Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM INOVATIF

“MASYARAKAT PEDULI TOGA”


TAHUN 2019

POTO INOVASI

UPTD PUSKESMAS BANE


DINAS KESEHATAN
KOTA PEMATANGSIANTAR
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan utama manusia dimanapun berada selain kebutuhan pokok
lainnya. Layanan kesehatan dasar akan terus diutamakan terlebih sebelum pengguna layanan
kesehatan ke pelayanan spesialistis yang lebih mahal sehingga biaya kesehatan bisa ditekan.
UPTD Puskesmas BANE yang sudah berkiprah selama 28 tahun ( Berdiri 1 Juni 1990 ) akan
lebih mengembangkan pelayanan yang ramah, santun sehingga masyarakat akan merasa
dilayani secara optimal. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan kegiatan yang lebih terfokus
sehingga diharapkan semua kegiatan program-program yang diemban puskesmas lebih tepat
sasaran, tepat waktu dengan dana yang sedikit sehingga lebih berhasil dan jaminan kesehatan
masyarakat berdaya guna.

Undang- undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 48 ditetapkan bahwa
upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotive,
preventif, curative dan rehabilitative yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan, penyelenggaraan nya dilaksanakan melalui 17 kegiatan dan Pelayanan
Kesehatan Tradisional , merupakan kegiatan no 2 dari 17 kegiatan. UU no 36 tahun 2009 pada
pasal 59 ayat 1 berdasarkan cara pengobatannya, terbagi menjadi 2 yaitu yang menggunakan
ketrampilan dan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan. UU no 36 tahun
2014 tentang tenaga kesehatan yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Peraturan Presiden no 103 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional, pada pasal
7 ayat 1 jenis pelayanan kesehatan tradisional meliputi :

a. pelayanan kesehatan emperis,


b. pelayanan kesehatan tradisional komplementer merupakan pelayanan kesehatan tradisional
dengan menggunakan ilmu biocultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan keamanannya
terbukti secara ilmiah.
c. Pelayanan Kesehatan tradisional integrase, merupakan pelayanan kesehatan yang
mengkombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional komplementer.

Rencana strategis kementerian kesehatan RI Tahun 2012 sebanyak 2 Puskesmas


dimasing -masing kab/kota menyelenggarakan program bina pelayanan kesehatan tradisional,
alternative dan komplementer. Pada hakekatnya upaya pengobatan tradisional di Indonesia
merupakan bagian dari budaya bangsa yang diturunkan dari generasi terdahulu kegenerasi
berikutnya,baik secara lisan maupun secara tertulis/dibukukan.Sementara ilmu pengobatan itu
sendiri ada yang berasal dari warisan nenek moyang dalam negeri dan dari luar negeri.
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komplementer untuk
Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas BANE
2) Tujuan khusus
- Mengenalkan tanaman obat (TOGA) pada Masyarakat yang ada di wilayah kerja
UPTD Puskesmas BANE
- Mengenalkan ramuan obat tradisional kepada Masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas BANE

c. Manfaat
1. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
mengenal Tanaman Obat ( TOGA ), mengetahui cara meramu/membuat Obat
Tradisional.
2. Sebagai model cara pengolahanTOGA untuk keluarga, sehingga bisa dicontoh oleh
semua Masyarakat diwilayah kerja UPTD Puskesmas BANE.
KEGIATAN

a. Tanaman Obat Keluarga( TOGA )

Toga adalah tanaman obat keluarga,dahulu disebut sebagai “ Apotik Hidup”. Dalam
pekarangan atau halaman rumah ditaman beberapa tanaman obat yang digunakan secara
empirik oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit atau keluhan-keluhan yang
dideritanya.Beberapa tanaman obat telah dibuktikan efek farmakologinya pada hewan dan
beberapa tanaman telah dilakukan uji klinik.

Berbeda dengan Negara-negara seperti Cina,Korea,India dan Srilanka yang


memberlakukan cara dan pengobatan tradisional didalam system pelayanan kesehatan formal,
maka di Indonesia pada saat ini upaya pelayanan pengobatan tradisional dengan obat
tradisionalnya berperan pada tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat.Sedangkan pada
tingkat pertama fasilitas pelayanan,tingkat rujukan pertama dan rujukan yang lebih tinggi upaya
pelayanan kesehatan dilakukan melalui pelayanan formal.

Hingga sekarang,pengobatan tradsional masih diakui keberadaannya dikalangan


masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus membina dan
mengembangkannya. Salah satu pengobatan tradisional yang sedang trend saat ini adalah
ramuan tanaman obat secara empiric, ramuan tradisional dengan tanaman obat paling banyak
digunakan oleh masyarakat. Penggunaan ramuan tradisional tidak hanya untuk menyembuhkan
suatu penyakit, tetapi juga untuk menjaga dan memulihkan kesehatan ( Sudibyo,B.R.2006).

Hasil produksi tanaman bahan jamu merupakan bahan baku untuk indrustri obat obat
tradisional baik sekala besar dan menengah –seperti Indrustri Jamu Ny.Meneer, Cap Jago, dan
lain-lain- juga indrustri kecil obat tradisional dan indrustrirumah tangga jamu tradisional ( jamu
gendong). Bahan dari tanaman yang digunakan sebagai obat baik dalam bentuk bahan asli atau
yang sudah dikeringkan disebut sebagai simplisia.Selain sebagai simplisia,hasil produksi
tanaman bahan obat juga digunakan sebagai bahan bumbu masakan baik ditingkat rumah
tangga atau rumah makan.Sebagai pengguna simplisia, pada tahun 2002 terdapat sejumlah 118
Indrustri Obat Tradisional dan 917 IndrustriKecil Obat Tradisional( Badan POM,2003).
Perdagangan tanaman obat di Indonesia pada tahun 1990 saja menurut
Roekmiyanto,mencapai 38.230,9 ton. Berdasarkan Badan POM(2003),penggunaan simplisia
untuk 20 jenis bahan baku jamu dan obat yang digunakan oleh 9 unit IOT skala besar berjumlah
1.841.802 ton. Sebanyak 15 jenis di antara 20 jenis simplisia tersebut berjumlah 1.658.262 ton.

Beberapa jenis tanaman bahan jamu, terutama jahe dan kunyit sudah merupakan
komoditi ekspor, baik dalam bentuk rimpang ( segar dan kering ) maupun olahannya. Ekspor
dalam bentuk segar relative mengalami penurunan, namun ekspor dalam bentuk hasil olahan
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebagai gambaran sektor hasil produksi tanaman
bahan jamu Produk tanaman bahan jamu telah diekspor ke lebih 24 negara,namun beberapa
negara tercatat belum dilakukan secara kontinu. Beberapa negara yang relatif kontinu sebagai
pasaran ekspor produk bahan jamu adalah negara Bangladesh,Belanda, India, Jepang, Jerman,
Malaysia, Pakistan, Saudi Arabia, Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab dan USA.Pangsa pasar
terbesar adalah ke Negara Malaysia, Singapura, Jepang dan Saudi Arabia.

Penggunaan tanaman obat tradisional hingga sekarang masih sangat diwarnai oleh
penggunaan sendiri oleh masyarakat,yakni untuk “ self medication”. Bentuknya adalah yang
langsung dapat diminum,seperti jamu gendong atau jamu dari penjual di kios-kios. Selain itu,
juga jamu berbungkus yang di buat oleh indrustri rumah tangga. Diantara tumbuhan obat
tradisional banyak yang hamper punah, sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan sulit
diperoleh.Padahal khusus meningkatkan penggunaan tumbuhan obat tradisional, pemerintah
telah menggalakkan Tanaman Obat Keluarga ( TOGA ) yang telah dimasyarakatkan oleh
Lembaga Tanaman Obat Keluarga yang telah dimasyarakatkan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat ( LSM ) dalam hal ini antara lain oleh PKK yang sekaligus berfungsi menhijaukan
lingkungan atua melestarikan sumberdaya hayati. Namun program TOGA nampaknya masih
belum berhasil, sehingga perlu ditingkatkan permasyarakatannya.

Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat, obat


tradisional perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Di UPTD Puskesmas BANE petugas yang dilatih
untuk asuhan mandiri Toga dan Akupresur sudah ada,maka kebijaksanaan Kepala UPTD
Puskesmas BANE, memberikan tanggung jawab pada petugas tersebut untuk pemanfaatan
Toga di puskesmas dengan kegiatan Inovatif “Masyarakat Peduli Toga”

b. Pemanfaatan TOGA

Untuk di UPTD Puskesmas BANE pemanfaatan TOGA ini sendiri berinovasi dengan
melakukan kegiatan yang kita sebut “ Masyarakat Peduli Toga “. Kegiatan ini dilaksanakan
setiap hari selasa sehabis kegiatan Prolanis di UPTD Puskesmas BANE dan 2 kali sebulan
(kamis minggu pertama dan ketiga) di kelurahan Bane.

Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :


1. Memperkenalkan tanaman obat (TOGA)
2. Memperkenalkan manfaat dan cara pengolahan tanaman obat
Petugas Battra mendemonstrasikan cara pembuatan ramuan di depan Masyarakat,
pengunjung puskesmas yang kebetulan datang ke puskesmas dan petugas Puskesmas.
Setiap kegiatan ramuan obat yang didemonstrasikan berganti-ganti sesuai daftar menu
ramuan obat yang tersedia. Daftar menu ramuan obat disesuaikan dengan jenis tanaman
obat yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas BANE.

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis
tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat di daerah pemukiman.
b. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
c. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya : buah-buahan
dan bumbu masak.

ASUHAN MANDIRI TOGA “MASYARAKAT PEDULI TOGA”

Konsep Sehat menurut WHO yaitu suatu keadaan yang sejahtera menyeluruh baik jiwa, raga
(fisik dan menta) dan sosial lainnya serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan saja.
Konsep sakit menurut WHO yakni suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah.atau
keadaan yang disebabkan olehbermacam macam keadaan,bisa suatu kelainan, kejadian yang
dapat menimbulkan gangguan terhasap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi jaringan itu
sendiri maupun fungsi keseluruhan dari anggota tubuhnya.
Pengertian asuhan mandiri /selfcare adalah upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan ( Commond diseases) secara
Mandiri dari individu dan anggota keluarga ditingkat rumah tangga.
Makna mandiri dalam selfcare adalah masyarakat perlu menggerakkan target atau sasaran
(individu /keluarga) untuk tahu, Mau dan Mampu mengasuh/ care dalam menjaga kesehatan
dirinya sendiri dan keluarganya.
Selfcare (perawatan sendiri dirumah) dengan pemanfaatan TOGA adalah satu upaya yang
dilakukan oleh tiap individu untuk mengatasi masalah kesehatan ringan yang dikeluhkan serta
meningkatkan kesehatah dan atau kebugaran bagi diri sendiri atau keluarganya dengan
memanfaatkan TOGA.
Ramuan TOGA yang digunakan harus memenuhi kriteria :
a. Aman dan bermanfaat untuk kesehatan.
b. Praktis , mudah dilakukan, murah
c. Ketersediaan cara, bahan, peralatan mudah terjangkau

Beberapa contoh asuhan mandiri untuk mengatasi keluhan :

1. Ramuan TOGA untuk Anti nyamuk


Bahan Srei 2 batang
Plasti mika 1 Buah

cara membuat
Batang daun srei di iris halus lalu di masukkan ke plastic mika ,kemudian
plastic mika di tutup rapat ,di upayakan plastic mika tertutup serapat mungkin
sampai udara tidak ada dalam plastic mika selama 24 jam.Setelah 24 jam
plastic mika berisi srei di lobangi di bagian atas sebanyak lima titik atau
lebih.

Cara pemakaian
Plastik mika yang berisi srei yang sudah di diamkan selama 24 jam
di letakkan di ruangan yang banyak nyamuk.
a. Bahan

2.
Bahan

3.
a. Bahan

b. Bahan
4.

a. Bahan

b. Bahan

5.
a. Bahan
:
b. Bahan:

6.

Bahan

7.

Bahan
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
1. Program inovasi muncul yaitu Regulasi dari kebijakan Kementerian
KesehatanTentang Pelayanan Kesehatan Tradisional
2. Asuhan Mandiri “Masyarakat Peduli Toga” diberikan kepada Masyarakat lewat
Upaya Kesehatan Masyarakat seperti pada : Posyandu Masyarakat dan Prolanis
yang ada di UPTD Puskesmas BANE
3. Dengan berjalannya Program Asuhan Mandiri “Masyarakat Peduli Toga”
harapannya Masyarakat bisa menjaga kesehatannya, kalau sakit ringan bisa
memanfaatkan TOGA di rumahnya. Sehingga kunjungan sakit diwilayah kerja
UPTD Puskesmas BANE menurun sejalan dengan kebijakan di era BPJS.

b. Saran
1. mengaktifkan peran serta masyarakat melalui kader Toga dan Tokoh
Masyarakat dalam Asuhan Mandiri “Masyarakat Peduli Toga” dan memfasilitasi
Masyarakat lewat Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Lebih banyak melakukan promosi dan pengenalan Toga dan pemanfaatannya
kepada Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai