PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diera keterbukaan ini banyak bermunculan Praktek pengobatan sebagai Alternatif
kepada Masyarakat. Pengobatan Tradisional merupakan salah satu pengobatan diluar ilmu
Kedokteran dan ilmu Keperawatan yang banyak dimanfaatkan oleh Masyarakat dalam
mengatasi Kesehatan, Pengobatan Tradisional yang dapat dipertanggung jawabkan manfaat
dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan dikembangkan dan diawasi untuk
digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pengobatan tradisional sebagai Alternatif pengobatan diluar cara Medis hanya dapat
dilakukan oleh pengobat atau orang yang Ahli dibidangnya. Menurut pasal 1 angka 16 UU
No 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah
pengobatan atau perawatan dengan cara dan obat yang Mengacu pada pengalaman dan
Keterampilan Turun Temurun secara Empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pengobat Tradisional (BATTRA)
dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat maka dilakukan Monitoring Evaluasi
kegiatan Battra. Kegiatan ini sebagai Implementasi dari SK Mentri Tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Tradisional (BATTRA) dan penyelenggaraan Pengobatan Komplementen.
Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan adanya Kegiatan ini diharapkan
Pelayanan Pengobatan Tadisional (BATTRA) terhadap Masyarakat lebih Bermutu sehingga
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
B. TUJUAN PEDOMAN
Sebagai Acuan Petugas dalam pelaksanaan dan pemantauan pelayanan Pengobatan
Tradisional, serta Meningkatkan pembinaan Kegiatan Battra secara Terus menerus diwilayah
Kerja UPTD Puskesmas.
C. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan Battra dalam Gedung.
a. Sosialisasi Program Battra dengan seluruh Kader Posyandu diwilayah Kerja
UPTD Puskesmas Modo.
b. Pelatihan Kader terkait Manfaat, jenis Toga dan Budidaya
c. Pembinaan Pengobat Tradisional yang berizin dan tidak berizin diwilayah
UPTD PKM Modo.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pengobatan Tradisional adalah salah satu upaya Pengobatan dan atau Perawatan diluar
ilmu Kedokteran atau Ilmu Keperawatan.
2. Obat Tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara Tradisional, turun temurun
berdasarakan Resep Nenek Moyang, adat istiadat, Kepercayaan atau Kebiasaan
Setempat.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer Alternatif adalah penerapan
Kesehatan Tradisionlyang Memanfaatkan Ilmu biomedis dan biokultural dalam
penjelasannya serta Manfaat dan Keamanannya terbukti secara Ilmiah.
4. Pengobat Tradisional adalah orang yang Melakukan Pengobatan Tradisional
(Alternatif)
5. TOGA = Tanaman Obat Keluarga.
E. LANDASAN HUKUM
1. Pasal 46 UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Kepmenkes No. 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional.
3. Permenkes No 1109/MENKES/PER/IX/2007 Tentang Penyelenggaraan program
Tradisional Komplementer Alternatif difasilitas Kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan.
Pertanggung jawab program upaya pengobatan Tradisional (Battra) dan latar belakang
pendidikan adalah sebagai berikut :
D3 Keperawatan
PJ Program Battra
C. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal dilakukan dalam Program Battra adalah Jadwal Rutin sesuai RPK.
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas.
Untuk mendukung tercapainya tujuan Kegiatan Upaya Pengobatan Tradisional di
UPTD PKM. Memiliki Fasilitas Penunjang antara Lain :
Buku pedoman
Leaflet / lembar balik
Daftar hadir penyuluhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Pelaksanaan Kegiatan dalam Gedung
a. Sosialisasi Program Battra pada Kader Posyandu
b. Pelatihan Kader Terkait Manfaat, jenis Toga dan budidaya Toga.
c. Pembinaan Pengobat tradisional Yang berijin dan tidak berijin.
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan tercapainya pembinaan Program Battra diperlukan
Peran Petugas Kesehatan dan fasilitator dimana petugas kesehatan memberikan Metode yang
digunakan adalah :
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara
3. Pembinaan
4. Penyuluhan dan sosialisasi
5. Pelatihan
6. Pencatatan dan pelaporan.
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung.
a. Wawancara
b. Sosialisasi
c. Pelatihan kader posyandu
d. Pencatata dan pelaporan
2. Kegiatan diluar gedung.
a. Sosialisasi dan penyuluhan
b. Pendataan
c. Pembianaan
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko dan dampak, baik
resiko yang terjadi pada Masyarakat sebagai sasaran Kegiatan maupun Resiko yang terjadi
pada petugas sebagai pelaksana Kegiatan. Keselamatan sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya Menjadi sasaran satu Kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya.
1. Identifikasi Resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus Mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksaan Kegiatan.
Identifikasi resiko dimulai sejak membuat perencanaan
2. Analisis Resiko
Petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang
sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang
akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
Keselamatan kerja secara Filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah petugas dan hasil
kegiatannya.
Keselamatan kerja bagi petugas pelaksana pelayanan program Battra disini lebih
terkait pada perlindungan Fisik petugas terhadapresiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang
–undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Telah mengamanatkan antara lain, Setiap
tempat Kerja harus Melaksanakan upaya kesehatan Kerja,agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja,Keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai Mutu Pelayanan. Pengendalian Mutu sangat berhubungan dengan
Aktifitas pengawasan Mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar Kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai Rencana dan Menghasilkan keluaran
yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Agar upaya pengendalian Mutu Program Battra dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien, maka kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut :
Pedoman ini digunakan sebagai Acuan bagi Petugas dalam Melaksanakan Kegiatan
Program Battra di Puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
Kebijakan yang telah ditentukan.
PANDUAN PROGRAM BATTRA
BAB 1
DEFINISI
Pengobatan Tradisional adalah salah satu upaya Pengobatan dan atau perawatan diluar
ilmu Kedokteran dan atau ilmu Keperawatan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam mengatasi kesehatan, pengobatan Tradisional yang dapat dipertanggung jawabkan
manfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan,dikembangkan dan diawasi untuk
digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
b Sosialisasi
c Pelatihan Kader
b Pendataan
c Pembinaan
Metode yang digunakan adalah :
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara
3. Pembinaan
4. Penyuluhan dan sosialisasi
5. Pelatihan kader
6. Pencatatan dan pelaporan
BAB IV
DOKUMENTASI
Penyuluhan dan sosialisasi
- Notulen
- Daftar hadir
- Foto