Anda di halaman 1dari 9

Lampiran 8

SOP
MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Rumah ................... Kepala Puskesmas

TRI ANDJARI, S.Sos


Pengertian Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter
Untukmengidentifikasi ukuran tekanan darah pasien.
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan darah
Kebijakan Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.
Prosedur Persiapan alat :
1. Tensimeter lengkap
2. Stestoskop
3. Buku catatan
4. Alat tulis

Prosedur :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada
daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar
lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
8. Hasil dicatat.

Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes


Lampiran 9

SOP
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Rumah ................... Kepala Puskesmas

TRI ANDJARI, S.Sos


Pengertian Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang berada di
rumah
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan luka di rumah
Kebijakan Perawatan luka dilakukan oleh petugas yang terampil dan kompeten
Prosedur Alat yang disiapkan:
1. Alat Streril
a. Bak instrumen
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Gunting jaringan
e. Arteri klem
f. Kassa dan depres dalam tromol
g. Handschone / gloves steril
h. Kom kecil/ sedang
i. Pembalut sesuai kebutuhan
j. Kasa
k. Kasa gulung
l. Betadine sol
m. Cairan pencuci luka dan disinfektan
n. Alkohol 70 %

2. Non Steril
a. Gunting verband
b. Neerbeken / bengkok
c. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
d. Tas plastik kotoran / tempat sampah
e. Alat tulis
f. Family Folder

g. Prosedur :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +
inForm concern
2. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan
irigasi luka
3. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat
mengalir dari ujung atas ke ujung bawah luka
4. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area
kerja
5. Mencuci tangan dengan sabun
6. Bila plester kotor, kenakan sarung tangan non steril untuk
melepaskannya.
7. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket
pada luka, basahi dengan NS /RL steril sampai balutan dapat
dilepas dengan mudah
8. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik,
kemudian lepaskan gloves (bagian luar berada didalam) dan
buang kedalam tas plastik
9. Mengkaji jumlah,jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi
luka
10. Mengenakan handschone steril
11. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak
bening dan bersih
12. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5
cm dari tepi luka
13. Menutup luka dengan pembalut
14. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan
kebutuhan) dan rekatkan denga plester (adhesive dan hipafix/
micrope untuk memfiksasi
15. Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan
desinfektan
16. Melepaskan gloves dengan bagian luar,kemudian buang
kedalam tas plastik
17. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi
klien
18. Mencuci tangan
19. Mengecek pembalut dan area luka
20. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes
Lampiran 10

SOP
PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA
INDIVIDU/KELUARGA

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA
INDIVIDU/KELUARGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan ................... Kepala Puskesmas
Rumah
TRI ANDJARI, S.Sos
Pengertian Tatacara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal yang
berhubungan dengan penyakitnya agar pasien dapat mengerti tentang
penyakitnya
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan kesehatan secara
individu/keluarga
Kebijakan 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten
2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami
oleh masyarakat
Prosedur 1. Membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan) sesuai materi
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dan waktu yang dibutuhkan
3. Menggali pemahaman pasien dan keluarga tentang materi yang
akan disampaikan
4. Menjelaskan tentang materi penyuluhan kepadapasien dan
keluarganya
5. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi
6. Menggunakan alat bantu bila diperlukan
7. Mengadakan evaluasi
8. Memberikan umpan balik
9. Menyusun perencanaan lanjutan
10. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan kesehatan yang telah
dilakukan

Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes


Lampiran 11

SOP
PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru MELAKUKAN PEMERIKSAAN DBD DI PONKESDES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Rumah ................... Kepala Puskesmas

TRI ANDJARI, S.Sos


Pengertian Tatacara memeriksa pasien penderita DBD di Ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD.
Prosedur Prosedur :
1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas perawatan terdekat.
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan penyelidikan
Epidemiologi.
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas ponkesdes,
petugas puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui
luasnya penyebaran penyakit dan langkah-langkah untuk
membatasi penyebaran penyakit.
4. Kegiatan penyelidikan epidemiologi adalah pencarian (kurang
lebih 20 rumah sekitar penderita tersangka /penderita DBD yang
lain dan pemeriksaan jentik di radius 100 meter dari rumah
penderita .
5. Hasil penyelidikan epidemiologi.DBD
a. Bila ditemukan tersangka/penderita DBD lainnya atau ditemukan
3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan
ditemukan jentik.
b. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1 minggu
disertai penyuluhan di rumah tersangka penderita dan sekitarnya
dalam radius 200 m dan sekolah yang bersangkutan bila
penderita tersangka adalah anak sekolah.
c. Bila tidak ditemukan keadaan seperti di atas, dilakukan
penyuluhan dan PSN DBD di RW atau dusun yang
bersangkutan.
Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes
Lampiran 12

SOP
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD DI PONKESDES

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru MELAKUKAN PEMERIKSAAN DBD DI PONKESDES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Rumah ................... Kepala Puskesmas

TRI ANDJARI, S.Sos


Pengertian Tatacara memeriksa pasien penderita DBD di Ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan DBD
Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD.
Prosedur Prosedur :
1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas perawatan terdekat.
2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan penyelidikan
Epidemiologi.
3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas ponkesdes,
petugas puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui
luasnya penyebaran penyakit dan langkah-langkah untuk
membatasi penyebaran penyakit.
4. Kegiatan penyelidikan epidemiologi adalah pencarian (kurang
lebih 20 rumah sekitar penderita tersangka /penderita DBD yang
lain dan pemeriksaan jentik di radius 100 meter dari rumah
penderita .
5. Hasil penyelidikan epidemiologi.DBD
a. Bila ditemukan tersangka/penderita DBD lainnya atau
ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas
dan ditemukan jentik.
b. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1 minggu
disertai penyuluhan di rumah tersangka penderita dan
sekitarnya dalam radius 200 m dan sekolah yang bersangkutan
bila penderita tersangka adalah anak sekolah.
c. Bila tidak ditemukan keadaan seperti di atas, dilakukan
penyuluhan dan PSN DBD di RW atau dusun yang
bersangkutan.
Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes
Lampiran 13

SOP
PENIMBANGAN BALITA

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru MELAKUKAN PENIMBANGAN BALITA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Rumah ................... Kepala Puskesmas

TRI ANDJARI, S.Sos


Pengertian Tatacara m enimbang balitadi Ponkesdes
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penimbangan balita
Kebijakan Sebagai acuan untuk penimbangan balita
Prosedur Prosedur :
1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki
tiga atau pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon yang
kuat
2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang
3. Pastikan bandul geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak
lurus.
4. Pasang sarung timbang / celana timbang yang kosong pada dacin
5. Seimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir batu di ujung dacin sampai kedua jarum tegak lurus.
6. Masukkan balita ke dalam sarung timbang denganpakaian
seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
7. Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul
geser.
8. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas atau buku bantu
dalam kg dan ons.
9. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari
sarung,celana, kotak timbang.
Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes
Lampiran 14

SOP
P2TB DALAM GEDUNG PONKESDES

Puskesmas SOP/PROTAP
Kedungwaru P2TB DI PONKESDES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...................... ...................... ...................
Prosedur Tetap Tanggal terbit Ditetapkan,
Kunjungan Rumah ................... Kepala Puskesmas

TRI ANDJARI, S.Sos


Pengertian Tatacara Penjaringan suspek TB pada pasien dewasa
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan Penjaringan suspek TB pada pasien
dewasa
Kebijakan Sebagai acuan untuk Penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.
Prosedur Prosedur :
1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih
dari 2 minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain
seperti demam,BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat
malam tanpa aktifitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk darah dan
lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes maka lakukan rujukan
diagnosis dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau pustu
yang ditunjuk oleh puskesmas pembina
3. Rujukan diagnosis TB paru ditetapkan dengan cara, mendengar
keluhan pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara
suspek TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis
(SPS).
6. Pasien TB yang mendapatkan pengobatan dapat mengambil obat
yang dititipkan puskesmas di ponkesdes.
7. Bila pasien datang maka cek Form TB.02 yang dibawa pasien,
apakah nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien
ada di tahap intensif
8. Cocokkan TB.02 dengan TB .01 pasien.
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien
ada di tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada pada tahap
lanjutan.
10. Mintalah pada pasien, untuk meminum satu dosis untuk hari
tersebut di depan petugas.
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan
diminum di rumah di depan PMO (pengawas menelan obat).
12. Isi TB.01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa
13. Isi TB.02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan
pengobatan.
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.
Unit terkait Rawat Jalan, Pustu/Ponkesdes
Standar Poskesdes 77

Anda mungkin juga menyukai