SOP
MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
....................... .. ..........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan ....................... Kepala Puskesmas ..........................
Pengukuran Tekanan
Darah ....................................
Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter Untuk
mengidentifikasi ukuran tekanan darah pasien.
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukan tekanan darah
Kebijakan Sebagai acuan untuk pengukur tekanan darah
Prosedur Persiapan alat :
1. Tensimeter lengkap
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Alat tulis
Prosedur :
1. Memberi tahu pasien
2. Lengan baju dibuka atau digulung
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya
berada disisi luar tangan
4. Pompa tensimeter dipasang
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada daerah
tersebut
6. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam
pipa gelas naik.
7. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air
raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir
8. Hasil dicatat di Rekam Medik
Unit terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan Rawat
Inap di Puskesmas
2
SOP
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.................... .. ...........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan ..................... Kepala Puskesmas ......................
Perawatan Luka
.......................................
Pengertian Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan luka
Kebijakan Perawatan luka dilakukan oleh petugas yang terampir dan kompeten
Prosedur Alat yang disiapkan :
I. Alat Streril
a. Bak Instrumen
b. Pinset automis
c. Pinset chirrugis
d. Gunting jaringan
e. Arteri klem
f. Kassa dan depress dalam tromol
g. Handschone / gloves steril
h. Kom kecil / sedang
i. Pembalut sesuai kebutuhan
j. Kasa
k. Kasa gulung
l. Batadine sol
m. Cairan pencuci luka dan disinfektan
n. Alkohol 70%
2. Non Steril
a. Gunting verband
b. Neerbeken / bengkok
c. Plaster (adhesive) atau hipafix micropone
d. Tas plastic kotoran / tempat sampah
e. Alat tulis
f. Family Folder
Prosedur :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien + inform
concern
2. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi
luka
3. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dari mengalir dari
ujung atas ke ujung bawah luka
3
SOP
PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU/KELUARGA
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU/KELUARGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. ...........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyuluhan ...................... Kepala Puskesmas ...................
Kesehatan kepada
Individu atau .................................
keluarga
Pengertian Tata cara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal yang
berhubungan dengan penyakit agar pasien dapat mengerti tentang penyakitnya
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan kesehatan secara
individu/keluarga
Kebijakan 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten
2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami oleh
masyarakat
Prosedur 1. Membuat SAP (satuan Acara Penyuluhan) sesuai materi
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dan waktu yang dibutuhkan
3. Menggali pemahaman pasien dan keluarga tentang materi yang akan
disampaikan
4. Menjelaskan tentang materi penyuluhan kepada pasien dan
keluargannya
5. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi
6. Menggunakan alat Bantu bila diperlukan
7. Mengadakan evaluasi
8. Memberikan umpan balik
9. Menyusun perencanaan lanjutan
10. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan kesehatan yang telah
dilakukan
Unit terkait Rawat Jalan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes atau Polindes dan Rawat Inap
Puskesmas
5
SOP
PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES, PUSTU ATAU POLINDES
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES, PUSTU ATAU POLINDES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
....................... .. .............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pemeriksaan .................... Kepala Puskesmas ...................
Penderita DBD
......................................
Pengertian Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di Ponkesdes, Pustu atau Polindes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD
Prosedur Prosedur :
1. Merujuk ke Rumah Sakit / Puskesmas perawatan terdekat
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan penyelidikan Epidemiologi.
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas ponkesdes/
pustu/polindes, petugas puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk
mengetahui luasnya penyebaran penyakit dan langkah-langkah untuk
membatasi penyebaran penyakit
4. Kegiatan penyelidikan epidemiologi adalah pencarian (kurang lebih 20 rumah
sekitar penderita tersangka / penderita DBD yang lain dan pemeriksaan jenitk
di radius 100 meter dari umah penderita.
5. Hasil penyelidikan epidemiologi DBD
a. Bila ditemukan tersangka/penderita DBD lainnya atau ditemukan 3 atau
lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan jentik.
b. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1 minggu disertai
penyuluhan di rumah tersangka penderita dan sekitarnya dalam radius
200 m dan sekolah yang bersangkutan bila penderita tersangka adalah
anak sekolah.
c. Bila tidak ditemuakn keadaan seperti di atas, dilakukan penyuluhan dan
PSN DBD di RW atau dusun yang bersangkutan
Unit terkait Rawat Jalan di Pustu, Ponkesdes atau Polindes
6
SOP
PENIMBANGAN BALITA
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN PENIMBANGAN BALITA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penimbangan Balita ........................ Kepala Puskesmas ..................
.................................
Pengertian Tata cara menimbang balita di Ponkesdes, Pustu, Polindes atau Posyandu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penimbangan balita
Kebijakan Sebagai acuan untuk penimbangan balita
Prosedur Prosedur :
1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki tiga
atau pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon yang kuat.
2. Atur posisi batang dacing sejajar dengan mata penimbang
3. Pastikan bandul geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak lulur
4. Pasang sarung timbang / celana timbang yang kosong pada dacin
5. Seimbangkan dacin dengan memberi kantung plastic berisikan pasir
batu di ujung dacin sampai kedua jarum tegak lurus
6. Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian
7. Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser
8. Cacat hasil penimbangan dengan benar di kertas atau buku Bantu dalam
kg dan ons
9. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung,
celana, kotak timbang
Unit terkait Rawat Jalan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes atau Posyandu
7
SOP
P2 TB DALAM GEDUNG PONKESDES, PUSTU ATAU POLINDES
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... P2TB DALAM GEDUNG PONKESDES, PUSTU ATAU POLINDES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..........
Prosedur Tetap P2 TB Tanggal terbit Ditetapkan,
..................... Kepala Puskesmas ......................
...................................
Pengertian Tata cara Penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan Penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Kebijakan Sebagai acuan untuk Penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Prosedur Prosedur :
1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih dari
2 minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain seperti
demam, BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat malam tanpa
aktifitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, Pustu atau polindes maka
lakukan rujukan diagnosis dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk.
3. Rujukan diagnosis TB paru ditetapkan dengan cara, menderngar keluhan
pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2 minggu
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara suspek
TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS)
6. Pasien TB yang mendapatkan pengobatan dapat mengambil obat yang
dititipkan puskesmas di ponkesdes
7. Bila pasien dapat maka cek form TB.02 yang dibawa pasien, apakah
nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien ada ditahap
intensif.
8. Cocokkan TB. 02 dengan TB. 01 pasien
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien ada di
tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada pada tahap lanjutan
10. Mintalah pada pasien, untuk meminum satu dosis untuk hari tersebut di
depan petugas
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan diminum di
rumah di depan PMO (pengawas menelan obat)
12. Isi TB. 01 sesuai dengan jadwal OAT yang dibawa
13. Isi TB. 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.
Unit terkait Rawat Jalan di Pustu, Ponkesdes atau Polindes
8
SOP
PENGAMBILAN CORPUS ALIENUM DI TELINGA DAN HIDUNG
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENGAMBILAN CORPUS ALIENUM DI TELINGA DAN HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. ..........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan ..................... Kepala Puskesmas ....................
pengambilan corpus
alienum di telinga dan .....................................
hidung
Pengertian Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang
yang masuk kedalam telinga dan hidung
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pertolongan akibat benda padat atau
binatang yang masuk kedalam telingga atau hidung.
Kebijakan Sebagai acuan untuk pengambilan corpus alienum di telingga dan hidung.
Prosedur Persiapan alat :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Arteri klem
2. THT shet
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handschone / gloves steril
5. Neerbeken (bengkok)
6. Lampu kepala
7. Kom kecil/ sedang
8. Tetes telingga
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
Non Streril
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai`
5. Neerbeken / bengkok
Prosedur :
1. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien
menandatangani Informed concern.
2. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
3. Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan langsung
atau memakai lampu kepala
9
SOP
PEMASANGAN NGT / PENDUGA LAMBUNG
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MELAKUKAN PEMASANGAN NGT/ PENDUGA LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
......................... .. ...........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ......................
Pemasangan NGT /
Penduga Lambung ...................................
Pengertian Tata cara memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke dalam
lambung.
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT
1. Membilas/mengumbah lambung
2. Memberi makanan dan obat-obatan.
Kebijakan Sebagai acuan untuk memasukkan NGT (Penduga Lambung) melalui hidung
kedalam lambung.
Prosedur Persiapan alat :
1. NGT
2. Plester
3. Gunting
4. Bengkok
5. Sarung tangan
6. Aqua Jelly
7. Perlak + Pengalas
8. Alat tulis
9. Stetoscope
10. Spuit 10 cc
11. Aquades dalam Kom
12. Obat- obatan/ makanan yang akan dimasukkan
13. Corong
14. Kassa
15. Spatel
Prosedur :
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang lebih kurang 40-
45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus)
8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung NGT
11
SOP
PEMASANGAN KATETER URINE
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN PEMASANGAN KATETER URINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.................... .. ................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................. Kepala Puskesmas ...................
Pemasangan Kateter
Urine ....................................
Pengertian Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
kencing
Kebijakan Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
kencing
Prosedur Persiapan alat :
1. Slang kateter
2. Aqua jelly
3. Sarung tangan
4. Aquadest dalam kom
5. Spuit 5 cc
6. Plester
7. Gunting
8. Kassa dalam tempatnya
9. Betadine
10. Urine bag
11. Stik pan/urinal
12. Pinset
13. Bengkok
14. Perlak
Prosedur :
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. Mendekatkan peralatan disamping penderita
3. Memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI:
6. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
7. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak 60O
8. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
13
SOP
MELAKUKAN PELEPASAN KATETER URINE
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN PELEPASAN KATETER URINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan Pelepasan .................... Kepala Puskesmas ......................
kateter urine
....................................
Pengertian Tata cara melepas kateter tetap yang dipakai oleh pasien
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pelepasan kateter tetap
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pelepasan kateter tetap
Prosedur Persiapan alat :
1. Spuit bersih disposible 20 cc
2. Alkohol 70 %
3. Perlak
4. Bengkok
5. Tissue
6. Was lap lembab
7. Sabun
8. Sarung tangan bersih satu pasang
Prosedur :
1. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan serta mengatur
posisi pasien
2. Menyarankan agar pasien menarik nafas dalam dan rileks saat kateter
dilepas
3. Menjelaskan perasaan yang akan dialami setelah kateter dilepas
4. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
5. Meletakakan bengkok dekat daerah genetalia
6. Melepas fiksasi kateter dan membersihkan dengan alkohol 70%
7. Menghisap cairan dari balon kateter sampai habis
8. Menarik keluar kateter dan meletakkannya dalam bengkok
9. Membersihkan daerah genetalia dengan wash lap dan sabun, dibilas
sampai bersih dan dikeringkan dengan tissue
10. Mengukur urine dari urine bag
11. Membereskan alat-alat, melepas sarung tangan
12. Perawat mencuci tangan
13. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan pada status perawatan
pasien: jam pelaksanaan
Unit terkait UGD, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan Rawat Inap di Puskesmas
15
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL/MASKER
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL/MASKER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. ............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan ....................... Kepala Puskesmas ............................
Pemberian Oksigen
dengan nasal ....................................
kanul/masker
Pengertian Tata cara memberikan oksigen pada pasien dengan menggunakan nasal
kanul/masker
Tujuan Sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien dengan
menggunakan nasal kanul/masker
Kebijakan Sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien dengan
menggunakan nasal kanul/masker
Prosedur Persiapan alat :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. kapas alkohol
Prosedur :
1. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman/atur posisi semifoler
3. Perawat mencuci tangan
4. Memasang flow meter dan humidifier
5. Membuka flow meter dan mengalirkan oksigen pada selang, lalu
menutup flow meter kembali
6. Memasang kanule secara tepat pada hidung (pada pemeberian oksigen
dengan nasal lanule)
7. Memasang selang masker pada perangkat oksigen dan memakaikan
masker pada wajah pasien (pada pemberian dengan masker)
8. Mengatur volume aliran oksigen pada flow meter sesuai instruksi
9. Menevaluasi toleransi pasien terhadap pemberian oksigen
10. Mendokementasikan tindakan yang dilakukan pada status kepegawaian
pasien
11. Perawat mencuci tangan
Unit terkait Rawat Inap di Puskesmas dan Kamar Bersalin
16
SOP
MELAKUKAN NEBULIZER
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN NEBULIZER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
....................... .. ...........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan Nebulizer ....................... Kepala Puskesmas ......................
....................................
Pengertian Tata cara melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan
dahak dan melonggarkan jalan nafas
Kebijakan Sebagai acuan untuk tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas
Prosedur Persiapan alat :
1. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, bisolvon
2. Nebulaizer
Prosedur :
1. Perawat cuci tangan
2. Mengisi ventolin pada nebulezer
3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya :
ventolin (sabutamol) atau kadang diberi bisolvon pada status asmatikus.
4. Memasang masker pada pasien
5. Nebulaizer dinyalakan
6. Observasi pasien
7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
9. Perawat cuci tangan
Unit terkait Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas
17
SOP
MELAKUKAN SUNTIKAN SUBKUTAN
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN SUNTIKAN SUBKUTAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. ............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan suntikan ..................... Kepala Puskesmas ...................
subkutan
....................................
Pengertian Tata cara memasukkan obat kedalam jaringan di bawah kulit (subkutan) dengan
memakai jarum suntik
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan subcutan
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan subkutan
Prosedur Persiapan alat :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih
dalam kulit kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10. Mendokumentasikan hasil tindakan
Unit terkait Rawat Jalan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes, Pusyandu
18
SOP
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRA MUSKULER
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN SUNTIKAN INTRA MUSKULER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. .............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan Suntikan ..................... Kepala Puskesmas ......................
Intramuskuler
..................................
Pengertian Tata cara melakukan suntikan ke dalam otot
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan suntikan kedalam otot
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan suntikan ke dalam otot
Prosedur Persiapan alat :
1. Disp. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Bengkok
4. Aquabidest steril
5. Gergaji ampul
6. Tempat sampah/bengkok
7. Obat yang dibutuhkan
8. Bak instrumen
Prosedur :
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90
derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase.
12. Pasien dirapikan
Unit terkait Rawat Jalan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan Possyandu
19
SOP
MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. ............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ..................
Pemasangan infus
...................................
Pengertian Tata cara melakukan pemasangan infus
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan melalui infus,
sebagai cara untuk memasukan cairan
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pemasangan infus
Prosedur Persiapan alat :
1. Infus set
2. Abocath sesuai dengan kebutuhan
3. Tourniquet
4. Safety Box
5. Kapas alcohol
6. Standar infuse
7. Plester
8. Cairan antiseptic (Bethadine)
9. Kasa steril
10. Sarung tangan steril.
11. Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat
RL dll. )
Prosedur :
1. Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan medis (
untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam.
2. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk
menandatanganinya untuk RB.
4. Siapkan alat dan bahan
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan.
7. Tentukan daerah vena yang akan digunakan.
8. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.
9. Pasang torniquet.
10. Disinfeksi daerah penusukan.
11. Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45O lubang jarum menghadap
ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan
kanule perlahan lahan dan secara bersamaan jarum dikeluarkan dengan
20
SOP
PENENTUAN FAKTOR RISIKO TINGGI UNTUK IBU HAMIL
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PENENTUAN FAKTOR RISIKO TINGGI UNTUK IBU HAMIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ...................
Penentuan Faktor
Risti Untuk Ibu Hamil ..................................
Pengertian Tata cara menentukan faktor risiko dan risiko tinggi pada ibu hamil
Tujuan Faktor risti dapat diidentifikasi sedini mungkin sehingga dapat mengatasi akibat
dari risti itu sendiri dan menurunkan angka kematian ibu.
Kebijakan Sebagai acuan dalam menentukan faktor risiko dan risiko tinggi pada ibu hamil
Prosedur Persiapan alat :
1 Timbangan Berat badan
2 Pita pengukur lingkar lengan atas
3 Pengukur Tinggi Badan
4 Tensi Meter
5 Buku KIA ( Score Poedji Rochjati)
Prosedur :
Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya:
1. Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari 16 tahun
2. Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun, atau terlalu lambat hamil
ke-1 kawin lebih dari 4 tahun.
3. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
4. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
5. Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
6. Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm
8. Pernah gagal kehamilan
9. Pernah melahirkan dengan tarikan tang / vakum
10. Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh
11. Pernah melahirkan dengan diberi infuse/transfusi.
12. Pernah operasi seksio
13. Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah, Malaria, TBC paru, Payah
jantung, kencing manis dan penyakit menular seksual.
14. Adanya bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi.
15. Hamil kembar 2 atau lebih.
16. Hamil kembar air (Hydramnion).
22
SOP
PENANGANAN LUKA BAKAR
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENANGANAN LUKA BAKAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. ...............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan ...................... Kepala Puskesmas ........................
Penanganan Luka
Bakar ....................................
Pengertian Tata cara mengukur melakukan penanganan luka bakar
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penanganan luka bakar
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan penanganan luka bakar
Prosedur Persiapan alat :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Gunting balutan
7. Plester
8. Verban
9. Kassa dan kapas
10. Hand scoen
11. Spuit
12. Na Cl
Prosedur :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka bakar
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
Unit terkait Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas
24
SOP
MELAKUKAN OBSERVASI PASIEN GAWAT
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN OBSERVASI PASIEN GAWAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
........................ .. ...........
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan Observasi .................... Kepala Puskesmas .......................
Pasien Gawat
.......................................
Pengertian Tata cara melakukan observasi pasien gawat
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pemantauan/ observasi penderita gawat agar
selamat jiwanya
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pemantauan/ observasi penderita gawat agar
selamat jiwanya
Prosedur Persiapan alat :
1. Tensi Meter
2. Termometer
3. Jam Tangan
Prosedur :
1. Penderita gawat harus di observasi
2. Observasi dilakukan tiap 5 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh paramedis/ perawat, bila perlu oleh dokter.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan , Suhu
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedic/ perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas
(diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa
pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita
(les UGD) / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap /
rujuk
Unit terkait UGD di Puskesmas
25
SOP
MELAKUKAN PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MELAKUKAN PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..................... .. .................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas .....................
Pemeliharaan alat
kesehatan ...............................
Pengertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alatalat kedokteran
dengan cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan
menyimpannya
Tujuan Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan
Prosedur A. Pemeliharaan Peralatan dari Logam
1. Membersihkan dan desinfektan :
a. Peralatan :
1. Alat kotor
2. Larutan desinfektan, gelas pengukur
3. Bak/ember tempat merendam
4. Air mengalir
b. Prosedur :
1. Memakai sarung tangan
2. Membersihkan alat dari kotoran yang melekat dibawah air kran
mengalir
3. Dikeringkan (setelah kering dimasukan ke steriliisator)
2. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
a. Peralatan :
1. Alat-alat logam
2. Sterilisator
3. Panas kering
4. Kain pembungkus bila perlu
b. Prosedur :
1. Memakai panas kering (sterilisator)
2. Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam keadaan
bersih/kering
3. Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
4. Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama 30 menit
untuk yang dibungkus, 20 menit untuk yang tidak dibungkus.
5. Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan dalam tempatnya
5. Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan mudah
di baca.
b. Prosedur:
1. Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek.
2. Memakai sarung tangan.
3. Membuang tissue bekas pakai keranjang ke keranjang sampah,
dengan memakai korentang spoel hoek
4. Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian mengalirkan air
kran supaya kotoran masuk tangki septik tank. Membilas alat dari
kotoran yang masuk, melekat dengan mempergunakan sikat
bertangkai
5. larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot terendam.
6. Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air sabun/
detergen.
7. Membilas pispot di bawah air mengalir
8. Merendam pispot di bak /ember tempat perendam yang berisi
(bayclin)
9. Mengeringkan pot dengan kain lap.
10. Menyimpan pot pada tempatnya.
SOP
MELAKUKAN PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MELAKUKAN PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILATIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. .................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ...........................
Penatalaksanaan syok
anafilaktik ...................................
Pengertian Tata cara dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas.
Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas.
Kebijakan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas.
Prosedur Persiapan alat :
1. Tabung Oksigen
2. Tensimeter
3. Ambulance (Jika di rujuk)
4. Adrenalin ampul
5. Dexamethason Vial
6. Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
Prosedur :
1. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
2. Berikan adrenalin inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular pada lengan atas.
3. Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali
pemberian.
4. Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah
penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10 menit
5. Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan baik
6. Pemberian cairan bila diperlukan
7. Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
8. Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 6 jam
9. Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas Kesehatan yang
lebih lengkap.
Unit terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan Rawat
Inap di Puskesmas
28
SOP
MELAKUKAN RUJUKAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MELAKUKAN RUJUKAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. .................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan Rujukan .................... Kepala Puskesmas ...........................
Neonatus Dengan
Asfiksia ...................................
Pengertian Tata cara melakukan rujukan pasien Neonatus dengan asfiksia
Tujuan Sebagai acuan dalam merujuk Neonatus dengan Asfiksia
Kebijakan Sebagai acuan dalam merujuk Neonatus dengan Asfiksia
Prosedur Persiapan alat :
1. Selimut hangat/tebal yang bersih/popok serta kain penyeka muka.
2. Sungkup no.1 untuk bayi cukup bulan dan no.0 untuk bayi kurang bulan
3. Penghisap lendir.slym dan penekan lidah : 1 set
4. Meja kering, bersih dan hangat
5. Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set
6. Timer ( jam tangan yang ada detiknya )
7. Oxygen, ventilasi dengan oxygen
Prosedur :
1. Penanganan Umum.
a. Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan kain yang hangat
yang kering.
b. Jika belum dilakukan, segera klem & potong tali pusat
c. Letakan bayi ditempat keras dan hangat ( dibawah radiant heater ) untuk
resusitasi
d. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan perawatan
dan resusitasi
2. Resusitasi.
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan .
Indikator terpenting bahwa diperlukan resusitasi adalah kegagalan nafas setelah
bayi lahir.
3. Membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi sebagai berikut :
Posisi bayi :
a. Terlentang
b. Kepala lurus dan sedikit terngadah / ekstensi ( posisi mencium bau )
c. Bayi diselimuti, kecuali muka dan dada
d. Bersihkan jalan nafas dengan menghisat mulut lalu hidung, jika terdapat
darah/ meconium dimulut atau hidung, hisap segera untuk menghindari
aspirasi.
Catatan : Jangan menghisap terlalu dalam ditenggorokan, karena dapat
mengakibatkan turunnya rekuensi denyut jantung bayi atau bayi berhenti
bernafas.
e. Tetap jaga kehangatan tubuh bayi.
g. Nilai kembali keadaan bayi :
29
- Jika bayi mulai menangis atau bernafas lanjutkan dengan asuhan awal bayi
baru lahir.
- Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi.
4. Ventilasi bayi baru lahir.
a. Cek kembali posisi bayi ( kepala sedikit ekstensi )
b. Posisi sungkup dan cek perlekatannya
c. Pasang sungkup diwajah, menutupi pipi, mulut dan hidung
d. Rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah
e. Remas balon dengan 2 jari atau seluruh tangan tergantung besarnya balon.
5. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada. Pertahankan
frekuensi ( sekitar 40 x / menit ) dan tekanan ( amati dada mudah naik dan turun
).
a. Jika dada naik maka kemungkinan tekanan adekuat.
b. Jika dada tidak naik :
Cek kembali dan koreksi posisi bayi
Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
Remas balon lebih kuat untuk mukus, darah / mekonium
6. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi nafas spontan
a. Jika pernafasan normal ( frekwensi 30 60 x / menit ), tidak ada tarikan
dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit, resusitasi tidak diperlukan
lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.
b. Jika bayi belum bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas
spontan terjadi.
7. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati nafas selama 5 menit
setelah tangis berhenti.
a. Jika pernafasan normal (frekwensi 30 60 x / menit), tidak ada tarikan dinding
dada dan suara merintih dalam 1 menit resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan
dengan asuhan awal bayi baru lahir.
b. Jika frekwensi 30 x / menit, lanjujtkan ventilasi.
c. Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, ventilasi dengan oxygen, jika
tersedia, rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan yangh dituju.
8. Jika nafas belum teratur setelah 20 menit ventilasi :
a. Rujuk ke pelayanan yang dituju.
b. Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika diperlukan.
9. Jika tidak ada usaha bernafas, megap megap atau tidak ada nafas setelah 20
menit ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir mati, berikan dukungan psikologis
kepada keluarga.
Unit terkait Kamar bersalin, Pustu, Ponkesdes, Polindes
30
SOP
MELAKUKAN ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MELAKUKAN ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan asuhan .................... Kepala Puskesmas ...................
antenatal /
pemeriksaan ..................................
kehamilan
Pengertian Tata cara melakukan pemeriksaan Ante Natal Care.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ) sehingga
dapat mengetahui kondisi kehamilan, mengetahui apakah kehamilannya
mempunyai risiko tinggi atau normal
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pemeriksaaan Ante Natal Care (ANC)
Prosedur Persiapan alat dan Bahan:
1. Leanec
2. Doppler / spekulum corong
3. Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
4. Meteran pengukur LILA
5. Selimut
6. Reflex Hammer
7. Jarum suntik disposibel 2,5 ml
8. Timbangan Berat Badan dewasa
10. Tensimeter Air Raksa
11. Stetoscope
12. Bed Obstetric
13. Spekulum gynec
14. Lampu halogen / senter
15. Kalender kehamilan
16. Sarung tangan
17. Kapas steril
18. Kassa steril
19. Alkohol 70 %
20. Jelly
21. Sabun antiseptik
22. Wastafel dengan air mengalir
23. Vaksin TT
Prosedur :
1. PERSIAPAN.
1. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
2. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
3. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan.
2. PELAKSANAAN:
1. Anamnesa:
31
d. Leopold 4.
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung
jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jarijari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus.
3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen)
4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang
pinggang bayi)
5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara
tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
c). Auskultasi.
- Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d). Pemeriksaan Tambahan.
- Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG
3. Akhir pemeriksaan :
3.1 . Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
3.2 . Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan.
3.3 . Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien.
3.4 . Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia
kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang
ditemukan atau adanya penyakit lain.
3.5 . Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
3.6 . Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan
3.7 . Jelaskan pentingnya imunisasi
3.8 . Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
3.9 . Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit
Unit terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes
33
SOP
KONDISI LISTRIK PADAM
Puskesmas SOP/PROTAP
................... KONDISI LISTRIK PADAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kondisi Listrik Padam .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Padamnya aliran listrik yang disebabkan oleh tidak mengalirnya aliran listrik ke
Puskesmas
Tujuan Sebagai acuan pada waktu aliran lisrik padam
Kebijakan Sebagai acuan pada waktu aliran listrik padam
Prosedur Persiapan alat :
1. Generator Listrik/ jen set
2. Solar
Prosedur :
1. Apabila listrik padam petugas diesel tanpa menunggu perintah
menghidupkan generator Puskesmas.
2. Diluar jam kerja, selain petugas jaga diesel, petugas yang lain perlu
membantu petugas jaga diesel menghidupkan generator.
4. Apabila dalam tempo 1 menit listrik belum menyala petugas UGD perlu :
a. Menghubungi petugas diesel
b. Petugas diesel mematikan aliran listrik PLN
c. Setelah aliran dari PLN putus, kemudian generator dihidupkan
5. Apabila listrik padam lebih 10 menit dan generator tidak bisa hidup maka
petugas UGD harus lapor kepala puskesmas lewat telepon.
6. Apabila listrik hidup kembali petugas diesel mematikan diesel, kemudian
saluran dari PLN dihidupkan lagi.
Unit terkait Petugas Diesel dan UGD
34
SOP
MENILAI KESADARAN DENGAN PEMERIKSAAN GCS
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MENILAI KESADARAN DENGAN PEMERIKSAAN GCS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
menilai kesadaran .................... Kepala Puskesmas ...................
dengan pemeriksaan
GCS ..................................
Pengertian Menilai tingkat kesadaran pasien dengan pemeriksaan GCS (Glasgow Coma
Scale)
Tujuan Sebagai acuan untuk menilai kesadaran dengan pemeriksaan GCS
Kebijakan Sebagai acuan untuk menilai kesadaran dengan pemeriksaan GCS
Prosedur Persiapan alat :
1. Lampu senter
Prosedur :
1. Mengatur posisi pasien (tidur terlentang)
2. Mencuci tangan
3. Menilai respon membuka mata meliputi:
a. Diameter pupil
b. Miosis/medriasis
c. Isokor/anisokor
d. Refleks terhadap cahaya
4. Menilai respon bicara
5. Menilai respon gerakan lengan tungkai
6. Mencuci tangan
7. Mendokementasikan tindakan yang dilakukan dan score GCS pada
status keperawatan pasien
Unit terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan Rawat
Inap di Puskesmas
35
SOP
MENCUCI TANGAN STERIL
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MENCUCI TANGAN STERIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Mencuci tangan steril .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara mencuci tangan secara steril yang dilakukan oleh perawat/bidan
sebelum melakukan tindakan keperawatan
Tujuan Sebagai acuan mencuci tangan secara steril sebelum melakukan tindakan
keperawatan untuk mencegah infeksi.
Kebijakan Sebagai acuan mencuci tangan secara steril sebelum melakukan tindakan
keperawatan untuk mencegah infeksi.
Prosedur Persiapan alat :
1. Sabun desinfektan pada tempatnya
2. Sikat steril pada tempatnya
3. Lap tangan/handuk steril
Prosedur :
1. Mengunting/memeriksa kuku jari tangan
2. Melepas cincin, jam tangan, gelang
3. Memakai skort plastik, masker, topi
4. Membuka kran air
5. Membasahi kedua tangan dan lengan bawah sampai siku dibawah air
mengalir
6. Mengambil sabun desinfektan sebanyak 5 ml (1x pompa), gosok pada
kedua tangan dan lengan bawah sampai siku selama 1 menit
7. Ambil sikat steril, bersihkan kuku, sela-sela jari tangan, telapak dan
punggung tangan selama 1 menit
8. Bilas dengan air mengalir posisi kedua tangan menghadap keatas
9. Ambil kembali sabun desinfektan sebanyak 5 ml (1x pakai), gosok
kembali kedua tangan dan lengan bawah selama 1 menit
10. Bilas dengan air mengalir sampai bersih, posisi kedua tangan tetap
menghadap keatas
11. Tutup tuas kran dengan siku
12. Lap kedua tangan dengan handuk steril atau persatu dari ujung jari
kearah siku
Unit terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, UGD, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan
Rawat Inap di Puskesmas
36
SOP
MEMBIMBING IBU CARA MENYUSUI YANG BENAR
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MEMBIMBING IBU CARA MENYUSUI YANG BENAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Membimbing ibu cara .................... Kepala Puskesmas ...................
menyusui yang benar
..................................
Pengertian Tata cara dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik
Tujuan Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik
Kebijakan Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik
Prosedur Persiapan alat dan bahan:
1. Kursi yang rendah agar kaki tidak menggantung dan punggung
bersandar pada kursi
2. Lap bersih / tissue
Prosedur :
1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.
2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya.
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
5. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak
boleh terngadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang
badan ibu.
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
ibu.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10.Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain
menopang dibawah payudara, jangan menekan puting susu / areolanya
saja.
11.Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh
pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu.
12.Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan
kepayudara ibu dengan puting susu dan areola dimasukkan kedalam
mulut bayi.
13.Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga
puting berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.
14.Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa
kosong.
15.Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
16.Cara melepaskan isapan bayi
37
SOP
PELAYANAN OBAT DI KAMAR OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN OBAT DI KAMAR OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan obat di .................... Kepala Puskesmas ...................
kamar obat
..................................
Pengertian Tata cara pelayanan obat di kamar obat
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pelayanan obat di kamar obat
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pelayanan obat di kamar obat
Prosedur Persiapan alat :
1. Peracikan obat
Pengambilan dan pembuatan (puyer) jenis obat sesuai dengan resep
2. Pemberian Etiket
Pemberian label pada masing-masing obat meliputi:
- Nama
- Alamat
- Dosis
- Cara penggunaan
3. Menerangkan cara pemakaian obat
Menerangkan pada pasien tentang aturan minum, waktu pemakaian
dan cara penggunaan obat
4. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil jumlah penggunaan obat dalam sebulan dengan buku
bantu register
Prosedur :
1. Petugas menerima resep dari ruang pengobatan umum, ruang
pengobatan gilut, ruang KIA/KB di kamar obat
2. Petugas membaca dan meneliti resep yang diterima
3. Petugas Menanyakan kembali kepada penulis resep apabila resep yang
diterima kurang jelas atau obat yang di minta tidak tersedia
4. Petugas meracik obat dan membuat etiket apabila resep telah jelas
5. Petugas menaruh obat dalam kemasan kemudian diberikan kepada
pasien
6. Petugas menerangkan kepada pasien mengenai pemakaian obat,
aturan minum dan cara penggunaan sesuai dengan anjuran yang
tertera di resep
7. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya
39
SOP
PENGELOLAAN OBAT DI GUDANG OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENGELOLAAN OBAT DI GUDANG OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pengelolaan obat di .................... Kepala Puskesmas ...................
gudang obat
..................................
Pengertian Tata cara mengelola dan mendistribusikan obat ke unit pelayanan (kamar obat,
Puskesmas/ Pustu/ Polindes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan dan pendistribusian obat ke unit
pelayanan (kamar obat Puskesmas/ Pustu/ Polindes
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan dan pendistribusian obat ke unit
pelayanan (kamar obat Puskesmas/ Pustu/ Polindes
Prosedur Persiapan alat :
1. Pencatatan Obat dari Gudang farmasi Kabupaten
Obat yang datang dari gudang Farmasi Kabupaten diperiksa sesuai
dengan slip penerimaan
2. Pencatatan Kartu stok
Obat yang baru diterima dari gudang Farmasi Kabupaten dicatat
dalam kartu stok untuk setiap jenis obat
3. Pencatatan Register Harian
Obat yang dikeluarkan/ didistribusikan ke unit pelayanan dicatat
dalam buku register harian
4. Pembuatan LPLPO
Pencatatan penerimaan dan pemakain obat setiap bulan
Prosedur :
1. Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kabupaten sesuai
permintaan/ slip penerimaan obat
2. Petugas menyimpan obat sesuai dengan bentuk sediaan, abjad
nama obat dengan memperhatikan waktu kadaluwarsa
3. Petugas mencatat per jenis obat dalam kartu stok obat
4. Petugas mendistribusikan obat ke unit pelayanan sesuai dengan
permintaan
5. Petugas mencatat obat yang didistribusikan ke unit pelayanan ke
dalam buku register harian
6. Petugas membuat LPLPO setaip akhir bulan
Unit terkait Gudang obat Puskesmas
41
BOJONEGORO
SOP
PELAYANAN KLINIK SANITASI
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PELAYANAN KLINIK SANITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan klinik .................... Kepala Puskesmas ...................
sanitasi
..................................
Pengertian Tata cara dalam memberikan pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas Sugihwaras
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas
Sugihwaras
Kebijakan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas
Sugihwaras
Prosedur Persiapan:
1. Penerimaan pasien dari loket pendaftaran/ Ruang Pengobatan
2. Wawancara terhadap pasien (identifikasi pribadi dan anggota
keluarga, masalah yang edang dihadapi/ yang mau dikonsulkan,
keadaan lingkungan dan rumah tempat tinggal)
3. Konseling/ Penyuluhan
4. Pencatatan dan Pelaporan
Prosedur :
1. Petugas menrima pasien dari loket pendaftaran/ Tuang Pengobatan
2. Petugas melakukan wawancara terhadap pasien meliputi
-. Identifikasi pribadi dan anggoauta keluarga
-. Masalah yang sedang dihadapi/ yang mau dikonsulkan
-. Keadaan lingkungan tempat tinggal (Sarana air bersih, Jamban
keluarga, tempat pembuangan/ pengelolaan sampah, TTU, TPM,
dll)
-. Keadaan rumah tempat tinggal (lantai, dinding atap luas ruangan,
pencahayaan, ventilasi
3. Petugas bersama pasien melakukan analisa masalah yang dihadapi
pasien
3. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang
dihadapi pasien
4. Petugas memberikan alternatif pemecahan masalah dan
mendiskusikan dengan pasien alternatif mana yang bisa dikerjakan
pasien yang diputuskan sendiri oleh pasien
5. Petugas bersedia melakukan kunjungan rumah bila diperlukan
42
pasien/ masyarakat
6. Petugas melakukan pencatatn hasil pelayanan klinik sanitasi yang
telah dilakukan
8. Petugas membuat laporann kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
Unit terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan Rawat
Inap di Puskesmas
43
SOP
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pemeriksaan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Perawatan Gigi dan
Mulut ..................................
Pengertian Tata cara dalam memberikan pelayanan pemeriksaan dan perawatan gigi dan
mulut
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
pemeriksaan dan perawatan kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
Kebijakan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
pemeriksaan dan perawatan kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
Prosedur Persiapan:
a. Persiapan Ruangan dan Alat :
- Meja, kursi dan dental unit.
- Alat-alat Gigi.
- Bahan-bahan / obat-obatan untuk gigi
- Kompresor.
- Bor gigi.
b. Persiapan Petugas :
- Perlindungan diri.
c. Pemeriksaan Pasien :
- Anamnesa.
- Pemeriksaan Gigi ( oral ).
- Pemeriksaan ekstra oral.
d. Persiapan Tindakan :
- Catat rencana tindakan.
- Konseling.
- Sterilisasi instrumen.
e. Melakukan Tindakan :
- Konservatif.
- Pencabutan.
Prosedur :
1. Petugas menyiapkan Ruangan dan Alat, membersihkan meja, kursi dan
44
a. Konservatif :
a. Penambalan Tetap :
Iritasi pulpa dan karies media :
i. Pembuangan jaringan karies.
ii. Preparasi cavitas.
iii. Sterilisasi cavitas.
iv. Zinc phosphat cement.
v. Tambalan tetap ( amalgam, art, luxilut, silikat, fuji, dll )
vi. Instruksi.
Hiperaemi pulpa :
- Pembuangan jaringan karies.
- Preparasi cavitas.
- Sterilisasi cavitas.
- Eugenol kapas.
- Fletcer.
Pasien diintruksikan kembali 1 ( satu ) minggu
lagi. Sesudah pasien kembali tambalan
sementara dibongkar diganti dengan :
Zinc phosphat cement.
- Tambalan tetap.
- Instruksi.
Hp. Profunda :
- Pembuangan jaringan karies.
- Preparasi cavitas.
- Sterilisasi cavitas.
- Perlindungan pulpa dengan Dycal atau calxyl.
Zinc phosphat cement.
Pasien diinstruksikan untuk kembali 3 7 hari
lagi. Sesudah pasien kembali tambalan
sementara dibongkar diganti dengan :
45
2) Pencabutan :
a) Pencabutan gigi tetap :
Oleskan betadin pada gigi yang akan dicabut.
Penyuntikan dengan obat anestesi ( lidocain atau
pehacain ).
Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari
gusi dengan bein.
Pencabutan gigi.
Pemberian tampon.
Pemberian antibiotik, analgetik, anti imflamasi ( kalau
perlu ) per oral.
b) Periodontitis :
Oleskan betadin pada gusi.
Lakukan Curetage.
Bersihkan dengan menyemprotkan betadin.
Kumur-kumur.
Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per
oral.
Instruksi.
SOP
PEMASANGAN IUD DI KLINIK KB
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PEMASANGAN IUD DI KLINIK KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
pemasangan IUD di .................... Kepala Puskesmas ...................
klinik KB
..................................
Pengertian Tata cara pemasangan IUD
Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
pemasangan IUD di Klinik KB PKM Sugihwaras.
Kebijakan Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
pemasangan IUD di Klinik KB PKM Sugihwaras.
Prosedur Persiapan alat :
1. IUD Copper T 380
2. Speculum
3. Tenakulum
4. Sonde uterus
5. Forcep / korentang
6. Gunting
7. Kom
8. Handscoen steril
9. Betadine
10. Kassa
11. Lampu
12. Tempat sampah
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan khusus , mata, payudara, leher, perut
- Ekstremitas, ada tidaknya varises
5. Melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan jadwal
kunjungan kembali
6. Menyiapkan alat dan IUD steril
7. Mencuci tangan
8. Memakai handscoen dan melaksanakan pembersihan vulva
9. Melakukan pemeriksaan dalam (porsio, uterus, terhadap kemungkinan
adanya masa)
49
SOP
MELAKUKAN PEMASANGAN IMPLANT DI KLINIK KB
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN PEMASANGAN IMPLANT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pemasangan implant
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pemasangan implant
Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
pemasangan IUD di Klinik KB PKM Sugihwaras.
Kebijakan Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
pemasangan IUD di Klinik KB PKM Sugihwaras.
Prosedur Persiapan alat :
1. Kapsul implant
2. Trokar dan pendorong
3. Spuit 3 cc
4. Scalpel
5. Bak instrument steril
6. Kassa / depress
7. Lidocain
8. Auades
9. Band aid
10. Cucing bengkok
11. Betadine
12. Pola dan spidol
13. Handscoen
14. Larutan klorin
15. Tempat sampah nonmedis
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan khusus , mata, payudara, leher, perut
- Ekstremitas, ada tidaknya varises
5. Melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan jadwal
kunjungan kembali
6. Menyiapkan alat dan implant
7. Mencuci tangan
8. Menggambar pola
51
37. Mencuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain
bersih
38. Menggambar letak kapsul pada rekam medic dan mencatat bila ada hal
khusus
39. Melakukan observasi selama lima menit
40. Menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor
41. Melakukan pencatatan di K1 dan buku register KB
53
SOP
MELAKUKAN KB SUNTIK
Puskesmas SOP/PROTAP
................... MELAKUKAN KB SUNTIK 3 BULAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan KB Suntik .................... Kepala Puskesmas ...................
3 bulan
..................................
Pengertian Tata cara melakukan KB Suntik
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan KB suntik
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan KB suntik
Prosedur Persiapan alat :
1. Disp. Spuit
2. Kapas
3. Depo geston
4. Tempat sampah
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan abdomen
5. Melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan jadwal
kunjungan kembali
6. Menyiapkan alat dan depo geston (obat KB)
7. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
obat KB
8. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
9. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
10. Antiseptik lokasi yang akan disuntik.
11. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90
derajat.
12. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
13. Obat disemprotkan perlahan-lahan
14. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
15. Kulit ditekan dengan kapas sambil melakukan masase.
54
SOP
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI PKM SUGIHWARAS
Puskesmas SOP/PROTAP
....................... PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI PKM SUGIHWARAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pemeriksaan
laboratorium di PKM ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pemeriksaan Laboratorium
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
Prosedur Persiapan alat :
Set peralatan labooratorium
Prosedur :
1. Menerima formulir permohonan pemeriksaan laboratorium yang
dibawa pasien dari Ruang pengobatan / dari dokter, ruang KIA / KB,
bidan praktek swasta
2. Mencatat identits pasein (nama, umur, alamat, tanggal pemeriksaan,
jenis pemeriksaan)
3. Melaksanakan pengambilan specimen yang belum tersedia
-spesimen urin : petugas memberikan pot / wadah untuk menampung
urine sewaktu dan menjelaskan kepada paseein tentang cara
pengmupulan specimen yang benar
- specimen darah : petugas melakukan pengambilan darah dengan cara
antiseptic pada lokasi pengambilan darah vena, tusukkan jarum spuit
steril (disposibel) yang sesuai masuk ke dalam pembuluh darah vena,
aspirasi hingga darah masuk ke dalam spuit sejumlah kebutuhan, jarum
spuit dicabut dan luka bekas tusukan jarum diantiseptik dengan kapas
alcohol
4. Menerima specimen yang sudah tersedia / dibawa oleh pasien atau
yang dinatar oleh petugas (specimen sputum, slide darah malaria)
5. Memberi nomor urut / kode mengenai pada specimen sesuai buku
bantu / register laboratorium
6. Menerangkan kepada pasien mengenai kapan hasil pemeriksaan akan
selesai dan bias diambil
7. Melakukan pemeriksaan specimen sesuai dengan pedoman
pemeriksaan yang berlaku untuk setiap jenis specimen
8. Melakukan rujukan ke sarana laboratorium yang lebih mampu terhadap
pemeriksaan specimen yang tidak mampu dikerjakan di tempat
9. Mencatat hasil pemeriksaan pada buku register laboratorium dan
formulir hasil pemeriksaan
10. Memasukkan formulir hasil pemeriksaan yang telah diisi ke dalam
amplop tertutup dan menyerahkannya kepada pasien untuk diteruskan
56
Unit Terkait Unit rawat jalan, rawat inap, Poli KIA / KB, Kamar Bersalin, Poli Gigi dan Mulut,
Polindes, Ponkesdes, Pustu, praktek swasta
57
SOP
MELAKUKAN PEMBERIAN IMUNISASI
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN PEMBERIAN IMUNISASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pemberian imunisasi
..................................
Pengertian Tata cara memberikan imunisasi
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan imunisasi
Kebijakan Sebagai acuan untuk memberikan imunisasi
Prosedur Persiapan alat :
1. Spuit lengkap
2. Alat sterilisator
3. Kapas air hangat
4. Vaksin yang sesuai dengan sasaran
5. Obat antipiretik
Prosedur :
1. Petugas menerima kunjungan bayi sasaran imunisasi yang telah
membawa buku KIA/KMS di ruang imunisasi setelah mendaftar di loket
pendaftaran
2. Memeriksa status imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan
3. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya (keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan dirujuk ke
Ruang pengobatan)
4. Menyiapkan alat (menyeteril alat suntik dan kapas air hangat)
5. Menyiapkan vaksin (vaksin dimasukkan ke dalam termos es)
6. Menyiapkan sasaran (memberitahukan kepada orang bayi tentang
tempat penyuntikan)
7. Memberikan imunisasi (memasukkan vaksin ke dalam alat suntik,
desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat, memberikan
suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan jadwal imunisasi
yang akan diberikan
- BCG : Intra cutan, dosis 0,05 cc
- Polio : Tetes mulut, dosis 2 tetes
- DPT, HB, Campak : Sub cutan, dosis 0,5 cc
8. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi DPT, dijelaskan
cara dan dosis pemberian
58
Unit Terkait Poli KIA / KB, polindes, Ponkesdes, Pustu, dan Posyandu
59
SOP
PELAYANAN IBU NIFAS (PNC) DI PKM SUGIHWARAS
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PELAYANAN IBU NIFAS (PNC) DI PKM SUGIHWARAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan Pelayanan .................... Kepala Puskesmas ...................
ibu nifas (PNC)
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pemeriksaan Ibu nifas
Tujuan Sebagai acuan untuk petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan PNC
Kebijakan Sebagai acuan untukpetugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan PNC
Prosedur Persiapan alat :
1. Tensimeter
2. Timbangan BB
3. Pengukur TB
4. Handscoen
5. Kassa steril
Prosedur :
1. Menerima kunjungan ibu nifas di ruang KIA setelah mendaftar di loket
pendaftaran
2. Melakukan anamnesa, menanyakan :
- Identitas
- Status imunisasi ibu
- Riwayat kehamilan
- Riwayat persalinan dan keadaan bayi yang baru dilahirkan
- Keluhan ibu dalam masa nifas
3. Melakukan pemeriksaan, meliputi :
- Pengukuran TB, BB
- Mengukur Tekanan darah, Temperatur Axiller, nadi
- Melakukan pemeriksaan khusus (payudara, TFU, Genetalia)
4. Menentukan diagnose kebidanan
5. Memberikan resep obat tablet Fe untuk diambil di apotek
6. Memberikan penyuluhan tentang personal hygiene termasuk vulva
hygiene, makanan bergizi, pemberian ASI eksklusif, perawatan
payudara, cara menyusui yang benar dan motivasi penggunaan alat
kontrasepsi
7. Melakukan rujukan bila ada indikasi
8. Mencatat hasil kunjungan ibu ke dalam kohort ibu
SOP
PELAYANAN PEMERIKSAAN POLI UMUM
Puskesmas SOP/PROTAP
....................... PELAYANAN PEMERIKSAAN POLI UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan .................... Kepala Puskesmas ...................
pemeriksaan di poli
umum ..................................
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan pemeriksaan pasien di poli umum
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan pasien di poli umum
Kebijakan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan pasien di poli umum
Prosedur Persiapan alat :
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Temperatur axiller
4. Flash light
5. Hammer reflex
6. Lup
Prosedur :
1. Pasien dari loket pendaftaran menuju ruang tunggu antrian untuk
dipanggil petugas sesuai dengan nomor urut antrian
2. Petugas atau perawat di poli memanggil pasien untuk masuk ke
ruang poli sesuai nomor urut
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat jalan
4. Petugas / dokter melakukan anamnesa terhadap pasien yang
meliputi :
o Keluhan utama
o Keluhan tambahan
o Riwayat penyakit terdahulu
o Riwayat penyakit keluarga
o Lamanya sakit
o Pengobatan yang sudah dilakukan
o Riwayat alergi obat
5. Petugas / dokter melakukan pemeriksaan, meliputi :
o Inspeksi : Keadaan umum pasien
o Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan,
konsistensi organ
o Perkusi : Untuk menentukan batas organ seperti
jantung, paru, hepar dan kemungkinan adanya ascites
o Auskultasi : Untuk mengetahui keadaan jantung, paru dan
peristaltic usus
6. Petugas / dokter melakukan rujukan pasien (bila ada indikasi) ke :
o Laboratorium
o Ruang pelayanan Gilut
61
o KIA
o KB
o RSU
7. Petugas / dokter melakukan rujukan pasien dengan menggunakan
blangko rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien (umum, ASKES,
ASKESKIN)
8. Petugas / dokter mencatat hasil pemeriksaan pada kartu rawat jalan
9. Petugas / dokter melakukan penegakan diagnose, menentukan
tindakan terapi sesuai Buku Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas
dan Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis yang
berlaku
Unit Terkait Laboratorium, Poli KIA / KB, Poli Gilut, Apotek, RSU
62
SOP
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penggunaan Alat .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelindung Diri
..................................
Pengertian Tata cara menggunakan alat pelindung diri
Tujuan Sebagai acuan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD)
Kebijakan Sebagai acuan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD)
Prosedur Persiapan alat :
1. Handscoen
2. Skoret
3. Masker
Prosedur :
1. Memastikan pasien yang akan dilakukan tindakan
2. Mengambil skoret dan atau memakai handscoen dan masker yang
sesuai dengan tindakan atau kasus yang ditangani
3. Melakukan cuci tangan sesui standar WHO
4. Melakukan tindakan medis
5. Setelah tindakan, untuk handscoen yang terkontaminasi dicelupkan ke
larutan klorin dan dilepas
6. Masker dibuang di tempat sampah medis
7. Skoret dilepas dan dicuci untuk kemudian disterilkan
Unit Terkait UGD, Poli Umum, Poli Gilut, Poli KIA / KB, Kaber, Ruang rawat inap
63
SOP
PELAYANAN MTBS DI PKM SUGIHWARAS
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PELAYANAN MTBS DI PKM SUGIHWARAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan MTBS di .................... Kepala Puskesmas ...................
PKM Sugihwaras
..................................
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan pemeriksaan terhadap balita sakit (MTBS)
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan terhadap balita sakit
(MTBS)
Kebijakan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan terhadap balita sakit
(MTBS)
Prosedur Persiapan alat :
1. Timbangan BB
2. Pengukur Tinggi Badan
3. Temperature axiller
4. Penghitung respirasi
5. Stetoskop
6. Tensimeter anak
Prosedur :
1. Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA/Gizi untuk
ditimbang berat badannya, lanjut menuju ruang pelayanan MTBS
2. Melakukan anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, keluhan tambahan, lamanya sakit, pengobatan yang telah
diberikan, riwayat penyakit lainnya
3. Melakukan pemeriksaan
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
Periksa kemungkinan kejang
Periksa gangguan nafas
Ukur suhu tubuh
Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
Periksa kemungkinan adanya ikterus
Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare
Ukur Berat badan
Periksa status imunisasi
Dan seterusnya sesuai formulir MTBS
b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun :
Keadaan Umum
Respirasi (menghitung nafas)
Derajat dehidrasi (turgor kulit)
Suhu tubuh
64
SOP
PELAYANAN DI UNIT PENDAFATARAN LOKET (PASIEN BARU dan LAMA)
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN DI UNIT PENDAFTARAN LOKET (PASIEN BARU dan LAMA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan di Unit .................... Kepala Puskesmas ...................
Pendaftaran Loket
..................................
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan pendaftaran pasien di loket pendaftaran
Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas loket di loket pendaftaran dalam pelayanan
KTPK dan Kartu Rawat Jalan bagi pasien Umum / Askes / Jamkesmas / Jamkesda
/ Nonmaskin
Kebijakan Sebagai pedoman kerja petugas loket di loket pendaftaran dalam pelayanan
KTPK dan Kartu Rawat Jalan bagi pasien Umum / Askes / Jamkesmas / Jamkesda
/ Nonmaskin
Prosedur Persiapan alat :
1. Rak Arsip
2. Buku Register Nomer Index
3. Kartu Rawat Jalan
4. Komputer
Prosedur :
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran
2. Petugas mendaftarkan pasien :
Pasien Baru :
- Pasien ditanya kepemilikan Askes / jamkesmas
- Untuk pasien baru yang belum punya / tidak membawa KTP dicatat
nomor index (dalam wilayah kerja : 00 --- dan luar wilayah kerja : 90
---), nama KK, nama pasien, alamat pada register nomer index
- Petugas membuatkan KTP
- Petugas membuatkan Kartu Rawat Jalan
- Petugas memasukkan data umum pasien di komputer
Pasien Lama :
- Pasien ditanya kepemilikan Askes / Jamkesmas
- Petugas mencarikan Kartu Rawat Jalan sesuai nomer index KTP
untuk pasien yang sudah pernah berobat / berkunjung
- Petugas memasukkan data di komputer
3. Petugas meminta persyaratan pendaftaran yang dibawa oleh pasien
baik kartu Askes / jamkesmas / KTP
4. Petugas membawakan Kartu Rawat jalan dan Resep di ruang pelayanan
yang akan dituju
5. Petugas di ruang pelayanan yang dituju menerima pasien dan
66
SOP
PENATALAKSANAAN DIARE DI PKM SUGIHWARAS
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PENATALAKSANAAN DIARE DI PKM SUGIHWARAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penatalaksanaan .................... Kepala Puskesmas ...................
diare di PKM
Sugihwaras ..................................
Pengertian Tata cara menangani diare di PKM Sugihwaras
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan diare
Kebijakan Sebagai acuan penatalaksanaan diare
Prosedur Persiapan alat :
1. Stetoskop
2. Temperatur axiller
Prosedur :
1. Petugas melakukan anamnesa yang meliputi :
- Diare
- Lama dan frekuensi
- Konsistensi feses
- Keluhan penyerta seperti demam
- Riwayat makanan yang terakhir dimakan
- Gejala dehidrasi, seperti rasa haus, mulut dan bibir kering
2. Petugas (Dokter / perawat) melakukan pemeriksaan, meliputi :
- Tanda tanda vital (Suhu, nadi, Tekanan Darah, dan RR)
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti :
Mulut dan bibir kering
Menurunnya turgor kulit
Menurunnya BB, hipotensi, lemah otot
Sesak nafas, gelisah
Mata cekung, air mata tidak ada
Ubun-ubun besar cekung pada bayi
Oliguria kemudian anuria
Menurunnya kesadaran, mengantuk
3. Menentukan diagnose
Dari gejala Buang air besar berulang kali lebih sering dari biasanya
dengan konsistensinya yang lembek dan cair
4. Melakukan penatalaksanaan sesuai WHO, yang meliputi :
Pemberian cairan, berupa upaya rehidrasi oral (URO) untuk
mencegah maupun mengobati dehidrasi
Melanjutkan pemberian makanan seperti biasa, terutama ASI
pada bayi selama masa diare dan penyembuhannya
Tidak menggunakan antidiare, sementara antibiotic maupun
antimikroba hanya untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau
terbukti giardiasis atau amubiasis
68
SOP
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pertolongan .................... Kepala Puskesmas ...................
Persalinan Normal
..................................
Pengertian Tata cara menolong persalinan normal
Tujuan Sebagai acuan pertolongan persalinan normal
Kebijakan Sebagai acuan pertolongan persalinan normal
Prosedur Persiapan alat :
1. Partus set
2. Hecting set
3. Oksitosin 2 ampul
4. Spuit 3 cc
5. Handscoen steril
6. Celemek plastik
7. Skoret
8. Gelas ukur
9. Bengkok
10. Tempat sampahh medis dan non medis
11. Larutan klorin di tempatnya
Prosedur :
I. Mengenali gejala dan tanda kala II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II
II. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan-bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan
3. Memakai celemek plastic
4. Melepas semua perhiasan, cuci tangan dengan air bersih mengair
dan sabun, dan dikeringkan
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan melakukn
periksa dalam
6. Memasukkan oksitosisn ke dalam tabung suntik dan meletakkan ke
dalaam partus set
III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
70
30. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang baru yang
kering dan bersih
31. Berikan bayi kepada ibunya, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya
dan untuk memulai pemberian ASI dini
VIII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
Oksitosin
32. Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu. Periksa kembali
uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
33. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi dengan
baik
34. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosisn 10 unit
IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral
Penegangan Tali Pusat terkendali
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva
36. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah beakang atas
(dorsokranial) secara berhati-hati. Jika plasenta tidak lahir dalam 30-
40 detik, hentikan PTT
Mengeluarkan Plasenta
38. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta iu meneran sambil penolong manarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti
posros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
39. Saat plasenta muncul di intriotus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah
disiapkan
Rangsangan taktil (Masase) Uterus
40. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik
IX. Menilai Perdarahan
41. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian maternal maupun foetal dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantung plastic atau tempat khusus
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lkukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarhan aktif, segera lakukan penjahitan
X. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
43. Pastikan uterus berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan
44. Celupkan kedua tangan yang memkai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 % bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering
45. Ikat tali pusat dengan benag DTT atau steril pada satu sisi kemudain
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya pada sisi lainnya dengan jarak 1 cm
dari pusat bayi
72
SOP
TINDAKAN EPISIOTOMI
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... TINDAKAN EPISIOTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Tindakan Episiotomi .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara melakukan tindakan episiotomy
Tujuan Sebagai acuan melakukan tindakan episiotomy
Kebijakan Sebagai acuan melakukan tindakan episiotomy
Prosedur Persiapan alat :
1. Gunting episiotomy
2. Nal fooder
3. Pinset anatomi
4. Pinset cirurgis
5. Gunting
6. Lidocain 10%
7. WFI
8. Spuit
9. Benang
10. Kassa
Prosedur :
Persiapan Penjahitan
1. Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5 %.
2. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan :
Dalam wadah set partus masukkan : sepasang sarung tangan,
pemegang jarum, jarum jahit, chromic catgut atau catgut no.
2/0 atau 3/0, pinset
Buka alat suntik 10 ml sekali pakai, masukkan ke dalam wadah
set partus
Patahkan tabung lidokain (lidokain 1 % tanpa epinefrin)
perkirakan volume lidokain yang akan digunakan sesuaikan
dengan besar/ dalamnya robekan.
3. Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi
litotomi
4. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
5. Atur lampu sorot / senter kea rah vulva / perineum ibu
6. Pakai satu sarung tangan
7. Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1 % tanpa epinefrin
8. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan
9. Gunakan kasa air bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah
atau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada
daerah perineum
74
Anestesi Lokal
10. Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin timbul rasa kurang nyaman
11. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum, masukkan
jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka
12. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada
darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan.
13. Suntikkan cairan lidokain 1 % sambil menarik jarum suntik pada tepi
luka daerah perineum
14. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik
sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan
cairan lidokain 1 % sambil menarik jarum suntik.
15. Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk kedua tepi robekan
16. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan
hasil optimal dari anestesi
Penjahitan Robekan
17. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk mellihat robekan
18. Jika ada perubahan yang terlihat menutupi luka episiotomy, pasang
tampon atau kasa ke dalam vagina. (sebaiknya menggunakan tampon
berekor benang)
19. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarumm, kemudian kunci
pemegang jarum
20. Pasang benang jahit (chromic 2-0) pada mata jarum
21. Lihat dengan jelas batas luka episiotomy
22. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di di atas puncak luka robekan di
dalam vagina, ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung
benang yang bebas
23. Jahit muosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di
belakang lingkaran himen
24. Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran hymen
hingga menembus luka robekan bagian perineum
25. Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke bagian
bawah luka robekan
26. Jahit jaringan subkutis kanan kiri kea rah atas hingga tepat di muka
lingkaran hymen
27. Tusukkan jarum dari depan lingkaran hymen ke mukosa vagina di
belakang lingkaran hymen. Buat simpul mati di belakang lingkaran
hymen dan potong benang hingga tersisa 1 cm
28. Bila menggunakan tampon / kasa di dalam vagina, keluarkan tampon /
kasa.
29. Nasehati ibu agar :
Membasuh perineum dengan sabun dan air, terutama setelah
buang air besar
Kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1 minggu untuk
pemeriksaan jahitan dan rektum.
Unit terkait Poli KIA/KB
75
SOP
PELAYANAN PAPSMEAR
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PELAYANAN PAPSMEAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan Papsmear .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan papsmear
Tujuan Sebagai acuan memberikan pelayanan papsmear untuk mendeteksi kanker
rahim yang disebabkan oleh Human papilloma Virus atau HPV
Kebijakan Sebagai acuan memberikan pelayanan papsmear
Prosedur Persiapan alat :
1. Celemek / skoret
2. Sarung tangan steril
3. Meja gynaekologi
4. Spekulum steril
5. Spatula, gelas obyek, cairan untuk fiksasi, tabung fiksasi, mikroskop
6. Alat tulis ; spidol maker, label, pensil
7. Formulir papsmear
Prosedur :
1. Menjelaskan kepada pasien yang datang mengenai prosedur yang akan
dilakukan
2. Meminta pasien mengisi blangko informed consent dan
menandatangani setelah menyetujui prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Meminta ibu melakukan posisi litotomi
4. Memakai skoret
5. Mencuci tangan
6. Memakai sarung tangan steril
7. Memasang speculum vagina
8. Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis lalu spatula diputar 180 searah jarum jam
9. Spatula sengan ujung pendek diusap 360 pada permukaan serviks
10. Lendir yang didapat dioleskan pada obyek gelas berlawanan arah jarum
jam (hapusan hendaknya dilakukan 1 x saja)
11. Kemudian difiksasi / direndam dalam larutan alcohol 90 % selama 30
menit
76
12. Sediaan dapat dikirim secara basa (tetap direndam dalam alcohol) atau
dikirim secara kering dengan mengirimkan sediaan setelah direndam
dalam alcohol. Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke ahli patologi anatomi
untuk diperiksa
13. Hasil ditunggu selama lebih kurang 1 bulan
Unit Terkait Poli KIA/KB
77
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN KIA-KB
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENCATATAN DAN PELAPORAN KIA-KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan KIA-KB
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelporan KIA-KB
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan KIA-KB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan KIA-KB
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku LB1 dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
3. Melakukan perekapan data dan menganalisa data yang sudah
masuk
4. Mengkroscek data dari masing- masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit terkait KB, Polindes, Ponkesdes, Pustu, BPS, DPS, Bagian Gizi
78
SOP
PELAYANAN PEMERIKSAAN BAYI, BALITA, ANAK PRA SEKOLAH SEHAT DAN SAKIT
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PELAPORAN KIA-KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan KIA-KB
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelporan KIA-KB
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan KIA-KB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan KIA-KB
Prosedur Persiapan alat :
1. Timbangan BB
2. Tinggi Badan
3. Temperature axiller
4. Penghitung respirasi
5. Stetoskop
6. Tensimeter anak
Prosedur :
1. Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA/Gizi untuk
ditimbang berat badannya, lanjut menuju ruang pelayanan MTBS
2. Melakukan anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama (KU), keluhan tambahan, lamanya sakit, pengobatan yang telah
diberikan, riwayat penyakit lainnya
3. Melakukan pemeriksaan
c. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
Periksa kemungkinan kejang
Periksa gangguan nafas
Ukur suhu tubuh
Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
Periksa kemungkinan adanya ikterus
Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare
Ukur Berat badan
Periksa status imunisasi
Dan seterusnya sesuai formulir MTBS
d. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun dan atau 3 tahun s/d 5 tahun
(usia apras):
Keadaan Umum
Respirasi (menghitung nafas)
Derajat dehidrasi (turgor kulit)
Suhu tubuh
Periksa telinga (apakah keluar cairan dari lubang telinga)
Periksa status gizi
Periksa status imunisasi dan pemberian vitamin A
79
SOP
PENCEGAHAN INFEKSI
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PENCEGAHAN INFEKSI
No. Revisi Halaman
.. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencegahan Infeksi .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencegahan infeksi
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencegahan infeksi
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencegahan infeksi
Prosedur Persiapan alat :
1. Skoret
2. Sepatu boot
3. Kap
4. Kaca mata pelindung
5. Sarung tangan karet yang tebal / sarung tangan rumah tangga bahan
lateks
6. Larutan Klorin 0,5 %
7. Bak plastik
8. Air bersih
9. Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml, untuk kateter, termasuk kateter
penghisap lendir)
10. Wadah plastic atau baja anti karat (stainless steel)
11. Sabun atau detergen
Prosedur :
Persiapan alat :
Menyiapkan alat dan bahan
1. Memakai skoret
2. Mencuci tangan
3. Memakai lap, kaca mata pelindung, sepatu boot
4. Memakai sarung tangan
5. Membuat larutan klorin 0,5 %
Pencucian dan Pembilasan
6. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-
hati bila memgang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum
jahit)
7. Agar tidak rusak, benda-benda yang terbuat dari bahan plastic atau
karet jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam
8. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati;
81
SOP
STERILISASI ALAT
Puskesmas SOP/PROTAP
................. STERILISASI ALAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Sterilisasi Alat .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara melakukan sterilisasi alat
Tujuan Sebagai acuan melakukan sterilisasi alat
Kebijakan Sebagai acuan melakukan sterilisasi alat
Prosedur :
1. Memasukkan peralatan yang akan disteril di tempatnya. Bahan non
logam (mudah terbakar) di pintu atas. Bahan logam (yang tidak mudah
terbakar) di pintu bawah
2. Menghuungkan kabel sterilisator ke aliran listrik dengan cara
mencolokkan kabelnya ke aliran listrik
3. Tekan tombol ON yang ada di incubator
4. Tunggu sampai sterilisator mati sendiri dengan ditandai lampu sudah
tidak menyala
5. Cabut kabel yang menghubungkan antara sterilisator dengan aliran
listrik
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA/KB, UGD, Ruang Rawat Inap, kaber
83
SOP
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRA VENA MELALUI INFUS
Puskesmas
SOP/PROTAP
...................
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRA VENA MELALUI INFUS
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS ADMINISTRASI
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS ADMINISTRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Petugas
administrasi ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan Petugas Administrasi
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan Petugas Administrasi
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan petugas Administrasi
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku LB1 dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Merekap laporan dari PKM Induk
3. Melakukan perekapan data dan menganalisa data yang sudah masuk
4. Mengkroscek data dari masing- masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu
85
SOP
PELAYANAN KLESEHATAN USILA
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PELAYANAN KESEHATAN USILA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan Kesehatan .................... Kepala Puskesmas ...................
Usila
..................................
Pengertian Tata cara dalam memberikan pelayanan Kesehatan Usila
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan Kesehatan Usila
Kebijakan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan Kesehatan Usila
Prosedur Persiapan:
5. Penerimaan pasien dari loket pendaftaran pasien Usila
6. Wawancara terhadap pasien (identifikasi pribadi dan anggota
keluarga, masalah yang sedang dihadapi oleh pasien Usila
7. Konseling/ Penyuluhan yang terkait dengan masalah kesehatan
Usila
8. Pencatatan dan Pelaporan
Prosedur :
7. Petugas menerima pasien dari loket pendaftaran / meja I
- Identifikasi pribadi pasien
- Masalah Kesehatan yang dihadapi
8. Petugas melakukan pemeriksaan TB dan BB di meja II
9. Petugas membiasakan konseling dan penyuluhan tentang masalah
yang dihadapi pasien di meja III
10. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan kesehatan Usila di
meja IV
11. Petugas melakukan pemeriksaan Usila (tensi, Laborat) di meja V
12. Petugas membuat laporan kegiatan bulanan
Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu, Promkes
86
SOP
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN KESEHATAN KERJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan Kesehatan .................... Kepala Puskesmas ...................
Kerja
..................................
Pengertian Tata cara dalam memberikan pelayanan Kesehatan Kerja
Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan Kesehatan Kerja
Kebijakan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan Kesehatan Kerja
Prosedur 1. Membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan) sesuai materi
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dan waktu yang dibutuhkan
3. Menjelaskan tentang materi penyuluhan ke kelompok kerja
4. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi
5. Menggunakan alat bantu bila diperlukan
6. Mengadakan evaluasi
7. Mencatat hasil dan anggota kelompok
8. Membuat laporan kegiatan
SOP
MANAGEMEN ABC
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. MANAGEMEN ABC
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Managemen ABC .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara dalam melakukan tindakan pembebasan jaan nafas untuk menjamin
masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan
oksigenasi tubuh
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pembebasan jalan nafas
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pembebsan jalan nafas
Uraian Umum Langkah-langkah ABC ini merupakan langkah awal sebelum melakukan resusitasi
. Langkah ABC ini meliputi Airway (saluran nafas), Breathing (bernafas), dan
circulation (peredaran darah)
SOP
RESUSITASI
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... RESUSITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Resusitasi .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti nafas karena sebab-sebab tertentu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan resusitasi
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan resusitasi
Uraian Umum Tindakan resusitasi jantung paru ini bertujuan membuka kembali jalan nafas
yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR / RJP sangat dibutuhkan bagi
orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesk nafas karena syok akibat
kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya
Prosedur Pertama Kali yang dilakukan :
Pada langkah awal, dilakukan penilaian kesadaran dengan memberikan
goncangan dan teriakan. Bila tidak ada tanggapan, korban / pasien
diletakkan dalam posisi telentang dan bantuan hidup dasar segera
diberikan. Sementara itu penolong dapat meminta bantuan dan bila
mungkin mengaktifkan system pelayanan medis dasar
Airway (saluran nafas)
Untuk membuka saluran nafas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan
dua jari tanagn di bawah dagunya. Dengan lembut dongakkan
kepalanya dengan menekan dahi sambil sedikit mendorong dagu pasien
- Bisa dengan metode Head Tilt, Chin lift, Jaw Thrust
- Bila diketahui atau dicurigai ada trauma kepala dan leher, korban
hanya digerakkan / dipindahkan bila memang mutlak perlu.
- Pada dugaan fraktur servikal, pendorongan mandibula saja tanpa
ekstensi kepala merupakan metode paling aman untuk menjaga
agar jalan nafas tetap terbuka
- Bila terdapat pernafasan spontan dan adekuat, letakkan pasien
dalam posisi miring mantap untuk mendegah aspirasi. Saat itu kita
dapat meminta pertolongan ambulans. Sedangkan bila ventilasi
adekuat, tetapi nafas tidak adekuat (ada sianosis), korban / pasien
perlu diberikan oksigen lewat kateter nasal atau sungkup muka
Breathing (Bernafas)
Memeriksa ada tidaknya nafas, dengarkan bunyi nafsnya atau rasakan
dengan pipi sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah
pernafasan buatan
89
SOP
PENANGANAN GAWAT DARURAT BAYI
Puskesmas SOP/PROTAP
....................... PENANGANAN GAWAT DARURAT BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penanganan gawat .................... Kepala Puskesmas ...................
darurat bayi
..................................
Pengertian Tata cara dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada bayi yang
mengalami henti nafas karena sebab-sebab tertentu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tunjangan hidup dasar pada bayi
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan tunjangan hidup dasar pada bayi
Uraian Umum Pananganan gawat bayi bertujuan untuk menstimulasi usaha nafas dan
tindakan ini tidak menunggu Apgar Score
Harus segera diputuskan dalam 30 detik pertama, neonatus atau bayi perlu
atau tidak dilakukan resusitasi
Prosedur Peralatan :
1. Infant warmer
2. Stetoskop
3. Sumber oksigen dengan humidifier
4. Suction cath, mesin suction,
5. NGT
6. ETT, BM, sungkup, laringoskop
7. Obat-obatan : epinefrin, volume ekspander (RL, NS), dextrose, bicnat,
SA
8. Perlengkapan kateterisasi umbilicus
9. Selimut
Prosedur :
1. Begitu bayi lahir, evaluasi dalam 30 detik, meliputi :
- Usia kehamilan
- Apakah cairan ketuban jernih ?
- Bernafas spontan atau merintih ?
- Tonus otot baik ?
Jika usia kehamilan aterm, cairan ketuban jernih, tonus otot baik maka
dilakukan penangan rutin bayi baru lahir yakni letakkan di infant
warmer, bersihkan jalan nafas, keringkan
Jika tidak, segera hangatkan, posisikan agar jalan nafas tetap terbuka,
bersihkan jalan nafas, keringkan, stimulasi, reposisi
2. Harus segera diputuskan perlu resusitasi dalam 30 detik, yang
dievaluasi adalah respirasi, denyut jantung, dan wana kulit
92
- Jika bernafas, dan pulse rate > 100 dan kulit merah, maka
dilanjutkan observasi
- Jika sianosis maka berikan oksigen, dan selanjutnya lakukan
observasi
- Jika apneu atau HR < 100 siapkan rujukan ke RSU
SOP
PERDARAHAN ANTE PARTUM
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PERDARAHAN ANTE PARTUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Perdarahan ante .................... Kepala Puskesmas ...................
partum
..................................
Pengertian Tata cara dalam melakukan tindakan pertolongan terhadap perdarahan ante
partum
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pertolongan terhadap perdarahan
ante partum
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pertolongan terhadap perdarahan
ante partum
Uraian Umum Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada triwulan terakhir dari
kehamilan dengan batas 22 minggu
Perlu dicari sebabnya karena penanganannya berbeda. Kebanyakan karena
kelainan plasenta
Perdarahan antepartum, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan
Plasenta previa
Solusio plasenta
Perdarahan pada plasenta letak rendah
Pecahnya vasa previa
2. Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan :
Pecahnya varises vagina
Perdarahan polypus servikalis
Perdarahan perlukaan serviks
Perdarahan karena keganasan serviks
Setiap perdarahan antepartum, sebaiknya dirujuk ke RSU karena memerlukan
tata laksana khusus
Prosedur Memeriksa gejala klinis perdarahan untuk mencari sebab perdarhan
ante partum
1. Solusio Plasenta ditegakkan diagnosanya berdasar :
Anamnesa :
- Terdapat perdarahan spontan
- Terjadi spontan atau karena trauma
- Perut terasa nyeri
- Tampak anemis
- Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam rahim
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik umum
- Keadaan umum penderita tampak tidak sesuai dengan jumlah
perdarahan
94
SOP
PELAYANAN ADMINISTRASI RUJUKAN
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN ADMINISTRASI RUJUKAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan .................... Kepala Puskesmas ...................
Administrasi Rujukan
..................................
Pengertian Tata cara pelaksanaan administrasi rujukan
Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan administrasi rujukan
Kebijakan Sebagai acuan melaksanaan administrasi rujukan
Prosedur Persiapan alat :
1. Komputer
2. Buku rujukan
3. Blangko rujukan
4. Stampel
5. Bolpoin
6. Amplop
Prosedur :
1. Pengecekan nama klien / pasien yang telah daftar di register pendaftaran
(permintaan surat rujukan)
2. Pemanggilan klien / pasien masuk ke ruang poli umum
3. Anamnesa klien
4. Pemeriksaan dan pemberian surat rujukan kepada klien oleh dokter
5. Pencatatan klien di buku rujukan
6. Klien di persilahkan meninggalkan poli umum
Unit terkait Poli Umum, UGD, Loket Pendaftaran
96
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN POLI UMUM
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENCATATAN POLI UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan Poli .................... Kepala Puskesmas ...................
Umum
..................................
Pengertian Tata cara pelaksanaan pencatatan dan pelaporandi poli umum
Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan pencatatan dan pelaporan di poli umum
Kebijakan Sebagai acuan melaksanaan pencatatan dan pelaporan di poli umum
Prosedur Persiapan alat :
1. Komputer
2. Buku rekam medik
Prosedur :
1. Pengambilan buku rekam medik
2. Pencatatan Diagnosa dan terapi di register poli umum (komputer)
3. Penyimpanan data di server setelah pelayanan
4. Pelaporan rekapan register di petugas adminstrasi poli
Unit terkait Poli Umum, loket pendaftaran
97
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN ISPA
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PENCATATAN DAN PELAPORAN ISPA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan ISPA
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelporan ISPA
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan ISPA
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan ISPA
Prosedur Persiapan alat :
5. Alat Tulis Kantor
6. Komputer
7. Buku Pencatatan dan Pelaporan
8. Buku dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
8. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
9. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
10. Melakukan perekapan data ISPA dan menganalisa data yang sudah
masuk
11. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
12. Merevisi laporan dari hasil kroscek
13. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
14. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu, Poli Umum, Ruang Rawat Inap
98
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS P2TB
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS P2TB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Petugas
P2TB ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelporan Petugas P2TB
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan Petugas P2TB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan Petugas P2TB
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
3. Melakukan perekapan data TB dan menganalisa data yang sudah masuk
4. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu, Poli Umum, Ruang Rawat Inap
99
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS PETUGAS P2 KUSTA
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS P2 KUSTA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Petugas P2
Kusta ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelporan Petugas P2 Kusta
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan Petugas P2 Kusta
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan Petugas P2 kusta
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
3. Melakukan perekapan data Kusta dan menganalisa data yang sudah
masuk
4. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Pustu, Ponkesdes, Poli Umum, Ruang Rawat Inap
100
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM DIARE
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM DIARE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Program
Diare ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan program diare
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan program diare
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan program diare
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku pencatatan dan pelaporan dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
3. Melakukan perekapan data diare dan menganalisa data yang sudah
masuk
4. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Pustu, Ponkesdes, Poli Umum, UGD, ruang Rawat Inap
101
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM DBD
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM DBD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Program
DBD ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan program DBD
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan program DBD
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan program DBD
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku pencatatan dan pelaporan dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
3. Melakukan perekapan data DBD dan menganalisa data yang sudah
masuk
4. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Pustu, Ponkesdes, Poli Umum, UGD, ruang Rawat Inap
102
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM IMUNISASI
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM IMUNISASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Program
Imunisasi ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan program imunisasi
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporanpprogram imunisasi
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan program imunisasi
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku pencatatan dan pelaporan dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS dan PKM Induk
3. Melakukan perekapan data imunisasi dan menganalisa data yang sudah
masuk
4. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Polindes, Pustu, Ponkesdes, Poli KIA / KB, Kmar Bersallin
103
SOP
DIAGNOSIS KUSTA
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... DIAGNOSIS KUSTA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Diagnosis .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara menegakkan diagnosis kusta
Tujuan Sebagai acuan menegakkan diagnosis
Kebijakan Sebagai acuan menegakkan diagnosis kusta
Uraian Umum Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Leprae
Diagnosis ditegakkan dari gejala klinik
Prosedur Persiapan alat :
3. Stetoskop
4. Temperatur axiller
Prosedur :
5. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan tanda-tanda klinik
untuk menentukan tanda utama (cardinal sign), yang meliputi :
- Gejala awal penyakit ini, biasanya berupa kelainan kulit seperti panu
yang disertai hilangnya rasa raba pada kelainan kulit tersebut
- Kelainan pada kulit, berupa bercak yang berwarna putih
(hipopigmentasi) yang tak berasa atau kemerahan (eritematosis)
yang mati rasa
- Penebalan syaraf tepi
- Gejala pada kulit, penderita kusta adalah pada kuit terjadi benjol-
benjol kecil berwarna merah muda atau ungu. Benjolan kecil ini
menyebar berkelompok dan biasanya terdapat pada mata dan
mungkin juga timbul di hidung hingga menyebabkdan perdarahan
- Gejala pada syaraf, berkurangnya perasaan pada anggota badan
atau bagian tubuh yang terkena. Kadang-kadang terdapat radang
syaraf yang nyeri. Adakalanya kaki dan tangan berubah bentuknya.
Jari kaki sering hilang akibat serangan penyakit ini. Penderita
merasa demam akibat reaksi penyakit ini.
- Penyakit kusta terdapat dalam bermacam-macam bentuk.
Leproma
Mempunyai kelainan kulit yang tersebar secara simetris pada tubuh.
Bentuk ini menular karena kelainan kulitnya mengandung banyak
kuman
104
Tuberkuloid
Mempunyai kelainan pada jaringan syaraf yang mengakibatkan cacat
tubuh. Bentuk ini tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung
sedikit kuman
Di antara kedua bentuk di atas, ada bentuk peralihan yang stabil dan
mudah berubah-ubah
6. Menanyakan riwayat kontak dengan penderita kusta sebelumnya
Penyakit ini ditularkan melalui kontak erat dari kulit ke kulit dalam
waktu yang cukup lama. Namun ada dugaan bahwa penyakit ini juga
dapat ditularkan melalui udara pernafasan dari penderita yang selaput
hidungnya terkena
7. Kemudian menetukan klasifikasi kusta menurut WHO untuk
mempermudah pengobatan
- PB (Pauci Baillary)
- MB (Multi Bacillary)
Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu, Poli Umum, UGD, Ruang Rawat Inap
105
SOP
DETEKSI DINI PNEUMONIA
Puskesmas SOP/PROTAP
................... DETEKSI DINI PNEUMONIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Deteksi Dini .................... Kepala Puskesmas ...................
Pneumonia
..................................
Pengertian Tata cara melakukan deteksi dini Pneumonia
Tujuan Sebagai acuan melakukan deteksi dini Pneumonia
Kebijakan Sebagai acuan melakukan deteksi dini Pneumonia
Uraian Umum Pneumonia merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, atau jamur
Pneumonia secara klinis dibedakan menjaddi pneumonia lobaris,
bronkopenumonia, aspirasi misalnya aspirasi minyak tanah.
Kuman penyebab banyak macamnya dan berbeda menurut sumber penularan
(komunitas / nosokomial)
Jenis komunitas 47-74 % disebabkan oleh bakteri, 5-20 % disebakan oleh virus
atau mikoplasma, dan 17-43 % tdak diketahui penyebabnya
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan
puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling
sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma penumoniae
Prosedur 1. Melakukan anamnesa meliputi gambaran klinis yakni :
-Secara klinis gambaran pneumonia bacterial beragam menurut jenis
kuman penyebab, usia penderita, dan beratnya penyakit. Misalkan
Pneumonia lobaris karena S. pneumonia dan empiema dan
pneumoatokel karena S. eureus.
- Klasifikasi pneumonia pada balita sesuai dengan manajemen terpadu balita
sakit yaitu batuk disertai nafas cepat (usia < 2 bulan > 60 x/menit, 2 bulan 1
tahun > 50 x/menit, 1-5 tahun > 40 x/menit)
Diagnosis pneumonia dapat ditegkkan darai anamnesis, pemeriksaan fisik, foto
thoraks, dan laboratorium.
Gambaran klinis yang harus ada :
- Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat > 40 derajat C.
- Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai
darah
- Sesak nafas
- Kadang nyeri dada
- Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisik tergantung luas lesi di paru, pada
106
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS GIGI
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS GIGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Petugas
Gigi ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan petugas gigi
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan petugas gigi
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan petugas gigi
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku pencatatan dan pelaporan dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Merekap data dari buku register kunjungan poli gigi setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Melakukan analisa data yang ada
3. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
4. Merevisi laporan dari hasil kroscek
5. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
6. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Poli Umu, Poli KIA / KB
108
SOP
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pengambilan Sampel .................... Kepala Puskesmas ...................
Darah
..................................
Pengertian Tata cara mengambil sampel darah yang dilakukan oleh petugas laboratorium/
perawat untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan Sebagai acuan pengambilan sampel darah pasien untuk pemeriksaan
laboratorium
Kebijakan Sebagai acuan pengambilan sampel darah pasien untuk pemeriksaan
laboratorium.
Prosedur Persiapan alat :
1. Tabung penampung yang telah berlabel identitas pasien
2. Kapas Alkohol 70%
3. Tourniquet
4. Spuit disposible
5. Autoklik dengan lancet
Prosedur :
A. Darah Kapiler ( dengan Mikrosampling )
1. Bersihkan ujung jari manis atau jari tengah pada pasien dewasa atau
bagian tumit pada pasien bayi dengan kapas alkohol, biarkan kering.
2. Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit. Tusuk dengan autoklik sedalam 3mm ( pada bayi sedalam
2mm )
3. Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas dan tetesan berikutnya
dapat dipergunakan untuk pemeriksaan.
B. Darah Vena ( dengan Makrosampling )
1. Letakkan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan
menghadap keatas.
2. Lengan diikat cukup kuat dengan tourniquet untuk menbendung aliran
darah
3. Pesien disuruh mengepal, ujung telunjuk kiri pemeriksa mencari lokasi
pembuluh darah yang akan ditusuk.
4. Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering.
5. Pegang spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal
jarum. Tusukkan jarum pada lokasi penusukan dengan sisi miring
menghadap keatas dan membentuk sudut 25.
6. Hisap darah secara perlahan dengan menarik syringe perlahan-lahan
109
Unit terkait Laboratorium, Rawat Jalan dan Persalinan di Puskesmas, UGD, Pustu,
Ponkesdes, Polindes dan Rawat Inap di Puskesmas.
110
SOP
PENGAMBILAN SAMPEL URINE
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PENGAMBILAN SAMPEL URINE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pengambilan Sampel .................... Kepala Puskesmas ...................
Urin
..................................
Pengertian Tata cara mengambil sampel urine yang dilakukan oleh petugas laboratorium/
perawat untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan Sebagai acuan pengambilan sampel urine pasien untuk pemeriksaan
laboratorium
Kebijakan Sebagai acuan pengambilan sampel urine pasien untuk pemeriksaan
laboratorium.
Prosedur Persiapan alat :
Wadah penampung bertutup ulir, bersih dan kering dan telah berlabel
identitas pasien
Prosedur :
1. Sebelum berkemih, pasien diminta mencuci kemaluannya terlebih
dahulu kemudian menampung urinnya kedalam wadah penampung.
2. Urine yang ditampung adalah urine tengah ( urine yang pertama dan
yang terakhir keluar dibuang ).
3. Menutup rapat wadah urine dan mengelap bagian luar wadah sampai
kering dengan tisu.
4. Urine segera diperiksa, apabila pemeriksaan terpaksa ditunda maka
sebaiknya urine tersebut disimpan dalam lemari es.
Unit terkait Laboratorium, Rawat Jalan dan Persalinan di Puskesmas, UGD, Pustu,
Ponkesdes, Polindes dan Rawat Inap di Puskesmas.
111
SOP
PENGAMBILAN SAMPEL TINJA
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENGAMBILAN SAMPEL TINJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pengambilan Sampel .................... Kepala Puskesmas ...................
Tinja
..................................
Pengertian Tata cara mengambil sampel tinja yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan Sebagai acuan pengambilan sampel tinja pasien untuk pemeriksaan
laboratorium
Kebijakan Sebagai acuan pengambilan sampel tinja pasien untuk pemeriksaan
laboratorium.
Prosedur Persiapan alat :
1. Wadah/pot plastik bertutup ulir, bersih dan kering dan telah diberi label
identitas pasien
2. Lidi atau spatel kayu
Prosedur :
1. Sebaiknya tinja diambil pada pagi hari.
2. Ambil tinja segar dengan menggunakan lidi atau spatel kayupada bagian
tengah sebesar ujung ibu jari
3. Masukkan kedalam wadah dan tutup rapat
Unit terkait Laboratorium, Rawat Jalan dan Persalinan di Puskesmas, UGD, Pustu,
Ponkesdes, Polindes dan Rawat Inap di Puskesmas.
112
SOP
PENGAMBILAN SAMPEL MORBUS HANSEN
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PENGAMBILAN SAMPEL MORBUS HANSEN
Prosedur :
1. Kaca objek diberi nama, nomor pasien dantanggal dengan pinsil
2. Permukaan kulit pada bagian yang akan diambil sampelnya (pada cuping
telinga ).
3. Jepitlah kulit pada bagiaqn tersebut dengan forsep atau dengan jari
tangan untuk menghentikan aliran darah kebagian tersebut.
4. Dengan pisau steril (dicelup dahulu dalam spiritus lalu dilewatkan diatas
nyala api) kulit disayat sedikit sepanjang 5mm dalamnya 2mm agar
mencapai dermis. Bila terjadi pendarahan, bersihkan dengan kapas.
5. Keroklah tepi dan dasar sayatan secukupnya dengan menggunakan
punggung mata pisau sampai didapat semacam bubur jaringan dari
epidermis dan dermis, kemudian kumpulkan dengan skalpel pada kaca
objek.
Unit terkait Laboratorium, Rawat Jalan dan Persalinan di Puskesmas, UGD, Pustu,
Ponkesdes, Polindes dan Rawat Inap di Puskesmas.
113
SOP
PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN ASAM ( BTA )
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PEMERIKSAAN BTA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pemerikaan Bakteri .................... Kepala Puskesmas ...................
Tahan Asamm (BTA)
..................................
Pengertian Tata cara melakukan periksaan Bakteri Tahan Asam ( BTA ) secara mikroskopis
menggunakan metode pewarnaan Ziehl Neelsen
Tujuan Sebagai acuan cara melakukan periksaan Bakteri Tahan Asam ( BTA ) secara
mikroskopis memggunakan metode pewarnaan Ziehl Neelsen
Kebijakan Sebagai acuan melakukan periksaan Bakteri Tahan Asam ( BTA )
Prosedur Metode Pemeriksaan: Pewarnaan Ziehl Neelsen
Persiapan alat :
1. Sediaan apus yang akan diwarnai
2. Rak sediaan yang diletakkan diatas bak cuci
3. Pinset atau penjepit kayu
4. Air mengalir atau botol semprot air
5. Lampu spiritus
6. Rak untuk mengeringkan sediaan yang telah diwarnai
7. Stop watch atau pengatur waktu
8. Methylene Blue 0,3 %
9. Carbol Fuchsin 0,3%
10. Asam alkohol ( 3% HCl dalam etanol )
11. Sulut api
Prosedur :
1. Sediaan yang kering dan siap diwarnai harus difiksasi terlebih dahulu
dengan cara malewatkan punggung sediaan pada apa dari lampu
spiritus sebanyak 3x
2. Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap keatas pada rak
yang ditempatkan diatas bak cuci, antara sedian satu dengan yan g lain
masing-masing berjarak satu jari .
3. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin.
4. Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap sediaan
sampai kelur uap tetapi jangan sampai mendidih
5. Diamkan selama 5 menit
6. Bilas sediaan dengan hati-hati dengan air mengalir. Jangan ada percikan
ke sediaan lain
7. Miringkan sediaan menggunakan pinset atau penjepit kayu untuk
membuang air
8. Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah carbol
fuchsin
114
SOP
PENYIMPANAN BHP MEDIS POLI GIGI
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENYIMPANAN BHP MEDIS POLI GIGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyimpanan BHP .................... Kepala Puskesmas ...................
medis Poli Gigi
..................................
Pengertian Tata cara penyimpanan BHP Medis Poli Gigi
Tujuan Sebagai acuan penyimpanan BHP Medis Poli Gigi
Kebijakan Sebagai acuan penyimpanan BHP Medis Poli Gigi
Prosedur Peralatan(BHP Medis) :
1. Tambalan sementara
2. Tambalan tetap
3. Handscoen
4. Spuit 3 scc / 5 cc
5. Masker
6. Lidokain
7. Obat : eugenol, TKF, kresopen
8. Daykal
Prosedur :
1. Setiap BHP yang sudah diterima dari dinas kesehatan, dilakukan
penyetokan di poli gigi setiap 2 bulan sekali
2. BHP yang sudah ada disimpan di lemari penyimpanan
3. Direncanakan penyetokan untuk BHP yang habis terlebih dahulu
Unit Terkait Gudang Obat dan Alkes, Gudang Obat dan Alkes Dinas Kesehatan
116
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Petugas
Kesehatan ..................................
Lingkungan
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan lingkungan
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan petugas keehatan
lingkungan
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan
lingkungan
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Rekap pencatatan dan pelaporan dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Merekap data dari data rekap pencatatan polindes, ponkesdes, dan
pustu
2. Melakukan analisa data yang ada
3. Mengkroscek data dari masing - masing pemegang program terkait
4. Merevisi laporan dari hasil kroscek
5. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
6. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA / KB, Polindes, Ponkesdes, Pustu
117
SOP
INVENTARIS BHP NON MEDIS KESEHATAN LEINGKUNGAN
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... INVENTARIS BHP NON MEDIS KESEHATAN LINGKUNGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Non .................... Kepala Puskesmas ...................
Medis Kesehatan
Lingkungan ..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Non Medis Kesehatan Lingkungan
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Non Medis Kesehatan lingkungan
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Non Medis Kesehatan Lingkungan
Prosedur Persiapan BHP nonmedis :
BHP nonmedis kesehatan lingkungan :
1. Komprarator
2. Chlor
3. Pengukur kelembaban
4. Pipet tes
5. Termometer
6. Tabung pengukur kekeruhan
7. Boks pendingin
8. Botol sample
9. Botol sample air bempeberat
10. Lampu spiritus
11. Sendok tahan karat
12. Pengukur kebisingan
13. Cakram
14. Penangkap nyamuk
15. Derigen
16. Digital thermometer
17. Digital chlorine
18. Cetakan jamban
Prosedur :
1. Set BHP nonmedis kesling diterimakan dari dinas kesehatan
2. Dilakukan pengecekan kondisi barang
3. Dilakukan pencatatan ke dalam buku inventaris
118
SOP
PENJARINGAN SISWA BARU
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PENJARINGAN SISWA BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penjaringan Siswa .................... Kepala Puskesmas ...................
Baru
..................................
Pengertian Tata cara melakukan penjaringan siswa baru
Tujuan Sebagai acuan melakukan penjaringan siswa baru
Kebijakan Sebagai acuan melakukan penjaringan siswa baru
Uraian Penjaringan dilakukan tiap tahun ajaran baru dan pelaksanaan biasanya di atas
bulan Agustus
Sasaran penjaringan adalah semua siswa-siswi SD kelas I, Siswa SMP kelas VII,
siswa SMA kelas X
Tim penjaringan terdiri dari : dokter, dokter gigi, perawat 2, bidan, dan petugas
laborat
Prosedur Prosedur :
1. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah tentang penjadwalan
2. Menyusun jadwal agar tidak benturan
3. Membuat undangan ke pihak sekolah
4. Menyiapkan tim dan buku untuk rekapan penjaringan
5. Melakukan penjaringan ke sekolah-sekolah
Data-data yang diambil selama penjaringan :
o Jumlah peserta didik yang dilakukan penjaringan
o Status gizi
o Tajam penglihatan
o Tajam pendengaran
o Kesehatan gigi dan mulut
o Gangguan ME
o Hasil PKRs , anemia, kecacingan, GAKY, kesegaran jasmani
6. Melakukan perekapan dan membuat laporan hasil penjaringan setiap
akhir tahun
7. Melakukan analisa, evaluasi, dan rencana indakan lanjut
Unit Terkait Poli Gigi, Pihak sekolah
119
SOP
PEMBERIAN PENYULUHAN SISWA
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PEMBERIAN PENYULUHAN SISWA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyuluhan Siswa .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara penyuluhan Siswa
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan tentang masalah kesehatan
kepada siswa
Uraian Umum 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten
2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami oleh
masyarakat
3. Materi ditentukan oleh dinas kesehatan
Prosedur 1. Melakukan koordinasi dengan pihak siswa untuk siswa yang akan
disuluh
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dan waktu yang dibutuhkan
3. Menyiapkan tim penyuluhan dan sarana serta media penyuluhan
Sarana penyuluhan :
- Fip chart dn stands
- LCD proyektor
- Lap top
- Amplifier dan wireless
- Microphone
- Kamera foto
- Tape recorder
- Papan informasi
- Layar yang dapat digulung
- Printer
Media Penyuluhan :
- Leaflet
- Lembar balik
- CD
- Spanduk
- Poster
4. Mengadakan evaluasi darihasil penyuluhan berdasarkan pertanyaan,
saran, dan kritik yang masuk
5. Menyusun perencanaan lanjutan
6. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan kesehatan yang telah
dilakukan
Unit terkait Rawat Jalan di Puskesmas, Pustu, Ponkesdes atau Polindes dan Rawat Inap
Puskesmas, Pihak Sekolah terkait
120
SOP
PEMBINAAN GURU
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PEMBINAAN GURU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyuluhan Siswa .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pembinaan guru
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pembinaan guru
Uraian Umum 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten
2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami oleh
masyarakat
3. Materi ditentukan oleh dinas kesehatan
Prosedur 1. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan dilakukan
pembinaan guru
2. Menjelaskan tujuan dari pembinaan
3. Menyiapkan undangan kepada sekolah untuk kegiatan pembinaan di
PKM
4. Menyiapkan tim pembinaan dan sarana serta media pembinaan
5. Menyiapkan sarana dan media penyuluhan
Sarana penyuluhan :
- Flip chart dan stands
- LCD Proyektor
- Lap top
- Amplifiers, wireless, microphone
- Kamera foto
- Tape recorder
- Papan informs
- Layar yang dapat digulung
- VCD player
- Printer
Media penyuluhan :
- Leaflet
- Lembar baik
- CD
- Spanduk
- Poster
6. Mengadakan evaluasi dari pelaksanaan pembinaan berdasar
pertanyaan, saran, dan kritik yang masuk
121
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN UKS
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PENCATATAN DAN PELAPORAN UKS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan UKS
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan UKS
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan UKS
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan UKS
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku pencatatan dan pelaporan dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Merekap data dari hasil penjaringan siswa
2. Melakukan analisa data yang ada
3. Merevisi laporan dari hasil kroscek
4. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
5. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA / KB
123
SOP
PENYIMPANAN VAKSIN
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PEYIMPANAN VAKSIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyimpanan vaksin .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara melakukan penyimpanan vaksin
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan penyimpanan vaksin
Kebijakan Sebagai acuan dalam melakukan penyimpanan vaksin
Persiapan Penggolongan vaksin :
- Berdasarkan asal antigen
- Berdasrkan sensitivitas terhadap suhu
- Kerusakan vaksin terhadap suhu
- Kerusakan vaksin terhadap sinar matahari / ultra violet
- Masa impan vaksin
- Jenis vaksin program imunisasi
SOP
PEMELIHARAAN LEMARI DINGIN
Puskesmas SOP/PROTAP
........................ PEMELIHARAAN LEMARI DINGIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pemeliharaan emari .................... Kepala Puskesmas ...................
dingin
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pemeliharaan lemari dingin
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeliharaan lemari dingin
Kebijakan Sebagai acuan dalam melakukan pemeliharaan lemari dingin
Persiapan Perawatan meliputi :
- Perawatan harian
- Perawatan mingguan
- Perawatan bulanan
Pencairan bunga es
Mengukur kerapatan pintu pada lemari es
Prosedur :
- Pindahkan vaksin pada lemari es yang lain
- Cabut steker lemari es, keluarkan kotak dingin
- Hilangkan bunga es dengan menyiram air hangat. Selama
pencairan, pintu lemari es dibuka
- Setelah bersih, atur suhu mencapai +8C, bila suhu stabil
measukkan vaksin
- Atur vaksin sesuai dengan penggolongannya
Unit Terkait Poli KIA / KB, Polindes, Ponkesdes, Pustu
126
SOP
MELAKUKAN KB SUNTIK 1 BULAN
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. MELAKUKAN KB SUNTIK 1 BULAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan KB Suntik .................... Kepala Puskesmas ...................
1 bulan
..................................
Pengertian Tata cara melakukan KB Suntik 1 bulan
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan KB suntik 1 bulan
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan KB suntik 1 bulan
Prosedur Persiapan alat :
1. Disp. Spuit
2. Kapas
3. Obat KB
4. Tempat sampah
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan abdomen
5. Melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan jadwal
kunjungan kembali
6. Menyiapkan alat dan (obat KB)
7. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
obat KB
8. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
9. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
10. Antiseptik lokasi yang akan disuntik.
11. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90
12. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
13. Obat disemprotkan perlahan-lahan
14. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
15. Kulit ditekan dengan kapas sambil melakukan masase.
16. Menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor
17. Melakukan pencatatan di K1 dan buku register KB
127
SOP
MELAKUKAN KB KONDOM
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... MELAKUKAN KB KONDOM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan KB Suntik .................... Kepala Puskesmas ...................
Kondom
..................................
Pengertian Tata cara melakukan KB Kondom
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan KB kondom
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan KB kondom
Prosedur Persiapan alat :
1. Kondom
2. Alat peraga KB
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Memastikan alas an pemilihan penggunaan kondom sebagai alat
kontrasepsi
5. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan abdomen
6. Melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan jadwal
kunjungan kembali
7. Menyiapkan alat peraga dan alat KB (kondom)
8. Menjelaskan kepada calon akseptor serta pasangannya cara
menggunakan kondom
9. Menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor
10. Melakukan pencatatan di K1 dan buku register KB
SOP
MELAKUKAN KB MOW / MOP
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... MELAKUKAN KB MOW / MOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melakukan KB Suntik .................... Kepala Puskesmas ...................
MOW / MOP
..................................
Pengertian Tata cara melakukan KB MOOW / MOP
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan KB MOW / MOP
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan KB MOW / MOP
Prosedur Persiapan :
1. PP test
2. Lembar Inform consent
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Memastikan alasan pemilihan metode KONTAP sebagai alat kontrasepsi
5. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan abdomen
6. Melakukan konseling / penyuluhan
7. Memastikan calon akseptor perempuan tidak sedang hamil dengan PP
tes
8. Meminta persetujuan calon akseptor dan pasangannya dan
menuangkan ke dalam lembar inform consent
9. Membuat lembar rujukan kepada dokter spOG RSU untuk tindakan
lebih lanjut
10. Melakukan pencatatan di K1 dan buku register KB
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN KB
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENCATATAN DAN PELAPORAN KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan KB
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelporan KB
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan KB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan KB
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku Pencatatan dan Pelaporan
4. Buku Laporan KB dari polindes, pustu, ponkesdes
Prosedur :
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap tanggal 25
setiap bulannya
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk
3. Melakukan perekapan data dan menganalisa data yang sudah masuk
4. Mengkroscek data dari masing- masing pemegang program terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindakan lanjut dari hasil
analisa yang sudah dibuat
7. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Poli KIA/KB, Polindes, Ponkesdes, Pustu, badan PPKB
131
SOP
PENGELOLAAN BHP MEDIS KB
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PENGELOLAAN BHP MEDIS KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Medis .................... Kepala Puskesmas ...................
KB
..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis KB
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHPMedis KB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis KB
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Kontrasepsi, meliputi :
- Injeksi KB 3 bulan
- Kondom
- IUD
- Implant
2. Perlengkapan seperti :
- Kassa
- Perban
- Plester
- Betadin
- Albotil
- Doek steril
3. Buku inventaris
Prosedur :
1. Menerima stok Alkon dari badan PPKB
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai wadah masing-masing
4. Menyimpan ke dalam almari inventaris
5. Membagikan kepada polindes, pustu, dan ponkesdes sesuai jumlah
akseptor
6. Mencatat keluar masuknya alkon
Unit Terkait Poli KIA/KB, Polindes, Pustu, Ponkesdes, Badan PPKB
132
SOP
PEMBACAAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PEMBACAAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pembacaan, .................... Kepala Puskesmas ...................
Pencatatan, dan
Pelaporan Hassil ..................................
pemeriksaan
Laboratorium
Pengertian Tata cara melakukan pembacaan, pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium
Tujuan Sebagai acuan melakukan pembacaan, pencatatan dan pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pembacaan, pencatatan dan pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium
Prosedur Persiapan alat :
5. Alat Tulis Kantor
6. Komputer
7. Buku Pencatatan dan Pelaporan
Prosedur :
1. Membaca hasil analisa saat melakukan pemeriksaan sampel
2. Menulis hasil pemeriksaan pada blanko hasil pemeriksaan dan pada
buku register pemeriksaan
3. Melakukan perekapan data dan menganalisa data yang sudah masuk
4. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter atau menyerahkan hasil
pemeriksaan kapada pasien
5. Merekap jumlah pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan pada buku/
blanko laporan bulanan dan tribulan
6. Meminta koreksi dan tanda tangan dari kepala puskesmas untuk
pengesahan sebelum dikumpulkan
Unit Terkait Rawat Jalan dan Pesalinan di Puskesmas, UGD, Pustu, Ponkesdes, Polindes dan
Rawat Inap di Puskesmas
133
SOP
INVENTARIS BHP MEDIS DAN NONMEDIS P2 TB
Puskesmas SOP/PROTAP
................... INVENTARIS BHP MEDIS DAN NONMEDIS P2 TB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Medis .................... Kepala Puskesmas ...................
dan Nonmedis P2 TB
..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis dan Non Medis P2TB
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHPMedis dan Nonmedis P2 TB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis P2TB
Prosedur Persiapan
1. Handscoen
2. Masker
3. Pot sputum
Prosedur :
1. Menerima BHP dari gudang obat PKM
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai wadah masing-masing
4. Menyimpan ke dalam almari inventaris
Unit Terkait Gudang Obat, Poli Umum, UGD, ruang rawat inap
134
SOP
PENGELOLAAN BHP MEDIS DAN NONMEDIS KUSTA
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENGELOLAAN BHP MEDIS DAN NONMEDIS KUSTA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Medis .................... Kepala Puskesmas ...................
dan Nonmedis Kusta
..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis Kusta
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis Kusta
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis Kusta
Prosedur Persiapan alat :
1. Handscoen steril
2. Masker
3. Kapas
Prosedur :
1. Menerima BHP dari gudang obat dan alkes PKM
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai wadah masing-masing
4. Menyimpan ke dalam almari inventaris
Unit Terkait Gudang Obat, Poli Umum, UGD, Ruang Rawat Inap
135
SOP
PENGELOLAAN BHP MEDIS DAN NONMEDIS P2 ISPA
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PENGELOLAAN BHP MEDIS DAN NONMEDIS P2 ISPA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Medis .................... Kepala Puskesmas ...................
dan Nonmedis P2
ISPA ..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis P2 ISPA
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHPMedis dan Nonmedis P2 ISPA
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis P2 ISPA
Prosedur Persiapan alat :
1. BHP meliputi :
2. Buku inventaris
Prosedur :
1. Menerima BHP dari gudang obat
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai wadah masing-masing
4. Menyimpan ke dalam almari inventaris
Unit Terkait Gudang Obat, Poli Umum, UGD, Ruang rawat inap
136
SOP
PENGELOLAAN BHP MEDIS DAN NONMEDIS P2 DIARE
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PENGELOLAAN BHP MEDIS DAN NONMEDIS P2 DIARE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Medis .................... Kepala Puskesmas ...................
dan Nonmedis P2
Diare ..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis P2 Diare
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHPMedis Nonmedis P2 Diare
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis dan Nonmedis P2 Diare
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Kontrasepsi, meliputi :
- Injeksi KB 3 bulan
- Kondom
- IUD
- Implant
2. Perlengkapan seperti :
- Kassa
- Perban
- Plester
- Betadin
- Albotil
- Doek steril
3. Buku inventaris
Prosedur :
1. Menerima stok Alkon dari badan PPKB
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai wadah masing-masing
4. Menyimpan ke dalam almari inventaris
5. Membagikan kepada polindes, pustu, dan ponkesdes sesuai jumlah
akseptor
6. Mencatat keluar masuknya alkon
137
SOP
PENGELOLAAN BHP MEDIS DBD
Puskesmas SOP/PROTAP
................... PENGELOLAAN BHP MEDIS KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventaris BHP Medis .................... Kepala Puskesmas ...................
KB
..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis KB
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHPMedis KB
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis KB
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Kontrasepsi, meliputi :
- Injeksi KB 3 bulan
- Kondom
- IUD
- Implant
2. Perlengkapan seperti :
- Kassa
- Perban
- Plester
- Betadin
- Albotil
- Doek steril
3. Buku inventaris
Prosedur :
1. Menerima stok Alkon dari badan PPKB
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai wadah masing-masing
4. Menyimpan ke dalam almari inventaris
5. Membagikan kepada polindes, pustu, dan ponkesdes sesuai jumlah
akseptor
6. Mencatat keluar masuknya alkon
138
SOP
PELAYANAN DI UNIT PENDAFTARAN LOKET (PASIEN/KASTAMER LAMA)
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PELAYANAN DI UNIT PENDAFTARAN LOKET (PASIEN/KASTAMER LAMA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan di Unit .................... Kepala Puskesmas ...................
Pendaftaran Loket
(Pasien/Kastamer ..................................
Lama)
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan pendaftran pasien baru di loket pendaftaran
Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas loket di Loket pendaftaran dalam pelayanan
KTPK dan Kartu Rawat Jalan bagi pasien Umum / Askes / Jamkesmas / Jamkesda
/ Non-maskin yang lama
Kebijakan Sebagai pedoman kerja petugas loket di Loket pendaftaran dalam pelayanan
KTPK dan Kartu Rawat Jalan bagi pasien Umum / Askes / Jamkesmas / Jamkesda
/ Non-maskin yang lama
Prosedur Persiapan alat:
1. Rak Arsip
2. Buku Register Nomor Index
3. Kartu Rawat Jalan
4. Komputer
Prosedur:
1. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran.
2. Petugas mendaftarkan pasien lama:
- Pasien ditanya kepemilikan Askes / Jamkesmas.
- Petugas mencarikan Kartu Rawat Jalan sesuainomer index KTP untuk
pasien yang sudah pernah berobat / berkunjung.
- Petugas memasukkan data di komputer.
Unit terkait Loket Pendaftaran
139
SOP
PRA PELAYANAN PENDAFTARAN LOKET
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PRA PELAYANAN PENDAFTARAN LOKET
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Pra Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pendaftaran Loket
..................................
Pengertian Tata cara Pra Pelayanan Pendaftaran Loket.
Tujuan Sebagai pedoman kerja Petugas di Loket pendaftaran dalam memberitahu
kelengkapan pasien sebelum dilayani di loket pondaftaran
Kebijakan Sebagai pedoman kerja Petugas di Loket pendaftaran dalam memberitahu
kelengkapan pasien sebelum dilayani di loket pondaftaran
Prosedur Persiapan alat:
1. Rak Arsip
2. Buku Register Nomor Index
3. Kartu Rawat Jalan
4. Komputer
Prosedur:
1. Pasien mempersiapkan:
Pasien Baru:
- Fotokopi Askes / Jamkesmas / Jamkesda jika punya
- Fotokopi KTP atau KK bagi pasien umum Non-maskin
Pasien Lama:
- KTP
2. Pasien menyerahkan kelengkapan untuk pendaftaran di loket.
3. Petugas membawakan Kartu Rawat Jalan dan Resep ke ruangan pelayanan
yang dituju.
Unit terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Gimul, Poli KIA / KB
140
SOP
POST PELAYANAN LOKET
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. POST PELAYANAN LOKET
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Post Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan Loket .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara pelayanan setelah dari loket pendaftaran.
Tujuan Sebagai pedoman kerja Petugas di Loket pendaftaran setelah dari loket
pendaftaran.
Kebijakan Sebagai pedoman kerja Petugas di Loket pendaftaran setelah dari loket
pendaftaran.
Prosedur Persiapan alat:
1. Rak Arsip
2. Buku Register Nomor Index
3. Kartu Rawat Jalan
4. Komputer
Prosedur:
1. Pasien menuju ke tempat tujuan pelayanan yang diinginkan.
2. Petugas di ruang pelayanan yang dituju menerima pasien dan melakukan
pelayanan sesuai dengan protap/standar pelayanan yang berlaku.
3. Petugas loket mengambil Kartu Rawat Jalan di ruang periksa / pelayanan
masing-masing setelah selesai pelayanan bersangkutan.
4. Petugas loket menyimpan kembali Kartu Rawat Jalan di rak arsip sesuai
dengan nomer index.
Unit terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Gimul, Poli KIA / KB
141
SOP
INVENTARISASI BAHAN HABIS PAKAI (BHP) LOKET PENDAFTARAN
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... INVENTARISASI BAHAN HABIS PAKAI (BHP) LOKET PENDAFTARAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventarisasi Bahan .................... Kepala Puskesmas ...................
Habis Pakai (BHP)
Loket Pendaftaran ..................................
Pengertian Mendata dan mencatat bhp non-medis di loket pendaftaran
Tujuan Petugas loket dapat mengetahui sisa dan kebutuhan BHP non-medis di Loket
Pendaftaran
Kebijakan Petugas loket dapat mengetahui sisa dan kebutuhan BHP non-medis di Loket
Pendaftaran
Prosedur Persiapan alat:
1. Meja kerja biro
2. Meja pendaftaran
3. Kursi kerja
4. Rak arsip rekam medic
5. Komputer set
Prosedur:
1. Menata BHP nonmedis pendaftaran
2. Melakukan pencatatan di buku inventaris
Unit terkait Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, UGD, Ruang rawat inap
142
SOP
PENYIMPANAN BHP MEDIS IMUNISASI
Puskesmas SOP/PROTAP
....................... PENGELOLAAN BHP MEDIS IMUNISASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyimpanan BHP .................... Kepala Puskesmas ...................
Medis Imunisasi
..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventaris BHP Medis Imunisasi
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventaris BHPMedis Imunisasi
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventaris BHP Medis Imunisasi
Prosedur Persiapan alat :
1. Vial vaksin
2. Spuit 5 cc, spuit 0,05 cc, spuit 0,5 cc
Prosedur :
1. Menerima BHP medis dari dinas kesehatan setiap bulannya
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan sesuai protap penyimpanan
4. Mendistribusikan saat pelaksanaan posyandu
Unit Terkait Poli KIA/KB, Polindes, Pustu, Ponkesdes, posyandu
143
SOP
INVENTARISASI BHP MEDIS DAN NONMEDIS IMUNISASI
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... INVENTARISASI BHP MEDIS DAN NONMEDIS IMUNISASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventarisasi BHP .................... Kepala Puskesmas ...................
Medis dan Nonmedis
Imunisasi ..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventarisasi BHP Medis dan Nonmedis Imunisasi
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventarisasi BHPMedis dan Nonmedis Imunisasi
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventarisasi BHP Medisdan Nonmedis Imunisasi
Prosedur Persiapan BHP :
BHP Medis :
1. Vial vaksin
2. Spuit 5 cc, spuit 0,05 cc, spuit 0,5 cc
BHP Nonmedis :
1. Lemari pendingin
2. Lemari es
3. Cool pack
4. Cool chain
Prosedur :
1. Menerima BHP medis dari dinas kesehatan setiap bulannya
2. Menerima BHP nonmedis dari dinas kesehatan di awal pelaksanaan
imunisasi
3. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
4. Menempatkan sesuai protap penyimpanan
5. Melakukan evaluasi kondisi BHP nonmedis secara kontinyu
6. Mendistribusikan saat pelaksanaan posyandu
Unit Terkait Poli KIA/KB, Polindes, Pustu, Ponkesdes, posyandu
144
SOP GIGI
PENAMBALAN TETAP
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PENAMBALAN TETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penambalan gigi .................... Kepala Puskesmas ...................
tetap
..................................
Pengertian Tata cara dalam melalukan penambalan tetap
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan penambalan tetap
Kebijakan Sebagai acuan untuk melalukan tindakan penaapmbalan tetap
Prosedur a. Persiapan ruangan dan alat:
5. Meja kursi dan dentl unit
6. Alat dasar (kaca mulut,pinset,sonde)
7. Alat tumpat (plastic filling,semen spatel,dll)
8. Masker, sarug tangan
9. Hight speed, mata bur
b. Bahan : kapas, cotton roll, cotton pelet
Glass ionomer, zn phosfat, dycal, amalgam
H2O2, aguades, alcohol, fletser
c. Persiapan petugas : perlindungan diri (masker, sarung tangan)
d. Pemeriksaan pasien :
1. Anamesa
2. Pemeriksaan gigi (intra oral)
3. Pemeriksaan ekstra oral
e. Prosedur:
Penambalan tetap:
1. Iritasi pulpa dan karies media
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi kavitas
- Sterilisasi kavitas
- Zinc phosphate semen
- Tambalan tetap ( amalgam, art, glass ionomer)
- Instruksi
2. Hiperemi pulpa :
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi kavitas
- Eugenol kapas
- Fletcer,
Pasien diinstrukusikan kembali satu minggu lagi. Sesudah
145
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PENAMBALAN GIGI TETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penambalan gigi .................... Kepala Puskesmas ...................
tetap
..................................
Pengertian Tata cara dalam melalukan penambalan gigi sementara
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan penambalan gigi sementara
Kebijakan Sebagai acuan untuk melalukan tindakan penambalan gigi sementara
Prosedur a. Persiapan ruangan dan alat:
1. Meja kursi dan dentl unit
2. Alat dasar (kaca mulut,pinset,sonde)
3. Alat tumpat (plastic filling,semen spatel,dll)
4. Masker, sarug tangan
5. Hight speed, mata bur
d. Pemeriksaan pasien :
1. Anamesa
2. Pemeriksaan gigi (intra oral)
3. Pemeriksaan ekstra oral
e. Prosedur :
1. Pulpitis :
- Pembuangan jaringan karies
- preparasi cavitas
- sterilisasi cavitas
- pemberian obat untuk menghilangkan rasa sakit dan obat
untuk mematikan saraf gigi (devitalisasi pulpa)
- tambalan sementara dengan fletcer
- pemberian analgesic peroral
- pasien disuruh kembali 3 hari lagi.
Setelah pasien kembali dilakukan :
- bongkar tambalan sementar
- pembukaan atap pulpa
- sterilisasi cavitas
- pemberian obat untuk sterilisasi pulpa (salah satunya TKF,
CHKM, chresopen, ditaruh di kapas dan di letakkan di ruang
pulpa).
147
- Fletser
- Pasien disuruh kembali antara 4-7hari lagi. Ketika pasien
kembali diganti obatnya, penggantian obat dilakukan minial
2 kali.
- Kalau gigi masih sakit bila diperkusi penggantian obat
dilakukan lagi berulang-ulang sampai pasien tidak
merasakan sakit lagi ketika gigi di perkusi maka gigi
dianggap sudah steril.
Selanjutnya dilakuakan:
- Bongkar tambalan sementara
- Sterilisasi cavitas
- Pemberian obat mumifikasi (iodorfm pasta)
- Zinc phospat semen
- Pasien diinstruksikan kembali satu minggu lagi.
Sesudah pasien kembali dilakukan :
- Pembuangan sebagian dari zinc phosphate semen.
- Preparasi kavitas
- Tambalan tetap (amalgam, glass ionomer )
- Instruksi
2. Gangren pulpa :
- Pembuangan jaringan karies,
- Pembukaan atap pulpa,
- Sterilisasi cavitas
- Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM,
cresopen)
- Fletcer
- Pasien disuruh kembali antara 4-7 hari lagi.
Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali sehari dengan
mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau gangren
atau rasa sakit kalau gigi diperkusi, penggantian obat
dilakukan lagi berulang-ulang sampai tidak ada rasa sakit
lagi ketika gigi diperkusi. Sesudah pulpa steril proses
selanjutnya sama dengan pulpitis diatas.
3. Gangrene pulpa dengan periodontitis:
- Pembuangan jaringan karies
- Pembukaan atap pulpa
- Sterilisasi cavitas
- Tutup dengan kapas
- Pemberian analgesic dan antibiotic peroral
- Instruksikan pasien kembali 3hari lagi
Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika diperkusi,
perawatan selanjutnya sama dengan perawatan gangrene
pulpa. Catatan: prosedur ini dilaksanakan kalau gigi masih
memungkinkan dilakukan penambalan tetap.
SOP GIGI
PENCBUTAN GIGI SULUNG
Puskesmas SOP/PROTAP
................. PENCABUTAN GIGI SULUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur pencabutan Tanggal terbit Ditetapkan,
gigi sulung .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Prosedur untuk melakukan peicabutan gigi sulung
Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan gigi dan mulut di puskesmas khususnya dalam
hal pencabutan gigi sulung
Kebijakan Sebagai acuan untuk melalukan pencabutan gigi sulung
Prosedur a. Persiapan ruangan dan alat:
1. Meja kursi dan dental unit
2. Alat dasar (kaca mulut,pinset,sonde)
3. Tang cabut gigi sulung sesuai dengan gigi yang akan di cabut
SOP GIGI
PENCABUTAN GIGI TETAP
Puskesmas SOP/PROTAP
......................... PENCABUTAN GIGI TETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur pencabutan Tanggal terbit Ditetapkan,
gigi tetap .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara dalam melalukan pencabutan gigi tetap
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pencabutan gigi tetap
Kebijakan Sebagai acuan untuk melalukan tindakan pencabutan gigi tetap
Prosedur a. Persiapan ruangan dan alat:
1. Meja kursi dan dental unit
2. Alat dasar (kaca mulut,pinset,sonde)
3. disposable syiring
b. Bahan : kapas, betadin
c. Persiapan petugas : perlindungan diri (masker, sarung tangan)
d. Pemeriksaan pasien :
1. Anamesa
2. Pemeriksaan gigi (intra oral)
3. Pemeriksaan ekstra oral
1. Prosedur:
a. Diagnose
- bila masih infeksi akut, maka pencabutan ditunda,
dan menjelaskan kepada pasien tentang bahaya bila
pencabutan dilakukan pada gigi yang masih dalam
keadaan infksi akut.
- Memberi pengobatan dan menjadwlkan rencana
pencabutan.
b. Prosedur pencabutan :
- Memberitahu pasien bahwa giginya harus dicabut
dan memberitahukan setiap tahap yang akan
dilakukan, serta menayakan apakah pasien suadah
makan apa belum.
- Melakukan pengukuran tekanan darah
- Anamesa mengenai riwayat penyakit terdahulu
- Memberitahukan pasien tentang lokasi atau tempat
yang akan dianastesi
- Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan
dengan menggunakan antiseptic
- Setelah jarum disuntikan, aspirasi untuk memastikan
tidak terjadi injeksi intravascular
- Deponir bahan anastesi lakukan massage di tempat
yang dianastesi
- Observasi pasien sambil menuggu efek apakah
anastesi ( dengan pertanyaan apakah pasien sudah
151
SOP
INVENTARIS BHP MEDIS DAN NONMEDIS APOTEK
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... INVENTARIS BHP MEDIS DAN NONMEDIS APOTEK
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS APOTEK
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENCATATAN DAN PELAPORAN APOTEK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Pelaporan Petugas
Apotek ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan petugas apotek
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelporan petugas apotek
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan pelaporan petugas apotek
Prosedur Persiapan alat :
1. Alat Tulis Kantor
2. Komputer
3. Buku bantu lidian
4. Buku harian obat
5. Buku Laporan KB dari polindes, pustu, ponkesdes
6. Buku LPLPO
Prosedur Pencatatan :
1. Mencatat obat yang keluar melalui resep di buku bantu lidian
2. Mencatat di buku harian obat
3. Mencatat di buku peresepan generik dan nongenerik
4. Merekap di buku kunjungan resep
Pelaporan :
1. Menerima laporan dari BPS, DPS tentang obat masuk dan keluar
2. Merekap catatan obat masuk dan keluar
3. Memasukkan data rekapan ke LPLPO sebagai lapora n dan permintaan
obat ke dinas kesehatan
4. Melaporkan NAPZA secara terpisah setiap bulannya
Unit Terkait Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Polindes, Ponkesdes, dan Pustu
154
SOP
PERACIKAN DAN PENYERAHAN OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PERACIKAN DAN PENYERAHAN OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Peracikan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Penyerahan Obat
..................................
Pengertian Tata cara melakukan peracikan dan penyerahan obat
Tujuan Sebagai acuan melakukan peracikan dan penyerahan obat
Kebijakan Sebagai acuan melakukan peracikan dan penyerahan obat
Prosedur Persiapan alat :
1. Penggerus obat/mortar dn stamfer
2. Blender obat
3. Timbangan obat
4. Etiket dan label
5. Plastik obat
Prosedur :
1. Menerima resep dari masing-masing unit pelayanan
2. Mengecek setiap kelengkapan resep yang diterima
3. Member nomer urut pada resep
4. Mengambil obat yang diminta di resep
5. Meracik sesuai peresepan
6. Memasukkan ke dalam plastic obat
7. Memasang label dan etiket
8. Menyerahkan obat kepada pasien
Unit Terkait Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, UGD, Ruang Rawat Inap, Kamar bersalin
155
SOP
PELAYANAN INFORMASI OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN INFORMASI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan Informasi .................... Kepala Puskesmas ...................
Obat
..................................
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan informasi obat
Tujuan Sebagai acuan memberikan pelayanan informasi obat
Kebijakan Sebagai acuan memberikan pelayanan informasi obat
Prosedur Persiapan :
Obat yang telah disiapkan lengkap dengan etiket dan label obat
Prosedur :
1. Mengecek kelengkapan dan kesesuaian obat yang telah disiapkan
dengan resep
2. Memanggil pasien atau keluarga sesuai nomer urut resep masuk
3. Menyerahkan obat
4. Memberikan penjelasan tentang cara minum obat dan dosisnya
5. Memesankan kembali jika ada kemungkinan terjadi reaksi alergi obat
Unit Terkait Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, UGD, Ruang Rawat Inap, Kamar bersalin
156
SOP
PENCATATAN DAN PENYIMPANAN RESEP
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PENYIMPANAN RESEP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Penyimpanan Resep
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan penyimpanan resep
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan penyimpanan resep
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan penyimpanan resep
Prosedur Persiapan pencatatan :
1. Buku rekap kunjungan resep
2. Rak arsip resep
Prosedur :
1. Mencatat resep di buku rekap kunjungan resep
2. Menyimpan resep berdasarkan jenis resep
3. Memisahkan resep narkotika dan psikotropika
4. Mengarsipkan resep selama 3 tahun
Unit Terkait Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Ruang rawat inap
157
SOP
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN OBAT DI APOTEK
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN OBAT DI APOTEK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penerimaan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
penyimpanan Obat di
apotek ..................................
Pengertian Tata cara melakukan penerimaan dan penyimpanan obat di apotek
Tujuan Sebagai acuan melakukan penerimaan dan penyimpanan obat di apotek
Kebijakan Sebagai acuan melakukan penerimaan dan penyimpanan obat di apotek
Prosedur Persiapan :
1. LPLPO
2. Obat
3. Rak obat
4. Lemari simpan obat dengan kunci pengaman
Prosedur penerimaan:
1. Membuat LPLPO permintaan obat yang diperlukan
2. Mengajukan ke dinas kesehatan
3. Menerima obat sesuai permintaan obat
Prosedur penyimpanan :
1. Menyusun obat yang sudah diterima sesuai abjad
2. Menyimpan obat golongan NAPZA secara terpisah di lemari khusus dan
terkunci
Unit Terkait Gudang Obat, UGD
158
SOP
MELAYANI KB PIL
Puskesmas SOP/PROTAP
................. MELAYANI KB PIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Melayani KB Pil .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara melayani KB Pil
Tujuan Sebagai acuan untuk melayani KB Pil
Kebijakan Sebagai acuan untuk melayani KB Pil
Prosedur Persiapan alat :
1. Pil KB
2. Buku pencatatn register KB
Prosedur :
1. Menerima akseptor dari loket pendaftaran
2. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor - Menstruasi terakhir
- Jumlah anak -Riwayat penyakit
3. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa
4. Memastikan alas an pemilihan penggunaan KB pil sebagai alat
kontrasepsi
5. Melakukan pemeriksaan meliputi :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
- Pemeriksaan abdomen
6. Melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan jadwal
kunjungan kembali
7. Menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor
8. Melakukan pencatatan di K1 dan buku register KB
SOP
INVENTARISASI BHP MEDIS DAN NONMEDIS POLI UMUM
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... INVENTARISASI BHP MEDIS DAN NONMEDIS POLI UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventarisasi BHP .................... Kepala Puskesmas ...................
Medis dan Nonmedis
..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventarisasi BHP Medis dan Non Medis poli Umum
Tujuan Sebagai acuan melakukan inventarisasi BHPMedis dan Nonmedis Poli Umum
Kebijakan Sebagai acuan melakukan inventarisasi BHP Medis dan Nonmedis Poli Umum
Prosedur Persiapan :
BHP Medis :
1. Set pemriksaan umum
2. Set APD
BHP Nonmedis :
1. Meja kerja
2. Kursi kerja
3. Kursi hadap
4. Meja instrument
5. Tempat tidur dan perlengkapannya
Prosedur :
1. Menerima BHP medis dan nonmedis
2. Menyusun dan mencatat ke dalam buku inventaris
3. Menempatkan BHP medis di meja instrumen
SOP
PENYIMPANAN BHP MEDIS POLI UMUM
Puskesmas SOP/PROTAP
....................... PENYIMPANAN BHP MEDIS POLI UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
penyimpanan BHP .................... Kepala Puskesmas ...................
Medis poli Umum
..................................
Pengertian Tata cara melakukanpenyimpanan BHP Medis Poli Umum
Tujuan Sebagai acuan melakukan penyimpanan BHPMedis Poli Umum
Kebijakan Sebagai acuan melakukan penyimpanan BHP Medis Poli Umum
Prosedur Persiapan :
BHP Medis :
1. Handscoen
2. Masker
3. Kassa steril
Prosedur :
1. Menerima BHP medis dari gudang obat
2. Menyusun ke dalam buku inventaris
3. Menyimpan BHP medis di lemari simpan alat
Unit Terkait Gudang Obat
161
SOP
MEMELIHARA FILE KEPEGAWAIAN
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... MEMELIHARA FILE KEPEGAWAIAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Memelihara File .................... Kepala Puskesmas ...................
Kepegawaian
..................................
Pengertian Tata cara memelihara file kepegawaian
Tujuan Sebagai acuan memelihara file kepegawaian
Kebijakan Sebagai acuan memelihara file kepegawaian
Prosedur Persiapan :
1. File kepegawaian
2. Lemari arsip
3. Meja kerja
Proseur :
1. Meminta file kepegawaian kepada setiap pegawai atau staf PKM yang
baru masuk
2. Mengurutkan file kepegawaian
3. Menyusun ke dalam dokumen file kepegawaian
4. Menyimpan di lemari arsip
Unit Terkait --
162
SOP
MENGHITUNG KEBUTUHAN DIKLAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. MENGHITUNG KEBUTUHAN DIKLAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Menghitung .................... Kepala Puskesmas ...................
Kebutuhan Diklat
..................................
Pengertian Tata cara menghitung kebutuhan diklat
Tujuan Sebagai acuan mengitung kebutuhan diklat
Kebijakan Sebagai acuan menghitung kebutuhan diklat
Prosedur Diklat atau pelatihan bias diadakan berdasar pengajuan oleh dinas
kesehatan atau yang dilakukan secara mandiri
1. Mengusulkan diklat atau menerima surat tugas dari dinas kesehatan
untuk mengikuti diklat
2. Mengajukan ke kepala puskesmas
3. Mengusulkan staf yang akan mengikuti diklat berdasarkan kebutuhan
dan atau menyesuaikan dengan staf yang belum mengikuti diklat dari
data diklat di dokumen kepegawaian
4. Setelah Kepala Puskesmas menyetujui, membuatkan surat tugas
Unit Terkait Bagian diklat Dinas Kesehatan
163
SOP
REKAPITULASI DAFTAR HADIR
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. REKAPITULASI DAFTAR HADIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Rekapitulasi Daftar .................... Kepala Puskesmas ...................
Hadir
..................................
Pengertian Tata cara melakukan rekapitulasi daftar hadir
Tujuan Sebagai acuan melakukan rekapitulasi daftar hadir
Kebijakan Sebagai acuan melakukan rekapitulasi daftar hadir
Prosedur Persiapan :
Buku Absensi
Arsip surat izin
Prosedur :
1. Mengecek absensi harian
2. Mengumpulkan surat izin dan mengarsip
3. Mencocokkan daftar hadir dengan surat izin yang masuk
4. Melakukan perekapan daftar hadir di buku rekapitulasi daftar hadir
Unit Terkait Kepala Puskesmas
164
SOP
PEMBUATAN RUK DAN RPK
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PEMBUATAN RUK DAN RPK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pembuatan RUK dan .................... Kepala Puskesmas ...................
RPK
..................................
Pengertian Tata cara pembuatan RUK dan RPK
Tujuan Sebagai acuan dalam pembuatan RUK dan RPK
Kebijakan Sebagai acuan dalam pembuatan RUK dan RPK
Prosedur Persiapan :
Unit Terkait
165
SOP
SURAT MASUK
Puskesmas SOP/PROTAP
................... SURAT MASUK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Surat Tanggal terbit Ditetapkan,
Masuk .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara penyusunan dan pengarsipan surat masuk
Tujuan Sebagai acuan dalam penyusunan dan pengarsipan surat masuk
Kebijakan Sebagai acuan dalam penyusunan dan pengarsipan surat masuk
Prosedur Persiapan :
- Dokumen keeper
- Lemari arsip
Prosedur :
1. Menerima surat dari unit lain
2. Memilah surat yang masuk dan member nomer urut surat masuk
3. Mengajukan kepada Kepala Puskesmas
4. Meminta disposisi dari Kepala puskesmas
5. Mendistribusikan kepada unit / seksi tujuan
6. Menarik kembali surat dari unit tujuan
7. Melakukan pengarsipan
Unit Terkait Semua Unit PKM, Kepala Puskesmas
166
SOP
PENCATATAN DAN PENYIMPANAN SURAT MASUK
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. PENCATATAN DAN PENYIMPANAN SURAT MASUK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Penyimpanan Surat
Masuk ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan penyimpanan surat masuk
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan penyimpanan surat masuk
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan penyimpanan surat masuk
Prosedur Persiapan :
Buku arsip surat masuk
Dokumen keeper
Lemari arsip
Prosedur :
1. Surat yang masuk dari unit lain setelah mendapat disposisi dari Kepala
puskesmas dicatat ke dalam buku arsip surat masuk
2. Menyimpan surat masuk ke dalam dokumen keeper
3. Menyimpan dokumen keeper ke dalam lemari arsip
Unit Terkait Kepala Puskesmas
167
SOP
SURAT KELUAR
Puskesmas SOP/PROTAP
................... SURAT KELUAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Surat Tanggal terbit Ditetapkan,
Keluar .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara pembuatan dan pemrosesan surat keluar
Tujuan Sebagai acuan dalam pembuatan dan pemrosesan surat keluar
Kebijakan Sebagai acuan dalam pembuatan dan pemrosesan surat keluar
Prosedur Persiapan :
Komputer
ATK
Meja kerja
Kursi kerja
Prosedur :
1. Mengonsep surat keluar
2. Mengajukan kepada Kepala Puskesmas
3. Setelah diterima Kapus, meminta persetujuan atau koreksi
4. Merevisi konsep surat sesuai perintah Kepala puskesmas
5. Mengetik surat dan member nomer sesuai buku agenda surat
6. Mengajukan kepada Kepala Puskesmas lagi
7. Setelah ditandatangani, mengirim surat keluar sesuai tujuan
Unit Terkait Kepala Puskesmas
168
SOP
PENCATATAN DAN PENYIMPANAN SURAT KELLUAR
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PENYIMPANAN SURAT KELUAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
Penyimpanan Surat
Keluar ..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan penyimpanan surat keluar
Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan penyimpanan surat keluar
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan penyimpanan surat keluar
Prosedur Persiapan :
Dokumen keeper
Buku Agenda surat keluar
Lemari arsip
Prosedur :
1. Surat keluar yang telah ditandatangi oleh Kepala Puskesmas difotocopy
2. Mencatat surat keluar sesuai nomer urut di buku agenda surat keluar
3. Menyimpan di dalam dokumen keeper
4. Menyimpan dokumen keeper ke dalam lemari arsip
Unit Terkait Kepala Puskesmas
169
SOP
KIR DOKTER (SURAT KETERANGAN SEHAT)
Puskesmas SOP/PROTAP
.................. KIR DOKTER (SURAT KETERANGAN SEHAT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap KIR Tanggal terbit Ditetapkan,
DOKTER (Surat .................... Kepala Puskesmas ...................
keterangan Sehat)
..................................
Pengertian Tata cara pemrosesan KIR Dokter (Surat Keterangan Dokter)
Tujuan Sebagai acuan dalam pemrosesan KIR Dokter (Surat Keterangan Dokter)
Kebijakan Sebagai acuan dalam pemrosesan KIR Dokter (Surat keterangan Dokter)
Prosedur Prosedur :
1. Menerima klien yang mengajukan surat keterangan sehat
2. Mengajukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kesehatan di poli
umum
3. Setelah dinyatakan sehat oleh petugas pemeriksa / dokter, mengisi
surat KIR yang telah tersedia
4. Memberi nomer surat keterangan sehat sesuai nomer urut
5. Meminta tanda tangan kepada petugas kesehatan / dokter yang
memeriksa
6. Menyerahkan kepada klien
Unit Terkait Poli Umum
170
SOP
PENCATATAN KIR DOKTER
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN KIR DOKTER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan KIR .................... Kepala Puskesmas ...................
Dokter
..................................
Pengertian Tata cara melakukan pencatatan KIR Dokter
Tujuan Agar Surat KIR Dokter terdokumentasi dengan baik dan bias dibuka kembali jika
diperlukan sewaktu-waktu
Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan KIR Dokter
Prosedur Persiapan :
1. ATK
2. Buku pencatatan KIR Dokter
3. Lemari arsip
Prosedur :
1. Surat KIR Dokter yang telah ditandatangani oleh dokter dicatat di buku
pencatatan KIR Dokter
2. Disimpan di dalam lemari arsip
Unit Terkait Poli Umum
171
SOP
PENERIMAAN OBAT DI GUDANG OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PENERIMAAN OBAT DI GUDANG OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penerimaan Obat di .................... Kepala Puskesmas ...................
Gudang Obat
..................................
Pengertian Tata cara penerimaan obat
Tujuan Sebagai acuan dalam penerimaan obat
Kebijakan Sebagai acuan dalam penerimaan obat
Prosedur Persiapan alat :
5. Buku pencatatan obat
6. Kartu stok
7. Buku catatan register harian
8. ATK
Prosedur :
1. Penerimaan obat dari gudang obat dinas kesehatan
2. Obat yang datang dari gudang Farmasi Kabupaten diperiksa sesuai
dengan slip penerimaan
SOP
PENDISTRIBUSIAN OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENDISTRIBUSIAN OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pendistibusian Obat .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara mendistribusikan obat ke unit pelayanan (kamar obat, Puskesmas/
Pustu/ Polindes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pendistribusian obat ke unit pelayanan (kamar
obat Puskesmas/ Pustu/ Polindes, Ponkesdes
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan dan pendistribusian obat ke unit
pelayanan (kamar obat Puskesmas/ Pustu/ Polindes, dan Ponkesdes
Prosedur Persiapan alat :
1. Buku Register Harian
2. ATK
Prosedur :
7. Petugas mendistribusikan obat ke unit pelayanan sesuai dengan
permintaan
8. Petugas mendistribusikan obat ke Polindes, Ponkesdes, Pustu
9. Petugas mencatat obat yang didistribusikan ke unit pelayanan ke
dalam buku register harian
Unit Terkait Gudang obat Puskesmas, Kamar obat PKM, Polindes, Ponkesdes, Pustu
173
SOP
PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penyimpanan Obat .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara penyimpanan obat di gudang obat
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penyimpanan obat di gudang obat
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan penyimpanan obat di gudang obat
Prosedur Persiapan alat :
1. Lemari simpan / rak
2. Rak obat
3. Palet
Prosedur :
1. Obat yang telah diterima dan dilakukan pengecekan selanjutnya
disimpan sesuai dengan bentuk sediaan, abjad nama obat dengan
memperhatikan waktu kadaluarsa
2. Dilakukan pengontrolan obat yang telah disimpan agar tetap baik
SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS GUDANG OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENCATATAN DAN PELAPORAN PETUGAS GUDANG OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pencatatan dan .................... Kepala Puskesmas ...................
pelaporan petugas
gudang obat ..................................
Pengertian Tata cara pencatatan dan pelaporan petugas gudang obat
Tujuan Sebagai acuan dalam pencatatan dan pelaporan petugas gudang obat
Kebijakan Sebagai acuan dalam pencatatan dan pelaporan petugas gudang obat
Prosedur Persiapan alat :
1. Kartu stok
2. Buku Register Harian
3. ATK
4. LPLPO
Prosedur :
1. Petugas mencatat perjeni obat dalam kartu stok untuk setiap jenis obat
2. Petugas mencatat obat yang didistribusikan ke unit pelayanan ke dalam
buku register harian
3. Petugas membuat LPLPO sebagai bentuk pencatatan dan pelporan obat
setiap bulannya
Unit Terkait Gudang obat Puskesmas, Kamar obat, Polindes, Ponkesdes, Pustu
175
SOP
INVENTARISASI BHP MEDIS DAN NONMEDIS GUDANG OBAT
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... INVENTARISASI BHP MEDIS DAN NONMEDIS GUDANG OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Inventarisasi BHP .................... Kepala Puskesmas ...................
medis dan nonmedis
gudang obat ..................................
Pengertian Tata cara melakukan inventarisasi BHP medis dan nonmedis gudang obat
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan inventarisasi BHP medis dan nonmedis gudang
obat
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan inventarisasi BHP medis dan nonmedis gudang
obat
Prosedur Persiapan alat :
BHP medis :
- Hand scoen
- Masker
- Spuit
- Kateter
- Infus set
- Blood set
BHP nonmedis :
- Lemari simpan
- Rak obat
- Palet
Prosedur :
1. Petugas obat mengecek ketersediaan BHP medis
2. Petugas obat mengecek kondisi BHP nonmedis di gudang obat
3. Petugas melakukan pencatatan di buku inventaris gudang obat
Unit Terkait Gudang obat Dinas Kesehatan
176
SOP
PELAYANAN KESEHATAN REMAJA SEKOLAH
Puskesmas SOP/PROTAP
.................... PELAYANAN KESEHATAN REMAJA SEKOLAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pelayanan Kesehatan .................... Kepala Puskesmas ...................
Remaja sekolah
..................................
Pengertian Tata cara memberikan pelayanan kesehatan remaja sekolah
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan remaja sekolah
Kebijakan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan remaja sekolah
Uraian umum Pelayanan kesehatan remaja sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan UKS
Jika selama kegiatan UKS terdapat masalah kesehatan yang perlu mendapat
penanganan lebih lanjut, dirujuk ke Puskesmas
SOP
PENGGUNAAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
Puskesmas SOP/PROTAP
................ PENGGUNAAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penggunaan .................... Kepala Puskesmas ...................
Peralatan Perawatan
Pasien ..................................
Pengertian Tata cara penggunaan peralatan perawatan pasien
Tujuan Sebagai acuan dalam penggunaan peralatan perawatan pasein
Kebijakan Sebagai acuan dalam penggunaan peralatan perawatan pasien
Prosedur 1. Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau disterilkan
2. Tangani peralatan pasein yang terkena darah, cairan tubuh, secret,
ekskresi dengan benar sehingga kulit dan mucus membrane terlindungi,
cegah baju terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain dan
lingkungan
3. Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan
sekali pakai dibuang dan dimusnahkan dengan cara yang benar dan
peralatan pakai ulang, diproses dengan benar
4. Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi, sesuai kebutuhan
5. Permukaan peralatan yang besar (USG) di lap dengan cairan
desinfektan, setelah keluar dari ruangan isolasi meskipun tidak tampak
kotor
6. Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernafasan
terutama seteah dipakai pasein infeksi saluran pernafasan
7. Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan. Benda
disposable dibuang ke tempat sampah
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA/KB, UGD, Ruang rawat inap, Kamar bersalin
178
SOP
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... PENGENDALIAN LINGKUNGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Pengendalian .................... Kepala Puskesmas ...................
Lingkungan
..................................
Pengertian Tata cara dalam pengendalian lingkungan
Tujuan Agar dapat mencegah aerosolisasi dan menurunkan pencemaran lingkungan
Kebijakan Sebagai acuan dalam pengendalian lingkungan
Uraian Umum Tindakan pengendalian lingkungan meliputi prosedur pembersihan; desinfeksi
lingkungan, tempat tidur, peralatan di samping tempat tidur; permukaan yang
sering tersentuh; monitor secara rutin dan berkala
Prosedur Pembersihan area sekitar pasein :
1. Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus dilakukan
secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasein pulang
2. Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran nafas,
hindari sapu, tetapi gunakan cara basah (kain basah)
3. Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai
(terkontaminasi)
4. Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali
setelah pakai. Mop dicuci, dikeringkan taip hari sebelum disimpan
dan dipakai kembali
5. Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasein dari
benda-benda/perlatan yang tidak perlu
6. Jangan lakukan fogging dengan desinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi, dan bias berbahaya
7. Pembersihan dapat dibantu dengan vacuum cleaner (pakai filter,
HEPA)
8. Jangan memasang karpet
Desinfeksi :
Desinfektan yang biasa dipakai adalah Na hipoklorit 9pemutih), alcohol,
fenol, komponen ammonium quarternary, komponen peroksigen. Ikuti
aturan pakai pabrik ciran desinfektan, waktu kontak, dan cara
pengencerannya
Unit Terkait Semua lingkungan Puskesmas
179
SOP
KESEHATAN KARYAWAN
Puskesmas SOP/PROTAP
................... KESEHATAN KARYAWAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kesehatan Karyawan .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara dalam menjaga kesehatan karyawan atau staf PKM
Tujuan Untuk mencegah terjadinya cedera / luka saat bekerja
Kebijakan Sebagai acuan dalam menjaga kesehatan karyawan / staf PKM
Uraian Umum Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk mencegah terjadinya luka /
cedera saat menangani jarum, sklapel, dan alat tajam lainnya, setelah
melakukan prosedur tindakan, saat membersihkan instrument dan saat
membuang jarum
Prosedur 1. Menggunakan APD pada waktu menangani jarum, scalpel, alat tajam
lainnya
2. Jangan menutup / rekap jarum yang telah dipkai, memanipulasi jarum
dengan tangan, menekuk jarum, memathakan, melepas jarum dari
spuit
3. Buang jarum, spuit, pisau sklapel, dan peralatan tajam habis pakai
lainnya ke dalam wadah tahan tusukan sebelum dibuang ke insenerator
4. Pakai mouthpiece, resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metode resusitasi mulut ke mulut
5. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh selain akan
menyuntik
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA / KB, Poli Gimul, Kamar bersalin, Ruang Rawat Inap,
Petugas Laborat
180
SOP
PENEMPATAN PASIEN
Puskesmas SOP/PROTAP
..................... PENEMPATAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Penempatan pasien .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara dalam penempatan pasien
Tujuan Agar dapat menghindarkan kontaminasi lingkungan atau pasien lain
Kebijakan Sebagai acuan dalam penempatan pasien
Uraian umum Cara penempatan pasien sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi penyakit
Prosedur 1. Setelah menerima pasien baru dari UGD, membaca diagnose dokter
2. Menggolongkan jenis kelamin untuk pasien dengan penyakit yang tidak
terlalu infeksius
3. Menempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau
yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan ke dalam ruang rawat
yang terpisah
4. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip
pemisahan tetap terjadi
Unit Terkait UGD, Kamar bersalin
181
SOP
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
Puskesmas SOP/PROTAP
....................... PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Praktek Menyuntik .................... Kepala Puskesmas ...................
Yang Aman
..................................
Pengertian Tata cara dalam praktek menyuntik yang aman
Tujuan Sebagai upaya untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi
Kebijakan Sebagai acuan dalam praktek menyuntik yang aman
Prosedur 1. Pakai jarum yang steril, sekali pakai pada tiap kali penyuntikan
2. Bila memungkinkan, gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.
Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial
multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat
menyebar saat obt dipakai untuk pasien lainnya
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA/KB, Poli Gimul, UGD, Kamar bersalin, Ruang rawat inap
182
SOP
HYGIENE RESPIRASI / ETIKA BATUK
Puskesmas SOP/PROTAP
...................... HYGIENE RESPIRASI / ETIKA BATUK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... .. ..............
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Hygiene Respirasi .................... Kepala Puskesmas ...................
..................................
Pengertian Tata cara dalam menjaga hygiene respirasi
Tujuan Agar dapat mencegah transmisi penyakit
Kebijakan Sebagai acuan dalam hygiene respirasi / etika batuk
Uraian Umum Kunci PPI adalah mengendalikan penyebaran pathogen dari pasien yang
terinfeksi untuk transmisi kepada kontak yang tidak terlindungi. Untuk penyakit
yang ditransmisikan melalui droplet besar dan atau droplet nuclei maka etika
batuk harus diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan pada
saluran nafas
Prosedur Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dengan gejala infeksi saluran
nafas harus :
- Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau
bersin
- Pakai tissue, saputangan, masker kain/medis bila tersedia, buang ke
tempat sampah (yang terlebih dahulu dilapisi kantong plastic)
tertutup
- Lakukan cuci tangan sesuai standar
Pihak manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi /
etika batuk :
- Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi
saluran nafas dengan demam
- Edukasi petugas, pasien, keluarga , pengunjung akan pentingnya
kendungan aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam mencegah
transmisi penyakit saluran nafas
- Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alcohol handrub,
wastafel-antiseptik, tisu, towel, terutama area tunggu harus
diprioritaskan
Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA/KB, Poli Gimul, UGD, Kamar Bersalin, Ruang rawat Inap,
Laboratorium, dan ruangan PKM