Klinik Brawijaya Halaman : 1/3 dr. Nadia Salima Vityarini
Lawang Lettu Ckm ( K ) NRP
11180046110893
1. Pengertian Merupakan tindakan keperawatan yang di lalukan pada klien
yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir dan cairan secara mandiri dengan menggunakan bantuan alat penghisap
2. Tujuan - Membersihkan jalan nafas.
- Mempertahankan kepatenan jalan nafas. - Memenuhi kebutuhan oksigenasi 3. Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Brawijaya Lawang Nomor : 22.16 / SK / IX / 2018 tentang Pengkajian Awal Klinis. 4. Referensi Pedomam Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2002 Hal 26- 27 5. Prosedur 1. Persiapan alat : 1.1 Kateter penghisap lendir steril sesuai ukuran. 1.2 Mesin penghisap. 1.3 Pinset steril 1.4 Sarung tangan steril. 1.5 Dua kom berisi larutan aquades atau NaCI 0,9% dan larutan desinfektan. 1.6 Kassa steril. 1.7 Kertas tissue. 1.8 Stetoskop 1.9 Bak instrument 1.10 Masker 1.11 Orofaringeal (sesuai kondisi klien). 1.12 Nierbeken 1.13 Alat tulis 2. Persiapan klien : Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan (lihat SPO informed consent). 3. Pelaksanaan : - Cuci tangan. - Pasang APD sesuai kebutuhan - Jaga privasi klien. - Atur posisi klien. Penghisapan orofaringeal : posisi semi fowler dengan kepala m e n g h a d a p ke area perut. Penghisapan nasofaringeal : posisi supine dengan kepala hiperextensi. Penghisapan klien tidak sadar : posisi luteral menghadap kearah perut. - Gunakan sarung tangan. - Hubngkan cateter pengisap dengan selang alat pengisap - Mesin penghisap di hidupkan. - Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap kedalam kom berisi aquades atau NaCI 0,9% untuk mempertahankan tingkat kesterilan. - Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap. - Gunakan alat penghisap dengan tekanan 95 - 110 mmhg untuk anak-anak dan 50 - 95 mmhg untuk bayi. - Tarik kateter penghisap tidak lebih dari 10-15 detik dengan gerakan memutarsambil menutup lubang pangkal chateter suction dengan ibu jari. - Bilas kateter dengan menggunakan aquades atau NaCI 0,9% - Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya minta klien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila klien mengalami distres pernafasan, biarkan istirahat 20 - 3 0 detik sebelum melakukan pengisapan berikutnya. - Seteiah selesai kaji jumlah , konsistensi, warna , bau secret dan respon klien terhadap prosedur yang dilakukan dan dokumentasikan. - Atur kembali posisi klien senyaman mungkin - Rapihkan alat - alat seperti semula . - Cuci tangan seteiah prosedur dilakukan - Dokumentasikan tindakan di catatan keperawatan 6. Bagan Alir
7. Hal – hal yang
perlu diperhatikan 8. Unit Terkait Poli Umum
Poli gigi
9. Dokumen Terkait Catatan medik
10. Rekaman Histori
Perubahan No. Yang dirubah Isi perubahan Tanggal diberlakukan