(PAPER)
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Gizi dan Evaluasi Pangan
DISUSUN OLEH:
Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dapat dibagi dalam beberapa grup yaitu :
a. Albumin
Albumin Yaitu protein yang larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya albumin
telur, albumin serum, dan laktat albumin dalam susu.
b. Globulin
Globulin yaitu tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam encer,
mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi. Contohnya adalah legumin dalam kacang-
kacangan.
c. Glutelin
Glutelin yaitu tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam atau basa encer.
Contohnya glutelin gandum.
d. Prolamin atau gliadin
Prolamin atau gliadin yaitu larut dalam alkohol 70-80% dan tak larut dalam air
maupun alkoholabsolut.Contohnya prolamin dalam gandum.
e. Histon
Histon yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam amoniak encer. Contohnya adalah histon dalam
hemoglobin.
f. Protamin
Protamin yaitu protein paling sederhana dibandingkan protein protein lainnya, tetapi lebih
kompleks daripada protein dan peptida, larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas.
Contohnya salmin dalam ikan salmon.
Berdasarkan hasil hidrolisa total suatu protein dikelompokkan sebagai berikut :
a. Asam amino esensial
Asam Amino Esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh dan harus tersedia
dalam makanan yang dikonsumsi. Pada orang dewasa terdapat delapan jenis asam amino esensial :
1. Lisin2. Leusin 3. Isoleusin 4. Valin 5. Threonin 6. Phenylalanin 7. Methionin 8. Tryptophan
Sedangkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh , ditambahkan dua jenis lagi ialah Histidin dan
Arginin.
b. Asam amino non esensial Yaitu asam amino yang dapat disintesa oleh tubuh.Ialah :
1. Alanin 2. Asparagin 3. Asam aspartat 4. Asam glutamat 5. Glutamin 6. Tirosin
7. Sistein 8. Glisin 9. Serin 10. Prolin
Penentuan NPR
NPR ( Net Protein Ratio ) dikembangkan oleh Bender dan Doel pada tahun 1957 dengan
tujuan untuk memecahkan masalah masalah teoritis yang terdapat pada PER. Dalam penentuan
NPR, baik ransum maupun persyaratan tikus yang digunakan sama dengan yang terdapat pada
penentuan PER. Bedanya adalah pada NPR ditambahkan 1 grup tikus yang diberi ransum non
protein dan percobaan hanya dilakukan selama 10 hari.
NPR dihitung dengan menggunakan rumus :
Pertambahan berat (protein uji) penurunan berat (non protein) / Konsumsi protein uji
Penurunan berat dihitung sebagai angka rata rata penurunan berat badan dari grup tikus yang
menerima ransum non protein. NPR dihitung untuk tiap tiap ekor tikus dan nilai rata ratanya
dihitung untuk tiap grup. Selanjutnya nilai NPR rata rata tersebut dinyatakan sebagai
persentase dari nilai NPR kasein sebagai grup kontrol.
Penentuan NPU dan Daya Cerna
Suatu metode kuantitatis untuk mengevaluasi suatu protein secara biologis, petama kali
diuraikan oleh Thomas pada tahun 1909. Metode ini dikenal dengan sebutan Nilai Biologis
( Biological Value, BV ). Metode ini dikembangkan dengan menggunakan subjek orang dewasa.
Thomas mengekspresikan BV dengan rumus :
Nitrogen tertinggal dalam tubuh / Nitrogen yang diabsorbsi
Pekerjaan tersebut sangat sulit untuk dilaksanakan, karena memerlukan ketelitian dalam
hal pengumpulan dan pengukuran makanan serta excreta. Mitchell pada tahun 1923 1924
mengadopsi metode tersebut pada tikus, baik pada tikus muda maupun dewasa. Selanjutnya
mendefinisikan BV dengan rumus:
N konsumsi ( N feses N metabolik ) ( N urine N endogen ) /N konsumsi ( N feses N
metabolik )
N metabolik dan N endogen diukur pada hewan yang diberi ransum bebas protein. Dari
data tersebut dapat dihitung daya cerna sejati ( True Digestibility, D) dengan rumus :
N konsumsi (N feses-N metabolik) / N Konsumsi
Dan untuk menghitung Digestibility Apparent dapat dihitung dengan menggunakan rumus ;
N konsumsi N feses / N konsumsi
Oleh karena NPU sama dengan N yang tertinggal dalam tubuh / N yang dikonsumsi,
sedangkan BV N yang tertinggal dalam tubuh / N yang diabsorbsi dan D = N yang diabsorbsi / N
yang dikonsumsi, maka NPU = BV x D, dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
N konsumsi ( N feses N metabolik ) ( N urine N endogen ) / N konsumsi