Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK “WD” DENGAN

RHEUMATOID ARTHRITIS DI BANJAR TEBUANA DESA SUKAWATI


KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 21 JULI S/D 24 JULI 2020

OLEH :

NI KOMANG MEGAWATI

NIM 19.901.2347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2020
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA
STIKES WIRA MEDIKA BALI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jln. Kecak no. 9A Gatot Subroto Timur Denpasar-Bali 80239

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK “WD”


DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS DI BANJAR TEBUANA DESA SUKAWATI
KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 21 JULI S/D 24 JULI 2020

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 Juli 2020 pukul 17.00 Wita di rumah keluarga
Bapak “WD” di Banjar Tebuana Desa Sukawati Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar,
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Bapak “WD” Pendidikan : SD
Umur : 55 tahun Pekerjaan : Buruh bangunan
Agama : Hindu Alamat : Br. Tebuana
Suku : Bali

2. Komposisi Keluarga
No Nama L/ Umur Hub. Dgn KK Pendidika Pekerjaan
. P n
1 Ibu “WR” P 52Th Istri SD IRT

2 Anak “RP” L 22 th Anak SMA Swasta


3. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Tinggal Serumah

= Klien

4. Tipe Keluarga
Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Bapak “WD” adalah keluarga inti dimana terdiri
dari suami, istri dan seorang anak.
5. Suku Bangsa
Keluarga Bapak “WD” merupakan keluarga yang bersuku Bali, bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Bali. Tidak ada kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga Bapak “WD” beragama Hindu, keluarganya percaya bahwa dengan rajin
sembahyang dan melakukan beberapa ritual keagamaan lainnya maka akan
mempengaruhi kesehatan seluruh anggota keluarganya.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga Bapak “WD” diperoleh dari Bapak “WD”. Bapak “WD” bekerja
sebagai buruh bangunan yang rata-rata pengahasilanya ±Rp 2.500.000 perbulan. Setiap
bulan, pengeluaran keluarga bapak “WD” adalah untuk kebutuhan sehari-hari,
membayar listrik, keperluan bermasyarakat, pengobatan dan keperluan lainnya.
Keluarga mempunyai tabungan dan apabila ada masalah keuangan, keluarga Bapak
“WD” terkadang mengambil uang dari tabungan. Barang-barang yang dimiliki keluarga
yaitu sepeda motor, TV, dll.
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi bersama-sama. Rekreasi yang biasanya setiap
libur pergi ke tempat rekreasi seperti pantai dan pasar malam. Hiburan tiap hari adalah
menonton TV bersama pada malam hari sebelum tidur.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak “WD” saat ini termasuk keluarga pada Tahap
VIII keluarga dalam masa pensiun dan lansia. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap VIII yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan,
menyesuiakan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga
antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka, saling memberi
perhatian yang menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Tahap keluarga yang belum terlampaui tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a. Riwayat terbentuknya keluarga inti:
Bapak “WD” dan Ibu “WR” menikah atas dasar cinta, tanpa paksaan dari pihak lain.
Perkawinannya direstui oleh kedua orang tua masing-masing. Ibu “WR” merupakan
pilihan sendiri dari Bapak “WD” tanpa adanya perjodohan.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti:
Saat dilakukan pengkajian kondisi kesehatan Ibu “WR” sedang menderita penyakit
rematik. Ibu ”WR” mengatakan mempunyai riwayat penyakit rematik dari 1 tahun
yang lalu, Ibu “WR” juga mengakui bila penyakitnya muncul karena pola makannya
yang kurang baik.
c. Riwayat Kesehatan Masing-masing Keluarga:
No. Nama Umur BB/TB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yg
kesehatan kesehatan telah
dilakukan
1 Bapak 55th 75kg/165cm Sehat Tidak Tidak ada -
“WD” diketahui
2 Ibu 52 th 80kg/160cm Sakit Tidak Menderita Istirahat
“WR” diketahui rematik
3 Anak 22 th 70kg/170cm Sehat Tidak Tidak ada -
”RP” diketahui

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Keluarga Bapak “WD” memiliki jaminan kesehatan BPJS. Ibu “WR” mengatakan
jika nyeri lutut nya timbul dan tidak bisa ditahankan baru memeriksakannya ke
puskesmas.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua pihak Bapak “WD” dan Ibu “WR” tidak mempunyai kebiasaan
kawin cerai, tidak suka minum-minuman keras, ataupun berjudi. Di dalam keluarga
terjalin hubungan yang harmonis sesama keluarga maupun dengan kerabat lain.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


1. Karateristik Rumah
Rumah Bapak “WD” dan Ibu “WR” merupakan rumah pribadi yang sudah dihuni saat
lahir. Dalam 1 pekarangan rumah Bapak “WD” terdapat hanya 1 KK. Luas rumah
keluarga Bapak “WD” adalah ± 2 are. Terdiri dari 4 kamar tidur, 1 dapur, 2 kamar
mandi, sanggah dan tugu. Lantai terbuat dari keramik, dan halaman rumah beralas
tanah. Sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, jendela rumah yang dibuka pada pagi
hari hingga sore hari dan ventilasi disetiap ruangan rumah. Sampah keluarga
dikumpulkan kemudian diangkut petugas. Kebersihan rumah terjaga, kondisi WC
bersih dengan model WC jongkok. Air minum berasal dari air mineral yang dimasak.
U
a) Denah Rumah

B T

KT KT

TEMPAT
SEMBAHYANG
KT

KT PK

KM DP

Keterangan
 KT = Kamar Tidur
 KM = Kamar Mandi
 DP = Dapur
 PK = Pintu Keluar

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Bapak “WD” tinggal di lingkungan yang penduduknya mayoritas bersuku bangsa
Bali. Rata-rata masyarakat bermata pencaharian sebagai buruh bangunan. Hubungan
dengan tetangga cukup akrab dan saling menolong apabila ada kesulitan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bapak “WD” sudah lama tinggal dirumah ini, dan tidak pernah berpindah-
pindah. Rumah Bapak “WD” berjarak ± 5 meter dari jalan raya. Jenis kendaraan yang
dipakai biasanya sepeda motor.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Bapak “WD” dan istrinya selalu berpartisipasi apabila ada kegiatan di balai banjar
maupun di pura.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Bila keluarga Bapak “WD” ada masalah, biasanya keluarga selalu mendiskusikannya
secara musyawarah bersama.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari karena keluarga
lengkap berkumpul pada malam hari saat usai beraktivitas. Bapak “WD” sering
berkomunikasi dengan Ibu “WR” dan anaknya mengenai masalah keluarganya maupun
masalah lain
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga saling mendukung satu sama lain, respon keluarga bila ada anggota
keluarganya yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama
3. Struktur Peran
Bapak “WD” sebagai kepala keluarga bekerja dan pencari nafkah dengan bekerja
sebagai buruh bangunan. Ibu “WR” bekerja sebagai IRT dan Anak “RP” bekerja
sebagai karyawan swasta.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menerapkan nilai – nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti
sembahyang tiap hari di sanggah atau bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
tiap hari raya tertentu pergi maturan ke pura bersama – sama. Bapak “WD” tidak
menerapkan aturan khusus yang mengekang di keluarga karena anak Bapak “WD”
sudah dewasa.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Pada keluarga diterapkan sikap harus saling menghormati dan menghargai orang lain.
Bila ada anggota keluarga yang membutuhkan bantuan, maka anggota keluarga yang
lain akan berusaha membantu. Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota
keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang
mengalami kehilangan, sakit atau meninggal.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga hidup rukun bersama anggota lainnya, keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu perlunya berhubungan baik berinteraksi
dalam keluarga maupun masyarakat, pengambil keputusan biasanya dilakukan oleh
Bapak “WD” dengan didukung oleh semua anggota keluarga. Kegiatan keluarga di
waktu senggang biasnaya mengobrol dan menonton TV. Keluarga cukup aktif
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat
sekitar.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga Bapak “WD” khususnya Ibu “WR” mengatakan bahwa dirinya sudah
mengalami nyeri sendi terutama di bagian lutut sejak 1 tahun terakhir namun dianggap
karena kelelahan dan sudah tua sehingga tidak diperiksakan ke tempat pelayanan
kesehatan. Ibu “WR” pernah memeriksakan rematiknya kepuskesmas dan diberikan
obat pil namun saat obat pill nya habis Ibu “WR” tidak kontrol kembali. Bila rematik
Ibu “WR” kambuh kembali biasanya Ibu “WR” cuma beristirahat saja dan baru akan ke
pelayanan kesehatan bila nyeri yang dirasakan sudah tidak tertahankan.
4. Fungsi Reproduksi
Bapak “WD” dan Ibu “WR” mengatakan sudah jarang melakukan hubungan suami istri.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga Bapak “WD” mengatakan untuk ekonomi sendiri dirasa cukup dari
penghasilan Bapak “WD” yang bekerja sebagai buruh bangunan dan anak “RP” yang
kadang-kadang membantu membeli kebutuhan sehari-hari.
VI. TUGAS PERAWATAN KELUARGA
1. Mengenal masalah keluarga
Ibu “WR” mengatakan sudah pernah diberitahu tentang makanan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi tetapi Ibu “WR” terkadang tidak menjalankannya. Saat
pengkajian Bapak “WD” mengatakan tahu bahwa Ibu “WR” menderita rematik sejak
1 tahun yang lalu. Ibu “WR” mengatakan bahwa penyakit yang dialami nya adalah
penyakit yang biasa dialami oleh orang tua apalagi di musim dingin. Serta disebabkan
oleh sering mengkonsumsi kacang-kacangan.
2. Mengambil keputusan
Keluarga Bapak “WD” mengatakan bila nyerinya timbul Ibu “WR” hanya beristirahat
saja, apabila nyerinya tidak tertahankan keluarga baru mengajak Ibu “WR” ke
puskesmas untuk kontrol.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Saat ini Ibu “WR” dirawat di rumah, ketika nyeri timbul biasanya Ibu “WR” hanya
beristirahat. Ibu “WR” tidak ada mengkonsumsi obat rematik.
4. Memelihara lingkungan
Kondisi lingkungan rumah Bapak “WD” cukup bersih dan halaman yang kecil.

5. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


Ibu “WR” pernah memeriksakan penyakitnya ke puskesmas karena Ibu “WR”
merasakan nyeri yang tidak tertahankan, saat itu diberikan beberapa obat. Nyeri yang
dirasakan Ibu “WR” berkurang setelah mengkonsumsi obat tersebut namun ketika
nyeri dirasakan kembali Ibu “WR” membiarkan saja dan tidak memeriksakan lagi
penyakitnya ke fasilitas pelayanan kesehatan.

VII. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yang biasa dirasakan keluarga Bapak “WD” adalah bersumber
pada kondisi Ibu “WR” yang terkadang penyakitnya kambuh secara tidak terduga.
Stressor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga Bapak “WD” tidak ada.
b. Respon terhadap stressor
Upaya mengatasi stress biasanya dengan cara menonton TV, sembahyang dan
mengobrol bersama keluarga untuk dapat memecahkan masalah. Apabila dalam
keluarga ada permasalahan maka keluarga Bapak “WD” lebih memilih
membicarakannya baik-baik dari pada tidak saling berkomunikasi.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika tidak menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah, biasanya keluarga
berkomunikasi dengan saudara – saudaranya untuk mengurangi beban yang
dideritanya. Biasanya keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dan curhat
dengan saudara-saudaranya.
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
Dari hasil pengkajian, tidak di dapatkan adanya cara – cara keluarga dalam mengatasi
masalah secara maladaptive.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/tanggal : Selasa, 21 Juli 2020 Pukul : 17.00 WITA

Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga

Bapak “WD” Ibu “WR” Anak “RP”


1 2 3
Tensi 110/80 mmHg, 130/80 mmHg 120/70 mmHg

Nadi 81x/mnt 76x/mnt 85x/mnt


Suhu C 36,4 36,1 36,5
Respirasi 20x/mnt 18x/mnt 21x/mnt
BB/TB 75kg/165cm 80kg/160cm 70kg/170cm
Kepala Bentuk normal, Bentuk normal, rambut Bentuk normal,
rambut lurus, tidak lurus, tidak ada luka, rambut lurus, tidak
ada luka, tidak tidak terdapat nyeri ada luka, tidak
terdapat nyeri tekan tekan terdapat nyeri tekan
Mata, telinga, Normal, reflek pupil Normal, reflek pupil Normal, reflek pupil
hidung, positif, kebersihan positif, kebersihan positif, kebersihan
tenggorokan, mulut cukup, mulut cukup, mulut cukup,
mulut tenggorokan normal tenggorokan normal tenggorokan normal
Leher Tidak adanya kaku Tidak adanya kaku Tidak adanya kaku
kuduk, tidak terdapat kuduk, tidak terdapat kuduk, tidak terdapat
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena
jugularis, tidak jugularis, tidak terdapat jugularis, tidak
terdapat pembesaran pembesaran kelenjar terdapat pembesaran
kelenjar tiroid tiroid kelenjar tiroid
Thorax Simetris, bunyi Simetris, bunyi jantung Simetris, bunyi
jantung normal S1/S2 normal S1/S2 tunggal jantung normal
tunggal reguler, suara reguler, suara nafas S1/S2 tunggal
nafas vesikuler, tidak vesikuler, tidak ada reguler, suara nafas
ada wheezing dan wheezing dan ronchi vesikuler, tidak ada
ronchi wheezing dan ronchi
Abdomen Simetris, tidak Simetris, tidak terdapat Simetris, tidak
terdapat pembesaran pembesaran hepar, terdapat pembesaran
hepar, ginjal, limpa, ginjal, limpa, tidak ada hepar, ginjal, limpa,
tidak ada benjolan, benjolan, tidak ada tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan, bising usus tidak ada nyeri
bising usus 15 x/ 15 x/ menit tekan, bising usus 15
menit x/ menit
Ekstremitas atas- Tidak ada kelainan Kaki tampak kaku, Tidak ada kelainan
bawah dan pergerakan ROM lutut tampak bengkak pergerakan ROM
persendian aktif dan kemerahan aktif
Kekuatan otot 5 Kekuatan otot 4 Kekuatan otot 5
Sistem Genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Lainnya
Sasaran terutama pada yang mempunyai masalah kesehatan (sakit) dengan metode Head to

IX. HARAPAN KELUARGA


Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi
pada Ibu “WR” sehingga pasien dapat optimal melakukan aktivitas sehari-hari dan
berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan seluruh anggota keluarga Bapak
“WD”.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data

Data Masalah Keperawatan


1. Data Subyektif: Manajemen kesehatan keluarga
 Ibu “WR” mengatakan sudah pernah diberitahu tidak efektif pada keluarga
tentang makanan yang boleh dan tidak boleh Bapak “WD”
dikonsumsi tetapi Ibu “WR” terkadang tidak
menjalankannya.
 Keluarga mengatakan hanya mengajak Ibu “WR”
ke puskesmas ketika nyeri sudah tidak
tertahankan dan tidak kontrol kembali ketika obat
habis.
2. Data Obyektif:
 Saat pengkajian keluarga kooperatif dalam
menjawab pertanyaan.
 Keluarga tampak ingin tahu tentang cara perawatan
penyakit Ibu “WR”
1. Data Subjektif: Nyeri kronis pada keluarga
 Ibu “WR” mengatakan nyeri pada lutut kedua Bapak “WD”
kaki, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk dan
memberat saat beraktivitas. Skala nyeri 4 (0-10).
Ibu “WR” mengatakan sudah menderita rematik
dari 1 tahun yang lalu.
2. Data Obyektif:
 Ibu “WR” tampak meringis dan sulit untuk
beraktivitas sehari-hari.
 Bagian lutut terlihat merah, bengkak dan
teraba hangat
 TD: 130/80 mmHg
 N: 76x/menit
 S: 36,1 C
 RR: 18x/menit

2. SKORING/ PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa 1:
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak “WD”
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah Ibu “WR” tidak mengetahui cara yang tepat
a. Aktual 3 1 3 untuk mengatasi penyakitnya.
x 1=1
b. Resiko 2 3
c. Potensial 1

Kemungkinan masalah Keluarga memiliki perhatian terhadap


untuk diubah 1 kesehatan anggota keluarga.
x 2=1
a. Mudah 2 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0

Potensial masalah Keluarga Bapak “WD” belum mengetahui cara


untuk dicegah 3 2 2 perawatan terhadap Ibu “WR”
x 1=
a. Tinggi 2 1 3 3
b. Cukup 1
c. Rendah

Menonjolnya masalah Keluarga menganggap pengetahuan mengenai


a. Segera diatasi 2 2 perawatan terhadap anggota keluarga dengan
x 1=1
b. Tidak segera 1 1 2 rematik diperlukan untuk membantu anggota
diatasi 0 keluarga mengatasi masalah kesehatannya.
c. Tidak dirasakan
adanya masalah
TOTAL 2
3
3

Diagnosa 2:

Nyeri kronis pada keluarga Bapak “WD”


Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah Ibu “WR” mengalami hambatan dalam
3 1 beraktivitas akibat nyeri.
a. Aktual 2 3
x 1=1
b. Resiko 1 3
c. Potensial

Kemungkinan masalah Keinginan keluarga terhadap kesembuhan


untuk diubah 1 tinggi namun keluarga Bapak ”WD”
x 2=1
a. Mudah 2 2 2 menganggap ini merupakan penyakit yang
b. Sebagian 1 wajar akibat usia.
c. Tidak dapat 0

Potensial masalah Keluarga Bapak “WD” mengetahui bahwa jika


untuk dicegah 3 1 3 nyeri akan berkurang jika beristirahat.
x 1=1
a. Tinggi 2 3
b. Cukup 1
c. Rendah

Menonjolnya masalah Keluarga Bapak “WD” menganggap bahwa


a. Segera diatasi 2 1 2 penyakit ibu “WR” mengganggu aktivitas
x 1=1
b. Tidak segera 2 sehari-hari.
diatasi 1
c. Tidak dirasakan
adanya masalah 0
TOTAL 4

Prioritas Diagnosis Keperawatan:


1. Nyeri kronis pada keluarga Bapak “WD”
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak “WD”
C. PERENCANAAN

NO DATA DIAGNOSIS NOC NIC


KEPERAWATAN
1 1. Data Subjektif: Nyeri kronis pada Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal masalah
 Ibu “WR” keluarga Bapak “WD” masalah - Level 1. Memberikan dukungan fungsi

mengatakan - Level 1. Pengetahuan kesehatan psikososial dan memfasilitasi


dan prilaku. Hasil yang perubahan gaya hidup.
nyeri pada
menggambarkan sikap, - Level 2. Pendidikan pasien. Intervensi
lutut kedua
pemahaman dan tindakan untuk memfasilitasi pembelajaran.
kaki, nyeri
dengan menghormati kesehatan - Level 3. Pengajaran: individu.
dirasakan
dan penyakitnya. a) Bina hubungan baik.
seperti di - Level 2. Pengetahuan b) Nilai tingkat pemahaman dan
tusuk-tusuk kesehatan. Hasil yang pengetahuan pasien saat ini.
dan memberat menggambarkan pemahaman c) Nilai tingkat pendidikan pasien.
saat individu dalam d) Nilai kemampuan atau
beraktivitas. mengaplikasikan informasi ketidakmampuan pasien secara

Skala nyeri 4 untuk meningkatkan, kognitif, psikomotor dan

(0-10). Ibu memelihara dan menjaga afektif.


kesehatan. e) Tentukan kemampuan pasien
“WR”
- Level 3. Hasil: pengetahuan untuk mempelajari informasi
mengatakan
manajemen nyeri. tertentu yaitu tingkat
sudah perkembangan, status fisiologis,
menderita orientasi, nyeri, kelelahan,

rematik dari 1 kebutuhan yang


Keluarga mampu mengambil Keluarga mampu mengambil
tahun yang
keputusan. keputusan.
lalu.
- Level 1. Pengetahuan kesehatan - Level 1. Prilaku. Memberikan
2. Data Obyektif:
dan prilaku. hasil yang dukungan fungsi psikososial,
 Ibu “WR”
menggambarkan sikap, memfasilitasi perubahan gaya hidup.
tampak pemahaman dan tindakan dengan - Level 2. Terapi kognisi. Intervensi:
meringis dan menghormati kesehatan dan fasilitas pembelajaran.
sulit untuk penyakitnya. a) Mulai tindakan hanya jika pasien
beraktivitas - Level 2. Prilaku kesehatan. Hasil sudah siap untuk menerima proses
sehari-hari. yang menggambarkan tindakan pembelajaran.
 Bagian lutut individu dalam meningkatkan atau b) Tentukan tujuan pembelajaran dua

terlihat merah, memperbaiki kesehatan. arah yang realistic bersama pasien.


- Level 3. Hasil: partisipasi dalam c) Tuliskan tujuan pembelajaran yang
bengkak dan
keputusan perawatan. jelas dan mudah dinilai.
teraba hangat
- Kepercayaan tentang kesehatan. d) Berikan informasi sesuai tingkat
 TD: 130/80
Hasil yang menggambarkan ide perkembangan pasien.
mmHg
dan persepsi individu yang e) Ciptakan lingkungan yang kondusif
 N: 76x/menit mempengaruhi prilaku kesehatan. untuk belajar.
 S: 36,1 C Hasil: kepercayaan mengenal f) Berikan informasi dengan urutan
 RR: kesehatan. yang jelas.

18x/menit g) Sesuaikan informasi dengan gaya


hidup dan rutinitas pasien sehingga
dapat dipatuhi pasien.
- Level 3. Intervensi: peningkatan
kesiapan pembelajaran.
a) Bina hubungan baik saling percaya.
b) Berikan lingkungan yang tidak
mengancam.
c) Kurangi tingkat kelelahan pasien
dengan tepat.
d) Control nyeri pasien dengan tepat.
e) Bantu pasien mengatasi emosi yang
meningkat misalnya cemas, berduka
dan marah dengan tepat.
f) Dorong verbalisasi perasaan,
persepsi dan kekhawatiran pasien.
g) Berikan pasien untuk bertanya dan
mendiskusikan kekhawatiranya.
Bantuan koping. Intervensi:
dukungan pengambilan keputusan.
a) Tentukan apakah terdapat perbedaan
antara pandangan pasien dan
pandangan penyedia perawatan
kesehatan mengenai kondisi pasien.
b) Bantu pasien untuk mengklarifikasi
nilai dan harapan yang mungkin
membantu dalam membuat pilihan
penting dalam hidupnya.
Keluarga mampu merawat c) Informasikan pada pasien mengenai
anggota keluarga. pandangan atau solusi alternative
- Level 1. Pengetahuan kesehatan dengan cara yang jelas dan
dan prilaku. Hasil yang mendukung.
menggambarkan sikap, d) Bantu pasien mengidentifikasi
pemahaman dan tindakan dengan keuntungan dan kerugian dari setiap
menghormati kesehatan dan alternative pilihan.
penyakitnya. e) Fasilitasi percakapan mengenai
- Level 2. Manajemen kesehatan. tujuan perawatan.
Hasil yang menggambarkan f) Fasilitasi pengambilan keputusan
tindakan individu untuk mengelola kolaboratif.
kondisi akut dan kronik. Keluarga mampu merawat anggota
- Level 3. Hasil: manajemen diri: keluarga.
penyakit kronik. Fisiologis: dasar. Peningkatan
kenyamanan fisik. Intervensi: manajemen
nyeri:
a) Gunakan strategi komunikasi
terapeutik bagi pasien untuk
mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan pasien
terhadap nyeri.
b) Lakukan pengkajian nyeri
Keluarga mampu memodifikasi komprehensif yang meliputi lokasi,
lingkungan karakteristik, durasi, frekuensi,
- Level 1. Pengatahuan kesehatan kualitas, intensitas atau beratnya
dan prilaku. Hasil yang nyeri dan factor pencetus.
menggambarkan sikap, c) Gali pengetahuan pasien mengenai
pemahaman dan tindakan dengan nyeri.
menghormati kesehatan dan d) Tentukan akibat dari pengalaman
penyakitnya. nyeri terhadap kualitas hidup pasien
- Level 2. Control resiko dan misalnya tidur, nafsu makan,
keamanan. Hasil yang pengertian, perasaan, hubungan,
menggambarkan status keamanan performa kerja dan tanggung jawab
individu atau tindakan untuk peran.
menghindari, membatasi atau e) Berikan kompres hangat jahe pada
mengontrol ancaman kesehatan bagian yang nyeri.
yang telah diidentifikasi. Keluarga mampu memodifikasi
- Level 3. Hasil: control resiko. lingkungan
- Level 1. Keamanan. Perawatan yang
mendukung perlindungan terhadap
ancaman. Manajemen nyeri. Intervensi:
manajemen lingkungan:
a) Ciptakan lingkungan yang aman bagi
pasien.
b) Identifikasi kebutuhan keselamatan
pasien berdasarkan fungsi fisik dan
kognitig serta riwayat prilaku dimasa
Kelurga mampu memanfaatkan lalu.
fasilitas kesehatan. c) Singkirkan bahaya lingkungan misal
- Level 1. Pengatahuan kesehatan karpet yang longgar dan kecil,
dan prilaku. Hasil yang furniture yang dapat dipindahkan.
menggambarkan sikap, d) Singkirkan benda-benda berbahaya
pemahaman dan tindakan dengan dilingkungan.
menghormati kesehatan dan e) Lindungi pasien dengan pegangan
penyakitnya. pada sisi ruangan yang sesuai.
- Level 2. Prilaku sehat. Hasil yang f) Sedikan perangkat adaptif misal
menggambarkan tindakan individu bangku pijakan atau pegangan tangan
dalam meningkatkan atau yang sesuai.
memperbaiki kesehatan.
- Level 3. Hasil: prilaku pencarian Kelurga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan. kesehatan.
- Level 1: system kesehatan
- Level 2. Mediasi sitem kesehatan.
Intervensi untuk memfasilitasi
kesepakatan antara pasien/keluarga dan
system pelayanan kesehatan.
Intervensi:
Panduan system pelayanan kesehatan
a) Jelaskan sistem perawatan kesehatan
segera cara kerja dan apa yang bisa
diterapkan pasien/keluarga.
b) Bantu pasien/keluarga untuk
berkoordinasi dan
mengkomunikasikan perawatan
kesehatan.
c) Bantu pasien/keluarga memilih
professional perawatan kesehatan
yang tepat.
d) Anjurkan pasien mengenai jenis
layanan yang bisa diharapkan dari
setiap jenis penyedia layanan
kesehatan.
2 1. Data Subyektif: Manajemen kesehatan Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu Mengenal
 Ibu “WR” keluarga tidak efektif masalah masalah:
mengatakan pada keluarga Bapak Perilaku patuh: Pengobatan Beri pendidikan kesehatan
sudah pernah “WD” yang disarankan
- Bina hubungan baik saling
diberitahu - Memperoleh obat yang di
percaya
tentang makanan butuhkan
- Tentukan pengetahuan
yang boleh dan - Minum obat sesuai dosis
kesehatan dan gaya hidup
tidak boleh - Mengkonsumsi semua obat
dikonsumsi
perilaku saat ini
sesuai interval yang
tetapi Ibu “WR” - Berikan informasi tentang
ditentukan
terkadang tidak perawatan penyakit dan
menjalankannya. perilaku yang mendukung
 Keluarga kesehatan
mengatakan
hanya
mengajak Ibu Pengajaran proses penyakit
“WR” ke - Kaji tingkat pengetahuan
puskesmas
pasien terkait dengan proses
ketika nyeri
penyakit spesifik
sudah tidak
- Review pengetahuan pasien
tertahankan
mengenai kondisinya
dan tidak
kontrol Mengambil Keputusan :
- Jelaskan proses penyakit,

kembali ketika Partisipasi dalam keputusan sesuai kebutuhan


obat habis. keperawatan kesehatan
2. Data Obyektif: - Menggunakan teknik Mengambil keputusan
 Saat pengkajian penyelesaian masalah untuk Dukungan pengambilan keputusan
keluarga mencapai outcome yang - Bantu pasien untuk
kooperatif dalam diinginkan (1-3) mengklarifikasi nilai dan
menjawab
harapan yg membantu
pertanyaan.
membuat pilihan
 Keluarga tampak
- Bantu pasien mengidentifikasi
ingin tahu Memodifikasi lingkungan
keuntungan dan kerugiannya
tentang cara a. Pengendalian factor risiko
perawatan b. Lingkungan rumah yang
penyakit Ibu aman Memodifikasi lingkungan
“WR” Identifikasi factor risiko
- Identifikasi sumber agensi
untuk menurunkan risiko
- Identifikasi strategi koping yg
Memanfaatkan fasilitas kesehatan
digunakan
Perilaku mencari pelayanan
- Diskusikan dan rencanakan
kesehatan: Mendapat bantuan
dari professional kesehatan (2-
aktifitas pegurangan risiko.

4) Memanfaatkan fasilitas kesehatan


- Mencari bantuan bila - Konseling
diperlukan (2-4) - Bangun hubungan terapiutik
Melakukan perilaku kesehatan atas - Tetapkan tujuan konseling
inisiatif sendiri (2-4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi
masalah

D. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

HARI/ NO. IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


TANGGAL DIAGNOSIS
Selasa, 21 1 1. Memperkenalkan diri, membina hubungan saling S: Ibu “WR” mengatakan Mega
merasakan nyeri pada
Juli 2020 percaya, dan menyampaikan tujuan kunjungan
persendian kaki terutama
kepada keluarga serta mengkaji masalah kesehatan lutut, nyeri dirasa
bertambah saat beraktivitas
keluarga.
berat. Skala nyeri 4 (0-10),
2. Menilai tingkat pengetahuan dan pemahaman nyeri dirasa seperti ditusuk-
tusuk. Ibu “WR”
pasien saat ini.
mengatakan sudah
3. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap anggota mengalami rematik dari 1
tahun yang lalu.
keluarga khususnya keluarga yang sakit.
O: Keluarga Bapak “WD”
4. Mengkaji pengetahuan pasien terkait rematik
terlihat ramah dan
5. Mengontrol nyeri pasien dengan tepat.
kooperatif.
 Bapak “WD": 130/80
mmHg
 Ibu “WR”: 130/80 mmHg
 Anak “RP”: 120/70
mmHg
A: BHSP tercapai
Pemeriksaan fisik dan
pengkajian terhadap
pengetahuan keluarga
tercapai.
P: Lanjutkan intervensi dengan
melakukan kontrak waktu
selanjutnya (pertemuan 2)
Rabu, 22 2 1. Membina hubungan saling percaya, dan S: Keluarga mengatakan Mega
mengajak Ibu “WR” ke
Juli 2020 menyampaikan tujuan kunjungan kepada
puskesmas bila nyeri yang
keluarga serta mengkaji masalah kesehatan dirasakan sudah tidak
tertahankan.
keluarga
Bila nyeri muncul Ibu “WR”
2. Mengidentifikasi respon emosional terhadap kondisi mengatkan hanya beristirahat.
saat ini Ibu “WR” mengatakan sudah
pernah diberitahu tentang
3. Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien makanan yang boleh dan
dan keluarga atau atar anggota keluarga tidak boleh dikonsumsi tetapi
Ibu “WR” terkadang tidak
4. Memfasilitasi pengambilan dan keputusan dalam menjalankannya.
merencanakan keperawatan jangka panjang Keluarga mengatakan kurang
tahu perawatan yang tepat
5. Mengkaji pengetahuan pasien terkait rematik.
untuk penyakit yang diderita
Ibu “WR”
O: Keluarga tampak kooperatif
A: BHSP tercapai dan pengkajian
terhadap pengetahuan
keluarga tercapai.
P: Lanjutkan intervensi dengan
melakukan kontrak waktu
selanjutnya (pertemuan 3)
Kamis, 23 1 1.Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S : Bapak “WD” mengatakan Mega
Juli 2020 informasi. siap dan mampu menerima
2.Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan. informasi tentang rematik
3.Memberikan penyuluhan tentang penyakit rematik.
yang diberikan oleh petugas
4.Memberikan kesempatan untuk bertanya.
kesehatan
5.Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
Bapak “WD” mengatakan
kesehatan
mengetahui tentang faktor
6.Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
resiko yang dapat
mempengaruhi rematik
O : Keluarga tampak kooperatif
Ibu “WR” tampak mengerti
dengan pendidikan kesehatan
yang diberikan
A: Masalah tecapai
P: lanjutkan intervensi dengan
melakukan kontrak waktu
selanjutnya (pertemuan 4).
Jumat, 24 1 1. Membina hubungan saling percaya, dan S: keluarga Bapak “WD” Mega
Juli 2020
menyampaikan tujuan kunjungan kepada mengatakan siap dan akan
keluarga serta mengkaji masalah kesehatan mempraktekan terapi
keluarga. komplementer herbal dengan
2. Menyediakan bahan dan alat yang akan digunakan kompres hangat jahe untuk
dalam demonstrasi pemberian terapi kompres hangat ibu “WR”
jahe. O : Keluarga tampak kooperatif
3. Mengkaji kesiapan keluarga dalam demonstrasi ini.
mengikuti acara
4. Memberikan terapi komplementer dengan
demonstrasi dari awal
menggunakan bahan herbal yaitu kompres hangat
sampai akhir.
jahe.
A: Masalah tecapai
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
P: Pertahankan pengetahuan
keluarga tentang hipertensi
dan pertahankan kebiasaan
prilaku hidup sehat

Anda mungkin juga menyukai