ADA BUKTI
1.2 2 8 AKSES
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja
Puskesmas dan status kesehatan masyarakat termasuk data PISPK. ( Lihat juga KMP : 1.6.11, UKM : 2.1.1 dan
2.6.)
• Data yang dimaksud meliputi:
a ) Data dasar
b) Data UKM esensial
c) Data UKM Pengembangan
d) Data UKPP
e ) Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, laboratorium dan data kefarmasian
f) Kondis i ke lua rga di wilayah kerja Pu ske sm as yang dipe role h dari Profil Ke s e ha ta n Ke lua rga (Prokesga) m e la lui
pe la ks a na a n Program Indone s ia S ehat dengan Pendekatan Ke lua rga (PIS PK). (lihat juga KMP : 1.6.11 da n
UKM: 2.1.1, 2.6.1, 2.6.2)
g) Data capaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota,
h) Ke bija ka n/ Pedom an dari Ke m e nte ria n Ke s e ha ta n, Ke bija ka n/ Pedom an dari dina s ke se hatan provins i da n
Ke bija ka n/ Pe dom a n dari dina s kesehatan daerah ka bupa te n/ kota dan atau re fe re ns i lain yang da pa t
dipe rta nggungja wa bka n.
i) Hasil-hasil survei kepuasan, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dan kegiatan survei yang lain
• J e nis data s a m pa i dengan tahapan a na lis is dila kuka n m e rujuk pada ketentuan peraturan pe runda ng-unda nga n
tentang M a na je m e n Pus ke s m a s .
POKOK PIKIRAN
• Dari data huruf a sampai huruf i maka ditentukan indikator keberhasilannya yang dituangkan ke
dalam indikator kinerja.
• Be rda s a rka n ha s il pe nila ia n kinerja P uskesm as m aka dila kuka n perum usan m a s a la h te rha da p
indikator yang tidak te rca pa i s e ba ga i dasar penentuan indikator mutu. (lihat juga KMP: 1.1.3; 1.6.11;
1.8.1; PMKP: 5.1.2 )
• Ke butuha n m a s ya ra ka t akan pe la ya na n kesehatan tidak sam a antara daerah yang satu de nga n
da e ra h yang la in, priorita s m a s a la h kesehatan dapat berbeda antar da e ra h, oleh karena itu pe rlu
dila kuka n a na lis is pe lua ng pengem bangan upaya dan ke gia ta n Pus ke s m a s , se rta pe rba ika n mutu da n
kine rja .
• Risiko yang pernah terjadi maupun berpotensi terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan baik upaya
kesehatan masyarakat maupun Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang perlu diidentifikasi,
dianalisis dan dikelola agar pelayanan yang disediakan aman bagi masyarakat, petugas, dan
lingkungan.
• Hasil analisis risiko harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, sehingga upaya pencegahan
dan mitigasi risiko sudah direncanakan sejak awal serta disediakan sumber daya yang memadai
untuk pencegahan dan mitigasi risiko. (lihat juga 5.2.1)
• Hasil identifikasi dan analisis untuk menetapkan jenis pelayanan dan penyusunan perencanaan
1.1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU DENGAN
LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR SERTA SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANGA
• Dasar Perencanaan :
- Visi, misi, tujuan, tata nilai
- hasil analisis kebutuhan masyarakat
- analisis peluang pengembangan pelayanan
- analisis risiko pelayanan menjadi dasar perencanaan
- Renstra dinkes kab/kota
• Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), dan
Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang dan penunjang (UKPP).
• Berdasarkan rencana lima tahunan, Puskesmas menyusun Rencana Operasional Puskesmas yang
dituangkan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk periode tahun yang akan datang yang
merupakan usulan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota, dan menyusun Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) untuk tahun berjalan berdasarkan anggaran yang tersedia untuk tahun tersebut.
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen
Puskesmas, yang akan dibahas dalam musrenbang desa dan musrenbang kecamatan untuk kemudian
diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.
POKOK PIKIRAN 1.1.2
Lokakarya mini
perencanaan
Tim Manajemen
RPK
Kebijakan, SOP
Kesepakatan jadwal Bukti evaluasi
Bukti kesepakatan
Jika terjadi perubahan
Pelaksanaan kegiatan
PENJADWALAN
Lintas sektor
KRITERIA 1.1.5
1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. (R)
2. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pembinaan Puskesmas dan
program kerjanya secara periodik. (R, D)
3. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan secara terpadu
kepada Puskesmas yang berkesinambungan dengan menggunakan indikator pembinaan program
dan menyampaikan hasil pembinaan kepada Puskesmas. (D,W)
4. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas. (D, W)
5. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan. (D, W)
6. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya
mini Puskesmas yang menjadi kewenangannya dalam rangka membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat Puskesmas. (D, W)
7. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan verifikasi dan memberikan umpan
balik evaluasi kinerja Puskesmas. (D, W)
8. Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pembinaan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/
Kota. (D, W)
STANDAR 1. 2.
PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS HARUS
MEMPERHATIKAN KEMUDAHAN AKSES
PENGGUNA LAYANAN
MASYARAKAT
LINTAS PROGRAM
Kejelasan LINTAS SEKTOR
Ketepatan
Akurasi
Konsistensi
Pemanfaatan tehnologi
1.2.1
Communication strategy:
•Menggunakan Bahasa sederhana
•Memanfaatkan tehnologi informasi
•Memperhatikan budaya masyarakat
Mekanisme kerja/proses
pelayanan
KRITERIA 1.2.2
Masyarakat
Pertemuan-pertemuan
GKM
Loka ka rya m ini
Pertem uan Tinja ua n
Ma na je m e n
STANDAR 1.3
PUSKESMAS MEMENUHI PERSYARATAN
SUMBERDAYA SESUAI STANDAR BERDASARKAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN
• Yang dimaksud unit kerja yang lain adalah unit kerja yang tidak ada
kaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Puskesmas.
• Ketersediaan bangunan yang memenuhi persyaratan dan dipelihara
dengan baik akan menjamin kelancaran dan keamanan dalam
pelaksanaan kegiatan (lihat juga KMP : 1.4.2)
• Ketersediaan ruang untuk pelayanan harus bersih dan sesuai dengan
jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas.
• Ruang yang minimal harus tersedia adalah: ruang pendaftaran dan ruang
tunggu, ruang administrasi, ruang pemeriksaan, ruang konsultasi dokter,
ruang tindakan, ruang farmasi, ruang laboratorium, ruang ASI, kamar
mandi dan WC, Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimanfaatkan untuk
Taman Obat Keluarga (TOGA), dan ruang lain sesuai kebutuhan
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Pengaturan ruang memperhatikan fungsi, keamanan, kebersihan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan untuk memudahkan pas ien/ keluarga pas ien
untuk akse s yang mudah termasuk memberi kemudahan dengan kebutuhan khus us ,
antara lain: dis abilitas , anak-anak, ibu hamil dan orang us ia lanjut, termasuk jika ada
pa s ien dengan gaduh gelis ah, pas ien TB, penyalahgunaan zat, HIV/ AIDS, korban
ke keras an/ penelantaran, gawat darurat, demikian juga memperhatikan keamanan,
kebutuhan akan privas i, dan kemudahan bagi petugas dalam memberikan pelayanan.
• Sebagai upaya pencegahan infeksi, pengaturan ruangan juga harus memperhatikan
zona pemeriksaan bagi orang sehat dan zona pemeriksaan bagi orang sakit.
• Untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan menjamin kesinambungan
pelayanan maka Puskesmas harus dilengkapi dengan prasarana dan peralatan
Puskesmas sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan.
• Prasarana adalah alat, jaringan, dan s is tem yang m em buat suatu sarana dapa t
berfungs i.
• Prasarana yang dipersyaratkan tersebut meliputi: sistem penyediaan air bersih,
sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem sanitasi, sistem
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Peralatan Puskesmas terdiri dari alat kesehatan, perbekalan kesehatan
lain, bahan habis pakai, dan perlengkapan.
• Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/ atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
• Agar pelayanan diberikan dengan aman dan bermutu Peralatan Puskesmas
tersebut terpelihara, terjamin dan berfungsi dengan baik, dan dikalibrasi
untuk alat-alat ukur yang digunakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (lihat juga 1.4.1; 1.4.6)
• Alat kesehatan yang m em erlukan perizinan harus memiliki izin yang
berlaku.
• Pembelian, penggunaan dan pemusnahan alat kesehatan yang
1.;3.1 PUSKESMAS MEMENUHI PERSYARATAN SUMBERDAYA SESUAI STANDAR
BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN
1. Ada bukti pendirian Puskesmas didasarkan pada analisis dengan
mempertimbangkan tata ruang daerah, rasio jumlah penduduk, aksesibilitas
(geografis) dan ketersediaan pelayanan kesehatan. (D)
2. Puskesmas diselenggarakan di atas bangunan yang permanen, tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain, dan memenuhi persyaratan
lingkungan sehat. (D,O)
3. Keters ediaan ruang memenuhi pers yaratan minimal dan kebutuhan pelayanan. (D,
O)
4. Penataan ruang memperhatikan akses, keamanan, kebersihan, kenyamanan dan
ruang terbuka hijau. (D,O)
5. Penataan ruang memisahkan zona pemeriksaan orang sehat dari zona
pemeriksaan orang sakit. (D,O)
6. Tersedia prasarana dan peralatan Puskesmas sesuai standar berdasarkan
kebutuhan pelayanan. (D, O)
7. Alat kesehatan yang memerlukan izin memiliki kelengkapan izin edar s es uai
KRITERIA 1.3.2
PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA, DAN
ALAT KESEHATAN (ASPAK) OLEH PUSKESMAS DILAKUKAN
UNTUK MEMASTIKAN PEMENUHAN TERHADAP STANDAR
SARANA, PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN.
.
POKOK PIKIRAN 1.3.2
• Keterpenuhan sarana, prasarana, dan alat kesehatan Puskesmas sesuai standar di
puskesmas adalah faktor penting dalam upaya menjamin terselenggaranya pelayanan di
puskesmas.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
divalidasi untuk menjamin kebenarannya. ( Lihat juga KMP : 1.6.11 )
• Besarnya nilai prosentasi pemenuhan sarana, prasarana, dan alat kesehatan dalam ASPAK
memberikan gambaran kondisi pemenuhan sarana, prasarana, dan alat kesehatan di
Puskesmas.
• Batas terendah persentasi pemenuhan sarana, prasarana, dan alat kesehatan dalam
ASPAK adalah 60o/oatau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Jika terjadi perubahan peraturan tentang batasan terendah persentasi pemenuhan sarana,
prasarana, dan alat kesehatan dalam ASPAK, maka batas terendah pemenuhan standar
mengikuti perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1.3.2 PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN
(ASPAK) OLEH PUSKESMAS DILAKUKAN UNTUK MEMASTIKAN PEMENUHAN
TERHADAP STANDAR SARANA, PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN
Elemen Penilaian
1.Ditetapkannya petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan input
data sarana, prasarana dan alat Kesehatan dalam ASPAK. (R)
2.Input data sarana, prasarana dan alat kesehatan dalam ASPAK dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang -undangan dan divalidasi oleh Dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota. (D, O, W) (lihat juga KMP :1.1.5)
3.Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan dalam ASPAK digunakan untuk
perencanaan Puskesmas. (D, W)
1.3.1 dan 1.3.2
Analisis Kebutuhan:
Ratio thd juml
penduduk (renstra)
Ketersedian faskes
Bangunan permanen
Tidak be rga bung
Pe rs ya ra a ta n s a nita s i
ASPAK
Tat Ruang Daerah
Persyaratan sanitasi
1.3.1
Pengaturan ruangan termasuk
pemisahan zona sehat dan zona sakit
Kebutuhan ruangan
Pengaturan ruang
Ramp
Kemudahan akses
Populasi Kursi roda
Orang dengan kebutuhan khusus
EVALUAS
I
Ruang bayi
Ke ke ra s a n
fis ik
KRITERIA 1.3.3
.
POKOK PIKIRAN 1.3.3
.
POKOK PIKIRAN 1.3.4
1. Ditetapkan persyaratan kompetensi untuk tiap jabatan dan tiap jenis tenaga
yang dibutuhkan.(R)
2. Disusun pola ketenagaan berdasar analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan
pelayanan yang disediakan.(D, W)
3. Ada rencana pengembangan tenaga sesuai dengan hasil analisis kebutuhan
tenaga. (D)
4. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan
rencana pengembangan tenaga yang disusun. (D)
STANDAR 1.5
MANAJ EMEN SUMBER DAYAMANUSIA
PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
• Setiap karyawan mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir.
• Ka rya wa n wajib m e ngikuti ke gia ta n pe ndidika n dan pe la tiha n yang dipe rs ya ra tka n untuk
1.5.6 m e nunja ng ke be rha s ila n pe la ks a na a n tuga s
• Asuhan klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tepat dan kompeten.
• Untuk menjamin bahwa asuhan klinis dilakukan secara legal dan profesional
maka harus ada kejelasan tugas dan wewenang untuk tiap tenaga kesehatan
yang memberikan asuhan klinis di Puskesmas.
• Kewenangan klinis diberikan sesuai dengan kompetensi lulusan yang dimiliki
berdasar bukti pendidikan dan pelatihan yang dimiliki.
• Dalam kondisi tertentu, jika tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan tidak
tersedia, maka dapat ditetapkan tenaga kesehatan dengan pemberian kewenangan
khusus untuk menjalankan asuhan klinis tertentu oleh pejabat yang berwenang.
Pemberian kewenangan khusus diberikan sesuai dengan persyaratan pendidikan
dan pelatihan bagi petugas,serta sesuai peraturan perundangan - undangan. (lihat
UU no.38 tahun 2014 tentang Keperawatan)
ELEMEN PENILAIAN 1.5.3
• Agar memahami tugas, peran, dan tanggung jawab, karyawan baru dan alih tugas,
baik yang dipos is ikan s ebagai Pimpinan Pus kes mas , Penanggung jawab Upaya
Pus kes mas , koordinator pelayanan, maupun pelaks ana kegiatan harus mengikuti
orientas i.
• Kegiatan orientasi meliputi orientasi umum dan orientasi khusus.
• Kegiatan orientas i umum dilaks anakan untuk mengenal sec ara garis besar vis i,
mis i, tata nilai, tugas pokok dan fungs i serta struktur organis as i Pus kes mas ,
program mutu Puskesm as dan kes elamatan pas ien, serta program pengendalian
infeks i.
• Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang
menjadi tanggung jawab dari karyawan yang bersangkutan. Pada kegiatan
orientasi ini karyawan baru diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan Panduan
Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman program lainnya.
ELEMEN PENILAIAN 1.5.4
KRITERIA 1.5.5
DILAKUKAN PENILAIAN KINERJA UNTUK TIAP KARYAWAN YANG
BEKERJA DI PUSKESMAS BERDASARKAN URAIAN TUGAS DAN TATA
NILAI YANG DISEPAKATI.
POKOK PIKIRAN 1.5.5
• Setiap karyawan wajlb memahaml uralan tugas maslng-maslng sebagal acuan dalam melaksanakan keglatan
pelayanan agar dapat menjalankan pekerJaan sesual dengan tugas dan tanggung Jawab yang dlemban.
• Penilaian kinerja bertujuan untuk menilai sejauh mana kepatuhan terhadap sistem, mengurangl variasi layanan,
dan meningkatkan kepuasan pengguna jasa.
• lndlkator penllalan klnerja setlap karyawan Puskesmas dlsusun dan dltetapkan berdasarkan:
1) uralan tugas yang menjadl tanggung Jawabnya,
2) tata nilai yang disepakati termasuk di dalamnya profesionalisme,
3) keterampllan komunlkasl dan hubungan antar dan Interpersonal.
• Pertu ditetapkan kebijakan, prosedur dan indikator penilaian kinerja yang berdasarkan uraian tugas dan tata nilai
yang disepakati.
• Hasll penllalan klnerja dltlndaklanjutl untuk perbalkan klnerja maslng-maslng karyawan.
• Penilaian kinerja karyawan mengacu pada ketentuan penilaian kinerja karyawan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan,
ELEMEN PENILAIAN 1.5.5
.
POKOK PIKIRAN 1.5.6
• Karyawan yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi terkait dengan
pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan pasien baik langsung maupun tidak langsung, oleh
karena itu karyawan mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan perlindungan
terhadap kesehatannya.
• Program pe m e riks a a n ke se hatan se cara be rka la perlu dila kuka n s e s ua i ketentuan ya ng
dite ta pka n oleh Kepala Pus ke s m a s , de m ikia n juga pe m be ria n im unis a s i bagi karyawan s e s ua i
dengan ha s il ide ntifika s i ris iko e pide m iologi penyakit infe ks i, serta program pe rlindunga n
karyawan terhadap pe nula ra n penyakit infe ks i prose s pe la pora n jika terjadi pa pa ra n, tindak la njut
pe la ya na n ke s e ha ta n, dan kons e ling perlu dis us un dan dite ra pka n.
• Karyawan juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pasien,
keluarga pasien, maupun oleh sesama karyawan. Program perlindungan karyawan terhadap
kekerasan fisik termasuk proses pelaporan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling,
perlu disusun dan diterapkan. (lihat juga KMP : 1.4.2)
• Dalam pengelolaan limbah jarum suntik dan benda tajam yang lain harus memperhatikan jarum
suntik dan limbah benda tajam yang lain dikumpulkan dalam wadah khusus untuk membuang
jarum suntik dan limbah benda tajam yang bersifat tertutup, tidak tembus benda tajam, dan tidak
bocor (lihat juga KMP : 1.4.3; dan PMKP : 5.5.4)
ELEMEN PENILAIAN 1.5.7
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi
karyawan. (R)
2. Disusun dan ditetapkan proggram K3 bagi karyawan (R, D, W)
3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap karyawan untuk menjaga kesehatan
ses u a i dengan program yang telah ditetapkan oleh Kepala
karyaw an
Puskesmas. (D, W)
4. Dilakukan identifikasi area berpotensi risiko dan ada bukti dilakukan upaya terukur untuk
mengurangi risiko tersebut. (D, 0)
5. Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi karyawan sesuai dengan tingkat risiko
dalam pelayanan. (D, W)
6. Dilakukan pengelolaan jarum suntik dan benda tajam untuk menghindari
perlukaan (D.W) (lihatjuga PMKP: 5.5.4)
7. Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap karyawan yang terpapar penyakit infeksi
atau cedera akibat kerja. (D, W}
STANDAR 1.6
PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN
PUSKESMAS HARUS MENGACU PADA VISI,
MISI, TUJUAN DAN TATA NILAI, SESUAI
DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
PUSKESMAS YANG DITETAPKAN
• Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan
kerja.
• Adanya peraturan internal yang mengatur tata tertib dan perilaku dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas
sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas (lihat juga KMP: 1.1.1)
• Kepala Puskesmas me laksanakan komunikasi int ernal, pengar ahan, koor dinasi, perbaikan dan umpan balik
dalam pelaksanaan kegiatan dan upaya pencapaian indikator kinerja sebagai bentuk tanggung jawab
erhadap_p_encapaiaiuujuao.kualitas_kinetja..dan.penggunaan..sumber_da)2-------------'
epa a uskesmas dan Penanggung awa upaya men e egasi <an wewenang manajena apa I a
meninggalkan tugas.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab upaya membina tata hubungan kerja dengan pihak
1.6.6 terkait lintas sektoral.
• Kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan prosedur terkait pelaksanaan kegiatan
disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, serta dokumen bukti pelaksanaan kegiatan
1.6.7 dikendalikan.
STANDAR 1.6
•Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas kesehatan di wilayah kerja dikelola
1.6.9 dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada masyarakat.
1.6.1 • Adanya ja m ina n ke te rs e dia a n data dan inform a s i melalui te rs e le ngga ra nya s is te m m a na je m e n
data dan inform a s i di Pus ke s m a s
1
KRITERIA 1.6.1
VISI, MISI, TUJUAN DAN TATA NILAI DIPAHAMI OLEH SELURUH PETUGAS
SEBAGAI ACUAN DALAM PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN
DIKOMUNIKASIKAN KEPADA MASYARAKAT DAN PIHAK TERKAIT.
POKOK PIKIRAN 1.6.1
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun
struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
daerah Kabupaten/Kota.
• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organis as i yang telah ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kes ehatan Daerah Kabupaten/ Kota, perlu ada kejelas an tugas ,
wewenang, tanggungjawab dan pe rs yaratan jabatan.
• Perlu dilakukan pengaturan terhadap tata hubungan kerja di dalam struktur
organisasi yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi tersebut dilaksanakan berdasarkan
persyaratan jabatan.
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik oleh
Puskesmas untuk menyempurnakan struktur yang ada dan efektivitas organisasi
agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. (lihat juga 1.1.5)
ELEMEN PENILAIAN 1.6.2
1. Ada keblJakan tentang komunlkasl Internal dengan llntas program dalam pelaksanaan keglatan Pukesmas. (R)
2. Ada prosedur yang jelas tentang pengarahan dan koordinasi oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab upaya ,
koordinator pelayanan kepada pelaksana kegiatan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka. (R)
3. Ada prosedur perbaikan pelaksanaan kegiat an dan capaian kinerja pelayanan baik oleh Kepala Puskesmas maupun
Penanggung jawab upaya dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. (R)
4. Ada prosedur penyampalan laporan dan umpan ballk darl pelaksana kepada koordlnator pelayanan, dart koordlnator
ke penanggung Jawab upaya, dan darl penanggung Jawab upaya kepada Kepala Pukesmas. ( R)
5. Dilaksanakan pengarahan dan koordinasi oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab upaya, koordinat or
pelayanan dalam pelaksanaan kegiatan. (D.W)
6. Dllaksanakan perbalkan t erhadap pelaksanaan keglat an dan capalan klnerJa sesual dengan prosedur yang
dltetapkan. (D, W)
7. Dilakukan pelaporan dan umpan balik pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerja sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. (D, W)
KRITERIA 1.6.5
KEPALA PUSKESMAS DAN PENANGGUNG JAWAB UPAYA
MENDELEGASIKAN WEWENANG MANAJERIAL APABILA
MENINGGALKAN TUGAS
POKOK PIKIRAN 1.6.5
1. Ada kriteria yang jelas dalam pendelegasian wewenang dari Kepala Puskesmas
kepada Penanggung jawab upaya, dan dari Penanggung jawab upaya kepada
koordinator pelayanan, dan dari koordinator pelayanan kepada pelaksana
ksglatan apabila meninggalkan tugas. (R)
2. Ada prosedur yang jelas dalam pendelegasian wewenang dari Kepala
Puskesmas kepada Penanggung jawab upaya, dari Penanggung jawab upaya
kepada koordinator pelayanan, dan dari koordinator pelayanan kepada
pelaksana keglatan apabila meninggalkan tugas, (R)
3. Terdapat bukti pelaksanaan pendelegasian wewenang sesuai dengan kriteria
dan proseduryang ditetapkan. (D)
KRITERIA 1.6.6
KEPALA PUSKESMAS DAN PENANGGUNG JAWAB UPAYA MEMBINA
TATA HUBUNGAN KERJA DENGAN PIHAK TERKAIT LINTAS SEKTORAL.
POKOK PIKIRAN 1.6.6
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja
Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya
kesehatan
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai
kewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas kesehatan kesehatan tingkat pertama yang ada di wilayah
kerja Puskesmas. Agar jaringan dan jejaring tersebut dapat memberikan
kontribusi implementasi PIS PK baik dalam bentuk pelayanan UKM dan UKPP
yang mudah diakses oleh masyarakat.
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi : Puskesmas pembantu, Puskesmas
keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerjanya seperti klinik,
Puskesmas, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas
kesehatan lainnya.
ELEMEN PENILAIAN 1.6.9
1. Ditetapkan kebijakan tentang sistem manajemen data dan informasi di Puskesmas sebagaimana
dimaksud pada pokok pikiran. (R)
2. Tersedia prosedur pelaporan data dan distribusi informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
dan berhak memperoleh data dan informasi (R)
3 Dilakukan identifikasi data dan informasi yang harus tersedia di sistem manajemen data dan
informasi di Puskesmas (D)
4. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan serta distribusi informasi
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan (D
5 Tersedia dat a dan informasi hasil kinerja dalam sistem manajemen dat a dan inf ormasi Puskesmas
yang dapat diakses oleh para penanggung jawab upaya, koordinator pelayanan dan
pelaksana
kegiatan untuk dimanfaatkan peningkatan mutu dan Keselamatan Pasien, PPI, serta penilaian
kinerja karyawan (D)
6. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap sistem manajemen data dan informasi Puskesmas
secara periodik (D, W)
STANDAR 1.7
KERJASAMA/KONTRAK PIHAK KETIGA DILAKSANAKAN
SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN-
UNDANGAN
POKOK PIKIRAN 1.7.1
• Dilakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja dengan menggunakan indikator kinerja yang
ditetapkan sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan pemerintah. ( Lihat juga KMP :
I. I. I ; dan 1.1.5 ; UKM : 2.7.1 dan 2.7.2)
• Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur (lihat juga KMP: 1.8.1)
• Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakuk an pengawasan, pengendalian kin er ja, dan kegiatan
perb aik an kin er ja melalui aud it int ernal yang t er encana sesuai dengan masalah kesehatan prio ritas,
masalah kinerja, risiko, maupun rencana pengembangan pelayanan (lihat juga KMP: 1.8.1)
• Dilakukan tinjauan manajemen secara periodik yang bertujuan untuk meninjau dan menilai efektiviras
sistem manajemen untuk ditindaldanjuti dengan perbaikan (lihat juga 1.8.1)
KRITERIA 1.8.1
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian
kinerja yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab jenis layanan (R)
2. Dite ta pka n indikator kinerja P uskesm as s e s ua i dengan je nis -je nis pe la ya na n yang dis e dia ka n
dan ke bija ka n pe m e rinta h (R)
3. Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab, koordinator dan pelaksana menetapkan
tahapan pencapaian kinerja untuk tiap indikator yang ditetapkan (D, W)
4. Dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja secara periodik sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, dan hasilnya diumpan -balikkan pada lintas program dan
lintas sektor (D)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pemantauan dan penilaian kinerja terhadap
target yang ditetapkan dan hasil kaji banding dengan Puskesmas lain (D)
6. Dilakukan analisis terhadap hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja
untuk digunakan dalam perencanaan kegiatan masing-masing upaya Puskesmas, dan
untuk perencanaan Puskesmas (D)
7. Hasil pengawasan, pengendalian dalam bentuk perbaikan kinerja disediakan dan digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan revisi
perencanaan kegiatan bulanan (D, W)
laporan
RUK
Penetapan indikator
TAHAPAN PENCAPAIAN
laokakarya
KEGIATAN P3
SESUAI PROSEDUR
Rapat penilian kinerja & ANALISIS
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala
Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program
dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas pelaksanaan upaya
Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan
Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
• Lokakarya mini bula na n diguna ka n untuk : m enyusun secara lebih terinci ke gia ta n-kegia ta n ya ng
akan dila ks a na ka n s e la m a 1 (satu) bulan m e nda ta ng, khususnya da la m wa ktu, te m pa t, s a s a ra n,
pe la ks a na ke gia ta n, dukungan (linta s program dan sektor) yang dipe rluka n, serta m etode da n
te knologi yang diguna ka n; m e ngga la ng ke rja s a m a dan keterpaduan serta m e ningka tka n m otiva s i
pe tuga s .
• Lokakarya mini triwulan digunakan untuk : menetapkan secara konkrit dukungan lintas sektor
yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK
antar-sektor (antar-instansi) dan kesatupaduan tujuan; menggalang kerjasama, komitmen, dan
koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat
kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan
masyarakat kecamatan
ELEMEN PENILAIAN 1.8.2
RENCANA AUDIT
INTERNAL
monitoring
Audit internal
TINDAK LANJUT
TIM AUDIT AUDIT
KRITERIA 1.8.4
1.8.4
PERIODIK (2 X/THN)
PERTEMUAN TINJAUAN
MANAJEMEN Agenda:
umpan balik pelanggan,
keluhan pelanggan,
hasil audit internal,
ha s il pe nila ia n kine rja ,
perubahan pros e s
pe nye le ngga ra a n
perubahan ke bija ka n,
ha s il pertem uan tinja ua n
m a na je m e n s e be lum nya ,
re kom e nda s i untuk
pe rba ika n