Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

K
KHUSUSNYA Ny. S DENGAN MASALAH HIPERTENSI
DI DESA BONBIYU, KECAMATAN BLAHBATUH
TANGGAL 11 – 16 JANUARI 2021

DISUSUN OLEH:
NI MADE ANASARI
NIM. P07120320008
KELAS NERS A/ PRODI PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DENPASAR
2020
Form.JKP.01.22.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Umum Keluarga

1. Identitas Kepala Keluarga


a. Nama : Ny. S
b. Umur : 65 Tahun
c. Agama : Hindu
d. Suku : Bali
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Pedagang
g. Alamat : Br. Kawan Bonbiyu, desa saba, kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar
h. No Telpon : 081353099673

2. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Dgn KK Pendidikan Pekerjaan

1 Tn. K L 58 TH Kepala Keluarga S1 Guru


2 Ny. K P 58 TH Istri SMA Pedagang
3 Ny. Y P 27 TH Anak S1 Wiraswasta
4 Ny. A P 23 TH Anak D4 Pelajar
5 Ny. S P 65 TH Family lain SD Pedagang
3. Genogram

65
th

Keterangan :

= laki-laki
= perempuan
= meninggal dunia
= ikatan pernikahan

= Tinggal dalam satu rumah


= Pasien

Penjelasan Genogram :
Ayah dan Ibu dari kedua orang Ny “S“ sudah meninggal dunia Akibat sakit. Ny “S“
berstatus belum menikah, nyonya S meniliki satu saudara perempuan yang bernama NY. K
yang menikah dengan Tn. K dan tinggal bersana Ny. S dalam satu rumah. menikah dengan
Tn WK yang sudah meninggal dan tidak diketahui penyebab meninggalnya. Ny. K
dikaruniai 2 orang anak perempuan yaitu Ny. Y, dan Ny. A, dimana kedua anak Ny.K belum
menikah. Ny. S berperan sebagai anggota keluarga lain dalam keluarga Tn. K. Ny.S tinggal
bersama satu adik perempuan, satu ipar, dan dua keponakannya dalam satu rumah.
4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga
Keluarga Tn.K adalah keluarga tradisional dengan tipe keluarga besar
yang terdiri dari Ayah, Ibu, Anak dan ipar yang hidup dalam rumah tangga yang
sama. Dalam hal ini Ny. S berstatus sebagai family lain (ipar) dalam keluarga
Tn. K.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
Keluarga Ny. S mengatakan sering terjadi masalah kecil antar anggota
keluarga seperti perbedaan pendapat, tetapi dari masalah tersebut keluarga dapat
mengatasinya dengan berkomunikasi satu sama lain, dan melakukan
pertimbangan dengan melihat keuntungan dan kerugian masing-masing
pendapat.
5. Suku Bangsa
Keluarga Ny. S berasal dari suku Bali asli. Bahasa yang digunakan sehari-
hari dalam keluarga ini adalah bahasa Bali. Dalam suku daerah setempat mereka
tidak terdapat budaya yang menentang hal-hal yang mendukung kesehatan.
6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Seluruh anggota keluarga Tn.K termasuk Ny.S menganut satu agama yang
sama yaitu Hindu. Kewajiban beragama dilakukan sesuai dengan ajaran agama
hindu dan tidak bertentangan dengan bdaya setempat.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah
Dari 5 anggota keluarga dari keluarga Tn. K, 4 orang diantaranya Tn. K,
Ny.K, Ny. S, dan Ny.Y bertugas untuk mencari nafkah dalam keluarga.
b. Penghasilan
Pendapatan keluarga Tn.K sebagian besar diperoleh dari penghasilan
istri, anak dan ipar. Ny. S dan Ny. K bekerja sebagai seorang pedagang dengan
penghasilan bersih ± Rp.2.000.000 per bulan. Sedangkan Tn. K bekerja sebagai
guru dengan penghasilan ± Rp.3.000.000 per bulan, dan Ny.Y bekerja sebagai
wiraswasta dengan penghasilan Rp.2.500.000 per bulannya. Tingkat ekonomi
keluarga Ny.S tergolong ekonomi mencukupi.
c. Harta benda yang dimiliki keluarga
Dari hasil observasi, keluarga Ny.S mempunyai barang seperti TV, kasur,
rak buku, lemari pakaian, radio, sepeda motor, dll. Dari hasil kerja beesama
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bermasyarakat.
d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Keluarga Ny. S mengatakan bahwa kebutuhan yang wajib dikeluarga
dalam keluarga Ny.S yaitu seperti pembayaran listrik dan PDAM, biaya
keperluan untuk upacara agama, kebutuhan pangan, biaya asuransi Kesehatan,
dan berbagai keperluan lainnya yang diluar dugaan mereka.
e. Tabungan khusus Kesehatan
Dalam keluarga Tn. K semua anggota keluarga termasuk Ny.S
mempunyau asuransi Kesehatan berupa BPJS.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny. S dan keluarga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak
mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi, karena keterbatasan waktu untuk
bekerja dari pagi hingga sore hari. Waktu yang dimiliki dari keluarga Ny. S lebih
banyak digunakan untukberistirahat dan keperluan bermasyarakat.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Ny S yaitu berada pada tahap V Tahap ini
adalah tahap keluarga dengan anak remaja dengan tugas perkembangan keluarga
antara lain : menyeimbangkan kebebasan dengan tangguang jawab Ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri, memfokuskan hubungan perkawinan, dan
berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak – anak.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Ny S dan keluarga mengatakan belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik keluarga tentang penyakit hipertensi yang diderita Ny.S selama ini
dan penanganan yang bisa dilakukan dan harus dilakukan.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti :
a. Riwayat terbentuknya keluarga inti :
Ny. S merupakan saudara kandung dari Ny.K dengan orang tua yang
tidak mempunyai Riwayat penyakit keturunan, sedangkan Tn K berasal dari
keluarga luar yang menikah dengan Ny. K dan tinggal di rumah Ny.K. orang tua
dari Tn. K mempunyai Riwayat penderita hipotensi dan diturunkan pada Tn K
sendiri. Ny. Y dan Ny. A merupakan kedua anak dari Tn K dan Ny K.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Keluarga Ny S mengatakan di dalam keluarganya tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi yang diderita oleh Ny.S.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 11 Januari 2021, didapatkan
hasil bahwa Ny.S memiliki tekanan darah yaitu 160/90 mmHg kadar asam urat
7,0 g/dL, kadar gula darah sewaktu 108 g/dL.
c. Riwayat penyakit keturunan :
Ny S mengatakan di dalam keuarganya tidak memiliki Riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, Dm, asma, dan lain-lain. Orang tuanya tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit hipertensi seperti yang dialaminya. Ny.S
mempunyai kebiasaan minum kopi dengan frekwensi 3 kali, kebiasaan makan-
makanan asin, dan mudah stress.
d. Riwayat Kesehatan Masing-masing Keluarga

No Nama Umur BB/TB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


Kesehatan Kesehatan
1 Tn. K 58 TH 60 kg/165 cm sehat lengkap Tidak ada Edukasi
kesehatan
2 Ny.K 58 TH 57 kg/155 cm sehat lengkap Tidak ada Edukasi
kesehatan
3 Ny.Y 27 TH 50 kg/155 cm sehat lengkap Tidak ada Edukasi
kesehatan
4 Ny. A 22 TH 40 kg/150 cm sehat lengkap Tidak ada Edukasi
kesehatan
5 Ny.S 65 TH 45 kg/145 cm sakit lengkap hipertensi Edukasi
Kesehatan dan
Tindakan
keperawatan
e. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Keluarga Ny. Mengatakan jika terdapat anggota keluarga yang sakit segera
dibawa ke fasilitas pelayanan Kesehatan seperli dokter praktik umum terdekat,
ataupun puskesmas setempat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Ny. S mengatakan pada orang tuanya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit hipertensi seperti yang dialaminya. Ny.S mempunyai kebiasaan minum
kopi dengan frekwensi 3 kali, kebiasaan makan-makanan asin, dan mudah stress.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karateristik Rumah :
Rumah yang ditempati oleh keluarga Ny S adalah milik sendiri yang terdiri dari
1 lantai dengan konstruksi bangunan permanen. Luas tanah 3 Are, yang terdiri dari 3
kamar tidur, 2 kamar mandi lengkap dengan bak penampungan air dan jamban,
merajan, bale dangin, 2 dapur 1 gudang barang, dan 1 bangunan warung permanen.
Rumah beratapkan genteng dan tembok permanen. Semua lantai bagunan
menggunakan lantai permanen dari keramik. Penataan rumah cukup baik dan cukup
bersih, serta pencahayaan dan ventilasi rumah baik. Kamar mandi keluarga Ny S cukup
bersih. Air yang dipakai dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Sumber air dari Sumur
dan PDAM. Listrik dipakai adalah listrik PLN
• Ruang depan : tampak bersih
• Ruang tidur : terdapat Kasur, lemari yang tertata rapi
• Ruang dapur : cukup bersih dan tertata rapi
• Kamar mandi : cukup bersih dan air pada bak bersih
• Jendela : ventilasi cukup baik
• Sistem penyajian makanan : tertutup
• Denah rumah :

5
3
4

6
2

8 9 10
1 7

Keterangan:

1 = Jalan raya 6 = Bale dangin


2 = Pintu Masuk Rumah 7 = Dapur
3 = Warung 8 = Dapur
4 = Kamar Tidur 9 = Kamar mandi
5 = Tempat ibadah (merajan) 10 = Gudang
2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW (kepedulian tetangga dengan
keluarga):
Keluarga Ny S tinggal di lingkungan desa dengan penduduknya yang
ramah. Jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain berdekatan.
Hampir dari setiap rumah menggunakan konsep adat bali. Rumah Ny S tepat
berada di jalan raya. Fasilitas yang ada di lingkungan tempat tinggal antara
lain balai banjar, pos kambling, warung sembako, puskesmas, dokter umum,
bidan dan lain-lain. Kebanyakan masyarakat di banjar kawan desa bonbiyu
bermata pencaharian sebagai pedagang, petani dan buruh lepas.

3. Mobilitas Geografis Keluarga (lama tinggal, jalur transportasi) :


Ny S mengatakan keluarganya merupakan penduduk asli Banjar
Kawan, Desa Bonbiyu. Sudah menetap di bonbiyu sejak dari lahir. Keluarga
ini dapat beradaptasi maupun bersosialisasi dengan baik, dan tidak pernah
mengalami permasalahan yang serius dengan masyarakat maupun
tetangganya.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat (kearifan keluarga


dalam masyarakat : arisan PKK, dll)
Ny. S dan keluarga mengatakan bahwa Ny. S masih aktif dalam
kegiatan bermasyarakan seperti mengikuti kegiatan upacara di pura, banjar
dan tetangga maupun kerabat terdekat
5. Sistem Pendukung Keluarga (terutama masalah keuangan)
Informal : Keluarga Ny S mengatakan jika terjadi masalah, maka Ny
S akan menceritakan dan mencari bantuan kepada anggota
keluarga lain untuk pemecahan masalahnya. Tidak pernah
melibatkan keluarga lainatau tetangga untuk ikut
menyelesaikan masalah dalam keluarganya.
Formal : Ny S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit,
maka segera akan dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat seperti dokter praktek umum, ataupun Puskesmas
setempat, dan jika keadaan serius maka akan dibawa ke
rumah sakit terdekat. Semua anggota keluarga Ny S
memiliki Jaminan Kesehatan atau asuransi Kesehatan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola/ cara Komunikasi Keluarga :
Keluarga Ny S mengatakan bahwa komunikasi dalam keluarga
dilakukan secara terbuka. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasa Bali. Keluarga Ny S mengatakan tidak ada masalah komunikasi
dalam keluarganya.
2. Struktur Kekuatan Keluarga :
Keluarga Ny S mengatakan bahwa ygpenganbilan keputusan
dalam keluarga adalah ipar nya yaitu Tn. K sebagai kepala keluarga,
dimana keputusan tersebut sudah disepakati secara bersama. Keluarga
Ny S mengatakan dalam keluarganya kompak saling membantu serta
saling mendukung.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
Formal : Keluarga Ny S merupakan anggota masyarakat dari Banjar
Kawan, Desa Bonbiyu. Oleh karena itu, jika ada kegiatan di
lingkungannya Ny S dan keluarga juga ikut di dalam kegiatan
tersebut, seperti kegiatan kedukaan, membantu acara di banjar
serta kerabat yang menikah, dan lain-lain.
Informal: Keluargan Ny S mengatakan bahwa Tn. K berperan sebagai
kepala keluarga dalam keluarganya bekerja sebagai guru dan
berperan untuk mencari nafkah. Sedangkan Ny. K dan Ny S
juga berperan sebagai pencari nafkah dan sekaligus ibu rumah
tangga untuk mengurus keperluan rumah sehari hari.
Selanjutnya Ny. Y dan Ny. K berperan sebagai anak dari Tn. K.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Ny S mengatakan bahwa norma yang berlaku dalam
keluarga disesuaikan dengan agama yang dianut oleh keluarga. Bila ada
keluarga yang sakit akan dibawa ke sarana kesehatan. Dari segi budaya
Bali daerah setempat, tidak ada larangan atau pantangan tertentu yang
berpengaruh terhadap kesehatan maupun dalam kegiatan sehari-hari.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya saling menyayangi
satu sama lain. Apabila ada keluarga yang sakit atau yang ditimpa musibah maka
anggota keluarga yang lain saling membantu.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Ny S mengatakan bahwa jika memiliki waktu luang Ny S dan
keluarga sering mengobrol dan berinteraksi dengan anggota keluarga lain.
3. Fungsi perawatan Kesehatan
Keluarga Ny S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung
dibawa berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat seperti dokter praktik
umum ataupun puskesmas setempat.
4. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah Kesehatan
Keluarga Ny.S mengatakan bahwa mereka mengetahui bagaimana tanda
gejala dari hipertensi itu sendiri, namum keluarga tidak mengetahui bagaimana
penanganan maupun pencegahan dari penyakit hipertensi itu sendiri. Jika Ny.S
memiliki keluhan di dalam dirinya keluarga akan langsung memeriksakan ke
fasilitas pelayanan Kesehatan. Keluarga mengatakan walaupun sudah
mengetahui Ny.S menderita hipertensi tetapi keluarga tidak melakukan
penanganan khusus karena tidak menganggap hypertensin sebagai penyakit
yang serius.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Ny S mengatakan apabila ada keluarga yang sedang sakit
maka keputusan yang diambil tentang tindakan yang akan dilakukan untuk
merawat anggota keluarganya yang sakit, dengan membawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny S mengatakan belum begitu paham bagaimana cara
merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi di rumah.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny S mengatakan bahwa rajin membersihkan lingkungan
tempat tinggalnya guna untuk mencegak penyakit yang ditimbulkan dari faktor
lingkungan.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek yang dirasakan keluarga ialah Ny.S mengatakan bahwa
dirinya khawatir dengan penyakitnya yang dialaminya dapat sewaktu-waktu
mengancam jiwanya.
2. Stresor jangka panjang yang dirasakan keluarga ialah Ny S mengatakan bahwa
dirinya khawatir keturunannya akan menderita penyakit yang sama sepertinya.
3. Keluarga berespon terhadap stresor dengan cara menceritakan kepada anggota
keluarga lainnya untuk mempertimbangka solusi yang tepat yang akan dilakukan.
4. Strategi koping yang digunakan keluarga Ny S ialah jika terdapat masalah selalu
mendiskusikan dengan anggota keluarga sehingga mendapat masukan dan sarah
berupa solusi yang tepat dari anggota keluarga lainnya dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah
5. Strategi adaptasi fungsional dilakukan keluarga Ny S dalam setiap masalah yang
ditemui yaitu adanya cara-cara menghadapi masalah secara adaptif.

F. Pemeriksaan Fisik Keluarga Ny. S


Hari/ Tanggal : 11 Januari 2021 Jam : 09.00 wita

Nama Anggota Keluarga


Pemeriksaan
Tn. K Ny. K Ny. Y Ny. A Ny.S
Vital Sign Kunjungan 1 Kunjungan 1 Kunjungan 1 Kunjungan 1 Kunjungan 1
(11/1/2021) (11/1/2021) (11/1/2021) (11/1/2021) (11/1/2021)

TD : 100/70 TD : 120/70 mmHg TD : 100/70 mmHg TD : 90/70 mmHg TD : 160/90 mmHg


mmHg N : 80x/menit N : 70x/menit N : 80x/menit N : 90x/menit
N : 80x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit
RR : 20x/menit S : 36oC S : 36oC S : 36,3oC S : 36oC
S : 36,5oC

Kunjungan 2 Kunjungan 2 Kunjungan 2 Kunjungan 2 Kunjungan 2


(13/1/2021) (13/1/2021) (13/1/2021) (13/1/2021) (13/1/2021)

TD : 110/70 TD : 110/80 mmHg TD : 90/70 mmHg TD : 110/80 mmHg TD : 150/90 mmHg


mmHg N : 80x/menit N : 78x/menit N : 80x/menit N : 95x/menit
N : 85x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit
RR : 20x/menit S : 36,1oC S : 36,5oC S : 36,1oC S : 36oC
S : 36,2oC
Kunjungan 3 Kunjungan 3 Kunjungan 3 Kunjungan 3 Kunjungan 3
(15/1/2021) (15/1/2021) (15/1/2021) (15/1/2021) (15/1/2021)

TD : 110/60 TD : 120/80 mmHg TD : 120/70 mmHg TD : 140/90 mmHg


mmHg N : 88x/menit N : 80x/menit N : 88x/menit
N : 78x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit
RR : 20x/menit S : 36oC S : 36,5oC S : 36,5oC
o
S : 36 C
Kunjungan 4
Kunjungan 4 Kunjungan 4 Kunjungan 4
Kunjungan 4 (16/1/2021)
(16/1/2021) (16/1/2021) (16/1/2021)
(16/1/2021)
TD : 100/70 mmHg
TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg TD :140/80 mmHg
N : 80x/menit
N : 87x/menit N : 78x/menit N : 80x/menit
RR : 20x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 80x/menit
o S : 36oC
S : 36,3 C S : 36,6oC S : 36,1oC

BB/TB 60/165 57/155 50/155 40/150 45/145


Kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
bersih, rambut bersih, rambut tidak ada , rambut tidak ada , rambut rambut hitam
hitam bercampur hitam bercampur hitam, penyebaran hitam, penyebaran bercampur putih,
putih, penyebaran putih, penyebaran rambut merata, rambut merata, penyebaran rambut
rambut merata, rambut merata, tidak terdapat luka, tidak terdapat luka, merata, tidak
tidak terdapat tidak terdapat luka, lesi, benjolan, lesi, benjolan, terdapat luka, lesi,
luka, lesi, lesi, benjolan, maupun nyeri tekan maupun nyeri tekan benjolan, maupun
benjolan, maupun maupun nyeri nyeri tekan
nyeri tekan tekan
Mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera
tidak ikterik, tidak tidak ikterik, tidak tidak ikterik, tidak tidak ikterik, tidak tidak ikterik, tidak
memakai memakai memakai memakai memakai
kacamata, kacamata, kacamata, kacamata, kacamata,
penglihatan penglihatan normal penglihatan normal penglihatan normal penglihatan normal
normal
Hidung Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran cairan,
cairan, tidak ada cairan, tidak ada cairan, tidak ada cairan, tidak ada tidak ada lesi, tidak
lesi, tidak ada lesi, tidak ada polip lesi, tidak ada polip lesi, tidak ada polip ada polip ataupun
polip ataupun ataupun nyeri ataupun nyeri ataupun nyeri nyeri tekan,
nyeri tekan, tekan, penghidu tekan, penghidu tekan, penghidu penghidu normal
penghidu normal normal normal normal
telinga Bentuk kedua Bentuk kedua Bentuk kedua Bentuk kedua Bentuk kedua
telinga simetris, telinga simetris, telinga simetris, telinga simetris, telinga simetris,
keadaan cukup keadaan cukup keadaan cukup keadaan cukup keadaan cukup
bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran cairan,
cairan, cairan, cairan, cairan, pendengaran
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran normal
normal normal normal normal
Mulut Keadaan bibir Keadaan bibir Keadaan bibir Keadaan bibir Keadaan bibir
lembab, ada lembab, ada sedikit lembab, ada sedikit lembab, ada sedikit lembab, ada sedikit
sedikit caries, gigi caries, gigi tidak caries, gigi penuh, caries, gigi penuh, caries, gigi tidak
penuh, lidah penuh, lidah lidah bersih, tidak lidah bersih, tidak penuh, lidah bersih,
bersih, tidak ada bersih, tidak ada ada sariawan, tidak ada sariawan, tidak tidak ada sariawan,
sariawan, tidak sariawan, tidak ada ada gangguan ada gangguan tidak ada gangguan
ada gangguan gangguan menecan, indra menecan, indra menecan, indra
menecan, indra menecan, indra pengecapan pengecapan pengecapan
pengecapan pengecapan normal. normal. terhadap makanan
normal. normal. menurun.
Leher Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal,
tidak ada tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan,
benjolan, lesi lesi maupun lesi maupun lesi maupun lesi maupun
maupun pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan
kelenjar tiroid dan vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis
vena jugularis
Thorax Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
dada simetris, dada simetris, tidak dada simetris, tidak dada simetris, tidak dada simetris, tidak
tidak ada nyeri ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan,
tekan, suara suara pekak, bunyi suara pekak, bunyi suara pekak, bunyi suara pekak, bunyi
pekak, bunyi jantung normal, jantung normal, jantung normal, jantung normal,
jantung normal, tidak terdapat suara tidak terdapat suara tidak terdapat suara tidak terdapat suara
tidak terdapat jantung tambahan jantung tambahan jantung tambahan jantung tambahan
suara jantung
tambahan
Abdomen Tidak ada ascites, Tidak ada ascites, Tidak ada ascites, Tidak ada ascites, Tidak ada ascites,
bising usus bising usus normal bising usus normal bising usus normal bising usus
normal 20x/menit, 25x/menit, tidak 15x/menit, tidak 15x/menit, tidak normal17x/menit,
tidak ada nyeri ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, tidak ada nyeri
tekan, maupun maupun lesi maupun lesi maupun lesi tekan, maupun lesi
lesi
Ektremitas Bentuk ektremitas Bentuk ektremitas Bentuk ektremitas Bentuk ektremitas Bentuk ektremitas
atas-bawah atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah
dan normal, tampak normal, tampak normal, tampak normal, tampak normal, tampak
persendian sama Panjang, sama Panjang, sama Panjang, sama Panjang, sama Panjang,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada hemiplegi
hemiplegi hemiplegi maupun hemiplegi maupun hemiplegi maupun maupun
maupun hemiparase pada hemiparase pada hemiparase pada hemiparase pada
hemiparase pada kedua ektremitas, kedua ektremitas, kedua ektremitas, kedua ektremitas,
kedua ektremitas, pergerakan aktif, pergerakan aktif, pergerakan aktif, pergerakan aktif,
pergerakan aktif, kekuatan otot kuat. kekuatan otot kuat. kekuatan otot kuat. kekuatan otot kuat.
kekuatan otot
kuat.
Sistem Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
genetalia

Saran terutama pada yang mempunyai masalah kesehatan (sakit) dengan metode Head
to toe

H. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah Kesehatan
Ny S dan keluarga mengatkan bahwa mereka dapat memahami lebih dalam
tentang penyakit hipertensi yang dimiliki oleh Ny.S, berharap tekanan darahnya
dapat terkontrol dan tidak mengalami penyakit komplikasi lain.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ny. S dan Keluarga megatakan bahwa mereka berharap dengan diberikannya
kunjungan kesehatan ini akan sangat membantu dan memudahkan keluarga dalam
menjaga kesehatan dan lebih memperhatikan kesehatan keluarga khususnya
penyakit hipertensi yang dialami oleh Ny. S baik bagaimana pengobatan maupun
cara pencegahan untuk anggota keluarga yang sehat.

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S

No Data Diagnosa Keperawatan


1 Data Subjektif : Defisit pengetahuan berhubungan
- Ny. S mengatakan sering mengalami dengan ketidakmampuan keluarga
pusing disertai sakit kepala, saat mengenal masalah Kesehatan anggota
melakukan pemeriksaan ke fasilitas keluarga yang sakit.
pelayanan Kesehatan tensinya selalu
diatas normal.
- Ny. S dan keluarga mengatakan
bahwa Ny. S sesekali mengonsumsi
obat penurun tekanan darah yaitu
amblodipine 5 mg, terputus jika obat
yang diberikan oleh dokter habis.
- Ny. S dan keluarga mengatakan
tidak terlalu pahan dengan penyakit
hipertensi yang dialami oleh Ny. S
baik tanda gejala, pengobatan,
pencegahan, maupun komplikasi
yang dapat terjadi.
- Ny.S mengatakan memiliki
kebiasaan minum kopi sebanyak 3x
sehari.
Data Objektif :
- Keluarga tampak kooperatif
bertanya mengenai penyakit
hipertensi
- Keadaan umum pasien baik
- TTV :
TD : 160/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36oC
2 Data Subjektif : Manajemen Kesehatan keluarga tidak
- Ny S dan keluarga mengatakan bahwa efektif berhubungan dengan
kurang memahami dari masalah ketidakmampuan keluarga merawat
Kesehatan yang dimiliki oleh Ny S anggota keluarga dengan penyakit
yaitu hipertensi. Keluarga mengatakan hipertensi.
tidak mengetahui penanganan, seta
pencegahan dari penyakit hipertensi di
rumah.
- Ny. S dan keluarga mengatakan jika
merasakan gejala seperti pusing, sakit
kepala hanya memberikan
penanganan obat tradisional berupa
boreh beras kencur.
Data Objektif :
- Tampak pasien dan keluarga
mengatasi masalah hipertensi Ny. S
dengan Tindakan yang kurang tepat
PENAPISAN MASALAH

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


Kesehatan anggota keluarga yang sakit.

Kriteria Nilai Skor Pembenaran


Sifat masalah Sifat masalah aktual karena dilihat dari
Skala : Aktual 3 antusias keluarga bertanya mengenai
Resiko 2 1 hipertensi dan tidak dapat menjawab
Potensial 1 pertanyaan yang diberikan
Kemungkinan masalah dapat Kemungkinan masalah dapat diubah
diubah 2 dengan mudah karena keluarga sangat
Skala : Mudah 1 2 kooperatif dan antusias dalam
Sebagian 0 mendengar dan bertanya tentang
Tidak dapat penjelasan penyakit hipertensi yang
diberikan.
Potensial masalah untuk Potensial masalah untuk dicegah tinggi
dicegah 3 karena adanya keinginan keluarga
Skala : Tinggi 2 1 untuk mengetahui pengertian,
Cukup 1 penyebab, tanda, dan gejala hipertensi.
Rendah
Menonjolnya masalah Keluarga tidak mengetahui jelas
Skala : Masalah berat, harus 2 tentang penyakit yang diderita oleh
segera ditangani Ny.S sehingga perlu diberikan
Ada masalah tetapi tidak 1 1 informasi yang lebih lanjut tentang
perlu ditangani hipertensi agar keluarga lebih
Masalah tidak dirasakan 0 memahami bagaimana tanda gejala,
penyebab, penanganan, pencegahan
dari penyakit hipertensi.
JUMLAH SKOR 5
2. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan penyakit hipertensi.

Kriteria Nilai Skor Pembenaran


Sifat masalah Sifat masalah aktual karena dilihat dari
Skala : Aktual 3 pengungkapan keluarga bahwa
Resiko 2 1 keluarga mengatakan tidak mengetahui
Potensial 1 atau tidak memahami masalah
Kesehatan keluarga khususnya Ny S
dengan hipertensi
Kemungkinan masalah dapat Kemungkinan masalah dapat Sebagian
diubah diubah karena manajemen Kesehatan
Skala : Mudah 2 1 keluarga bersifat menyeluruh sehingga
Sebagian 1 butuh waktu yang cukup lama dalam
Tidak dapat 0 memperbaiki manajemen Kesehatan di
dalam keluarga.
Potensial masalah untuk Potensial masalah untuk dicegah tinggi
dicegah karena adanya keinginan keluarga
Skala : Tinggi 3 1 untuk mengubah dari manajemen
Cukup 2 Kesehatan keluarganya untuk menjadi
Rendah 1 lebih baik.
Menonjolnya masalah Keluarga mengatakan jika merasakan
Skala : Masalah berat, harus 2 tanda gelaja dari hipertensi muncul ,
segera ditangani keluarga hanya mengobati pasien
Ada masalah tetapi tidak perlu 1 dengan menggunakan boreh beras
ditangani 1 kencur. Penanganan yang kurang tepat
Masalah tidak dirasakan 0 dari penyakit hipertensi akan
menimbulkan komplikasi yang cukup
serius, sehingga penyakit hipertensi
yang dialami oleh Ny. S harus segera
ditangani dengan tepat.
JUMLAH SKOR 4
65 Tahun

Tujuan
No. Dx Kriteria Hasil Standar Intervensi
TUM TUK
1 2 3 4 5 6
1 Setelah dilakukan 3 x Setelah dilakukan verbal 1. Keluarga mampu menyebutkan 1. Kaji tingkat pengetahuan
kunjungan, tindakan keperawatan 1 pengertian hipertensi keluarga mengenai penyakit
diharapkan x 60 menit, diharapkan 2. Keluarga mampu menyebutkan hipertensi
pengetahuan keluarga pengetahuan keluarga penyebab hipertensi 2. Berikan penkes kepada pasien
bertambah tentang bertambah tentang 3. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan keluarga mengenai :
penyakit hipertensi hipertensi berupa dan gejala hipertensi a. Pengertian hipertensi
pengertian, penyebab, 4. Keluarga dapat menyebutkan cara b. Penyebab hipertensi
tanda gejala, penanggulangan dari hipertensi c. Tanda dan gejala hipertensi
penanganan dan d. Komplikasi hipertensi
pencegahan hipertensi.
3. Evaluasi penjelasan yang telah
diberikan
4. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga bertanya.
5. Berikan pujian atas pencapaian
keluarga
2 Setelah dilakukan 3x Setelah dilakukan Verbal 1. Keluarga dapat memahami 1. Kaji Tingkat pengetahuan
kunjungan diharapkan Tindakan keperawatan 1 bagaimana cara merawat anggota keluarga mengenai cara merawat
keluarga mengetahui x 60 menit, diharapkan keluarga dengan penyakit anggota keluarga yang sakit.
dan mampu keluarga mampu hipertensi 2. Berikan Tindakan keperawatan
memahami cara menjelaskan mengenai 2. Keluarga dapat memahami tentang mengenai penanganan dan
perawatan anggota diet penderita diet penderita hipertensi dan pencegahan hipertensi secara non
keluarga dengan hipertensi, mampu mampu mendemonstrasikan Teknik farmakologi berupa :
penyakit hipertensi. mendemonstrasikan akupresur pada acupoint KI 1, LR 3, a. Pendidikan Kesehatan tentang
Teknik akupresure yang ST 36, LI 4, GB 20, dan GB 21. diet yang sesuai untuk
diajarkan, 3. Keluarga mengungkapkan secara penderita hipertensi yaitu diet
mengungkapkan verbal keinginan untuk rendah garam, rendah lemak
keinginan unruk meningkatkan derajat Kesehatan dan kolesterol, makanan
meningkatkan derajat keluarga. penurun tekanan darah seperti
Kesehatan keluarga. rebusan daun salam,
mentimun, melon, dan lain-
lain
b. Melatih dan mengajarkan
penanganan hipertensi dengan
pijat akupresure pada acupoint
KI 1, LR 3, ST 36, LI 4, GB 20,
dan GB 21.
3. Evaluasi penjelasan dan Tindakan
yang telah diberikan
4. Anjurkan kepada keluarga
memeriksakan Ny. S secara
teratur
5. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga bertanya.
6. Motivasi keluarga untuk tetap
mengontrol Kesehatan Ny.S ke
fasilitas pelayanan Kesehatan dan
melakukan perawatan yang tepat
7. Berikan pujian atas pencapaian
keluarga
Form.JKP.06.01.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. S
Tanggal Lahir/Umur : 65 Tahun IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No RM :-
Jenis Kelamin : Perempuan

Tgl. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


13/1/2021 09.00 Melakukan pemeriksaan tanda- DS : -
wita tanda vital DO :
TD : 150/90 mmHg
N : 95x/menit
RR : 20x/menit
S : 36oC
09.10 Mengkaji tingkat pengetahuan DS : keluarga mengatakan tidak begitu
wita keluarga mengenai penyakit paham tentang penyakit hipertensi yang
hipetensi dimiliki oleh Ny. S
DO : Keluarga tampak antusias dan
kooperatif terhadap kunjungan perawat.
09.20 Membeerikan penkes melalui DS : pasien dan keluarga lebih
wita media leaflet kepada pasien dan memahami tentang hipertensi baik
keluarga mengenai : pengertian penyebab, tanda gejala, dan
1. Pengertian hipertensi komplikasi dari hipertensi
2. Penyebab hipertensi DO : pasien dan keluarga tampak
3. Tanda dan gejala hipertensi kooperatif dan antusias dalam
4. Komplikasi hipertensi pemberian informasi mengenai penyakit
hipertensi.
09.45 Mengevaluasi terhadap penjelasan DS : pasien dan keluarga mengatakan
yang diberikan hipertensi merupakan kenaikan tekanan
darah diatas normal. Tanda gejala yang
dapat timbul seperti nyeri pada tengkuk,
sulit tidur, mudah emosi, mata
berkunang-kunang. Penyebab dari
hipertensi dapat terjadi akibat
mengonsumsi makanan asin yang
berlebihan, makanan berkolesteror,
berlemak, kegemukan, jarang
berolahraga, dan factor keturunan.
Sedangkan komplikasi yang dapat
terjadi berupa penyakit jantung, ginjal
DO : pasien dan keluarga tampak
kooperatif dan antusias.
09.50 Memberikan kesempatan kepada DS : keluarga mengakatan belum
wita pasien dan keluarga bertanya. mengetahui mengenai akibat jika
hipertensi tidak ditangani.
DO :
- tampak keluarga berantusias
menyimak materi yang diberikan.
Petugas menjawab pertanyaan
keluarga dengan Bahasa yang dapat
dimengerti dan diterima oleh pasien
dan keluarga.
- Tampak petugas memberikan
umpan balik terhadap keluarga
berupa pertanyaan-pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan
. Tampak keluarga menjawab
dengan tepat seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya
09.00 Memberikan pujian atas DS : Keluarga mengatakan bersyukur
wita pencapaian keluarga atas kedatangan petugas
DO : keluarga tampak berantusias.
15/1/2021 08.00 Melakukan pemeriksaan tanda- DS : -
wita tanda vital DO :
TD : 140/90 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5oC
08.10 Mengkaji Tingkat pengetahuan DS : psien dan keluarga mengatakan
wita keluarga mengenai cara merawat bahwa jika Ny. S merasakan gejala
anggota keluarga yang sakit. seperti pusing dan sakit kepala, mereka
hanya membuatkan boreh beras kencur
sebagai penanganannya.
DO : Tampak pasien dan keluarga
memberikan Tindakan yang kurang
tepat terhadap penanganan dari penyakit
hipertensi.
08.20 Pemberian informasi mengenai DS : Pasien dan keluarga mengatakan
wita Penanganan dan pencegahan paham denga napa yang diajarkan
hipertensi secara non farmakologi: mengenai titik-titik acupoint yang
- Melatih dan mengajarkan berguna untuk penanganan hipertensi.
pasien dan keluarga Pasien mengatakan mengerti dengan
mengenai penanganan diet yang harus ditaati.
hipertensi dengan pijat DO : pasien dan keluarga tampak
akupresure pada acupoint KI kooperatif dan mendemonstrasikan
1, LR 3, ST 36, LI 4, GB 20, akupresur seperti yang telah diajarkan.
dan GB 21.
- Informasi mengenai diet
rendah garam, rendah lemak
dan kolesterol, makanan
penurun tekanan darah
seperti rebusan daun salam,
mentimun, melon, dan lain-
lain

08.45 Menganjurkan kepada keluarga DS : keluarga Ny. S mengatakan akan


wita untuk memeriksakan Ny. S secara mulai rutin memeriksakan kondisi Ny.S
teratur. ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
DO : keluarga tampak mengungkapkan
keinginan untuk meningkatkan derajat
Kesehatan keluarga yang lebih baik.
08.50 Memotivasi keluarga untuk tetap DS : keluarga mengatakan sanggup
wita mengontrol Kesehatan Ny.S ke untuk melakukan pengontrolan secara
fasilitas pelayanan Kesehatan dan rutin terhadap Ny.S
melakukan perawatan yang tepat DO : Keluarga tampak termotivasi
08.55 Melakukan evaluasi mengemai apa DS : pasien dan keluarga mengatakan
wita yang telah dijelaskan penanganan hipertensi dapat dilakukan
dengan cara non farmakologi seerti
pengaturan makanan, dan pijat
akupresur
DO : pasien dan keluarga tampak
kooperatif dan berantusias
09.00 Memberikan kesempatan kepada DS : keluarga mengungkapkan belum
wita pasien dan keluarga bertanya. memahami tentang pemberian obat
beresta dosis yang dibutuhkan untuk
Ny.S
DO : tampak petugas Kesehatan
menjelaskan dengan bahasan yang dapat
diterima dan dimengerti.
16/1/2021 08.00 Melakukan pemeriksaan tanda- DS : -
wita tanda vital DO :
TD : 140/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 80x/menit
S : 36,1oC
08.10 Membeerikan penkes melalui DS : pasien dan keluarga mengatakan
wita media leaflet kepada pasien dan lebih memahami tentang hipertensi baik
keluarga mengenai : pengertian penyebab, tanda gejala, dan
1. Pengertian hipertensi komplikasi hipertensi
2. Penyebab hipertensi DO : pasien dan keluarga tampak
3. Tanda dan gejala hipertensi antusias dalam menyimak pemberian
2. Komplikasi hipertensi informasi mengenai penyakit hipertensi.
08.30 Pemberian informasi mengenai DS : Pasien dan keluarga mengatakan
wita Penanganan dan pencegahan sudah menerapkan penggunaan terapi
hipertensi secara non farmakologi: akupresur seperti yang diajarkan untuk
- Melatih dan mengajarkan menurunkan tekanan darah. Pasien
pasien dan keluarga mengatakan mengerti dengan diet yang
mengenai penanganan harus ditaati.
hipertensi dengan pijat DO : pasien dan keluarga tampak
akupresure pada acupoint KI antusias dalam pemberian pengobatan
1, LR 3, ST 36, LI 4, GB 20, akupresur.
dan GB 21.
- Informasi mengenai diet
rendah garam, rendah lemak
dan kolesterol, makanan
penurun tekanan darah
seperti rebusan daun salam,
mentimun, melon, dan lain-
lain

08.45 Menganjurkan kepada keluarga DS : keluarga Ny. S mengatakan akan


wita untuk memeriksakan Ny. S secara lebih memerhatikan Kesehatan keuarga,
teratur. keluarga mengungkapkan akan mulai
rutin memeriksakan kondisi Ny.S ke
fasilitas pelayanan Kesehatan.
DO : keluarga tampak mengungkapkan
keinginan untuk meningkatkan derajat
Kesehatan keluarga yang lebih baik.
09.50 Memberikan kesempatan kepada DS : pasien dan keluarga mengatakan
wita pasien dan keluarga bertanya. sudah lebih memahami mengenai
penyakit hipertensi yang dialami oleh
Ny.S
DO : tampak petugas memberikan
umpan balik berupa pertanyaan tentang
pengertian, penyebab, tanda gejala,
penanganan dan pencegahan hipertensi,
dan Perawatan anggota keluarga dengan
hipertensi. Tampak pasien dan keluarga
menjawab dengan benar pertanyaan
yang diberikan.
Memotivasi keluarga untuk tetap DS : keluarga mengatakan sanggup
mengontrol Kesehatan Ny.S ke untuk melakukan pewawatan yang tepat
fasilitas pelayanan Kesehatan dan bagi Ny. S
melakukan perawatan yang tepat DO : Keluarga tampak termotivasi
09.00 Mengevaluasi kembali terhadap DS : pasien mengatakan memahami
wita apa yang telah diberikan dengan jelas terhadap apa yang telah
dijelaskan
DO : pasien tampak kooperatif dan
antusias.
09 00 Memberikan pujian atas DS : Keluarga mengatakan bersyukur
wita pencapaian keluarga atas kedatangan petugas
DO : keluarga tampak berantusias.
Politeknik Kesehatan Denpasar Form. JKP.04.02.2019
Jurusan Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN
PASIEN RAWAT JALAN

Nama : Ny. S
Tgl Lahir : 31/12/1956 L/ P
RM : -

Ttd dan
Nama Catatan Perkembangan (Subjektif,
Tanggal Jam Profesi Nama
Poliklinik Objektif, Assesment, Planning)
Terang
16/1/2021 09.00 - Perawat S : Keluarga Ny. S mengakatan :
wita - Hipertensi merupakan tekanan darah
yang melebihi dari batas normalnya (Ana)
- Hipertensi dapat disebabkan
karenastres, makan tinggi garam,
lemak, kolesterol, minuman
beralkohol, jarang berolahraga, dan
merokok
- Tanda gejala dari hipertensi berupa
kenaikan tekanan darah, sakit kepala
di bagian tengkuk, sulit tidur, mata
berkunang-kunang.
O : Tampak keluarga dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan, keluarga
tampak antusias serta kooperatif dalam
pemberian informasi
A : Masalah keperawatan Defisit pengetahuan
teratasi
P : Berikan movivasi kepada pasien dan
keluarga agar tetap memerhatikan
Kesehatan keluarga khususnya Ny.S
16/1/2021 09.00 - Perawat S : Keluarga Ny. S mengatakan :
wita - Cara merawat anggota keluarga
dengan penyakit hipertensi dapat (Ana)
dilakukan seperti mengontrol tekanan
darah secara teratur, menghidara
merokok dan minuman alcohol,
olahraga rutin, menghindari stress,
istirahat yang cukup, menghindari
makanan tinggi daram, lemak, dan
kolesterol, perbanyak mengonsumsi
makanan atau buah-buahan yang
dapat menurunkan tekanan darah
seperti mentimun, melon, dan seludan
daun seledri, serta dapat dilakukan
Gerakan-gerakan berupa pijat
akupresur untuk menurunkan tekanan
darah.
- Kemuarga mengatakan ingin
meningkatkan derajat Kesehatan
keluarga yang lebih baik
O:
- Keluarga tampak mendemonstrasikan
Teknik akupresur untuk menurunkan
tekanan darah.
- Keluarga tampak antusias dan
kooperatif dalam pemberian informasi
A : Masalah keperawatan manajemen
Kesehatan keluarga tidak efektif
teratasi.
P : Motivasi keluarga dalam proses
peningkatan derajat Kesehatan
keluarga.
LEMBAR DOKUMENTASI

Kunjungank ke-1 : Pengkajian Kunjungan ke-2 : Implementasi

Kunjungank ke-2 : Implementasi Kunjungank ke-3 : Implementasi

Kunjungank ke-3 : Implementasi Kunjungank ke-3 : Implementasi


Kunjungank ke-3 : Implementasi Kunjungank ke-4 : Implementasi dan Evaluasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:

NI MADE ANASARI
NIM. P07120320008

KELAS NERS A/ PRODI PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DENPASAR
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau lebih dikenal dengan darah tinggi adalah suatu keadaan seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Diketahui 9
dari 10 penderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya.
Tekanan darah tinggi atau yang juga hipertensi dapat menyebabkan
serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Pada tahun 2014, sebanyak 45% hipertensi
menjadi penyebab kematian akibat serangan jantung dan 51% kematian akibat stroke di
seluruh dunia. Penelitian tentang Kesehatan Orang Dewasa dan Lansia yang dilakukan
oleh WHO mengumpulkan informasi tentang tekanan darah pada lebih dari 35 ribu orang
di enam negara berpendapatan rendah dan menengah, yaitu di Afrika Selatan, China,
Ghana, India, Meksiko dan Rusia. Afrika Selatan memiliki tingkat hipertensi tertinggi di
dunia yaitu 78% pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Hanya 1 dari 10 penderita
yang memperoleh perawatan yang layak atas kondisinya itu. Menurut survei tersebut,
lebih banyak perempuan yang mengidap tekanan darah tinggi dibanding laki-laki.
Hipertensi juga meningkatkan risiko gagal ginjal, kebutaan, dan beberapa kondisi
lain. Hipertensi kerap terjadi bersamaan dengan faktor-faktor risiko lain seperti obesitas,
diabetes, dan kolesterol tinggi yang meningkatkan risiko kesehatan. Secara keseluruhan,
WHO melaporkan negara-negara berpendapatan tinggi punya jumlah penderita hipertensi
yang lebih rendah dibandingkan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
Organisasi itu mengatakan jumlah penderita penyakit ini paling banyak terdapat di Afrika,
di mana hampir separuh orang dewasa mengalami hipertensi. Yang terendah terdapat di
benua Amerika.
Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup
tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala,
sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi
jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu
pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain. Hipertensi masih menjadi
tantangan besar di Indonesia. Obat-obatan efektif banyak tersedia, namun angka penderita
tetap meningkat. Padahal hipertensi merupakan faktor utama kerusakan otak, ginjal dan
jantung jika tak terdeteksi sejak dini. Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia
(InaSH) menyebutkan, angka kematian di Indonesia menyentuh angka 56 juta jiwa
terhitung dari tahun 2000-2013. Diketahui bahwa faktor kematian paling tinggi adalah
hipertensi, menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Kasus
hipertensi yang tidak terdiagnosis sejak awal, sehingga keterlambatan itu berujung pada
kerusakan target organ. Diantaranya stroke yang menyerang otak, kebutaan, penyakit
jantung, ginjal dan gangguan fungsi pembuluh darah. Tekanan darah normal adalah
140/90 mmHg. Pakar hipertensi lainnya, Arieska Ann Soenarta mengatakan, seseorang di
bawah garis keturunan hipertensi dianjurkan lebih sering memeriksa tekanan darahnya
sekitar 6 bulan sekali.
Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan diet, modifikasi lingkungan, dan
sebagainya merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada lansia. Dalam
melaksanakan pengobatan hipertensi ini, dukungan dan motivasi kepada lansia penting
dilakukan oleh keluarga, karena keluarga memberikan pengaruh yang penting dalam
mempercepat kesembuhan lansia. Dengan pemberian edukasi yang dilakukan oleh
perawat kepada keluarga mengenai hipertensi dan cara penanggulangannya diharapkan
tekanan darah lansia berada dalam kisaran normal serta mencegah terjadinya kekambuhan
stroke pada anggota keluarga yang menderita stroke sebelumnya akibat hipertensi.

II. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat mengetahui dan
mengerti tentang penyakit hipertensi dan penatalaksanaannya.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, sasaran diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi dengan tepat.
b. Menyebutkan penyebab hipertensi dengan benar.
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi dengan benar.
d. Menyebutkan komplikasi hipertensi dengan benar.
e. Menjelaskan penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi dengan tepat.
f. Menyebutkan obat tradisional untuk menangani hipertensi dengan benar.
III. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Penanganan dan Pencegahan Hipertensi
6. Obat tradisional untuk menangani hipertensi

IV. KEGIATAN
LANGKAH- KEGIATAN KEGIATAN
NO. WAKTU
LANGKAH PENYULUH SASARAN
1. Pendahuluan 3 menit • Salam Pembukaan • Sasaran antusias
• Perkenalan Diri atas kedatangan
• Penyampaian Tujuan penyuluh
• Kontrak Waktu • Sasaran menjawab
salam penyuluh
2. Penyajian 20 menit Penyampaian materi : • Sasaran
a. Apersepsi menyimak dengan
b. Menjelaskan cermat apa yang
pengertian hipertensi disajikan oleh
c. Menjelaskan penyebab penyuluh
hipertensi • Bertanya apabila
d. Menjelaskan tanda dan terdapat hal-hal
gejala hipertensi yang belum jelas
e. Menjelaskan • Mencatat hal-hal
komplikasi hipertensi penting yang
f. Menjelaskan dijelaskan oleh
penatalaksanaan penyuluh.
hipertensi
g. Menyebutkan obat
tradisional yang bisa
digunakan untuk
menurunkan hipertensi
4. Tanya Jawab 5 menit • Sasaran memberikan • Memberi respon
dan Evaluasi pertanyaan mengenai dengan menjawab
hal-hal yang belum pertanyaan
dimengerti penyuluh dengan
• Penyuluh memberi antusias.
pertanyaan terkait
materi yang telah
disajikan.
5. Penutup 2 menit • Menyimpulkan Sasaran berterima
penyampaian materi kasih dan menjawab
• Menyampaikan terima salam penutup dari
kasih penyuluh.
• Mengucapkan salam
penutup

V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

VI. MEDIA
1. Leaflet

VII. SUMBER

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika
Yoga, Chadex. 2016.SAP Hipertensi - Cara mengolah daun salam untuk hipertensi
(online).
VIII. PESERTA
Peserta dalam acara ini ialah keluarga Tn.K khusus nya Ny. S sendiri yang
menderita penyakit hipertensi.
IX. WAKTU
Hari : Rabu
tanggal : 13 Januari 2021
Jam : 09.00

X. TEMPAT
Di rumah keluarga Ny S bertempat di Banjar Kawan Bonbiyu, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Lampiran 1
KONSEP DASAR HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu
periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg.
(Aspiani, 2014)

B. PENYEBAB
1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
a. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin
besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena
hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan
kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau
kelenturannya dan tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia, kebanyakan
orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan.
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada
orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit
meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami
pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai
faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka
yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka
prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat
18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta
(Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% wanita. Ahli lain mengatakan pria
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29
mmHg untuk peningkatan darah sistolik. Sedangkan menurut Arif Mansjoer, dkk,
pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya
hipertensi. Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita
hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen
pada wanita.
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat
yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan
penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Menurut Sheps,
hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita
mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan
mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi,
kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu
sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai
sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa
intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya
berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.

2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol


a. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok dengan
peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko
merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih
dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang
tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap
melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh
darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam
tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah isapan
pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-
pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam
beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan
memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang
kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih
berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik
tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap
pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek
nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan.
Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari.
b. Konsumsi Asin/Garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan
hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume
plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping
ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada
beberapa orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali
atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium menyebabkan
kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi. Garam merupakan faktor yang
sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam
antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh
asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan
tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6
gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
c. Konsumsi Lemak Jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan
yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko
aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak
jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan
konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan
makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.
d. Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai untuk
menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang telah rusak. Bahan dasar
minyak goreng bisa bermacam-macam seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain.
Meskipun beragam, secara kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni
terdiri dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Dalam
jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen
larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang menyebabkan berbeda adalah
komposisinya, minyak sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak
palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut omega-
9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan
minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ. Penggunaan minyak
goreng sebagai media penggorengan bisa menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan
terhadap panas. Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai
tambah hanya pada gorengan pertama saja, selebihnya minyak tersebut menjadi rusak.
Bahan makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol darah,
akan tidak berkasiat bila dipanaskan dan diberi kesempatan untuk dingin kemudian
dipakai untuk menggoreng kembali, karena komposisi ikatan rangkapnya telah rusak.
Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak menginginkan menderita
hiperkolesterolemi dianjurkan untuk membatasi penggunaan minyak goreng terutama
jelantah karena akan meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat
menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti
penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain.
e. Kebiasaan Konsumsi Minuman Beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat cenderung
hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti.
Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki
tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit.
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga,
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan
darah merah berperan dalam menaikkan tekanan darah. Diperkirakan konsumsi alkohol
berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi
tiga gelas atau lebih minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat
hipertensi sebesar dua kali. Bagaimana dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah
belum diketahui dengan jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka
panjang, minum-minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ
lain.
f. Obesitas
Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks massa tubuh > 25
(berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan salah satu faktor risiko
terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi.
Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi
dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau
normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang
rendah. Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi.
Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45
menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.
Selain itu dengan kurangnya olah raga maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah,
dan apabila asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan
bertambah. Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena
beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk
memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar
melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada
dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan
kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan
air. Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan antara berat
badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka risiko
hipertensi juga meningkat. Pada penelitian lain dibuktikan bahwa curah jantung dan
volume darah sirkulasi lansia obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara.
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang
mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada
dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan
kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan
membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk
mencegah terjadinya hipertensi. Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi
langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang
yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 %
memiliki berat badan lebih.
g. Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga
isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan
olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga
bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya aktifitas fisik
meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat
badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang
lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri.
h. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis,
yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti
belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap
stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Stres adalah yang kita
rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya
dan kemampuan kita untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa
stres bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon kita
terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan,
murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah)
dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu
jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan penyesuaian sehingga
timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa
hipertensi atau penyakit maag. Menurut Slamet Suyono stres juga memiliki hubungan
dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan
darah secara intermiten. Apabila stress berlangsung lama dapat mengakibatkan
peninggian tekanan darah yang menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa
mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibat stress
berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat dipastikan.

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala
umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan
oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer
cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien
hipertensi

D. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik
kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang
yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Tekanan Darah
Kategori
Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi stage I 130-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage II ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg
(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlights 2018 : Guideline For The
Prevention, Detection, Evaluation And Management Of High Blood Pressure In Adults
2013)
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan
hipertensi sekunder (Aspiani, 2014). Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah
yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi
primer. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer
adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder
adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti
penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi
sekunder. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan
kontrasepsi oral, kehamilan, peningkatan volume intravaskular, luka bakar dan stres
(Aspiani, 2014).

E. KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi
yaitu : (Aspiani, 2014)
1. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi.
2. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang
bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,
beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa,
banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi
ini disebut gagal jantung.
4. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.

F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Pengaturan diet
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
sistem renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding vaskular.
c) Diet kaya buah sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

b. Penurunan berat badan


Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan
voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan
dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yangs angat efektif untuk 18 menurunkan tekanan darah. Penurunan berat
badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan
obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat penurunan
penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung simpasimpatomimetik,
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal
jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.
c. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung.. olahraga isotonik dapat
juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi
katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu
minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan
kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
d. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka oanjang hipertensi
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung.
2. Penatalaksanaan Farmakologis
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan :
a) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic
bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung 19
dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai
diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR. Penghambat enzim mengubah
angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan angiostenin II
dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiostenin I
menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan
menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunakan sekresi
aldosterne, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium

G. OBAT TRADISIONAL UNTUK HIPERTENSI


1. Makanan yang boleh dimakan
a. Seledri
Seledri sejak zaman dahulu sudah menjadi obat tradisional di negara
China karena bisa mengobati tekanan darah tinggi. Sesuai penelitian baru-baru
ini seledri bisa diolah menjadi jus dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi
dengan cara mengkonsumsi setiap hari. Karena kandungan kalium,
antioksidan dan mineral pada seledri dapat meregangkan otot-otot yang ada
pada dinding arteri sehingga darah bisa mengalir lancar. Berguna untuk
mengurangi hormon yang menimbulkan stres karena pembuluh darah yang
semakin lama semakin mengerut.
b. Tomat
Tomat merupakan makanan hipertensi yang tepat untuk dikomsumsi
orang-orang yang mengalami tekanan darah tinggi. Sebaiknya jika anda
mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi anda mengkomsumsi tomat
setiap harinya karena tomat sangat baik untuk penderita hipertensi.
c. Kentang
Kentang merupakan makanan yang banyak dikomsumsi orang dan bisa
dijadikan sebagai menu makanan yang sehat dan baik untuk kesehatan. Untuk
menurunkan tekanan darah tinggi sebaiknya anda mengkomsumsi kentang
dengan rutin.
d. Pisang
Tentunya anda semua sudah tidak asing lagi dengan buah pisang,
ternyata buah pisang adalah salah satu makanan hipertensi yang tepat untuk
dikomsumsi bagi penderita darah tinggi. Pisang mempunyai banyak
kandungan vitamin yang baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang
anda alami.
e. Kedelai
Kedelai juga termasuk kedalam makanan hipertensi yang tepat yang
bisa anda komsumsi, keledai mempunyai kandungan magnesium dan juga
kalium yang sangat baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi, anda bisa
mengkomsumsi susu kedelai secara rutin jika ingin mendapatkan tekanan
darah yang normal.
f. Sayuran Hijau
Makanan hipertensi yang terakhir yang bisa anda komsumsi adalah
sayuran hijau seperti bayam. Bayam merupakan sayuran yang banyak
mengandung serat, potasium, magnesium, dan nutrisi yang ampuh untuk
menurunkan tekanan darah didalam tubuh jadi anda komsumsi bayam secara
rutin dengan memasukan bayam kedalam menu makanan anda.
g. Mentimun
Jus mentimun mengandung hormon yang dibutuhkan oleh sel-sel
pankreas untuk memproduksi insulin dan sangat bermanfaat bagi penderita
diabetes. Para peneliti menemukan bahwa senyawa yang disebut sterol di
dalam mentimun dapat membantu mengurangi kadar kolesterol. Mentimun
juga mengandung banyak potasium, magnesium dan serat yang bekerja efektif
mengatur tekanan darah. Hal ini membuat mentimun baik untuk merawat
tekanan darah rendah dan tekanan darah tinggi.

2. Cara Membuat Jus Mentimun Untuk Mengontrol Hipertensi


a. Bahan
1) Buah mentimun segar
2) Air putih
b. Alat
1) Pisau
2) Gelas
3) Blender
4) Saringan
c. Cara membuat
1) Siapkan buah mentimun yang masih segar
2) Kupas mentimun hingga bersih atau bisa langsung dengan kulitnya dan
potong-potong
3) Masukkan ke dalam blender dengan ditambahkan sedikit air (cukup air
saja) dan blender
4) Setelah diblender, saring jus tadi ke dalam gelas dan jus siap untuk
diminum
Lampiran 2
EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?


2. Apa saja penyebab dari hipertensi?
3. Bagaimana tanda dan gejala seseorang yang menderita hipertensi?
4. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi?
5. Bagaimana penanganan dari hipertensi?
6. Apa saja pengobatan tradisional untuk pasien hipertensi?

Kunci jawaban
1. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu periode,
dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg.
(Aspiani, 2014)
2. Penyebab hipertensi
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Riwayat Keluarga
d. Genetik
e. Kebiasaan Merokok
f. Konsumsi Asin/Garam
g. Konsumsi Lemak Jenuh
h. Kebiasaan Konsumsi Minuman Beralkohol
i. Obesitas
j. Olahraga
k. Stres
3. Tanda dan gelaja hipertensi
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
4. Komplikasi hipertensi
a. Stroke
b. Infark miokard
c. Gagal jantung
d. Kerusakan Ginjal
5. Penatalaksanaan hipertensi
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
b. Pengaturan diet
a) Rendah garam
b) Diet tinggi kalium
c) Diet kaya buah sayur
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
c. Penurunan berat badan
d. Olahraga teratur
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol.
f. Penatalaksanaan Farmakologis
a) Terapi oksigen
b) Pemantauan hemodinamik
c) Pemantauan jantung
d) Obat-obatan :
1) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic
6. Obat tradisional untuk hipertensi
a. Seledri
b. Tomat
c. Kentang
d. Pisang
e. Kedelai
f. Sayuran Hijau
g. Mentimun
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
AKUPRESUR HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:

NI MADE ANASARI
NIM. P07120320008

KELAS NERS A/ PRODI PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DENPASAR
2020
SOP AKUPRESURE PASIEN DENGAN HIPERTENSI

AKUPRESURE UNTUK HIPERTENSI

PENGERTIA N Akupresur adalah cara pengobatan yang berasal dari Cina, yang
biasa disebut dengan pijat akupunktur yaitu metode pemijatan pada
titik akupunktur (acupoint) di tubuh manusia tanpa menggunakan
jarum
TUJUAN 1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi
nyeri dan inflamasi
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi
setiap organ internal
4. Membantu memperbaiki mobilitas
5. Menurunkan tekanan darah
INDIKASI Klien dengan Hipertensi
KONTRAINDIKASI Klien yang menderita luka bakar hebat, fraktur.
PERSIAPAN 1. Menyediakan alat
PASIEN 2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
3. Mengukur tekanan darah penderita Hipertensi (ringan dan
sedang) sebelum melakukan akupresure dan di catat dalam
lembar observasi
PERSIAPAN ALAT 1. Sphygmomanometer
DAN BAHAN 2. Stetoskop
3. Minyak Zaitun
4. Lembar observasi tekanan darah
5. Tisue Basah dan kering
6. Matras
CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan seperti matras, minyak zaitun, tissue
basah & kering, sphygmomanometer & stetoskop
2. Posisikan pasien dengan posisi duduk dengan kedua kaki
lurus ke depan
3. Kaji keluhan pasien dan ukur TTV pasien
4. Bersihkan telapak kaki pasien dengan tissue basah
5. Keringkan telapak kaki pasien dengan tissue kering
6. Tuangkan minyak zaitun ke tangan secukupnya
7. Massage ringan kaki pasien untuk melemaskan otot-ptot kaki
agar tidak kaku
8. Mulai melakukan akupresure pada titik KI 1 lakukan tekanan
selama 2 menit

9. Mulai melalukan akupresure pada titik LR 3 lakukan tekanan


selamat 2 menit.

10. Mulai melalukan akupresure pada titik ST 36 lakukan tekanan


selamat 2 menit.

11. Mulai melalukan akupresure pada titik LI 4 lakukan tekanan


selamat 2 menit.
12. Mulai melalukan akupresure pada titik GB 20 lakukan tekanan
selamat 2 menit.

13. Mulai melalukan akupresure pada titik GB 21 lakukan tekanan


selamat 2 menit.

EVALUASI 1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya


2. Kaji tekanan darah klien
Hal-hal yang harus 1. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.
diperhatikan :
2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak
terlalu dingin, pencahyaan yang cukup tidak remang-remang.
3. Posisi klien dengan keadaan duduk pastikan pasien merasa
nyaman dalam posisi tersebut.
3. Epistaksis
2. Obesitas
(mimisan)
(Kegemukan)

APAITUHIPERTENSI ? 4. Kejang
Hipertensi adalah tekanan darah 3. Kurang
persistem dimana tekanan sistolik olah raga 5. Telinga berdenging
diatas 140 mmHg dan diastolic >90
mmHg
6. Sukar tidur
KLASIFIKASI TDORANGDEWASA 4. Merokok

7. Mata
5. Minum berkunang-kunang
minuman beralkohol

PERAWATANDI RUMAH
6. Penyakit ginjal,
DM
1. Penurunan BB bila
FAKTORPENYEBAB Tanda dan Gejala
terdapat kelebihan
HIPERTENSI
1. Stres Psikologis 1. Peningkatan
tekanan darah
2. Membatasi
2. Sakit kepala di
alkohol
bagian tengkung
3. Menghindari
3. Meningkatkan makanan berlemak
aktifitas fisik dan stress

4. Olahraga HIPERTENSI
4. Berhenti merokok dan mengurangi CCCCCCCCCCCCCC
yang cukup
kolesterol pada makanan
“HIPERTENSI”
CCCCCCC
Farmakologi
Obat-obatan anti hipertensi

OLEH :
NI MADE ANASARI
(PO7120320008)

PENCEGAHANHIPERTENSI PENGOBATANTRADISIONALUNTUKHIPERTENSI
➢ Buah Mentimun
KELAS A
Non Farmakologi ➢ Buah Belimbing
SEMESTER I/ PROGRAM
➢ Daun Seledri
PROFESI NERS
1. Mengurangi
➢ Melon
asupan garam

PEN
Cara GOBAObat
Membuat TATradisional
NDENGdari ANBahan
TERA PI dan Belimbing
Ketimun
K➢OM PLEgrM
Pijat
➢ 100 ENTE R & 100 gr belimbingbersih
Akupresur
buah ketimun KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2. Menghindari ➢ Cuci semua bahan hingga bersih POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM PROFESI NERS
rokok dan minuman ➢ Kupas kulitnya kemudian diparut
JURUSAN KEPERAWATAN
beralkohol ➢ Saring airnya kemudian diminum TAHUN 2021
➢ Lakukan setiap hari kurang lebih 2x minum perhari

Anda mungkin juga menyukai