Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bahan kajian ini mahasiswa :
1. Mampu menjelaskan prinsip pengolahan/pengawetan dengan pengeringan
2. Mampu menjelaskan prinsip pengolahan/pengawetan dengan pengeringan
3. Mampu menunjukkan produk
Faktor external :
1. Suhu
2. Tekanan udara
3. Kelembaban udara
4. Kecepatan volumetric aliran udara pengering
Gambar 3.1
2) Bed dryer adalah pengering yang berbentuk bak luas yang memiliki
pengatur suhu. Bahan pangan berupa biji-bijian seperti gabah, kemiri,
jagung, kopra, kopi dll
Gambar 3.2
3) Tunnel dryer merupakan pengeringan yang berbentuk lorong/ terowongan
dengan system bergetar. Alat ini biasanya digunakan untuk mengringkan
biji-bijian, buah-buahan, sayuran, ikan dan udang dll
Gambar 4.3
4) Vertical down flow concurrent dryer merupakan alat yang berupa zat cair
o
yang akan dikeringkan dengan cara dipanaskan kada suhu 60-70 C,
kemudian disemprotkan dengan tekanan tinggi dan terjadi penguapan
secara cepat, sehingga zat cair yang akan di kkeringkan langsung menjadi
bubuk-bubuk kering dan jatuh ke dasar ruangan yang panas. Yang
digunakan untuk mengeringkan bahan pangan berbentuk bubur atau larutan.
Gambar 4.4
b. Pengeringan isotermis
Pengeringan isotermis adalah pengeringan yang didasarkan atas kontak langsung
antara bahan pangan dengan plat logam yang panas. Dalam hal ini terdapat juga
pompa vakum untuk mengeluarkan uap air bahan. Alat-alat pengering yang
termasuk kelompok ini adalah drum dryer, vacuum shelf dryer, dan continous
vacuum dryer.
1) Drum dryer merupakan pengeringan yang menggunakan drum yang
dipanaskan yang berputar perlahan-lahan dengan kecepatan 4 sampai 10
putaran per menit. Digunakan untuk mengeringan bahan makanan cair, irisan
kentang, irisan kentang, irisan singkong, serelaa, buah-buahan, makanan bayi,
tepung susu dll
Gambar 4.5
2) Vacuum shelf dryer merupakan pengeringan dengan cara menurunkan tekanan
uap ruang di bawah tekanan air sehingga air menmdidih dan dikeringkan
dengan bantuan pompa vakum yang digunakan untuk mengeringkan bahan
pangan yang hidroskopis seperti madu, gula dan garam
Gambar 4.6
3) Continous vacuum dryer adalah pengeringan dengan cara menurunkan
tekanan uap ruang dibawah tekanan air sehingga air mendidih dan di keringkan
dengan bantuan pompa vakum kemudian pengeringan dipakai dengan
melewatkan bahan secara kontinyu melaui udara panas. Alat ini di gunakan
untuk mengeringkan bahan pangan untuk menghasilkan produk yang renyah
dan tidak merubah organoleptic bahan seperti kerupuk dari buah-buah dan
hewani (krupuk kulit).
Gambar 4.7
3. Pengeringan secara osmotik
Cara pengeringan ini didasarkan atas proses osmosis yaitu memindahklan cairan dari
larutan encer kelarutan yang lebih pekat melalui suatu lapisan yang bersifat semi
permiabel. Proses pemindahan air ini berlangsung sampai terjadi kesetimbangan antara
larutan gula dengan bahan yang dikeringkan. Bahan pangan yang dikeringkan dengan
cara ini adalah buah-buahan matang yang sudah manis.
Pada pengeringan buah-buahan secara osmosis, potongan buah dicelupkan kedalam
larutan gula yang pekat (65 – 75%) dan dengan proses ini kandungan air buah yang
dapat dipindahkan mencapai kurang lebih 50% dari berat buah semula. Proses osmosis
ini dilakukan sebagai dehidrasi parsial dari buah-buahan yang kemudian dilanjutkan
dengan pengeringan biasa. Cara ini biasa dipakai dalam pembuatan manisan buah
kering.
Beberapa keuntungan dari pengeringan osmotik adalah :
a. Tidak menggunakan suhu tinggi sehingga warna dan citarasa produk dapat
dipertahankan. Suhu yang baik untuk pengeringan osmosis adalah <50⁰C selama 3
jam.
b. Gula atau sirup berperan sebagai osmotic dehydratic agent, dapat menurunkan Aw
bahan sehingga pertumbuhan mikroba dapat dihambat.
c. Gula yang pekat disekitar buah menghindari kontak antara senyawa polifenol
dengan oksigen sehingga pencoklatan enzimatis dapat dicegah.
d. Selama berlangsung proses osmosis, beberapa asam dari buah turut larut,
sehingga dengan adanya gula akan dihasilkan produk yang lebih manis daripada
buah kering biasa.
Kerugian pengeringan osmotik adalah :
a. Pada produk tertentu, seperti manisan apel, penurunan kadar asam buah yang
dikeringkan dapat merugikan tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan cara
menambahkan asam kedalam larutan gula yang digunakan untuk merendam buah.
b. Terjadi kristalisasi kelebihan gula pada permukaan produk yang dikeringkan. Hal ini
dapat dihilangkan dngan cara pencucian cepat setelah perendaman.
c. Gula atau sirup yang menempel pada buah kering akan menahan sebagian aroma
buah yang merupakan minyak eteris sehingga dapat menyebabkan ketengikan.
Proses ketengikan dapat dicegah dengan pengemasan yang baik.
d. Pemakaian gula menyebabkan kenaikan biaya operasional.
4. Pengeringan secara pembekuan
Proses pembekuan juga dapat menurunkan Aw bahan sehingga pembekuan juga dapat
digolongkan sebagai proses pengeringan. Pada pengeringan ini digunakan prinsip
sublimasi dimana bahan pangan dibekukan dan air dikeluarkan dari bahan secara
sublimasi dalam kondisi tekanan vakum. Jadi langsung dari bentuk padat menjadi gas
atau uap dan proses ini dilakukan dalam keadaan vakum (tekanan lebih kecil dari 4
mmHg)
Suhu yang digunakan dalam pengeringan secara pembekuan adalah -10⁰C sehingga
kerusakan kmiawi dan fisik pada bahan pangan dapat dicegah. Dengan perlakuan
tersebut, cita rasa bahan dapat dipertahankan demikian pula dengan daya rehidrasi.