Anda di halaman 1dari 10

SOP

( STANDART OPERASIONAL PROSEDUR )


PONKESDES

1. SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH


2. SOP PERAWATAN LUKA
3. SOP PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU/KELUARGA
4. SOP PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES
5. SOP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENDERITA DBD
6. SOP PENIMBANGAN BALITA
7. SOP P2 TB DALAM GEDUNG PONKESDES
SOP
MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

UNIT
RAWAT JALAN
MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
UPT No. Dokumen
No. Revisi Halaman
PUSKESMAS 441/ /SOP/416-
01 1
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter
untuk mengidentifikasi ukuran darah pasien.
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan darah
Kebijakan Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.
Prosedur Persiapan alat :
1. Tensimeter lengkap
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Alat tulis

Prosedur :
1. Memberitahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya
berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa
di dalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya
air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
8. Hasil dicatat.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes


SOP
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA

UNIT
RAWAT JALAN
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
UPT No. Dokumen
No. Revisi Halaman
PUSKESMAS 441/ /SOP/416-
01 1/2
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang berada di
rumah
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan luka di rumah
Kebijakan Perawatan luka dilakukan oleh petugas yang terampil dan kompeten
Prosedur Alat yang disiapkan :
1. Alat Steril
a. Bak instrumen
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Gunting jaringan
e. Arteri klem
f. Kassa dan depres dalam tromol
g. Handschone / gloves steril
h. Kom kecil / sedang
i. Pembalut sesuai kebutuhan
j. Kassa
k. Kassa gulung
l. Betadine sol
m. Cairan pencuci luka dan desinfektan
n. Alkohol 70 %

2. Non Steril
a. Gunting verband
b. Neerbeken / bengkok
c. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
d. Tas plastik kotoran / tempat sampah
e. Alat tulis
f. Family folder

Prosedur :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +
inform concern.
2. Menempatkan bengkok di bawah luka untuk menopang cairan
irigasi luka.
3. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir
dari ujung atas ke ujung bawah luka.
4. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran di dekat area kerja.
5. Mencuci tangan dengan sabun.
6. Bila plester kotor, kenakan sarung tangan non steril untuk
melepaskannya.
7. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket
pada luka, basahi dengan NS / RL steril sampai balutan dapat
dilepas dengan mudah.
8. Membuang pembalut lama / kotor ke dalam tas plastik, kemudian
lepaskan gloves (bagian luar berada di dalam) dan buang ke dalam
tas plastik.
9. Mengkaji jumlah, jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka.
10. Mengenakan handschone steril.
11. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak
bening dan bersih.
12. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm
dari tepi luka.
13. Menutup luka dengan pembalut.
14. Menutup luka dengan kassa (ketebalan kassa disesuaikan dengan
kebutuhan) dan rekatkan dengan plester (adhesive dan hipafix /
micrope untuk memfiksasi).
15. Meletakkan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan
desinfektan.
16. Melepaskan gloves dengan bagian luar, kemudian buang ke dalam
tas plastik.
17. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi kllien.
18. Mencuci tangan.
19. Mengecek pembalut dan area luka.
20. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes


SOP
PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU / KELUARGA

UNIT PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU


RAWAT JALAN / KELUARGA
UPT No. Dokumen
PUSKESMAS No. Revisi Halaman
441/ /SOP/416-
01 1
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal yang
berhubungan dengan penyakitnya agar pasien dapat mengerti tentang
penyakitnya
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan kesehatan secara individu
/ keluarga
Kebijakan 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten
2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami
oleh masyarakat
Prosedur 1. Membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan) sesuai materi.
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dan waktu yang dibutuhkan.
3. Menggali pemahaman pasien dan keluarga tentang materi yang
akan disampaikan.
4. Menjelaskan tentang materi penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya.
5. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi.
6. Menggunakan alat bantu bila diperlukan.
7. Mengadakan evaluasi.
8. Memberikan umpan balik.
9. Menyusun perencanaan lanjutan.
10. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan kesehatan yang telah
dilakukan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes


SOP
PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES

UNIT
RAWAT JALAN
PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES
UPT No. Dokumen
No. Revisi Halaman
PUSKESMAS 441/ /SOP/416-
01 1
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di Ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD
Prosedur Prosedur :
1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas perawatan terdekat.
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi.
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas Ponkesdes,
petugas Puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui
luasnya penyebaran penyakit dan langkah-langkah untuk membatasi
penyebaran penyakit.
4. Kegiatan penyelidikan epidemiologi adalah pencarian (kurang lebih
20 rumah sekitar penderita tersangka / penderita DBD yang lain dan
pemeriksaan jentik di radius 100 meter dari rumah penderita.
5. Hasil penyelidikan epidemiologi DBD :
a. Bila ditemukan tersangka / penderita DBD lainnya atau ditemukan
3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan
jentik.
b. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1 minggu
disertai penyuluhan di rumah tersangka / penderita dan sekitarnya
dalam radius 200 m dan sekolah yang bersangkutan bila penderita
tersangka adalah anak sekolah.
c. Bila tidak ditemukan keadaan seperti di atas, dilakukan
penyuluhan dan PSN DBD di RW atau dusun yang bersangkutan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes


SOP
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD DI PONKESDES

UNIT
RAWAT JALAN
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD DI PONKESDES
UPT No. Dokumen
No. Revisi Halaman
PUSKESMAS 441/ /SOP/416-
01 1
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di Ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD
Prosedur Prosedur :
1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas perawatan terdekat.
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi.
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas Ponkesdes,
petugas Puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui
luasnya penyebaran penyakit dan langkah-langkah untuk membatasi
penyebaran penyakit.
4. Kegiatan penyelidikan epidemiologi adalah pencarian (kurang lebih
20 rumah sekitar penderita tersangka / penderita DBD yang lain dan
pemeriksaan jentik di radius 100 meter dari rumah penderita.
5. Hasil penyelidikan epidemiologi DBD :
a. Bila ditemukan tersangka / penderita DBD lainnya atau ditemukan
3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan
jentik.
b. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1 minggu
disertai penyuluhan di rumah tersangka / penderita dan sekitarnya
dalam radius 200 m dan sekolah yang bersangkutan bila penderita
tersangka adalah anak sekolah.
c. Bila tidak ditemukan keadaan seperti di atas, dilakukan
penyuluhan dan PSN DBD di RW atau dusun yang bersangkutan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes


SOP
PENIMBANGAN BALITA

UNIT
RAWAT JALAN
PENIMBANGAN BALITA
UPT No. Dokumen
No. Revisi Halaman
PUSKESMAS 441/ /SOP/416-
01 1
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara menimbang balita di Ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penimbangan balita
Kebijakan Sebagai acuan untuk penimbangan balita
Prosedur Prosedur :
1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki tiga
atau pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon yang kuat.
2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
3. Pastikan bandul geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak
lurus.
4. Pasang sarung timbang / celana timbang yang kosong pada dacin.
5. Seimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik berisikan pasir
batu di ujung dacin sampai kedua jarum tegak lurus.
6. Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
7. Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
8. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas atau buku bantu
dalam kg dan ons.
9. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung,
celana, kotak timbang.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes


SOP
P2TB DALAM GEDUNG PONKESDES

UNIT
RAWAT JALAN
P2TB DALAM GEDUNG PONKESDES
UPT No. Dokumen
No. Revisi Halaman
PUSKESMAS 441/ /SOP/416-
01 1
103.5/2014
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Gayaman

GAYAMAN
Tanggal Terbit
01 April 2014
STANDARD Drg. WILIS PUSPITADEWI A.,
OPERASIONAL M.Si
PROSEDUR Pembina
NIP 196701221994032001
Pengertian Tata cara penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan Penjaringan suspek TB pada pasien
dewasa
Kebijakan Sebagai acuan untuk Penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Prosedur Prosedur :
1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih
dari 2 minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain
seperti demam, BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat
malam tanpa aktivitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah dan
lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes maka lakukan rujukan
diagnosis dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau Pustu
yang ditunjuk oleh Puskesmas Pembina.
3. Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara, mendengar
keluhan pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara
suspek TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS).
6. Pasien TB yang mendapatkan pengobatan dapat mengambil obat
yang dititipkan Puskesmas di Ponkesdes.
7. Bila pasien datang maka cek form TB.02 yang dibawa pasien,
apakah nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien
ada di tahap intensif.
8. Cocokkan TB.02 dengan TB.01 pasien.
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien
ada di tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada pada tahap
lanjutan.
10. Mintalah pada pasien, untuk meminum satu dosis untuk hari
tersebut di depan petugas.
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan
diminum di rumah di depan PMO (Pengawas Menelan Obat).
12. Isi TB.01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
13. Isi TB.02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan.
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes

Anda mungkin juga menyukai