PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam
pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang
berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal, Indonesia juga memiliki obat
tradisinal yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang kita yaitu Jamu. Obat herbal
dianggap dan diharapkan berperan dalam usaha-usaha pencegahan dan pengobatan penyakit,
serta peningkatan taraf kesehatan masyarakat disamping tujuan yang lain.
Dunia kedokteran kini mulai mencoba untuk memanfaatkan obat obatan herbal salah satu
contohnya adanya klinik Hortus Medicus yang melayani pasien dengan menerapkan obat herbal
sebagai obat dalam mengobati pasien. Tentunya obat herbal ini telah mengalami standarisasi dan
uji klinik sebelum digunakan sebagai obat, sehingga dapat dinyatakan aman untuk dikosumsi.
Obat herbal murni diambil dari saripati tumbuhan atau hewan yang mempunyai manfaat
untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintetis). Obat Herbal yang berasal
dari tumbuhan (nabati) misalnya temulawak, jahe, daun sirsak, jahe merah, teh hijau, dan
sebagainya di Javaplant lah macam-macam ekstrak tumbuhan diproduksi. Javaplant telah banyak
terserap industri farmasi, jamu, makanan, minuman bahkan industri kosmetik baik di tanah air
maupun internasional.
Oleh karena itu sebagai mahasiswa S1 Farmasi diharapakn untuk mengetahui tanaman
apa saja yang mempunyai khasiat untuk mengobati serta bisa digunakan untuk mengobati
penyakit apa saja dan mengtahui cara mengekstraksi tanaman obat menjadi bubuk ekstrak yang
dapat digunakan untuk ramuaan obat herbal, kosmetik atau makanan minuman. Praktikum
kegiatan Lapangan melalui kunjungan ke Balai Besar Tanaman Obat Dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) dan Pt. Javaplant merupakan salah satu cara untuk lebih mengenal, mengetahui
dan menambah pengetahuan akan keanekaragaman tanaman obat yang bisa hidup di Indonesia.
Melihat secara langsung bagaimana tanaman obat tersebut tumbuh, bagian mana dari tumbuhan
yang digunakan sebagai obat serta cara penggunaan tanaman sebagai obat atau proses pembuatan
obat herbal sampai siap diberikan kepada pasien untuk dikonsumsi dan mengetahui cara
mengekstraksi beserta peralatan skala industri.
Sedikit gambaran dari kedua tujuan PKL tersebut B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal) merupakan sebuah institusi yang bergerak
dalam bidang penelitian serta pengembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai herbal. Herbal
merupakan salah satu jenis pengobatan medis yang menggunakan tanaman alam yang sudah
melalui penelitian dan terbukti khasiatnya. Selain itu B2P2TOOT tidak hanya memiliki kebun
tanaman obat tapi juga laboratorium untuk penelitian bahkan klinik Hortua Medicus dengan
jumlah pasien rata rata 30 50 pasien. jadi bisa dikatakan cukup lengkap.
PT. Javaplant merupakan produsen terbesar untuk ekstrak bubuk di Indonesia. Mampu
memproduksi 15 ton perbulan untuk ekstrak herbal, dan 100 ton/bulan untuk green tea dan black
tea. Dengan kapasitas sebesar itu, Bahkan PT. Javaplant bisa dibilang produsen ekstraksi
terbesar di Asia Tenggara, dan khusus ekstrak kayu manis dan pasak bumi merupakan yang
terbesar di dunia. Sehingga sangat cocok untuk tempat kunjungan ilmiah. Kita bisa belajar dan
menimba ilmu sekaligus refreshing.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasi rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah, profil serta visi misi dari B2P2TOOT?
2. Bagaimana struktur organisasi dari B2P2TOOT?
3. Bagaimana proses, dan hasil produksi dari B2P2TOOT?
4. Bagaimana sejarah, profil serta visi misi dari PT. Javaplant?
5. Bagaimana struktur organisasi dari PT. Javaplant?
6. Bagaimana proses, dan hasil produksi dari PT. Javaplant?
C. Tujuan PKL
Tujuan dari kegiatan lapangan di B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional) dan PT. Javaplant adalah:
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui sejarah, profil, serta visi-misi B2P2TOOT.
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui struktur organisasi B2P2TOOT.
3. Mahasiswa diharapkan mengetahui proses, dan hasil produksi dari B2P2TOOT.
4. Mahasiswa diharapkan mengetahui sejarah, profil, serta visi misi dari PT. Javaplant.
5. Mahasiswa diharapkan mengetahui strusktur organisasi dari PT. Javaplant.
6. Mahasiswa diharapkan mengetahui proses, dan hasil produksi dari PT. Javaplant.
D. Manfaat PKL
Manfaat dari kegiatan lapangan di B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional) dan PT. Javaplant antara lain :
1. Mengetahui sejarah, profil, serta visi-misi B2P2TOOT.
2. Mengetahui struktur organisasi B2P2TOOT.
3. Mengetahui proses, dan hasil produksi dari B2P2TOOT.
4. Mengetahui sejarah, profil, serta visi misi dari PT. Javaplant.
5. Mengetahui strusktur organisasi dari PT. Javaplant.
6. Mengetahui proses, dan hasil produksi dari PT. Javaplant.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional).
1. Sejarah B2P2TOOT ( Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) merupakan pengembangan kelembagaan Balai Penelitian Tanaman Obat
(BPTO),serta merupakan unit Pelaksanaan Teknis Badan Litbang Kesehatan yang berdiri sejak
tahun 1948. Pada awalnya balai ini bernama Hortus Medicus Tawangmangu yang di dirikan oleh
RM.Santoso (almarhum), yang di bantu oleh Prof. Dr. Sutarman sebagai cabang
laboraturium pharmacotherapie, Klaten. Atas kerja keras dan semangat serta jasa
RM.Santoso Hortus Medicus Tawangmangu secara resmi administratif di hidupkan pada tahun
1950 dalam lingkungan lembaga Eijkman.
Secara berturut-turut dengan berubahanya kebijakan pemerintah pada tanggal 1 Juni 1955, 8
Juni 1963, 25 Juli 1968, dan 8 November 1968 Hortus Medicus Tawangmangu berada di bawah
pengawasan dan tangungg jawab Lembaga Farmakoterapi Departemen kesehatan c.q. Direktorat
Jendral Farmasi dan Lembaga Farmasi nasional di Jakarta. Sejak tanggal 9 Juli 1975 Hortus
Medicus Tawangmangu berada di bawah pengawasan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional,
Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan di Jakarta.
Dasar pertimbangan bahwa Hortus Medicus Tawangmangu adalah tempat penelitian
tanaman obat, dan sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.
149/Men.Kes/SK/IV/78 pada tanggal 28 April 1978, maka Hortus Medicus Tawangmangu
diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Dep. Kes. RI dam dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang bertangung jawab kepada Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi. Transformasi I sebagai lembaga Iptek memberikan
nuansa dan semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai
bahan JAMU untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakyat.
Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006
tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II tersebut memberikan amanah
untuk melestarikan, membudidayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan negara menggali,
memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan sumber daya lokal untuk pembangunan
kesehatan. Ini berdampak pada Transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun
2010 pada tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU, Penelitian Berbasis Pelayanan.
Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi JAMU, dari hulu ke hilir,
mulai dari riset tumbuhan obat dan JAMU, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik,
riset klinik, teknologi, menajemen bahan JAMU, penelitian iptek, pelayanan iptek,
dan diseminasi sampai dengan community empowerment.
2. Profil B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) terletak di Jl. Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah Telp.
0271-697010, Fax.0271-697451 Email: b2p2to2t@litbang.depkes.go.id b2p2to2t@gmail.com
3. Visi dan Misi
Visi : Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat
Misi :
a. Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional
b. Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
c. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional.
4. Tugas dan Fungsi B2P2TOOT
a. Tugas : Melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional
b. Fungsi :
1) Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan di bidang tanaman obat
dan obat tradisional.
2) Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi plasma nutfah tanaman
obat.
3) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelestarian plasma nutfah
tanaman obat.
4) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat dan obat tradisional.
5) Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraaan di bidang tanaman obat dan obat
tradisional.
6) Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen, analisis, koleksi
spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan obat tradisional.
7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
5. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional) Kedudukan tertinggi adalah ketua B2P2TOOT Indah Yuning Prapti,
SKM., M.Kes, Akhmad saikhu,SKM,M,StPH sebagai Ka bagian tata usaha, Fauzi MP sebagai
Ka subag umum, Edwin K Setyawan,SKM sebagai Ka subag keuangan, Drs. Slamet
wahyono,Apt sebagai Ka bidang pelayanan penelitian, Nagiot C. tambunan ,ME sebagai Ka
bidang program, kerjasama dan informasi, Harto widodo sebagai Ka Sie. Sarana penelitian ,
amalia damayanti sebagai Ka. Sie kerjasama dan informasi , Tri widayat sebagai Ka sie
pelayanan penelitian , indah laksimiwati sebagai Ka sie program dan evaluasi.
Tugas jabatan struktur organisasi B2P2TOOT sebagai beririkut:
a. Ketua: Mempin, menjalankan dan memegang Balai, sehingga dapat mencapai Visi Misi.
Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat serta memberikan bimbingan
dan pengarahan umum kepada bawahanya.
b. Tata Usaha: Mengatur jalanya rencana kerja B2P2TOOT.
c. Ka Subag Umum :Menyediakan kebutuhan- kebutuhan signifikan para staff. Mengendalikan dan
menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi, kepegawain/ personalia serta keskertasisan.
d. Ka Subag Keuangan : Mengatur dan mengawasi keluar masuknya kas perusahaan. Membuat
keputusan yang berhubungan dengan bagian keuangan perusahaan
e. Ka Subag Pelayanan dan Penelitian: Mengatur dan mengawasi pelayanan serta mengadakan
penelitian yang bermanfaat sesuai visi misi.
f. Ka bidang program, Kerjasama dan informasi : Mengatur kerjasama Balai dengan instasi lain
untuk kemajuan Balai. Memberikan informasi kepada staf lain atau kepada masyarakat.
g. Ka sie Prasarana Penelitian: Menyediakan prasarana untuk kebutuhan Penelitian.
h. Ka Sie Evaluasi : Melaksanakan evaluasi taunan atau setiap program kerja dilaksanakan.
Kepala B2P2TO-OT
Indah Yuning Prapti, SKM., M.Kes
Ka.Subag.Umum
Fauzi MP
Ka.Subag. Keuangan
Edwin F. Setyawan, SKM
Ka. Bidang Program, Kerjasama dan Informasi
Nagiot C. Tambunan, M.E.
Ka. Bidang Pelayanan Penelitian
Drs. Slamet Wahyono, Apt.
Ka. Sie Kerjasama dan Informasi
Amalia Damayanti
Ka. Sie Sarana Penelitian
Harto Widodo
Ka. Sie Program dan Evaluasi
Indah Laksimiwati
Ka. Sie Pelayanan Penelitian
Tri Widayat
Instalasi dan Laboratorium
Kelompok Fungsional Peneliti
Bagan 1. Struktur Organisasi B2P2TOOT
8) Pengemasan/ Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan simplisia dan dapat berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan obat herbal/ isi. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung
berhubungan dengan simplisia sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan
langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah yang digunakan di B2P2TOOT tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan,
mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi. Wadah tertutup baik: harus
melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
9) Cara Penyimpanan
Produk yang sudah dikemas didaam kantong plastik besar disimpan ke dalam gudang.
Penyimpanan dilakukan diruangan tertutup namun pencahayaan masih cukup terhadap serangan
serangga serta suhu yang sesuai dengan suhu kamar. Gudang penyimpanan produk di
B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional)
didalamnya terdapat rak besar untuk menyimpan dan menyusun produk. Hal ini bertujuan agar
produk tidak bersentuhan dengan lantai.
c. Daftar Produk
Daftar produk yang dihasilkan dari B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional) antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jamu Hipertensi
b. Jamu Hiperglikemi
c. Jamu Hiper-kolesterolemi
d. Jamu Hiper-urisemi
8. Lay Out Bangunan
Lay out bangunan yang ada di B2P2TOOT (Balai Besar Pengembangan dan Penelitian
Tanaman Obat dan Obat Tradisiona) meliputi:
a. Gedung laboratorium terpadu 3 lantai.
b. Gedung laboratorium pasca panen.
c. Gedung kantor untuk manajemen litbang 3 lantai.
d. Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus yang telah ditetapkan sebagai Klinik Tipe gedung
pertemuan berdaya tampung 400 orang.
e. Perpustakaan dengan 1.238 koleksi pustaka berupa jurnal ilmiah, majalah ilmiah dan buku-buku
terbitan dalam dan luar negeri.
f. Rumah kaca 2 unit untuk adaptasi dan pelestarian.
g. Kebun penelitian, Etalase Tanaman Obat dan Kebun Produksi:
1) Kebun Karangpandan seluas 1,8 Ha pada ketinggian 600 m dpl.
2) Kebun Kalisoro dengan luas sekitar 2 Ha pada ketinggian 1200 m dpl.
3) Kebun Tlogodingo seluas 12 Ha pada ketinggian 1800 m dpl.
h. Sinema Fitomedika, untuk visualisasi penyebarluasan informasi
Museum Mini Obat Tradisional Herbarium kering dan basah
B. PT. Javaplant
1. Sejarah
Berawal dari keinginan untuk memenuhi pasar herbal di Tanah Air, keluarga Rahardjo yang
dikenal sebagai pemegang merek jamu kuat Pilkita tergelitik untuk masuk ke pasar ekstrak
herbal. Tentu ada alasan kuat mereka tertarik dengan produk ini.
Jauh hari sebelumnya, BPOM pernah memberikan gagasan untuk memproduksi ekstrak
herbal karena dinilai lebih terjamin dari segi mutu produk. Berangkat dari hal itu, Purwanto
Rahardjo, Mulyo Rahardjo, dan Junius Rahardjo, memutuskan untuk mendirikan pabrik ekstrak
herbal senilai Rp50 miliar di Tawangmangu, Solo, bernama PT. Javaplant awal dari keinginan
untuk memenuhi pasar herbal di Tanah Air, keluarga Rahardjo yang dikenal sebagai pemegang
merek jamu kuat Pilkita tergelitik untuk masuk ke pasar ekstrak herbal. Tentu ada alasan kuat
mereka tertarik dengan produk ini.
Perusahaan ini memproduksi aneka ekstrak herbal, lalu memasarkan produknya ke berbagai
produsen jamu. Sayangnya, yang berminat pada produk PT. Javaplant hanya sedikit.
Permintaan malah datang dari beberapa perusahaan multilevel marketing dan industri herbal
rumahan, tetapi jumlahnya memang tidak terlalu besar. Lantaran pasar lokal dianggap belum bisa
menerima produknya, PT. Javaplant pun beralih membidik pasar luar negeri.
Menembus pasar internasional tidak mudah. Butuh waktu tiga tahun bagi PT. Javaplant
untuk bisa menembus pasar ekspor. Tepatnya tahun 2006 menjadi milestone perusahaan ini untuk
berkancah di pasar global. Saat itu, PT. Javaplant mendapat pesanan dari sebuah perusahaan asal
Amerika Serikat bernama Integrity Nutraceuthicals International (INI). Perusahaan tersebut
memesan ekstrak kayu manis dalam jumlah lumayan besar untuk keperluan uji klinis, yang
hasilnya nanti akan dijual kembali ke berbagai peritel maupun perusahaan herbal di Amerika
Serikat dan beberapa negara lain di seluruh dunia. Sampai sekarang, INI menjadi pelanggan
terbesar PT. Javaplant.
Total ekspor ke sana mencapai 7080 juta ton per tahun, setelah Amerika Serikat, setahun
berikutnya Jepang berhasil ditembus. Menyusul kemudian negara-negara seperti Korea,
Australia, Malaysia, dan lain-lain. Saat ini, 60% dari total produksi PT. Javaplant diserap oleh
Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara di Asia Tenggara, sisanya baru di pasar domestik.
Tahun 2008, perusahaan yang berada di bawah bendera PT Tri Prihardja ini membangun pabrik
untuk memproduksi ekstrak tanaman yang sering menjadi bahan dasar makanan dan minuman.
2. Profil
PT. Javaplant merupakan perusahaan produsen ekstrak terbesar di Indonesia, PT.
Javaplant beralamat di Jl. Raya Solo Tawangmangu Km. 32 No33 Desa Salam, Karang
Pandas Karanganyar, Surakarta 57791 Indonesia.
info : javaplant.co.id
3. Visi dan Misi
a. Visi
Sebagai provider herbal asli indonesia berstandar internasional.
b. Misi
Membawa jamu herbal asli Indonesia ke pasar internasional.
4. Struktur organisasi
direktur R&D javaplant
Ir. Budi santoso
c. Ruang pilot
Pilot plant yaitu berfungsi untuk memprodukai eksrak yang sudah melewati pengujian dan
analisa di laboratorium. Pilot plant digunakan memproduksi ekstrak dalam skala kecil sebelum
melakukan produksi dalam skala industri.
c. Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali. Laboratorium di Javaplant digunakan untuk analisa aatau menguji
bahan baku apakah layak untuk di gunakan atau hasil produksi yang sudah jadi di uji kelayakan,
keamanan, khasiat maupun ke halalan produk. Berikut adalah laboratorium yang ada di PT.
Javaplant.
1) Laboratorium Fitokimia : Yaitu untuk menganalisa kadar air, menguji kadar debu, kelarutan
dalam alkohol,kelarutan dalam air. Alat yang digunakan yaitu krimetik chamber berfungsi untuk
menentukan masa kadaluarsa suatu produk.
2) Laboratorium Instrumen
Berikut adalah daftar alat yang ada di Laboratorium Instrumen PT. Javaplant
a) Spektrofotometri uv / vis yaitu untuk menganalisa zat aktif per golongan.
b) KLT (Kromatografi Lapis Tipis)yaitu untuk uji kualitatif zat aktif.
c) KCKT yaitu untuk menganalisis zat aktif dengan lebih spesifik lagi
d) GCMS yaitu untuk menguji zat aktif yang lebih mudah menguap. Di PT. Javaplant belum pernah
menggunakan GCMS karena pada pembuatan suatu bahan baku belum menggunakan
dengan bahan yang mudah menguap.
3) Laboratorium mikrobiologi
Beberapa alat-alat yang ada pada lab mikrobiologi yaitu:
a) ALT (angka lempeng total) digunakan untuk mengetahui beberapa bakteri yang terdapat /
terkandung.
b) AKK diguakan untuk mengetahui berapa banyaknya jamur dan kapang dalam suatu produk.
Kepekaannya maksimal 1000.
BAB III
PEMBAHASAN
Praktik kegiatan lapangan merupakan salah satu kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan yang diadakan sebagai praktik nyata dengan tujuan untuk memperluas wawasan dan
menambah pengalaman dalam mengaplikasikan materi dan teori, sebagai mahasiswa program
studi S1 Farmasi Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi dituntut
aktif dalam kegiatan lapangan untuk menimba ilmu sebanyak- banyaknya untuk menambah
wawasan tentang ilmu Farmasi khususnya bidang Industri Farmasi yang sebagimana STIKes
BHAMADA Slawi merupakan satu lembaga pendidikan yang mencetak dan menyiapkan tenaga
kesehatan yang profesional dibidangnya, dengan memberi bekal yang cukup kepada mahasiswa,
diantaranya dengan melakukan Praktik Kegiatan Lapangan (PKL) yang dilaksankan pada tanggal
27 Juli 2015 di B2P2TOOT Tawangmangu dan PT. Javaplant Karanganyar.
Praktik kerja lapangan ini bertujuan untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang
dunia perindustrian. Mahasiswa dituntut aktif menggali informasi tentang Industri Farmasi untuk
memperoleh pengetahuan mulai dari sejarah, profil, visi misi, lay out bangunan perusahaan,
sampai proses produksi, pengemasa, distribusi yang ada di B2P2TOOT dan PT. Javaplant,
kualitas belajar mengajar dalam mengaplikasikan teori yang diajarkan dan dipelajari.
Pelaksanaan Praktik Kegiatan Lapangan, tempat pertama yang kami kunjungi yaitu
B2P2TOOT yang berada di Jl. Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Tempat pertama di B2P2TOOT yang kami kami singgahi yaitu gedung sinema , di mana
mahasiswa memperoleh perkenalan dan penjelasan mengenai B2P2TO-OT dan
perkembangannya, kegiatan dan sarana dan prasarana di B2P2TOOT. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan pengembangan
kelembagaan Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO), serta merupakan unit Pelaksanaan Teknis
Badan Litbang Kesehatan yang berdiri sejak tahun 1948. Ada banyak kegiatan yang sangat
bermanfaat disini terutama untuk menambah wawasan tanaman herbal indonesia.
Etalase tanaman obat merupakan kegiatan kedua kunjungan kami di B2P2TOOT
etalase tanaman obat merupakan salah satu fasilitas wisata jamu disini banyak tanaman
yang tidak hanya indah tapi juga berkhasiat. Koleksi tanaman obat di sini mayoritas
merupakan tanaman asli Indonesia. Berbagai macam tanaman obat juga berkhasiat untuk
mencegah hingga mengobati penyakit kronik seperti jantung. Misalnya daun digitalis
purpurea yang berkhasiat sebagai obat lemah jantung/ cardio tonik.
Cukup mudah mengenal sejumlah tanaman ini karena dilengkapi dengan papan
nama tanaman dan khasiatnya. Semua tanaman obat di kebun ini pun tanpa campur
tangan bahan kimia, dengan kondisi alam yang sejuk dan tercukupinya jumlah air, tanaman
disini tumbuh subur dan rindang meski hanya mendapatkan pemupukan dari pupuk
kompos.
Etalase tanaman obat ini menjadi salah satu lokasi penelitian para dokter yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk saintifikasi jamu. Sejumlah tanaman di sini juga
diproduksi dan dijadikan jamu atau obat tradisional. Jamu tersebut bisa diberikan pada
sejumlah warga yang berobat ke Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT
Kemenkes RI. Adapun resep jamu akan diberikan oleh para dokter yang pernah menjalani
pendidikan dan pelatihan di B2P2TOOT Kemenkes RI. Mulai dari penanaman tanaman
obat, panen, pengumpulan bahan jamu, proses racikan, hingga pemanfaatan jamu
memang dilakukan di B2P2TOOT Kemenkes RI.
Penirisan dilakukan beberapa menit sampai sekiranya kadar air sisa pencucian berkurang,
penirisan dilakukan disamping kolam pencucian untuk dilanjut proses selanjutnya yaitu
penjemuran atau pengeringan. Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Air yang masih tersisa
dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan jamur dan jasad renik
lainnya. Enzim tertentu dalam sel, masih dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat
setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu.
Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau
menggunakan alat pengering. Hal-ha1 yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan
adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan dan luas
permukaan bahan. Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya Face
hardening, yakni bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih
basah. Hal ini dapat disebabkan oleh irisan bahan simplisia yang terlalu tebal, suhu
pengeringan yang terlalu tinggi, atau oleh suatu keadaan lain, sehingga permukaan bahan
menjadi keras dan menghambat pengeringan selanjutnya. Face hardening dapat
mengakibatkan kerusakan atau kebusukan di bagian dalarn bahan yang dikeringkan,
proses pengeringan dengan sinar matahari dilakukan di lantai paling atas instalasi pasca
panen, atapnya sengaja dibuat transparan bertujuan untuk masuknya sinar matahari
sehingga matahari tidak mengenai simplisia secara langsung karna dapat merusak
kandungan simplisia, cara lain pengeringan yaitu dengan menggunakan ovent, di
B2P2TOOT terdapat 2 ovent.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan lapangan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan di B2P2TO-OT meliputi penanaman tanaman herbal, proses pemanenan, pembuatan
simplisia, pembuatan ekstrak, penelitian tentang kandungan dan khasiat tentang tanaman herbal,
sampai pada pengobatan dan peresepan tanaman herbal untuk aplikasi klinis.
2. Laboratorium terpadu B2P2TO-OT berperan penting dalam pengolahan obat herbal sehingga
aman digunakan masyarakat. Balai ini memiliki tujuh laboratorium, yaitu laboratorium galenika,
fitokimia, proteksi hama penyakit tanaman, instrument, kultur jaringan tanaman, biomolekuler,
dan mikrobiologi.
3. Klinik saintifikasi jamu yang berada di B2P2TO-OT berbeda dengan klinik pada umumnya
karena pasien pada klinik saintifikasi jamu dianggap sebagai pasien sebenarnya dan juga sebagai
kriteria inklusi penelitian (observasi klinis).
4. PT. Javaplant adalah produsen ekstrak bahan aktif alam berkhasiat dari tanaman asli Indonesia
yang bermanfaat untuk kesehatan guna memenuhi kebutuhan akan bahan utama dan bahan
tambahan bagi industri farmasi, kesehatan dan kosmetik, dan ekstrak botani lainnya untuk
memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman
5. Dalam PT. Javaplant terdapat beberapa laboratorium antara lain laboratorium instrumen dan
laboratorium mikrobiologi dan laboratorium fitokimia
B. Saran
Setelah melakukan praktik Kegiatan Lapangan di B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) dan PT. Javaplant, maka dalam kesempatan
ini penyusun ingin memberikan saran kepada pihak B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) dan PT. Javaplant. Saran saya antara lain
sebagai berikut:
1. Fasilitas di klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus dapat ditambah sehingga dapat
menunjang pengembangan dan penelitian di B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) .
2. Penggunaan obat herbal harus dilestarikan karena obat herbal memiliki efek samping yang
minimal bahkan tidak ditemukan adanya efek samping bila digunakan sesuai dengan dosis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Ditjen POM 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Syamsuni. 2005. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
http://www.javaplant.co.id/javaplant-sang-raja-ekstrak-herbal/
http://edafile.com/pre/marketing.co.id/web/wordpress/?p=34359
http://kartiekadewi.blogspot.com/2012/09/jalan-jalan-ke-b2p2toot.html
http://xarisadk.blogspot.com/2015/01/laporan-pkl.html
LAMPIRAN
Lampiran 1.Ruang sinema Fitomedika
Gambar. Pengenalan B2P2TOOT
Lampiran 2. Etalase tanaman obat
Gambar. Etalase Tanaman Obat
Gambar Daun Digitalis