Anda di halaman 1dari 9

SOP

(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

.
.
.
.
.
.
.

PONKESDES JATISARI

PUSKESMAS WRINGIN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

SOP / PROTAP
MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Puskesmas
No Dokumen No Revisi Halaman
Wringin . . ....

Prosedur tetap Tanggal terbit : Ditetapkan,


Kunjungan 01 Januari 2011 Kepala Puskesmas Wringin
Rumah

Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensimeter untuk
mengidentifikasi ukuran tekanan darah pasien
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan darah
Kebijakan Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah
Prosedur Persiapan alat :
1. Tensimeter lengkap
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Alat tulis
Prosedur :
1. Memberi tahu pasien
2. Lengan baju dibuka atau digulung
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnnya berada di sisi luar tangan
4. Pompa tensimeter dipasang
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Sekrup karet balon ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa didalam pipa gelas naik
7. Sekrup balon dibuka perlahan lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan yang pertama dan
terakhir.
8. Hasil dicatat
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes

STANDAR PONKESDES

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
Puskesmas SOP / PROTAP
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
Wringin No Dokumen No Revisi Halaman

. . ....
Prosedur tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Kepala Puskesmas Wringin
Rumah 01 Januari 2011

Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang berada
dirumah
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan luka dirumah
Kebijakan Perawatan luka dilakukan oleh petugas yang terampil dan kompeten
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat steril
a. Bak instrument
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Gunting jaringan
e. Arteri klem
f. Kassa dan deppres dalam tromol
g. Handscone / gloves steril
h. Kom kecil / sedang
i. Pembalut sesuai kebutuhan
j. Kassa
k. Kassa gulung
l. Betadin sol
m. Cairan pencuci luka dan desinfektan
n. Alkohol 70 %
2. Non Steril
a. Gunting verband
b. Neerbeken / bengkok
c. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
d. Tas plastic kotoran / tempat sampah
e. Alat tulis
f. Family folder
Prosedur :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien &
informed consent
2. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan
irigasi luka
3. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi Dapat
mengalir dari ujung atas keujung bawah luka
4. Membuka dan menempatkan tas plastic kotoran didekat area kerja
5. Mencucu tangan dengan sabun
6. Bila plester kotor, kenakan sarung tangan non steril untuk
melepaskannya

7. Melepaskan pembalut kotor bila pembalut lengket, basahi dengan


NS / RL steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah
8. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastic, kemudian
lepaskan gloves (bagian luar berada didalam ) dan buang kedalam
tas plastic
9. Mengkaji jumlah, jenis, bau cairan luka dan observasi kondisi luka
10. Menggunakan handscone steril
11. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak
bening dan bersih
12. Mengeringkan sekitar luka dengan betadin sampai radius 4-5 cm
dari tepi lika
13. Menutup luka dengan pembalut
14. Menutup luka dengan kasa ( ketebalan kasa disesuaikan dengan
kebutuhan) dan rekatkan dengan plester (adhesive dan hipafix /
micrope untuk memfiksasi)
15. Meletakkan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan
desinfektan
16. Melepaskan gloves dengan bagian luar kemudian buang kedalam
plastic
17. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien
18. Mencucu tangan
19. Mengecek pembalut dan area luka
20. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes

STANDAR PONKESDES

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU /
KELUARGA

SOP / PROTAP
Puskesmas PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU / KELUARGA

Wringin
No Dokumen No Revisi Halaman
. . ....
Prosedur tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Kepala Puskesmas Wringin
Rumah 01 Januari 2011

Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal hal yang
berhubungan dengan penyakitnya agar pasien dapat mengerti tentang
penyakitnya
Tujuan Sebagai acuan dalam meberikan penyuluhan kesehatan secara individu /
keluarga
Kebijakan 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten
2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami
oleh masyarakat
Prosedur 1. Membuat SAP sesuai materi
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluha dan waktu yang dibutuhkan
3. Menggali pemahaman pasien dan keluarga tentang materi yang
akan disampaikan
4. Menjelaskan tentang materi penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya
5. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi
6. Menggunakan alat bantu bila diperlukan
7. Mengadakan evaluasi
8. Memberi umpan balik
9. Menyusun perencanaan lanjutan
10. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhah kesehatan yang telah
dilakukan
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes

STANDAR PONKESDES

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES

SOP / PROTAP
Puskesmas
MELAKUKAN PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES
Wringin
No Dokumen No Revisi Halaman
. . ....
Prosedur tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Kepala Puskesmas Wringin
Rumah 01 Januari 2011

Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD
Prosedur 1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas terdekat
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan penyelidikan
epidemiologi
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas ponkesdes,
petugas Puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui
luasnya penyebaran penyakit dan langkah langkah untuk
membatasi penyebaran penyakit
4. Kegiatan penyelidikan untuk epidemiologi adalah pencarian
( kurang lebih 20 rumah sekitar pennderita tersangka / penderita
DBD yang lain dan pemeriksaan jentik di radius 100 m dari rumah
penderita
5. Hasil penyelidikan epidemiologi DBD
a. Bila ditemukan tersangka atau penderita DBD lainnya atau
ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang
jelas dan ditemukan jentik
b. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1
minggu disertai penyuluhan dirumah tersangka penderita
dan sekitarnya dalam radius 200 m dan sekolah yang
bersangkutan bila penderita tersangka adalah anak sekolah
c. Bila tidak ditemukan keadaan seperti diatas, dilakukan
penyuluhan dan PSN DBD di RW atau dusun tersebut
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes

STANDAR PONKESDES

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD DI PONKESDES
SOP / PROTAP
Puskesmas
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD DI PONKESDES
Wringin
No Dokumen No Revisi Halaman
. . ....
Prosedur tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Kepala Puskesmas Wringin
Rumah 01 Januari 2011

Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD
Prosedur 1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas terdekat
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan penyelidikan
epidemiologi
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas ponkesdes,
petugas Puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui
luasnya penyebaran penyakit dan langkah langkah untuk
membatasi penyebaran penyakit
4. Kegiatan penyelidikan untuk epidemiologi adalah pencarian
( kurang lebih 20 rumah sekitar pennderita tersangka / penderita
DBD yang lain dan pemeriksaan jentik di radius 100 m dari rumah
penderita
5. Hasil penyelidikan epidemiologi DBD
d. Bila ditemukan tersangka atau penderita DBD lainnya atau
ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang
jelas dan ditemukan jentik
e. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1
minggu disertai penyuluhan dirumah tersangka penderita
dan sekitarnya dalam radius 200 m dan sekolah yang
bersangkutan bila penderita tersangka adalah anak sekolah
f. Bila tidak ditemukan keadaan seperti diatas, dilakukan
penyuluhan dan PSN DBD di RW atau dusun tersebut
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes

STANDAR PONKESDES
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENIMBANGAN BALITA
SOP / PROTAP
Puskesmas
PENIMBANGAN BALITA
Wringin
No Dokumen No Revisi Halaman
. . ....
Prosedur tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Kepala Puskesmas Wringin
Rumah 01 Januari 2011

Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara menimbang balita di ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan melakukan penimbangan balita
Kebijakan Sebagai acuan untuk penimbangan balita
Prosedur 1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki
tiga atau pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon yang
kuat
2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang
3. Pastikan bandul geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak
lurus
4. Pasang sarung timbang / celana timbang yang kosong pada dacin
5. Seimbangkan dacin dengan memberi kantong plastic berisikan
pasir batu di ujung dacin sampai kedua jarum tegak lurus
6. Masukkan balita kedalan sarung timbang dengan pakain
seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
7. Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujujng bandul
geser
8. Catat hasil penimbangan dengan benar dikertas atau buku bantu
dalam kg dan ons
9. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung,
celana, kotak timbang
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes

STANDAR PONKESDES

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


P2TB DALAM GEDUNG PONKESDES
SOP / PROTAP
P2TB DI PONKESDES
Puskesmas
Wringin No Dokumen No Revisi Halaman
. . ....
Prosedur tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Kepala Puskesmas Wringin
Rumah 01 Januari 2011
Dr.Tutik Kusdarwati,M.MKes
NIP. 19670613 200604 2 009
Pengertian Tata cara penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien
dewasa
Kebijakan Sebagai acuan untuk penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Prosedur 1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih
dari dua minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain
seperti demem, BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat
malam tanpa aktifitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah, dll
2. Bila tersangka TB dating keponkesdes maka lakukan rujukan
diagnosis dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau pustu
yang ditunjuk oleh puskesmas Pembina\
3. Rujukan diagnosis TB paru ditetapkan dengan cara mendengar
keluhan pasien dengan batuk berdahak lebih daari 2 minggu
4. Memberi penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara
suspek TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS)
6. Pasien TB yang mendapatkan pengobatan dapat mengambil obat
yang dititipkan puskesmas di ponkesdes
7. Bila pasien dating maka cocokan form TB.02 yang dibawa pasien,
apakah nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai, bila
pasien ada ditahap intensif
8. Cocokkan TB.02 dengan TB.01 pasien
9. Ambil obat anti TB ( OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien
ada ditahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada pada tahap
lanjutan
10. Mintalah pada pasien untuk minum satu dosis pada hari tersebut di
depan petugas
11. Sisi obat diberikan kepada pasien untuk di bawa pulang dan
diminum dirumah di depan PMO ( pengawas menelan obat )
12. Isi TB.01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa
13. Isi TB.02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahap pengobatan
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan
Unit Terkait Rawat jalan, pustu / Ponkesdes
STANDAR PONKESDES

Anda mungkin juga menyukai