Anda di halaman 1dari 13

IV DISTILASI (Vapor-Liquid Separation Processes)

4.1. Hubungan Kesetimbangan Uap-Cair


A. Aturan Fase dan Hukum Raoults
Kesetimbangan dalam sistem uap-cair dibatasi oleh aturan fase,
contoh : sistem uap-cair dari ammoniak-air.
Komponen (C) : 2 yaitu ammoniak dan air
Fase (P)
: 2 yaitu fase uap-cair
Derajat Bebas (F) : F = C P + 2 = 2 2 + 2 = 2
Jika pada sistem Ammoniak (A) Air (B) ada 4 variabel, yaitu :
Suhu (T)
Tekanan (P)
Komposisi ammoniak dalam fase uap yaitu : yA
Komposisi ammoniak dalam fase cair yaitu : xA

Komposisi air (B) dibuat tetap, jika yA atau xA adalah spesifik, maka :
yA + yB = 1 dan xA + xB = 1
Jika tekanan tetap, hanya satu variabel atau lebih dapat di set.
Apabila komposisi cairan yang di set, maka suhu dan komposisi uap
secara otomatis di set.
Menurut hukum Raoults untuk fase gas-cair dalam kesetimbangan
didefinikan sebagai berikut :
pA = PA xA
Dimana :
pA adalah tekanan parsial komponen A dalam uap (Pa atau atm)
PA adalah tekanan uap murni komponen A (Pa atau atm)
xA adalah fraksi mole komponen A dalam cairan
Hukum Raoults ini hanya untuk larutan ideal, senyawanya hampir
sama, seperti : benzen-toluen ; heksana-heptan ; metyl-etyl alkohol

B. Diagram Titik Didih dan Plotting xy


Seringkali ada hubungan kesetimbangan uap-cair dalam campuran
biner A dan B yang diberikan sebagai diagram titik didih seperti
gambar di bawah ini.

Temperatur OC

120
110

vapor region
saturated vapor line
vapor-liquid mixture region

T1

Figure 11.1-1
Boiling point diagram
for benzen (A) toluene
(B) at 101,325 kPa (1
atm) total pressure

100
90

saturated liquid line


80

liquid region
70
0

0,2 x 0,4 y 0,6


A1
A1

0,8

1,0

Mole fraction benzen in liquid, xA, or vapor, yA

Gambar di atas untuk sistem benzen (A)-toluen (B) pada tekanan total
101,32 kPa.
Jika campuran pada keadaan dingin dengan fraksi xA1 = 0,318
Selanjutnya dipanaskan dan campuran cairan mulai mendidih pada
suhu 98C (371,2 K) dan komposisi uap pertama dalam
kesetimbangan yA1 = 0,532
Pendidihan diteruskan, komponen A di dalam cairan menjadi
berkurang dan komposisi A (xA) akan bergeser ke kiri sehingga
fraksi uap (yA) banyak mengandung komponen A
Sistem benzen-toluen mengikuti hukum Raoults sehingga titik didih
cairan dan fraksi uapnya dapat ditentukan dari data pada tabel 11.1-1
dan dengan persamaan :
pA + pB = P ...... (1)
PA xA + PB xB = P
PA xA + PB (1 xA) = P ..... (2)
yA = [pA/P] = [PA xA/P] ...... (3)

Diagram titik didih pada gambar 11.1-1 merupakan tipe diagram untuk
larutan ideal yang mengikuti hukum Raoults. Untuk sistem non ideal
menjadi pertimbangan berbeda dengan sistem ideal.
Pada gambar 11.1-3a, memperlihatkan diagram titik didih pendidihan
maksimum campuran azeotrop. Suhu maksimum(Tmaks) berhubungan
dengan konsentrasi xAZ dan xAZ = yAZ pada suhu maksimum.
Mengalurkan nilai yA vs xA akan memperlihatkan kurva melewati garis
45 pada suhu maks. Contoh sistem ini adalah Aceton-Chloroform.
Pada gambar 11.1-3b, memperlihatkan pendidihan minimum campuran
azeotrop, dengan yAZ = xAZ pada Tmin, sistem ini adalah Ethanol-Air.

Tabel 11.1-1. Data Tekanan Uap dan Fraksi Mole Dalam


Kesetimbangan Untuk Sistem Benzen-Toluen
Tekanan Uap (Vapor Pressure)
Suhu

Benzen

Fraksi Mole Benzen


Pada P = 101,325 kPa

Toluen

xA

yA

1,000

1,000

345

0,780

0,900

54,0

405

0,581

0,777

1168

63,3

475

0,411

0,632

179,2

1344

74,3

557

0,258

0,456

105

204,2

1532

86,0

645

0,130

0,261

110,6

240,0

1800

101,32

760

kPa

mm Hg

353,3

80,1

101,32

760

358,2

85

116,9

877

46,0

363,2

90

135,5

1016

368,2

95

155,7

373,2

100

378,2
383,8

Sumber : Geankoplis J. C ., 1998

kPa

mm Hg

Menggunakan data kesetimbangan pada tabel 11.1-1 dan diplot nilai


yA vs xA maka diperoleh grafik kesetimbangan untuk sistem benzen
(A)-toluen (B) pada tekanan 101,32 kPa atau 1 atm.
Fraksi Mole Benzen dalam Uap, yA

1,0
0,8

Figure 11.1-2.
Equilibrium diagram for
system benzene (A)-toluene
(B) at 101.32 kPa (1 atm)

0,6
0,4

45 line

0,2
0
0

0,2

0,4

0,6

0,8

Fraksi Mole Benzen dalam Cairan, xA

1,0

Contoh : Tentukan komposisi uap dan cairan dalam keadaan


kesetimbangan pada suhu 95C (368,2 K) untuk benzen-toluen
menggunakan tekanan uap dari tabel 11.1-1 pada tekanan 101,32
kPa.
Jawab :
Pada suhu 95C dari tabel 11.1-1 :
Tekanan uap benzen (A), PA = 155,7 kPa
Tekanan uap toluen (B), PB = 63,3 kPa
Tekanan total, P = 101,32 kPa
Substitusi tekanan uap benzen dan toluen ke persamaan (2), maka :
155,7 xA + 63,3 (1 xA) = 101,32 kPa
Komposisi benzen dalam fasa cair, xA = 0,411
Komposisi toluen dalam fasa cair, xB = 1 0,411 = 0,589
Benzen dalam fasa uap, yA = [PA xA/P] = [155,7(0,411)/101,32] = 0,632

DISTILASI
Distilasi merupakan operasi pemisahan suatu campuran cair-cair
berdasarkan perbedaan perbedaan titik didih larutan sehingga salah
satu produknya memiliki kadar komponen lebih tinggi dari yang lain.
cooling water

vapor

condenser
enriching
section

reflux

D : mol/jam, xD
distillate

Feed
F : mol/jam, xF
vapor

stripping
section

reboiler
liquid
steam

bottom liquid product


W : mol/jam, xW
condensate

Kontak kesetimbangan Satu Tahap Untuk Sistem Uap-Cairan


V1

V2

L0

L1

Sistem uap-cairan di atas :


V2 : aliran uap dan LO : aliran cairan
Kedua aliran dikontakkan dalam satu tahap kesetimbangan, titik didih
atau diagram kesetimbangan xy harus digunakan.
Pada diagram di atas ada 2 komponen yaitu A dan B.
Jika pengaruh panas sensibel sangat kecil dan panas laten kedua
senyawa sama, kemudian 1 mole A terkondensasi, dan 1 mole B
harus menguap. Total mole uap V2 yang masuk akan sama dengan
V1 yang keluar, begitu pula LO = L1. Keadaan ini disebut konstanta
overflow molal, sebagai contoh sistem benzen-toluen.

Komponen A lebih dulu menguap dari pada komponen B, maka :


Neraca Bahan Komponen A :
LO xAO + V2 yA2 = L1 xA1 + V1 yA1
Hubungan kesetimbangan antara ya1 dan xa1 seperti yang
ditunjukkan pada gambar. 1
Volatilitas Relatif dari Sistem Uap-Cair
Secara umum merupakan faktor pemisahan yaitu penunjuk mudah
atau tidaknya operasi distilasi dilakukan. Campuran biner terdiri dari
komponen A dan komponen B dan komponen A lebih mudah
menguap dari pada komponen B, maka :

yA / xA
yA / xA

AB
yB / xB (1 yA) /(1 xA)

Jika sistem mengikuti hukum Raoult, seperti sistem benzen-toluen


maka :
yA = PA xA/P dan yB = PB xB/P
Untuk sistem ideal : AB = PA/PB sehingga yA =xA/1 + ( 1) xA
Distilasi Cepat (Flash Distilation)
Ada dua metode Flash Distilation, yaitu :
1. Metode I : Produksi uap dengan mendidihkan campuran cairan
kemudian dipisahkan pada tahap 1 (single stage), selanjutnya
uap dipanaskan kembali dan uap yang terbentuk
dikondensasikan dan pada distilasi ini tidak ada cairan yang
kontak dengan uap.

2. Metode II : Metode ini melibatkan pengembalian uap yang


terkondensasi ke dalam vessel kemudian kondensat didihkan
kembali. Uap akan naik melalui tray dan kondensat akan
mengalir ke bawah melalui tray yang arahnya berlawanan
dengan arah tray uap. Metode ini disebut : Distilasi fraksionasi
(fractional distillation, distillation with reflux atau rectification)
Tipe dari distilasi yang terjadi pada satu tahap atau still dan tidak
melibatkan rektifikasi (rectification), yaitu :
1. Flash Distillation (Distilasi cepat)
2. Simple batch or differential distillation
3. Steam distillation

Anda mungkin juga menyukai