Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Pulau Moyo No. 33, Pedungan Denpasar
Telp/Faksimile : (0361) 725273/724563
Laman (website) : www.poltekkes-denpasar.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa : Ni Made Anasari


NIM : P07120320008

A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien

Nama : Tn.M.A

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Siswa

Agama :Islam

Tanggal Masuk RS : 4 Mei 2021

Alasan Masuk : Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSUP Sanglah
Denpasar dengan keluhan sesak

Diagnosa Medis : Asma Bronkhiale

Initial survey:
A (alertness)

: V (verbal) :
P (pain) :
U (unrespons) :

Warna triase
: P1 P2
P3 P4 P5
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
1. Keadaan jalan nafas

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Pernafasan : Abnormal, dengan jenis pernapasan takipnea disertai


sesak dengan frekuensi pernapasan 26 x/menit

Upaya napas : tampak adanya penggunaan pucing hidung dan


sesekali bernapas melalui mulut.

Benda asing di jalan nafas :Terdapat penumpukan mucus berlebih yang tertahan
dalam jalan nafas, dan tampak pasien tidak mampu
melakukan batuk secara efektif.

Bunyi nafas : Terdengar adanya bunyi napas tambahan yaitu


wheezing

Hembusan nafas : Ada, tampak ekspirasi memanjang

2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas (mucus yang tertahan) ditandai dengan pasien mengeluh sesak, pasien
mengatakan mengalami batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, tampak pasien
tidak mampu batuk secara efektif, tampak adanya akumulasi sputum berlebih di
jalan nafas, terdengar suara napas tambahan yaitu wheezing saat inspirasi, dan
frekuensi pernapasan 26 x/menit.
3. Intervensi / Implementasi
a. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, dan usaha napas)
b. Memonitor bunyi napas tambahan
c. Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
d. Memberikan posisi semi fowler
e. Memberikan terapi oksigen
f. Mengajarkan Teknik batuk efektif
g. Melakukan Kolaborasi pemberian obat bronkodilator (Nebulizer combivent 1UDV
dan Ventolin 2,5 mg) dan obat kortikosteroid (methylprednisolone 62,5 mg/ intra
vena)
4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan sesak yang dirasakan cukup membaik, dan dapat mengeluarkan
dahak setelah pemberian Tindakan.
O : Pasien tampak dapat mengeluarkan dahak setelah pemberian Tindakan seperti
Nabulizer dan Latihan batuk efektif. Dahak yang dikeluarkan kurang lebih 6 cc dengan
warna putih kekuningan dan dengan konsistensi cair. Frekuensi pernapasan 20x/ menit.
Pasien tampak lebih tenang setelah pemberian Tindakan.
A : Masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
P : Edukasi pasien dalam penggunaan Teknik batuk efektif di rumah untuk meningkatkan
bersihan jalan napas yang efektif.

BREATHING

1. Fungsi pernafasan

Jenis Pernafasan : Takipnea

Frekwensi Pernafasan : 26 x/menit

Retraksi Otot bantu nafas : Tidak ada penggunaan retraksi otot bantu nafas

Kelainan dinding thoraks : Tidak ada

Bunyi nafas : wheezing

Hembusan nafas : ada, tampak ekspirasi memanjang

Irama pernapasan : Tidak teratur

Kedalaman : Dangkal

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola napas berhubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai
dengan pasien mengeluh sesak, sesak bertambah saat tidur terlentang, tampak
fase ekspirasi memanjang, terdapat penggunaan napas cuping hidung dan
sesekali pasien tampak bernapas melalui mulut, pola pernapasan abnormal
dengan jenis pernapasan takipnea, irama tidak teratur, kedalaman dangkal, dan
frekuensi pernapasan 26x/menit.

3. Intervensi / Implementasi
a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, dan usaha napas)
b. Posisikan semi fowler
c. Monitor saturasi oksigen
d. Berikan terapi oksigen
e. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
f. Auskultasi bunyi napas
g. Atur internal pemantau respirasi sesuai kondisi pasien
h. Melakukan Kolaborasi pemberian obat bronkodilator (Nebulizer combivent 1UDV
dan Ventolin 2,5 mg) dan obat kortikosteroid (methylprednisolone 62,5 mg/ intra
vena)

4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan sesak yang dirasakan cukup membaik
O : Tampak tidak ada pemanjangan fase ekspirasi pernapasan, ortopnea membaik setelah
pemberian Tindakan, tidak tampak penggunaan napas cuping hidung, pola napas normal
dengan frekuensi 20x/menit, irama teratur, kedalaman normal, SPO2 97%.
A : Masalah keperawatan pola napas tidak efektif teratasi

P : Edukasi pasien untuk menghindari faktor pencetus timbulnya asma yaitu aktivitas
berlebih.

CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Perdarahan (internal/eksternal) : Tidak terdapat adanya perdarahan baik internal


maupun eksternal pada pasien

Kapilari Refill : <2 detik


Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi radial/carotis : 100 x/menit


Akral perifer : Hangat
2. DiagnosaKeperawatan
Tidak ada
3. Intervensi / Implementasi
4. Evaluasi
Tidak ada
DISABILITY
1. Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E4 V5 M6 :15
Reflex fisiologis : positif
Reflex patologis : positif
Kekuatan otot : 444 444
444 444

2. Diagnosa Keperawatan
Tidak ada

3. Intervensi / Implementasi
Tidak ada
4. Evaluasi
Tidak ada

PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER


(Dibuat bila pasien lebih dari 2 jam diobservasi di IGD)
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. RKD
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa pasien mempunyai Riwayat penyakit
asma sejak kecil berumur 5 tahun.

b. RKS
Keluarga mengatakan pasien mengalami sesak sejak 1 jam SMRS, tidak
mampu menyeluarkan dahak saat batuk. Keluarga mengatakan saat sesak
timbul dirumah saat pasien sedang berolahraga (push up dan skipping),
pasien sempat diberikan inhaler milik pribadi tetapi tidak kunjung terjadi
perubahan yang lebih baik. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa
Tn.M.A ke IGD RSUP Sanglah Denpasar untuk mendapatkan penangan
medis lebih lanjut.

c. RKK

Keluarga pasien mengatakan di dalam keluarganya ada yang memiliki


penyakit asma seperti yang dialami oleh Tn.A yaitu ayah kandungnya.
2. RIWAYAT DAN MEKANISME TRAUMA

Pasien dan keluarga mengatakan bahwa pasien tidak memiliki Riwayat trauma fisik.

3. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


a. Kepala
Kulit kepala : Kulit kepala tampak bersih, bentuk kepal normocephali, tidak
ada lesi, maupun benjolan

Mata : Bentuk kedua mata simetris, kunjungkiva tidak anemis, sklera


tidak ikterik, refleks pupil isokor, penglihatan sedikit kabur

Telinga : Bentuk kedua telinga simetris, keadaan cukup bersih, tidak


terdapat nyeri tekan, dan pendengaran sedikit menurun.

Hidung : Bentuk normal, keadaan bersih, tidak ditemukan polit, tidak ada
nyeri tekan, dan tidak ada pengeluaran cairan.

Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, gigi tampak penuh, keadaan mulut dan
gigi bersih.

Wajah : Bentuk wajah bulat, tidak terdapat memar, odem, nyeri tekan,
maupun benjolan.

b. Leher : bentuk normal, tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar


tiroid, nadi karotis teraba, tidak ada benjolan maupun nyeri
tekan.

c. Dada/ thoraks Paru-paru


Inspeksi : Postur atau bentuk dada normal, ekspansi paru simetris, warna
kulit normal, frekuensi pernapasan 26 x/ menit, irama teratur,
kedalaman normal, sifat pernapasan yaitu pernapasan dada,
dan tidak terdapat retraksi dinding dada.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, tidak ditemukan adanya
massa, ekspansi paru simetris, dan terdapat getaran saat pasien
disarankan menyebutkan kalimat “tujuh puluh tujuh” atau yang
disebut dengan vocal fremitus.

Perkusi : Terdengar suara sonor saat dilakukan perkusi paru

Auskultasi : Terdengar adanya suara napas tambahan yaitu wheezing saat


inspirasi.

Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, tidak
tampak adanya pembesaran jantung.

Palpasi : Iktus kordis teraba, dan tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Suara jantuk pekak

Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler

d. Abdomen

Inspeksi : tidak ada edema, lesi, warna kulit normal, dan tidak ada ascites

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, maupun benjolan.

Perkusi : Terdengar suara timpani

Auskultasi : Bising usus 18x/menit.

e. Pelvis

Inspeksi : Bentuk pelvis simetris, tidak terdapat lesi atau jejas

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada pelvis.

f. Perineum dan rektum : Tidak terkaji.


g. Genitalia : Tidak terkaji
h. Ekstremitas

Status sirkulasi : CRT <2 detik

Keadaan injury : tidak ditemukan adanya injuri pada kedua ekstremitas


i. Neurologis
Fungsi sensorik : Tidak terdapat adanya gangguan sensasi nyeri,
sensasi taktil, sensas getar, maupun sensasi gerak,
dan sensasi suhu.
Fungsi motorik : Kekuatan otot 444 444
444 444

4. HASIL LABORATORIUM
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

5. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik seperti foto thorax dan lain-lain

6. TERAPI DOKTER
a. Metilprednisolone 6,26 mg / Intra vena
b. Nebulizer combivent 1UDV dan Ventolin 2,5 mg
c. Terapi O2 dengan nasal canul 4 lpm
B. ANALISIS DATA

Data focus Analisis Masalah


Data Subjektif : Latihan fisik berlebih Bersihan jalan napas
- Pasien dan keluarga menyatakan tidak efektif
bahwa pasien mengalami sesak sejak Reaksi antigen dan antibody
1 jam sebelum masuk rumah sakit
- Pasien mengatakan tidak mempu Antigen merangsang IgE di sel mast
mengeluarkan dahak saat batuk
Proses pelepasan produk sel mast
Data Objektif : (seperti histamine, leukotriene,
- Tampak pasien tidak mampu batuk prostaglandin, bradikinin, dan
secara efektif sitokonin.
- Tampak adanya akumulasi sputum
berlebih di jalan nafas Sekresi mucus meningkat
- Terdengar suara napas tambahan
yaitu wheezing Produksi mucus bertambah
- Frekuensi pernapasan 26 x/menit
Obstruksi saluran napas
(penyempitan)

Bersihan jalan napas tidak efektif


Data Subjektif : Latihan fisik berlebih Pola napas tidak
- Pasien mengeluh sesak dan efektif
bertambah saat tidur terlentang Reaksi antigen dan antibody
Data Objektif :
- Tampak penggunaan nafas cuping Antigen merangsang IgE di sel mast
hidung
- Tampak ekspirasi memanjang Proses pelepasan produk sel mast
- Pola nafas abnormal (takipnea, irama (seperti histamine, leukotriene,
tidak teratur, kedalaman dangkal, prostaglandin, bradikinin, dan
frekuensi napas 26x/ menit) sitokonin.
- Tampak sesekali pasien bernapas
melalui mulut. Obstruksi saluran napas
(penyempitan)
Dipsnea, pola napas abnormal,
ekspirasi memanjang, pernapasan
cuping hidung, pernapasan pused-
lip

Pola napas tidak efektif

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan napas
(mucus yang tertahan) ditandai dengan pasien mengeluh sesak, pasien mengatakan
mengalami batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, sesak bertambah saat berbaring,
tampak pasien tidak mampu batuk secara efektif, tampak adanya akumulasi sputum
berlebih di jalan nafas, terdengar suara napas tambahan yaitu ronchi, dan frekuensi
pernapasan 26 x/menit.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai dengan
pasien mengeluh sesak, sesak bertambah saat tidur terlentang, tampak fase ekspirasi
memanjang, terdapat penggunaan napas cuping hidung dan sesekali pasien tampak
bernapas melalui mulut, pola pernapasan abnormal dengan jenis pernapasan takipnea,
irama tidak teratur, kedalaman dangkal, dan frekuensi pernapasan 26x/menit.

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
KEPER TUJUAN DAN INTERVENSI
NO.
AWATA KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
N
1 Bersihan jalan napas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Jalan
tidak efektif selama 1 x 4 jam diharapkan Napas (I.01011)
berhubungan dengan bersihan jalan napas meningkat Observasi :
benda asing dalam jalan dengan kriteria hasil : i. Monitor pola napas
napas (mucus yang
Bersihan jalan napas (L. 01001) (frekuensi,
tertahan) ditandai dengan 1. Batuk efektif meningkat kedalaman, dan
pasien mengeluh sesak, 2. Dipsnea menurun usaha napas)
pasien mengatakan 3. Gelisah menurun j. Monitor bunyi napas
mengalami batuk 4. Frekuensi napas membaik tambahan
berdahak yang sulit k. Monitor sputum
dikeluarkan, sesak (jumlah, warna,
bertambah saat aroma)
berbaring, tampak pasien Terapeutik :
tidak mampu batuk 1. Posisikan semi fowler
secara efektif, tampak 2. Berikan terapi oksigen
adanya akumulasi Edukasi :
sputum berlebih di jalan 1. Ajarkan Teknik batuk
nafas, terdengar suara efektif
napas tambahan yaitu Kolaborasi
ronchi, frekuensi 1. Kolaborasi pemberian
pernapasan 26 x/menit. bronkodilator (Nebulizer
combivent 1UDV dan
Ventolin 2,5 mg)

2 Gangguan pola Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Respirasi (I.01014)


napas keperawatan selama 1 x 4 jam maka Tindakan:
berhubung pola napas membaik dengan kriteria Observasi:
an dengan hasil: 1. Monitor pola napas
depresi Pola napas (L.01004) 2. Monitor saturasi oksigen
pusat 1. Dispnea menurun 3. Palpasi kesimetrisan
pernapasan 2. Pemanjangan fase ekspirasi ekspansi paru
ditandai menurun 4. Auskultasi bunyi napas
dengan 3. Ortopnea menurun Terapeutik:
pasien 4. Pernapasan cuping hidung 1. Atur internal pemantau
mengeluh menurun respirasi sesuai kondisi
sesak, 5. Frekuensi napas membaik pasien
sesak 6. Kedalaman napas membaik Edukasi:
bertambah 1. Jelaskan tujuan dan
saat tidur prosedur pemantauan.
terlentang,
tampak Manajemen Jalan
fase Napas (I.01011)
ekspirasi Observasi :
memanjan 1. Monitor pola napas
g, terdapat (frekuensi, kedalaman,
penggunaa dan usaha napas)
n napas Terapeutik :
cuping 1. Posisikan semi fowler
hidung dan 2. Berikan terapi oksigen
sesekali Kolaborasi
pasien 1. Kolaborasi pemberian
tampak bronkodilator, ekspektorat,
bernapas mukolitik (Nebulizer
melalui combivent 1UDV dan
mulut, pola Ventolin 2,5 mg)
pernapasan
abnormal
dengan
jenis
pernapasan
takipnea,
irama tidak
teratur,
kedalaman
dangkal,
dan
frekuensi
pernapasan
26x/menit.
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Tgl/
No. Implementasi Respon Paraf
Dx Jam
4 Mei - Memonitor pola napas (frekuensi,
1,2 DS : pasien mengeluh sesak
2021 kedalaman, dan usaha napas
15.45 - Memonitor bunyi napas tambahan DO : pasien tampak sesak, frekuensi (Ana)
wita pernapasan 26x/menit, kedalaman dangkal,
tampak tasien menggunakan pernapasan
cuping hidung dan sesekali bernapas
melalui mulut. Tampak tersengar suara
napas tambahan berupa wheezing
15.50
1,2 - Memberikan terapi oksigen nasal DS : pasien mengatakan bersedia
canul 4 lpm menerima terapi O2
(Ana)
- Memberikan posisi semi fowler DO : Pasien tampak lebih nyaman dengan
posisi semi fowler, oksigen nasal canul
telah terpasang dengan kecepatan 4 lpm.
15.55 - Melakukan Palpasi kesimetrisan
2 DS : -
ekspansi paru
- Memonitor saturasi oksigen DO : Ekspansi paru tampak simetris (Ana)
kanan dan kiri, SPO2 87 %
16.00
1,2 - Melakukan Kolaborasi pemberian DS : Pasien mengatakan bersedia
bronkodilator (Nebulizer combivent menerima terapi inhalasi dan terapi obat.
(Ana)
1UDV)
DO : Terapi nebulizer dengan combiven
- Melakukan kolaborasi pemberian 1 UDV tampak telah diterima. Obat
obat kortikosteroid Metilprednisolone 6,26 mg tampak
(Metilprednisolone 6,26 mg / Intra masuk via Intra vena tanpa disertai
vena) reaksi alergi.
16.15 - Mengajarkan Teknik batuk efektif
1 DS : Pasien mengatakan pahan dengan
teknik batuk efektif yang diajarkan (Ana)

DO : Pasien tampak mendemonstrasikan


Teknik batuk efektif
16.25 - Memonitor sputum (jumlah, warna,
1 DS : -
aroma)
DO : Tampak adanya pengeluaran (Ana)
sputum kurang lebih 3 cc, berwarna
putih kekuningan, dan dengan bauk has
sputum.
16.45 - Mengatur internal pemantau respirasi
1,2 DS : Pasien mengatakan masih
sesuai kondisi pasien (setiap 1 jam)
merasakan sesak napas
- Menjelaskan tujuan dan prosedur (Ana)
pemantauan. DO : Pola napas abnormal dengan
- Memonitor pola napas (frekuensi, frekuensi 24x/menit, kedalaman
kedalaman, dan usaha napas dangkal, irama tidak teratur, tampak
- Memonitor saturasi oksigen penggunaan napas cuping hidung.
- Melakukan Auskultasi bunyi napas Tampak masih terdengar suara napas
tambahan yaitu wheezing. SPO2 91%.
17.30 - Melakukan Kolaborasi pemberian
1,2 DS : Pasien mengatakan bersedia
bronkodilator (Nebulizer combivent
1UDV dan Ventolin 2,5 mg) DO : pasien tampak menerima Terapi (Ana)
inhalasi kedua berupa nebulizer
combivent 1UDV dan Ventolin 2,5 mg
17.45 - Memonitor pola napas (frekuensi,
1,2 DS : Pasien mengatakan sesak yang
kedalaman, dan usaha napas
dirasakan cukup berkurang
- Memonitor saturasi oksigen (Ana)
- Melakukan Auskultasi bunyi napas DO : Pola napas abnormal dengan
frekuensi 21x/menit, kedalaman normal,
irama teratur, tidak tampak penggunaan
napas cuping hidung. Suara napas
tambahan yaitu wheezing tampak
menurun SPO2 95%.
17.55 - Mengajarkan Teknik batuk efektif
1 DS : Pasien mengatakan pahan dengan
- Memonitor sputum (jumlah, warna,
teknik batuk efektif yang diajarkan
aroma) (Ana)
DO : Pasien tampak mendemonstrasikan
Teknik batuk efektif dan dapat
mengeluarkan sputum kurang lebih 3 cc
dengan konsistensi cair, berwarna putih
kekuningan, dan aroma khas sputum)
18.45 - Memonitor pola napas (frekuensi,
1,2 DS : Pasien mengatakan sesak yang
kedalaman, dan usaha napas
dirasakan cukup berkurang
- Memonitor saturasi oksigen (Ana)
- Melakukan Auskultasi bunyi napas DO : Pola napas normal dengan
frekuensi 20x/menit, kedalaman normal,
irama teratur, tidak tampak penggunaan
napas cuping hidung. Suara napas
tambahan yaitu wheezing tampak
menurun SPO2 97%.
F. EVALUASI

No. Tgl / Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf


Dx
1 4 Mei 2021 S : Pasien mengatakan sesak yang dirasakan cukup membaik, dan dapat
18.45 mengeluarkan dahak setelah pemberian Tindakan.
O : Pasien tampak dapat mengeluarkan dahak setelah pemberian Tindakan (Ana)
seperti Nabulizer dan Latihan batuk efektif. Dahak yang dikeluarkan kurang
lebih 6 ml dengan warna putih kekuningan dan dengan konsistensi cair.
Frekuensi pernapasan 20x/ menit. Pasien tampak lebih tenang setelah
pemberian Tindakan.
A : Tujuan keperawatan no 1, 2, 3, dan 4 teratasi
P : Edukasi pasien dalam penggunaan Teknik batuk efektif di rumah untuk
meningkatkan bersihan jalan napas yang efektif.
2 4 Mei 2021 S : Pasien mengatakan sesak yang dirasakan cukup membaik
18.45 O : Tampak tidak ada pemanjangan fase ekspirasi pernapasan, ortopnea membaik
setelah pemberian Tindakan, tidak tampak penggunaan napas cuping hidung, (Ana)
pola napas normal dengan frekuensi 20x/menit, irama teratur, kedalaman
normal, SPO2 97%.
A : Tujuan keperawatan no 1 sampai 6 tercapai
P : Edukasi pasien untuk menghindari factor pencetus timbulnya asma yaitu
aktivitas berlebih.
RESUME DAN PERENCANAAN PASIEN PULANG

INFORMASI PEMINDAHAN RUANGAN/PEMULANGAN PASIEN


INFORMAS √ KETERANG
I AN
Di Ruang :
[ ] Foto Rontgen : [ ] Laboratorium:
MRS
lembar [ ] EKG : lembar
[ ] Obat-obatan :
Dipulangkan √ [√ ] KIE [√ ] Obat pulang [ ] Foto Rontgen
[ ] Laboratorium [ ] Kontrol Poliklinik, tanggal - / - / -
Pulang paksa [ ] KIE [ ] Tanda tangan pulang paksa
Meninggal Dinyatakan meninggal pukul . WITA
Minggat Dinyatakan minggat pukul . WITA
Nama dan tanda tangan perawat pengkaji

(Ni Made Anasari)


LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, April 2021


Nama Pembimbing /CI Nama Mahasiswa

(Ns. Ngakan N. Rai Bawa, S. Kep) (Ni Made Anasari)


NIP. 198507312008121003 NIM. P07120320008

Nama Pembimbing/CT

(I Wayan Surasta, S.Kp.,M.Fis)


NIP. 196512311987031015

Anda mungkin juga menyukai