Anda di halaman 1dari 8

SOP PENGGUNAAN SUCTION

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


OSADHA CLINIC KW/SPO/2021 00

Ditetapkan Oleh: Penanggung


Jawab Klinik
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)
16 Nov 2021
dr.Ni Putu Agustina
SIP:570/SIPD/0175/VII/DPMPTSP/2021
Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan tubuh melalui
Pengertian
penghisapan dengan alat suction.
Tujuan Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.
Melancarkan jalan nafas.
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Referensi tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan

a. Persiapan Alat
- Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
- NaCl atau air matang.
Prosedur - Canule section.
- Perlak dan pengalas.
- Mesin suction.
- Sarung tangan.

b. Persiapan Perawat yang akan melakukan tindakan suction/pengisapan


1. Lakukan pengecekan program terapi pasien.
2. Cuci tangan.
3. Tempatkan alat di dekat pasien.
4. Persiapan Pasien:
5. Pastikan identitas pasien.
6. Kaji kondisi pasien.
7. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan.
8. Jaga privasi pasien.

c. Pelaksanaan 
1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
2. Cek alat-alat yang akan digunakan.
3. Cuci tangan.
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien.
5. Pakai sarung tangan.
6. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala sedikit ekstensi
7. Berikan Oksigen 2 – 5 menit
8. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
9. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
10. Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
11. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil
memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)
12. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
13. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
14. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
15. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya Bereskan alat.
16. Lepaskan handscoen.
17. Rapihkan kembali pasien.
18. Berikan reinforcement positif pada pasien.
19. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
20. Kembalikan peralatan.
21. Cuci tangan.

Unit terkait - Dokter dan Perawat Klinik Osadha


SOP PEMASANGAN KETETER URINE PADA PRIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman:


OSADHA CLINIC KW/SPO/2021 00 1/2

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab Klinik
Operasional Tanggal Terbit
(SPO) 16 Nov 2021
dr.Ni Putu Agustina
SIP:570/SIPD/0175/VII/DPMPTSP/2021
Pemasangan kateter urine adalah tindakan memasukkan selang karet
Pengertian atau plastic melalui uretra sampai kedalam kandung kemih

1. Menghilangkan distensi kandung kemih


Tujuan
2. Penatalaksanaan kandung kemih inkopeten
3. Mendapatkan urine steril
4. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Persiapan alat dan bahan
1. Bak instrument steril berisis: pinset anatomis, duk, kassa
2. Kateter sesuai ukuran
3. Sarung tangan steril 2 pasang
4. Desinfektan dalam tempatnya
5. Spuit 20 cc
6. Pelumas
7. Urine bag
8. Plaster dan gunting
9. Selimut mandi
10. Perlak dan pengalas
11. Bak berisi air hangat, waslap, sabun, handuk
Prosedur 12. Bengkok

Pelaksanaan
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
4. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
7. Memasang sampiran dan menjaga privacy
8. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan
melepaskan pakaian bawah
9. Memasang perlak, pengalas dan selimut mandi
10. Menyambungkan kateter dengan urine bag
11. Memakai sarung tangan
12. Membersihkan genetalia dengan antiseptik
13. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
14. Memberi pelumas pada ujung kateter
15. Mengarahkan penis ke atas
16. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15 – 23 cm atau hingga
urine keluar
17. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
18. Memfiksasi kateter kearah atas / perut
19. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
20. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien
21. Melakukan evaluasi tindakan
22. Merapikan pasien dan lingkungan
23. Berpamitan dengan klien
34. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
35. Mencuci tangan
Unit terkait - Dokter dan Perawat Klinik Osadha
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP IDENTIFIKASI PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


OSADHA CLINIC KW/SPO/2021 00

Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab Klinik
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)
16 Nov 2021
dr.Ni Putu Agustina
SIP:570/SIPD/0175/VII/DPMPTSP/2021
Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang
Pengertian
mencakup nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar
dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya guna
ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur
kepada pasien
Tujuan Untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya,sehingga
mempermudah dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien
yang datang berobat dan mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses
pemberian pelayanan ,pengobatan tindakan atau prosedur.

1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
1. Setiap pasien baru harus diidentifikasi secara lengkap, benar, jelas dan
terperinci.
2. Identifikasi pasien meliputi :
a. Penulisan nomor rekam medis
Prosedur b. Penulisan Indentitas pasien disesuaikan dengan e-KTP/SIM/ Kartu
Keluarga/ PASPOR yang berlaku.
c. Penulisan identitas pasien meliputi :
- Nama Lengkap
- Tempat /Tanggal Lahir
- Jenis Kelamin
- Alamat lengkap
- Agama
- Status Perkawinan
- Pekerjaan
- Nama Suami/Istri
- Nama Ibu/Ayah
- Penanggung Jawab
- Tanggal Registrasi.
d. Jika ada perubahan data indentitas pasien pada kunjungan berikutnya
maka identitas pertama harus dirubah dengan identitas yang baru (up to
date).
e. Identifikasi pada gelang pasien, meliputi :
- Pencantuman nomor rekam medis
- Pencantuman nama lengkap
- Pencantuman tanggal lahir
- Warna gelang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Warna biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan,
warna merah untuk pasien alergi, warna kuning untuk pasien resiko jatuh,
dan warna ungu untuk pasien yang tidak boleh diresusitasi
f. Setiap dilakukan pemasangan gelang petugas harus menjelaskan manfaat
gelang pasien dan bahaya jika menolak, melepas, dan menutupi gelang.
g. Sebelum pemberian pelayanan kepada pasien petugas harus
mengidentifikasi pasien terlebih dahulu, meliputi : Sebelum pemberian obat,
darah atau produk darah, mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis serta pemberian tindakan, petugas harus menganamnesa
identitas pasien dan mengecek gelang pasien secara teliti dan terperinci.
3. Pasien baru harus dibuatkan Kartu Identitas Berobat dengan
mencantumkan nama pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir dan alamat
rumah
4. Setiap pasien akan di daftarkan pada buku registrasi pasien dan atau
dimasukkan dalam database pasien (KIUP komputerisasi) secara up to date.

Unit terkait - Dokter dan Perawat Klinik Osadha


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMBERIAN OBAT INHALASI dengan NEBULIZER

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


OSADHA CLINIC KW/SPO/2021 00

Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab Klinik
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)
16 Nov 2021
dr.Ni Putu Agustina
SIP:570/SIPD/0175/VII/DPMPTSP/2021
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
Pengertian
Tujuan 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas

1.Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman


Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Referensi tentang Klinik
3.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan

Persiapan Alat dan Bahan


1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
Prosedur 4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades

Pelaksanaan
A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat
habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
Unit terkait - Dokter dan Perawat Klinik Osadha
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis

Anda mungkin juga menyukai