di bawah titik beku mereka. Suhu dingin minimum
untuk komoditas sensitif akan jauh di atas titik beku mereka. Suhu kritis untuk
Chilling injury ini bervariasi berdasarkan komoditas masing - masing, tetapi biasanya
terjadi ketika produk disimpan pada suhu di bawah 10 °- 13 ° C. Oleh karena itu,
sayur dan buah yang rentan terhadap Chilling injury akan mengalami penyimpanan di
suhu rendah dalam waktu yang singkat dan suhu rendah ini tidak dapat digunakan
Penyebab utama dari Chilling injury dianggap kerusakan dalam membran sel.
beracun seperti etanol dan asetaldehida dan struktur selular yang berubah. Chilling
injury tergantung waktu dan suhu. Jika produk tersebut disimpan di bawah temperatur
kritis untuk periode singkat, tanaman dapat memperbaiki kerusakan. Jika eksposur
Chilling injury terjadi lebih cepat dan lebih parah jika buah dan sayur disimpan pada
suhu jauh di bawah suhu ambang batas. Deteksi dan diagnosis Chilling injury
seringkali sulit karena produk terlihat biasa saja saat dikeluarkan dari suhu dingin,
tetapi ketika produk ditempatkan pada suhu tinggi gejala dapat terjadi. Gejala yang
muncul pada suhu yang lebih tinggi bisa muncul segera, atau mungkin memakan
waktu beberapa hari untuk berkembang. Gejala juga mungkin tidak terlihat secara
fisik dari luar. Kondisi iklim pada musim pertumbuhan mempengaruhi sensitivitas
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya chilling injury antara lain
1. Suhu, setiap buah - buahan dan sayuran memiliki kerentanan suhu yang berbeda –
beda terhadap efek penyimpanan suhu rendah. Apabila penyimpanan dibawah titik
terjadinya Chilling injury ini karena buah dan sayuran yang disimpan dalam suhu
yang rendah pada waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya Chilling injury
memiliki erentanan yang berbeda – beda terhadap efek penyimpanan dengan suhu
dingin. Hal ini tergantung pada jenis komoditi, varitas dan tingkat kematangan
Contoh : ubi jalar mengalami luka yang akan menyebabkan Chilling injury setelah
1 hari pada suhu 0oC dan tidak mengalami luka pada 7 oC selama 4 hari, pada suhu
10oC tidak mengalami luka selama 4 hari tapi setelah 10 hari menjadi luka.
5.1.3 Mekanisme
pelepasan fosfolipid pada membran sehingga terjadi difusi protein dan akan
pengaturan difusi dan isi sel keluar maka bahan pangan akan rentan terhadap
2. Perubahan lemak dan asam lemak dalam dinding sel : pada suhu rendah membran
lipida lebih kental sehingga tidak mudah bergerak dan berfungi, terutama enzim
6. Penimbunan metabolisme beracun yaitu berupa etanol dan asetaldehid yang dalam
5.1.4 Tahapan-Tahapan
1. Peracunan, suhu yang rendah mengakibatkan air sel tanaman mengalir ke luar sel,
akibatnya kadar bahan-bahan terlarut relatif menjadi lebih tinggi. Kadar yang
semakin tinggi (bagi bahan-bahan tertentu) merupakan racun bagi sel tersebut.
2. Kerusakan mekanis, air sel yang keluar akan mengisi ruang-ruang antar sel,
sehingga ruang tersebut akan penuh terisi air sel. Bila hal ini terus berlangsung
akan menyebabkan pecahnya dinding sel sehingga cairan sel akan menyatu dan
berkurang yang diikuti pula dengan mengecilnya volume dinding sel, yang
dan gula di dalam produk. Pada kentang dan ubi jalar yang disimpan pada suhu
kritis (10oC untuk kentang dan 15oC untuk ubi jalar) maka konversi gula menjadi pati
menurun, sehingga gula berkumpul di jaringan. Oleh karena itu penyimpanan kentang
pada suhu dibawah 10oC akan menyebabkan menurunnya akumulasi gula. Pada
jagung manis dan peas terjadinya akumulasi gula pada suhu rendah merupakan hal
5.2.1 Pengertian
Cold Shortening adalah suatu proses perubahan yang tidak diinginkan yang
disebabkan oleh pendingan daging sebelum rigor mortis, yang menyebabkan kualitas
daging menjadi menurun dikarenakan keempukan daging sangan menurun (liat/a lot).
6.1 Chilling
blansing
6. Aliran udara yang optimum, distribusi udara yang baik menghasilkan suhu yang
Umur simpan secara umum mengandung pengertian rentang waktu antara saat
produk mulai dikemas atau diproduksi dengan saat mulai digunakan dengan mutu
Floros dan Gnanasekharan (1993) dalam Herawati (2008), menyatakan terdapat enam
faktor utama yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu atau kerusakan pada
produk pangan, yaitu massa oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, kompresi atau
bantingan dan bahan kimia toksik atau off flavor. Faktor-faktor tersebut dapat
kategori, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah sifat akhir
dari produk jadi, yang meliputi aktivitas air (water activity, aw), pH dan total asam,
biokimia alami dalam produk (enzim, pereaksi kimia), dan penggunaan pengawet.
Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi produk akhir ketika terjadi
kelembaban relatif, paparan cahaya (UV dan infra merah), mikroba di suatu
adalah perubahan kadar air dalam produk. Aktifitas air (Aw) berkaitan erat dengan
kadar air, yang umumnya digambarkan sebagai kurva isotermis, serta pertumbuhan
bakteri, jamur, dan mikroba lainnya. Makin tinggi Aw pada umumnya makin banyak
bakteri yang dapat tumbuh, sementara jamur tidak menyukai Aw yang tinggi
(Christian,1980).
Menurut Syarief et al., (1989), beberapa faktor yang mempengaruhi umur
seperti kepekaan terhadap air dan oksigen serta kemungkinan terjadinya perubahan
3. Kondisi atmosfer terutama suhu dan kelembaban diman kemasan dapat bertahan
Keuntungan dan kerugian pada proses chilling dapat dilihat pada tabel 1.
Keuntungan Kerugian
Dapat menahan kecepatan reaksi kimia dan
Terjadinya penurunan kandungan
enzimatis, juga pertumbuhan dan metabolisme
vitamin, antara lain vitamin C
mikroba yang diinginkan. Misalnya pada
pematangan keju.
Mengurangi perubahan flavor jeruk selama Berkurangnya kerenyahan dan
proses ekstraksi dan penyaringan kekerasan pada buah-buahan dan
sayursayuran
Mempermudah pengupasan dan pembuangan
Perubahan warna merah daging
biji buah yang akan dikalengkan.
Mempermudah pemotongan daging dan
Oksidasi lemak
pengirisan roti
Menaikkan kelarutan CO2 yang digunakan
untuk ” soft drink ”. Air yang digunakan Pelunakan jaringan ikan
didinginkan lebih dahulu sebelum
dikarbonatasi untuk menaikkan kelarutan CO2.
- Hilangnya flavor