Anda di halaman 1dari 19

PEMASANGAN INFUS

No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019


No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Siti Hodijah
NANJUNGAN 198505112009
042001
1. Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set (potter,
2005)
2. Tujuan
1. Sebagai pengobatan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak
boleh makan melalui mulut
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/
/01/SK/PKM.N/2019 Tentang pemasangan infus.
4. Reperensi Kozier, L. 2014. Sop Pemasangan Infus. RSUD DR.H. Abdul Moeloek.
Lampung.

5. Persiapan alat 1. Standar Infus


2. Cairan Infus
3. Infus Set
4. Bak instrumen
5. Jarum abocat sesuai dengan kebutuhan
6. Bidai atau pembalut jika diperlukan
7. Alkohol sweb
8. Gunting
9. Plester
10.Turniket
11.Bengkok
12.Sarung tangan steril
6. Prosedur 1. Menerima pasien di ruang tindakan
2. Informed consendt ( penandatangani persetujuan tindakan ) oleh
keluarga klien
3. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
tindakan pemasangan infus
4. Cuci tangan
5. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan,
lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol
swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran infus
6. Isi selang infus, tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3
sampai ½ penuh, tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai
keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke
posisi off, pastikan selang bersih udara dan gelembung udara,
ujung selang di tutup kembali
7. Pakai sarung tangan
8. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
9. Siapkan area yang akan dipasang infus
10.Lakukan fixasi
11.Tentukan vena yang akan ditusuk
12.Disinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm
melingkar dari arah dalam keluar
13.Tusukkan jarum infus/ abocat pada vena yang telah ditentukan
14.Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
15.Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan
16.Perhatikan reaksi pasien
17.Rapikan pasien
18.Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
19.Cuci tangan
20.Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta
peralatan habis pakai pada status pasien
7. Unit terkait 1. UGD

8. Dokumen Terkait Buku Rekam Medis

9. Rekaman historis
perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMASANGAN KATETER

No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019


No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : 1/2
UPTD Siti Hodijah
PUSKESMAS 1985051120090
NANJUNGAN 42001
1. Pengertian Memasukkan selang karet / atau plastik melalui uretra melalui kandung kemih

2. Tujuan 1. Menghilangkan distensi kandung kemih


2. Penatalaksanaan kandung kemih inkompeten
3. Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung kemih tidak mampu
untuk dikosongkan secara lengkap
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/ /01/SK/PKM.N/2019
Tentang pemasangan kateter.
4. Reperensi Buku pedoman perawatan dasar Depkes RI tahun 2005
5. Persiapan alat 1. Bak instrumen steril berisi : pinset, duk, kassa
2. kateter folley sesuai dengan kebutuhan
3. Urine bag
4. Xylocain jelly steril
5. Cairan sublimat 1 : 1000
6. Aquadest steril sesuai dengan kebutuhan kateter (20 – 30 cc )
7. Spuit 20 cc steril
8. Plester dan gunting
9. Bak berisi air, washlap, sabun, handuk
10. bengkok
11. Gantungan urine bag
12. Sarung tangan steril 2 buah
6. Prosedur 1. Menerima pasien di ruang tindakan
2. Informed consendt ( penandatangani persetujuan tindakan ) oleh keluarga
klien
3. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
pemasangan kateter

4. Mencuci tangan
5. Bersikan daerah perinium dengan sabun dan keringkan
6. Letakkan set kateter diantara kedua tungkai bawah pasien dengan carak
minimal 45 cm dari perinium pasien
7. Buka set kateter
8. Gunakan sarung tangan steril
9. Membukan daerah meatus
Wanita : buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri lalu sedikit ditarik keatas
Pria : pegang daerah dibawah glanda penis dengan jari dan telunjuk,
preputium ditarik keatas
10. Membersikan daerah meatus dengan kapas sublimat dan pinset
Wanita :bersihkan didaerah labia luar terakhir bagian meatus ,
kapas hanya sekali pakai
Pria: bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar minimal
3 kali
11. Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly
Wanita : 4 – 5 cm
Pria : 15 – 18 cm
12. Masukkan kateter
Wanita : sepanjang 5 – 7 sampai urine keluar
Pria :sepanjang 18 – 20 cm sampai urine keluar tegakkan penis
dengan sudut 90 %
13. Jika waktu memasukkan kateter terasa adanya tahanan jangan dilanjutkan
14. Selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk nafas dalam
15. Masukkan kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit di putar
16. Isi ballon kateter dengan aquades sebanyak yang di tentukan,
menggunakan spuet tampa jarum
17. Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan balon
18. Fiksasi kateter menggunakan plester
19. Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah dari pada vesikaurinaria
20. Beri posisi yang nyaman pada pasien
21. Membuka sarung tangan
22. Rapikan alat dan simpan alat pada tempat nya
23. Mencuci tangan
24. Catat prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus, waktu
konsistensi, warna, bau, jumlah urine, reaksi pasien pada status pasien
7. Unit Terkait 1. UGD
8. Rekaman
Historis
Perubahan No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal

PEMBERIAN INJEKSI
IC, SC, IV, IM
No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019
No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : 1/2
UPTD Siti Hodijah
PUSKESMAS 1985051120090
NANJUNGAN 42001
1. Pengertian Memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan tubuh dengan menggunakan
spuit dan jarum
2. Tujuan Agar penyerapan obat cepat
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/ /01/SK/PKM.N/2019
Tentang pemberian injeksi IC, SC, IV, IM
4. Persiapan alat 1. Spuit disposable 1 cc / 3 cc / 5cc / 10 cc
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan
4. Obat ampul
5. Obat vial dan cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Turniket
5. Reperensi Nursalam 2008 Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktek
keperawatan propesional, Jakarta : Salemba Medika.
6. Prosedur 1. Pemberian obat intrakutan
 Mencuci tangan
 Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
 Memasang sarung tangan
 Mengambil obat yang akan dilakukan tes alergi , kemudian
larutkan/encerkan dengan aquadest ( cairan pelarut ), ambil 0,5 cc
dan encerkan lagi sampai 1 cc, lalu siapkan pada bak steril ( bak
injeksi )
 Disinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas
alkohol
 Menegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik ?
diinjeksi
 Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
membentuk sudut 15 – 20 derajat terhadap permukaan kulit
 Menyemprotkan obat hingga terjadi gelembung
 Menarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
 Mencatat reaksi pemberian
 Membereskan alat – alat
 Membuka sarung tangan
 Mencuci tangan
 Mendokumentasikan prosedur pemberian obat atau tes alergi dan
respon klien
2. Pemberiab obat melalui subkutan
 Mencuci tangan
 Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan bila klien
menggunakan pakaian berlengan
 Memasang sarung tangan
 Mengambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan, kemudian ditempatkan pada bak injeksi
 Disinfeksi dengan kapas alkohol
 Memegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan
suntikan subkutan
 Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan kulit
 Melakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat berlahan
hingga habis
 Menarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol , spuit bebas
suntikan dimasukkan ke dalam bengkok
 Mencuci tangan
 Mencatat prosedur pemberian obat dan respon klien
3. Pemberian obat intravena
 Membaca etiket obat dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian obat
benar
 Mencuci tangan
 Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menyingsingkan lengan
 Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai
dengantakaran / dosis yang akan diberikan. Bila obat dalam
kesediaan bubuk maka dilarutkan terlebih dahulu dengan cairan
pelarut, tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
 Memasang perlak
 Melakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau minta bantuan
untuk membendung vena diatas area yang akan dilakukan
penyuntikan
 Memasang sarung tangan
 Disinfeksi dengan kapas alkohol
 Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
dengan memasukkan kepembuluh darah
 Melakukan aspirasi bila sudah ada darah
 Melepaskan karet pembendung dan langsung menyemprot obat
hingga habis
 Setel;ah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan
menekanan pada daerah dengan kapas alkohol. Masukkan spuit
yang telah digunakan kedalam bengkok
 Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat
4. Pemberian obat intra muskular
 Cuci tangan
 Pasang sarung tangan
 Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis,
kemudian letakkan dalam bak injeksi
 Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
( lokasi paha (vaskus lateralis), ventrogluteal
(pasien harus berbaring miring), dorsogluteal
(pasien harus telungkup, lengan atas ( deltoid)
 Disinfeksi dengan kapas alkohol
 Lakukan penyuntikan
Pada daerah paha dengan cara meminta klien untuk berbaring
telentang dengan lutut sedikit fleksi,
Pada ventrogluteal dengan meminta klien untuk telungkup dengan
lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan
pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah
 Pada deltoid ( lengan atas ) dengan meminta klien duduk atau
berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi
 Lakukan penusukan dengan jarum posisi tegak lurus 90 derajat
 Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara berlahan hingga habis
 Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian apuit yang telah
digunakan diletakkan di bengkok
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Catat prosedur dan reaksi pemberian
7. Unit Terkait 1. UGD
8. Rekaman
Histori
Perubahan No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal

OKSIGENASI SIMPLE MASK DAN NASAL KANUL

No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019


No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : ½
UPTD Siti Hodijah
PUSKESMAS 1985051120090
NANJUNGAN 42001
1. Pengertian Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanul digunakan
untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2)rendah ( bila 24% berikan 1 liter
/menit , bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35 – 40 %mendapat 4 -6
liter/menit ). Face mask digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi
lebih dari nasal kanul ( 30 – 60 % ) pada 5 – 8 liter / menit.
2. Tujuan 1. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hiposia.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/ /PKM.N/2018
Tentang Tindakan Keparawatan: Pemasangan Oksigen
4. Referensi Buku pedoman perawatan dasar Depkes RI tahun 2005
5. Persiapan alat 1. Masker oksigen / nasal kanul
2. Selang oksigen
3. Sumber oksigen dengan flowmeter
4. Cairan steril
5. Humidifier
6. Bengkok
7. Kassa pembersih
6. Prosedur 1. Menerima pasien di ruang tindakan
2. Informed consendt ( penandatangani persetujuan tindakan ) oleh keluarga
klien
3. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
oksigenasi
4. Cuci tangan
5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang di butuhkan. Kemudian
observasi humidifire pada tabung air yang menunjukkan adanya gelembung
6. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien jika menggunakan nasal kanul letak
selang kanul di bawah ke dua lobang hidung
7. Membuka sarung tangan
8. Catat kecepatan aliran oksigenn, rute pemberian, dan catat menggunakan
nasal kanul atau masker dan juga respon klien di status pasien
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
7. Unit Terkait 1. UGD
8. Rekaman
Historis
Perubahan No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal
IRIGASI TELINGA

No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019


No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : ½
UPTD Siti Hodijah
PUSKESMAS 1985051120090
NANJUNGAN 42001
1. Pengertian Tindakan medis yang bertujuan untuk membersihkan atau mengeluarkan kotoran
atau benda benda asing yang ada di dalam telinga luar dengan air yang steril
2. Tujuan Untuk membersihkan telinga atau mengeluarkan benda asing dalam telinga
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/ /PKM.N/2018 Tentang
Tindakan Keparawatan: Irigasi Telinga
4. Referensi Nursalam 2008 Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan
propesional, Jakarta : Salemba Medika
5. Persiapan alat 1. Semprot telinga
2. Pinset telinga kalau perlu
3. Corong telinga
4. Bengkok 1 buah
5. Lampu kepala
6. Kapas dan tempat nya
7. Cairan untuk irigasi telinga
8. Kom
6. Prosedur 1. Menerima pasien di ruang tindakan
2. Informed consendt ( penandatangani persetujuan tindakan ) oleh keluarga
klien
3. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan irigasi
telinga
4. Pasang perlak dan alasnya di bahu dibawah telinga yang akan dibersihkan
5. Pasang lampu kepala
6. Perawat cuci tangan
7. Berikan bengkok kepada pasien dan minta kerja sama pasien untuk
memegang bengkok dengan posisi dibawah telinga
8. Menuangkan cairan kedalam kom
9. Kotoran telinga dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunnakan kapas
10. Hisaplah cairan dengan menggunakan semprotan dan keluarkan udara dari
semprotan
11. Tariklah daun telinga klien keatas kemudian ke belakang dengan tangan
yang lain perawat memancarkan cairan kedinding atas dari liang telinga
( penyemprotan cairan harus berlahan – lahan dan tepat ditujukan ke
dinding atas liang telinga)
12. Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas
13. Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau
belum dengan menggunakan corong telinga
14. Membuka sarung tangan
15. cuci tangan sesudah tindakan
16. Bersihkan alat – alat
17. Tulis hasil dalam catatan keperawatan
7. Unit Terkait UGD
8. Rekaman
Historis
Perubahan No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal

IRIGASI MATA

No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019


No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : ½
UPTD Siti Hodijah
PUSKESMAS 1985051120090
NANJUNGAN 42001
1. Pengertian Tindakan membersihkan mata atau bola mata dengan air yang mengalir

2. Tujuan Membersihkan atau mengeluarkan benda asing dalam mata


3. Kebijkan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/ /01/SK/PKM.N/2019
Tentang Tindakan Keparawatan: Irigasi Mata
4. Referensi Nursalam 2008 Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan
propesional, Jakarta : Salemba Medika
5. Persiapan alat 1. Handscon bersih
2. Cairan irigasi steril
3. Kasa secukupnya
4. Bengkok
5. Handuk
6. Retractor dermares ( bila ada )
7. Kom steril untuk larutan
6. Prosedur 1. Menerima pasien di ruang tindakan
2. Informed consendt ( penandatangani persetujuan tindakan ) oleh keluarga
klien
3. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
4. Perawat cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Tutupi pasien dengan handuk agar tidak basah
7. Miringkan pasien kearah lateral mata yang akan di irigasi
8. Pasang bengkok
9. Gunakan retractor desmares untuk membuka kelopak mata harus ditahan
agar tetap terbuka, gunakan kasa
10. Untuk menahan kelopak mata tetap terbuka, berikan tekanan pada tulang
prominem pada alis dan pipi, tidak pada bola mata
11. Arahkan jatuhnya aliran irigasi langsung diatas cela kelopak mata bagian
masal (kantus), dari dalam katus keluar arah katus
12. Keringkan bagian luar mata dan daerah sekitarnya setelah melakukan
irigasi
13. Membuka sarung tangan
14. Cuci tangan setelah prosedur
15. Rapikam alat dan dikembalikan pada tempat nya
16. Catat hasil dan respon klien setelah di lakukan tindakan di status pasien
7. Unit Terkait UGD
8. Rekaman
Historis
Perubahan No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal
.

PROSEDUR HECTING

No.Dokumen : 445/ /01/SOP/PKM-N/2019


No.Revisi : 445/ /01/REV/PKM.N/2019
SOP
Tanggal Terbit : 02/01/2019
Halaman : 1/2
UPTD Siti Hodijah
PUSKESMAS 1985051120090
NANJUNGAN 42001
1. Pengertian Melakukan penjahit luka pada penderita yang mengalami luka robek

2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Membantu penyembuhan luka
3. Menghentikan pendarahan pada luka
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanjungan Nomor: 445/ /01/SK/PKM.N/2019
Tentang Tindakan Keparawatan: Irigasi Mata
4. Reperensi Nursalam 2008 Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan
propesional, Jakarta : Salemba Medika
5. Persiapan alat 1. Antiseptik : betadin, alkohol
2. Obat anestesi sesuai ketentuan ( lidocain )
3. Benang jahit sesuai kebutuhan
4. Bengkok
5. Gunting plester
6. Tromol kasa,korentang steril
7. Sarung tangan steril
8. Cairan pembersih luka ( nacl )
9. Spuit 3 cc, 5 cc
10. Gunting jaringan steril
11. Pincet cirugis
12. Pembalut luka / kasa gulung
13. Arteri klem lurus/bengkok
6. Prosedur 1. Menerima pasien di ruang tindakan
2. Informed consendt ( penandatangani persetujuan tindakan ) oleh keluarga
klien
3. Mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan bersih
5. Membersihkan luka dengan cairan antiseptic
6. Mengganti sarung tangan steril
7. Melakukan anastesi jaringan sekitar luka dengan lidocain 2%
8. Membersihkan luka dengan normal saline ( nacl )
9. Menggunakan benang jait untuk menjait luka dari arah dalam keluar dengan
menggunakan klem kemudian mulai menjait luka
10. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka menjait lapis demi lapis ( jenis
benang disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh catgut, chromic,
side dll)
11. Mengikat benang dengan membentuk simpul
12. Memotong benang dan menyisahkan benang sepanjang 1 mm ( untuk jahitan
dalam ) 0,65 cm ( jaitan luar)
13. Mel;anjutkan jahitan luka sampai luka tertutup
14. Mengoleskan desinfektan ( betadin ) pada jaitan
15. Menutup luka yang sudah dijait dengan kasa steril
16. Memasang plester /hifafix
17. Merapikan pasien dan respon pasien terhadap tindakan yang sudah
dilakukan
18. Melepas sarung tangan membersihkan alat
19. Mencuci tangan
20. Mendokumentasikan tindakan
7. Unit Terkait UGD
8. Rekaman
Historis
Perubahan No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal

Anda mungkin juga menyukai