TEKNOLOGI PANGAN
DISUSUN OLEH :
NURJAYA
WERY ASLINDA
BAHJA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN GIZI
2020
MODUL 2. TEKNIK PENGAWETAN
/PENGOLAHAN BAHAN PANGAN
DENGAN SUHU RENDAH (PEMBEKUAN)
II. TEKNIK PENGAWETAN/PENGOLAHAN BAHAN PANGAN
DENGAN SUHU RENDAH (PEMBEKUAN)
Tujuan Pembelajaran :
Suhu rendah memberikan dampak terhadap kualitas suatu bahan pangan. Terdapat 2
(dua) pengaruh suhu rendah terhadap bahan pangan :
1. Penurunan suhu akan menyebabkan terjadinya penurunan proses kimia, mikrobiologi
dan biokimia yang berhubungan dengan kerusakan bahan pangan.
2. Pada suhu dibawah 0⁰C air akan membeku dan terpisah dari larutan membentuk es.
Pembekuan mempunyai pengaruh nyata pada kerusakan sel mikroba.
Apabila suhu penyimpanan beku cukup rendah, dan perubahan kimiawi selama
pembekuan dapat dipertahankan sampai batas minimum, maka mutu makanan beku dapat
dipertahankan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Gb. 2.1. Batasan suhu untuk penyimpanan dan pengolahan pangan pada level aman
B. METODE PEMBEKUAN
Berbagai metode pembekuan dapat dilakukan pada bahan pangan/produk pangan,
tergantung pada jenis dan banyaknya bahan serta kualitas yang diharapkan. Beberapa
metode pembekuan yang dilakukan untuk memperpanjang daya simpan adalah sebagai
berikut :
1. Sharp Freezing
Produk yang dibekukan diletakkan diatas lilitan pipa evaporator (refrigerated coli).
Pembekuan ini termasuk pembekuan lambat karena itu tidak dianjurkan kecuali pada
wadah yang kecil
5. Cryogenic Freezing
Membekukan produk dengan menggunakan semprotan bahan kriogen misalnya CO2
cair atau Nitrogen cair. Pembekuan berlangsung sangat cepat.
Metode pembekuan yang dipilih untuk setiap produk bergantung pada : mutu produk dan
tingkat pembekuan yang diinginkan, jenis produk, jenis pengemasan, fleksibilitas yang
diharapkan, biaya pembekuan.
Beberapa bahan pangan dibekukan secara cepat (rapid freezing) karena pembekuan
lambat menghasilkan mutu yang rendah pada produk akhir. Terdapat teknik rapid freezing
yang dikembangkan dengan cara penyemprotan cairan nitrogen pada bahan pangan.
Teknik ini tergolong mahal tetapi mengurangi oksidasi permukaan bahan pangan yang
tidak dikemas dan hilangnya air dari bahan pangan tersebut. Teknik ini dapat dilakukan
pada berbagai jenis bahan pangan.
Perubahan enzim adalah penyebab utama dari perubahan mutu buah dan sayur sehingga
harus diinaktifkan untuk memperoleh mutu produk yang baik. Selama proses pembekuan,
kosnentrasi bahan-bahan dalam sel termasuk enzim dan substratnya meningkat, jadi
kecepatan aktivitas termasuk enzim dalam jaringan beku cukup nyata meskipun pada suhu
rendah.
Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi mutu akhir dari produk makanan beku adalah :
1. Kualitas bahan baku yang digunakan : varietas, tingkat kematangan dan kecocokan
disimpan dalam keadaan beku.
2. Perlakuan pendahuluan seperti blansir, penggunaan sulfit atau asam askorbat.
3. Metode dan kecepatan pembekuan.
4. Suhu penyimpanan dan fluktuasi suhu
5. Waktu penyimpanan
6. Kelembaban lingkungan tempat penyimpanan terutama untuk makanan yang tidak
dikemas.
7. Sifat dari bahan pengemas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu sayur/buah beku tergantung pada 2 (dua) hal
berikut :
1. Ketepatan waktu penyimpanan. Sebelum terjadi perubahan yang tidak dikehendaki
pada bahan pangan yang disimpan beku, sebaiknya bahan pangan jangan dibekukan
terlalu lama. Contoh, sayuran beku hanya dapat disimpan beku selama satu tahun jika
suhu penyimpanan dipertahankan pada suhu -18⁰C, kenaikan suhu sebesar 2,8⁰C
akan menghilangkan separuh dari daya simpan sayur tersebut.
2. Ketepatan suhu penyimpanan. Fluktuasi suhu selama penyimpanan akan menurunkan
mutu produk makanan beku dan jika sekali terjadi penurunan mutu, tidak dapat
dikembalikan menjadi seperti semula meski penyimpanan dilakukan pada suhu yang
lebih rendah.
Tabel berikut ini menyajikan perkiraan daya simpan dengan mutu yang tinggi (High Quality
Life) pada beberapa jenis makanan beku. Dengan mengetahui HQL pangan, maka kita
dapat mengeliminasi timbulnya penurunan mutu pada bahan pangan sebelum dikonsumsi.
Tabel 2.1. Perkiraan HQL dari beberapa makanan beku
LATIHAN :
Silahkan anda membaca modul ini, dan ajukan pertanyaan yang perlu anda tanyakan pada
forum diskusi di siakad