PROTEIN
Disusun Oleh :
Anggota kelompok II :
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Sifat asam amino ini
berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam
karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon
umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian
amina pula umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
Daya larut protein akan berkurang jika ditambahkan garam, akibatnya
protein akan terpisah sebagai endapan. Apabila protein dipanaskan atau
ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan
alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul
protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat
amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam larutan asam (pH
rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan
positif. Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul protein akan
bergerak ke arah katoda. Dan sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi)
molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga
molekul protein akan bergerak menuju anoda.
Klasifikasi protein dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Berdasarkan bentuknya
a) Protein fibriler (skleroprotein), adalah protein yang berbentuk
serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik
larutan garam, asam basa ataupun alkohol. Contohnya kolagen yang
terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut,
dan fibrin pada gumpalan darah.
b) Protein globuler atau steroprotein, adalah protein yang berbentuk
bola. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga
lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam,
pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini
mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah diikuti
dengan perubahan sifat fisik dan fisiologiknya seperti yang dialami
oleh enzim dan hormon.
2. Berdasarkan kelarutannya
a) Albumin, yaitu larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas.
Contohnya albumin telur, albumin serum, dan laktalbumin dalam
susu.
b) Globulin, yaitu tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut
dalam larutan garam encer, mengendap dalam larutan garam
konsentrasi tinggi. Contohnya adalah legumin dalam kacang-
kacangan.
c) Glutelin, yaitu tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam
asam atau basa encer. Contohnya glutelin gandum.
d) Prolamin atau gliadin, yaitu larut dalam alkohol 70-80% dan tak larut
dalam air maupun alkohol absolut. Contohnya prolamin dalam
gandum.
e) Histon, yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam amoniak encer.
Contohnya adalah histon dalam hemoglobin.
f) Protamin, yaitu protein paling sederhana dibandingkan protein-
protein lainnya, tetapi lebih kompleks daripada protein dan peptida,
larut dalam air, dan tidak terkoagulasi oleh panas. Contohnya salmin
dalam ikan salmon.
3. Berdasarkan hasil hidrolisa total
a) Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesa
oleh tubuh dan harus tersedia dalam makanan yang dikonsumsi. Pada
orang dewasa terdapat delapan jenis asam amino esensial, yaitu lisin,
leusin, isoleusin, valin, threonin, phenylalanin, methionin, dan
tryptophan. Sedangkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh ,
ditambahkan dua jenis lagi, yaitu histidin dan arginin.
b) Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesa
oleh tubuh. Asam amino esensial teridir dari alanin, tirosin,
asparagin, sistein, asam aspartat, glisin, asam glutamat, glutamin,
serin, dan prolin.
Bahan
Larutan albumin 2% Aquadest Larutan Ninhidrin 0,1%
Kristal NaOH Larutan Na2CO3 0,2N Larutan CuSO4 0,1%
Larutan Pb-asetat 5% Larutan HCl 0,2% Urea
Larutan NaOH 10% Larutan albumin 0,2% Larutan HgCl2 2%
HCl pekat Larutan ammonium sulfat Larutan AgNO3 5%
Gelatin Larutan casein 0,2% Larutan HNO3 pekat
Larutan HCl 0,1N Larutan dapar asetat Larutan NaOH 0,1N
IV. Cara Kerja
A. Penentuan Unsur Protein
(+) kristal
NaOH 2x
voume
Panaskan
hingga tercium Panaskan dan
bau rambut perhatikan bau
terbakar amonia
Gelatin Albumin
Dipanaskan
(+) 5 mL NaOH
10%
3 mL
larutan
albumin 2%
3 mL 3 mL 3 mL
3 mL air larutan larutan larutan HCl
NaOH 10% Na2CO3 0,2%
Amati yang
terjadi
C. Uji Ninhidrin
Panaskan dalam
penangas 10 menit
Homogenkan,
amati yang terjadi
3 mL
larutan
albumin 2%
(+) 5 tetes
(+) 5 tetes (+) 5 tetes
Pb-asetat
HgCl2 2% AgNO3 5%
5%
Homogenkan
Diamkan,
amati endapan
yang terjadi
F. Denaturasi, Flokulasi, Koagulasi
3 mL albumin 3 mL HNO3
2% pekat
Panaskan di (+) 1 mL
penangas air albumin
(+) 3 mL air
Amati yang
terjadi
Dinginkan
Dinginkan
Endapan A Endapan C
Amati
V. Hasil Pengamatan
A. Penentuan Unsur Protein
No Sebelum
Hasil Setelah Pemanasan (+) Pb Asetat
Percobaan Pemanasan
-Tercium bau rambut
terbakar
1
Albumin -Warna tepung albumin
(Albumin + -
berwarna berwarna hitam
powder) kuning -Adanya kondensasi air
dengan diatas bagian tabung
bentuk
powder dan
Tidak ada -Bau amonia
2
aroma -Berwarna hitam
(Albumin + -
powder) -Kertas lakmus berubah
menjadi biru
3
(Albumin -Larut
+
powder & Warna coklat
-Bening
NaOH) pekat
Tidak larut
4 dalam NaOH
-Larut Warna coklat
(Gelatin -
Powder & -Kuning seulas muda
NaOH)
Hasil Pengamatan
No Kondisi
Sampel Pelarut (Setelah pencampuran
Percobaan Sampel Awal
sampel dan pelarut)
1 Aquadest Tidak ada perubahan
-Warna putih NaOH 10%
2 Larutan Larut, larutan bening
kekuningan
Albumin
(keruh) Terdapat sedikit
3 2% Na2CO3 0.2N
endapan, larutan bening
-Tidak ada
endapan Terdapat sedikit
4 HCl 0.2%
endapan,larutan bening
C. Uji Ninhidrin
Pengamatan
Kondisi
Sampel Reagen Sebelum Setelah Pemanasan
Awal
Pemanasan
Ninhidrin 0.1% Putih keruh Putih keruh
-Warna (NH4)2SO4
Larutan putih Putih susu Putih susu pekat
Albumin kekuningan pekat
D. Uji Biuret
Kondisi Pengamatan
Sampel Reagen
Sampel Awal (+) NaOH 2mL (+) CuSO4 5 tetes
-Warna putih Bening, Coklat
Urea Bening, Ungu
Larutan kekuningan muda
Albumin (keruh)
2% -Tidak ada Tanpa Urea Bening, Coklat Ungu kehitaman
tua
endapan
-Putih susu,
Pb-Asetat 5%
-Terdapat Endapan
Larutan -Warna putih
-Larutan Keruh
Albumin kekuningan (keruh) HgCl2 2%
-Tidak ada Endapan
2% -Tidak ada endapan
-Putih susu,
AgNO3 5%
-Terdapat Endapan
F. Denaturasi, Flokulasi, Koagulasi
1. Denaturasi ( tahap 1 )
Pengamatan
Sampel
Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan
Albumin 2% Putih Keruh Bening
2. Flokulasi ( tahap 2 )
Pengamatan
Sampel Pereaksi Sebelum
Setelah Pengamatan
Pengamatan
Albumin HNO3 Pekat Putih Keruh Kuning Keruh, Sedikit
2% gumpalan
3. Koagulasi ( tahap 3 )
1: Sedikit
NaOH Larut(-),
C Terbentuk Endapan (+)
0.1N Bening Endapan
2: Larut
1.1 albumin 1.2 kertas lakmus 1.4 stlh pemanasan 1.4 Setelah
berubah jd item, jd biru a. Albumin pemanasan dan
ada kondensasi b. Gelatin penambahan pb
air asetat
TAHAP 2 TAHAP 3
Berurutan Berurutan
Aquades, NaOH, Na2CO3, 3.1, 3.2, 3.3, 3.4
HCl
TAHAP 4 TAHAP 5
TAHAP 6
Denaturasi, Denaturasi,
Denaturasi, Denaturasi, Flokulasi, Flokulasi,
Flokulasi, Flokulasi, Koagulasi (Setelah Koagulasi (Hasil
Koagulasi Koagulasi Tahap 3 Pemanasan) Endapan)
Kiri : Tahap 1 (Sebelum Kiri : (+) HCl Berurutan dari
Kanan : Tahap 2 Pemanasan) Tengah : (+) Dafar kiri : A1, A2, C1,
Kiri : (+) HCl Asetat C2
Tengah : (+) Dafar Kanan : (+) NaOH
Asetat
Kanan : (+) NaOH