FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn.M.A
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : Siswa
Agama :Islam
Alasan Masuk : Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSUP Sanglah
Denpasar dengan keluhan sesak
Initial survey:
A (alertness)
: V (verbal) :
P (pain) :
U (unrespons) :
Warna triase
: P1 P2
P3 P4 P5
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
1. Keadaan jalan nafas
Benda asing di jalan nafas :Terdapat penumpukan mucus berlebih yang tertahan
dalam jalan nafas, dan tampak pasien tidak mampu
melakukan batuk secara efektif.
2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas (mucus yang tertahan) ditandai dengan pasien mengeluh sesak, pasien
mengatakan mengalami batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, tampak pasien
tidak mampu batuk secara efektif, tampak adanya akumulasi sputum berlebih di
jalan nafas, terdengar suara napas tambahan yaitu wheezing saat inspirasi, dan
frekuensi pernapasan 26 x/menit.
3. Intervensi / Implementasi
a. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, dan usaha napas)
b. Memonitor bunyi napas tambahan
c. Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
d. Memberikan posisi semi fowler
e. Memberikan terapi oksigen
f. Mengajarkan Teknik batuk efektif
g. Melakukan Kolaborasi pemberian obat bronkodilator (Nebulizer combivent 1UDV
dan Ventolin 2,5 mg) dan obat kortikosteroid (methylprednisolone 62,5 mg/ intra
vena)
4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan sesak yang dirasakan cukup membaik, dan dapat mengeluarkan
dahak setelah pemberian Tindakan.
O : Pasien tampak dapat mengeluarkan dahak setelah pemberian Tindakan seperti
Nabulizer dan Latihan batuk efektif. Dahak yang dikeluarkan kurang lebih 6 cc dengan
warna putih kekuningan dan dengan konsistensi cair. Frekuensi pernapasan 20x/ menit.
Pasien tampak lebih tenang setelah pemberian Tindakan.
A : Masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
P : Edukasi pasien dalam penggunaan Teknik batuk efektif di rumah untuk meningkatkan
bersihan jalan napas yang efektif.
BREATHING
1. Fungsi pernafasan
Retraksi Otot bantu nafas : Tidak ada penggunaan retraksi otot bantu nafas
Kedalaman : Dangkal
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola napas berhubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai
dengan pasien mengeluh sesak, sesak bertambah saat tidur terlentang, tampak
fase ekspirasi memanjang, terdapat penggunaan napas cuping hidung dan
sesekali pasien tampak bernapas melalui mulut, pola pernapasan abnormal
dengan jenis pernapasan takipnea, irama tidak teratur, kedalaman dangkal, dan
frekuensi pernapasan 26x/menit.
3. Intervensi / Implementasi
a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, dan usaha napas)
b. Posisikan semi fowler
c. Monitor saturasi oksigen
d. Berikan terapi oksigen
e. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
f. Auskultasi bunyi napas
g. Atur internal pemantau respirasi sesuai kondisi pasien
h. Melakukan Kolaborasi pemberian obat bronkodilator (Nebulizer combivent 1UDV
dan Ventolin 2,5 mg) dan obat kortikosteroid (methylprednisolone 62,5 mg/ intra
vena)
4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan sesak yang dirasakan cukup membaik
O : Tampak tidak ada pemanjangan fase ekspirasi pernapasan, ortopnea membaik setelah
pemberian Tindakan, tidak tampak penggunaan napas cuping hidung, pola napas normal
dengan frekuensi 20x/menit, irama teratur, kedalaman normal, SPO2 97%.
A : Masalah keperawatan pola napas tidak efektif teratasi
P : Edukasi pasien untuk menghindari faktor pencetus timbulnya asma yaitu aktivitas
berlebih.
CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak ada
3. Intervensi / Implementasi
Tidak ada
4. Evaluasi
Tidak ada
b. RKS
Keluarga mengatakan pasien mengalami sesak sejak 1 jam SMRS, tidak
mampu menyeluarkan dahak saat batuk. Keluarga mengatakan saat sesak
timbul dirumah saat pasien sedang berolahraga (push up dan skipping),
pasien sempat diberikan inhaler milik pribadi tetapi tidak kunjung terjadi
perubahan yang lebih baik. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa
Tn.M.A ke IGD RSUP Sanglah Denpasar untuk mendapatkan penangan
medis lebih lanjut.
c. RKK
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa pasien tidak memiliki Riwayat trauma fisik.
Hidung : Bentuk normal, keadaan bersih, tidak ditemukan polit, tidak ada
nyeri tekan, dan tidak ada pengeluaran cairan.
Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, gigi tampak penuh, keadaan mulut dan
gigi bersih.
Wajah : Bentuk wajah bulat, tidak terdapat memar, odem, nyeri tekan,
maupun benjolan.
Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, tidak
tampak adanya pembesaran jantung.
d. Abdomen
Inspeksi : tidak ada edema, lesi, warna kulit normal, dan tidak ada ascites
e. Pelvis
4. HASIL LABORATORIUM
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
6. TERAPI DOKTER
a. Metilprednisolone 6,26 mg / Intra vena
b. Nebulizer combivent 1UDV dan Ventolin 2,5 mg
c. Terapi O2 dengan nasal canul 4 lpm
B. ANALISIS DATA
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPER TUJUAN DAN INTERVENSI
NO.
AWATA KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
N
1 Bersihan jalan napas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Jalan
tidak efektif selama 1 x 4 jam diharapkan Napas (I.01011)
berhubungan dengan bersihan jalan napas meningkat Observasi :
benda asing dalam jalan dengan kriteria hasil : i. Monitor pola napas
napas (mucus yang
Bersihan jalan napas (L. 01001) (frekuensi,
tertahan) ditandai dengan 1. Batuk efektif meningkat kedalaman, dan
pasien mengeluh sesak, 2. Dipsnea menurun usaha napas)
pasien mengatakan 3. Gelisah menurun j. Monitor bunyi napas
mengalami batuk 4. Frekuensi napas membaik tambahan
berdahak yang sulit k. Monitor sputum
dikeluarkan, sesak (jumlah, warna,
bertambah saat aroma)
berbaring, tampak pasien Terapeutik :
tidak mampu batuk 1. Posisikan semi fowler
secara efektif, tampak 2. Berikan terapi oksigen
adanya akumulasi Edukasi :
sputum berlebih di jalan 1. Ajarkan Teknik batuk
nafas, terdengar suara efektif
napas tambahan yaitu Kolaborasi
ronchi, frekuensi 1. Kolaborasi pemberian
pernapasan 26 x/menit. bronkodilator (Nebulizer
combivent 1UDV dan
Ventolin 2,5 mg)
Tgl/
No. Implementasi Respon Paraf
Dx Jam
4 Mei - Memonitor pola napas (frekuensi,
1,2 DS : pasien mengeluh sesak
2021 kedalaman, dan usaha napas
15.45 - Memonitor bunyi napas tambahan DO : pasien tampak sesak, frekuensi (Ana)
wita pernapasan 26x/menit, kedalaman dangkal,
tampak tasien menggunakan pernapasan
cuping hidung dan sesekali bernapas
melalui mulut. Tampak tersengar suara
napas tambahan berupa wheezing
15.50
1,2 - Memberikan terapi oksigen nasal DS : pasien mengatakan bersedia
canul 4 lpm menerima terapi O2
(Ana)
- Memberikan posisi semi fowler DO : Pasien tampak lebih nyaman dengan
posisi semi fowler, oksigen nasal canul
telah terpasang dengan kecepatan 4 lpm.
15.55 - Melakukan Palpasi kesimetrisan
2 DS : -
ekspansi paru
- Memonitor saturasi oksigen DO : Ekspansi paru tampak simetris (Ana)
kanan dan kiri, SPO2 87 %
16.00
1,2 - Melakukan Kolaborasi pemberian DS : Pasien mengatakan bersedia
bronkodilator (Nebulizer combivent menerima terapi inhalasi dan terapi obat.
(Ana)
1UDV)
DO : Terapi nebulizer dengan combiven
- Melakukan kolaborasi pemberian 1 UDV tampak telah diterima. Obat
obat kortikosteroid Metilprednisolone 6,26 mg tampak
(Metilprednisolone 6,26 mg / Intra masuk via Intra vena tanpa disertai
vena) reaksi alergi.
16.15 - Mengajarkan Teknik batuk efektif
1 DS : Pasien mengatakan pahan dengan
teknik batuk efektif yang diajarkan (Ana)
Nama Pembimbing/CT