OLEH:
SEMESTER II
PROFESI NERS
1. Perilaku Kekerasan
2. Perilaku Bunuh diri
a. Perubahan sensori persepsi: halusinasi (fase IV)
b. Perubahan proses pikir: waham curiga
c. Masalah-masalah keperawatan yang berkaitan dengan kondisi pasien
putus zat dan over dosis:
1) Perubahan kenyamanan: nyeri
2) Gangguan pola tidur
3) Gangguan pemenuhan nutrisi
4) Gangguan eliminasi bowel
5) Defisit perawatan diri
3. Fase-fase Tindakan Intensif Bagi Pasien Psikiatri
Secara umum ada tiga fase tindakan intensif bagi pasien yaitu : fase
intensif I, II, III.
b. Fase intensif I (24 jam pertama)
Prinsip tindakan : life saving, Mencegah cedera pada pasien, orang lain
dan lingkungan
Indikasi: Pasien dengan skor 1-10 RUFA
Intervensi: observasi ketat, KDM (Kebutuhan Dasar Manusia), Terapi
modalitas : terapi musik.
c. Fase intensif II (24-72 jam pertama)
Prinsip tindakan: observasi lanjutan dari fase krisis (intensif I),
mempertahankan pencegahan cedera pada pasien, orang lain dan
lingkungan
Indikasi : Pasien dengan skor 11-20 RUFA
Intervensi: observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari fase
intensif I, terapi modalitas : terapi music dan olah raga
d. Fase intensif III (72 jam-10 hari)
Prinsip tindakan: observasi lanjutan dari fase akut (intensif II),
memfasilitasi perawatan mandiri pasien
Indikasi: Pasien dengan skor 21-30 RUFA
Intervensi: observasi dilakukan secara minimal, pasien lebih banyak
melakukan aktivitas secara mandiri, terapi modalitas : terapi music, terapi
olah raga, life skill therapy.
4. Mengukur Tingkat Kedaruratan Pasien Dengan Skala GAF (General
Adaptive Function)
Adapun skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kedaruratan
pasien adalah skala GAF (General Adaptive Function) dengan rentang skor 1
– 30 skala GAF. Kondisi klien dikaji setiap shift dengan menggunakan skor
GAF. Katagori klien yang berada dalam rentang skor 1-30 GAF adalah:
1. Skor 21 - 30: perilaku dipengaruhi oleh waham atau halusinasi atau
gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (misalnya kadang-
kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai preokupasi bunuh diri) atau
ketidakmampuan untuk berfungsi hampir pada semua bidang (misalnya
tinggal ditempat tidur) sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan.
2. Skor 11 – 20: terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain
(misalnya usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering
melakukan kekerasan, kegembiraan manik) atau kadang-kadang gagal
untuk mempertahankan perawatan diri yang minimal (misalnya mengusap
feses) atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (sebagian besar
inkoheren atau membisu)
3. Skor 1 – 10: Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan
parah (misalnya kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk
mempertahankan hiegene pribadi yang minimal atau tindakan bunuh diri
yang serius tanpa harapan bunuh diri yang jelas.
N Diagnosa Skor RUFA 1-10 Skor RUFA 11-20 Skor RUFA 21-30
o Keperawa
(Intensif I) (Intensif II) (Intensif III)
tan
2. POHON MASALAH
RESIKO PERILAKU HARGA DIRI
RESIKO BUNUH DIRI ISOLASI SOSIAL
AKIBAT KEKERASAN RENDAH
FAKTOR PREDISPOSISI :
FAKTOR PRESIPITASI :
1. FAKTOR HAMBATAN
1. FAKTOR SOSIAL
CAUSA 2. FAKTOR SOSIAL
BUDAYA
BUDAYA
2. FAKTOR BIOKIMIA
3. FAKTOR PSIKOLOGIS
3. FAKTOR
4. FAKTOR BIOLOGIS
PSIKOLOGIS
5. FAKTOR GENETIK
(Direja, 2011)
Adaptif Maladaptif
4. KLASIFIKASI
6. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmakologi
2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
3. Penarikan diri high potensial
4. ECT tipe katatonik
5. Psikoterapi
6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
9. Mekanisme Koping
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang, tidak mampu
mengendalikan diri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Waham
3. Rencana Keperawatan
DIAGNOSIS PERENCANAAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
KEPERAWATAN
Waham TUM : Setelah dilakukan asuhan Manajemen Waham (I.09295)
Definisi : Klien mampu berpikir dan keperawatan selama ….x….. Tindakan
Keyakinan yang keliru tentang berhubungan dengan diharapkan Status Orientasi Observasi
isi pikiran yang dipertahankan realitas atau kenyataan. membaik dengan kriteria hasil : Monitor waham yang isinya
secara kuat atau terus menerus Verbalisasi waham menurun membahayakan membahayakan
namun tidak sesuai dengan (5) diri sendiri, orang lain dan
kenyataan Perilaku waham menurun lingkungan
Penyebab : (5) Monitor efek terapeutik dan efek
Faktor biologis : kelainan Curiga menurun (5) samping obat
genetic/keturunan, kelainan Sikap bermusuhan menurun Terapeutik
neurologis (mis. Gangguan (5) Bina hubungan interpersonal
system limbik, gangguan Khawatir menurun (5) saling percaya
gang lia basalis, tumor otak) Tegang menurun (5) Tunjukkan sikap tidak
Faktor psikodimanik (mis. Menarik diri menurun (5) menghakimi secara konsisten
Isolasi social, hipersensitif) Perilaku sesuai realita Diskusikan waham dengan
Maladaptasi membaik (5) berfokus pada perasaan yang
Stress berlebihan Isi piker sesuai realita mendasari waham (“anda terlihat
Gejala dan Tanda Mayor membaik (5) seperti sedang nerasa ketakutan”)
Subjektif Pembicaraan membaik (5) Hindari perdebtan tentang
Mengungkapkan isi waham Konsentrasi membaik (5) keyakinan yang keliru, nyatakan
Objektif Pola tidur membaik (5) keraguan sesuai fakta
Menunjukkan perilaku Pola pikir membaik (5) Hindari memperkuat gagasan
sesuai isi waham Kemampuan mengambil waham
Isi piker tidak sesuai kepurusan membaik (5) Sediakan lingkungan aman dan
realitas Perawatan diri membaik (5) nyaman
Isi pembicaraan sulit Berikan aktivitas rekreasi dan
dimengerti pengalihan sesuai kebutuhan
Gejala dan Tanda Minor Lakukan intervensi pengontrolan
Subjektif perilaku waham ( mis.limit
Merasa sulit berkonsentrasi setting, pembatasan wilayah,
Merasa khawatir pengekangan fisik, atau seklusi)
Objektif
Curiga berlebihan
Waspada berlebihan Edukasi
Bicara berlebihan Anjurkan mengungkapkan dan
Sikap menentang atau memvalidasi waham (uji realitas)
permusuhan dengan orang yang dipercaya
Wajah tegang (pemberi asuhan/keluarga)
Pola tidur berubah Anjurkan melakukan rutinitas
Tidak mampu mengambil harian secara konsisten
keputusan Latih manajemen stress
Flight of idea Jelaskan tentang waham serta
Produktivitas kerja enyakit terkait (mis. Delirium,
menurun skozofrenia, atau depresi), cara
Tidak mampu merawat diri mengatasi dan obat yang diberika
Menarik diri Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat,
Kondisi klinis terkait: sesuai indikasi.
Skizofrenia
Gangguan system limbik Orientasi Realita (I.09297)
Gangguan ganglia basalis Observasi:
Tumor otak Monitor perubahan orientasi
Depresi Minitor perubahan kognitif dan
perilaku
Teraupetik:
Perkenalkan nama saat akan
memulai interaksi
Orientasikan orang, waktu
,tempat
Hadirkan realita (beri penjelasan
alternative, hindari perdebatan)
Sediakan lingkungan dan
rutinitas secara konsisten
Atur stimulus sensorik dan
lingkungan (mis.kunjungan,
pemandangan, suara
pencahayaan, bau, dan sentuhan)
Gunakan symbol dala
mengorientasikan lingkungan
(mis.tanda, gambar, warna)
Lakukan dalam terapi kelompok
orientasi
Berikan waktu istirahat dan tidur
yang cukup, sesuai kebutuhan
Fasilitasi akses informasi (mis,
telivisi, surat kabar, radio )jika
perlu
Edukasi
Anjurkan perawatan diri sendiri
mandiri
Anjurkan penggunaan alat banyu
(mis,kacamata, alat bnatu dengar,
gigi palsu)
Ajarkan keluarga dalam
perawatan orientasi relaita
TUK 1 : Setelah diberikan asuhan 1.1 Bina hubungan saling percaya
keperawatan dalam 1 x dan hubungan interpersonal
Klien dapat membina
pertemuan, diharapkan pasien dengan pasien
hubungan saling percaya menunjukkan :
a. Sapa klien dengan ramah baik
a. Menjawab salam
verbal maupun non verbal
b. Ada kontak mata
b. Perkenalkan diri dengan
c. Mau berjabat tangan
sopan
d. Klien tersenyum
c. Tanyakan nama lengkap dan
e. Mau menyebutkan nama
nama yang disukai klien
f. Klien mau duduk
berhadapan dengan perawat d. Jelaskan tujuan pertemuan
g. Mau mengutarakan masalah e. Jujur dan menepati janji
yang dihadapinya f. Tunjukan rasa empati dan
menerima klien dengan apa
adanya
1.2 Hindari mendebat atau
mendukung waham pasien
a. Katakan perawat menerima
keyakinan klien
b. Katakan perawat tidak
mendukung keyakinan klien
1.3 Sediakan rasa nyaman dan
jaminan keamanan pasien
a. “Anda berada ditempat aman
dan terlindungi”
b. Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan tinggalkan
klien dalam keadaan sendiri.
1.4.Monitor waham untuk
mengetahui adanya isi waham yang
membahayakan diri atau kekerasan
TUK 2 : Setelah diberikan asuhan 2.1 Berikan pujian pada penampilan
keperawatan dalam 1 x dan kemampuan klien yang
Klien dapat
pertemuan, diharapkan pasien : realistis.
mengientifikasi 2.2 Diskusikan bersama dengan
1. Klien mau menyebutkan klien mengenai kemampuan
kemampuan yang
aspek positif yang dimiliki yang dmilikinya terdahulu dan
dimilikinya. 2. Klien dapat saat ini.
mempertahankan aktifitas 2.3 Tanyakan apa yang bisa
sehari hari. dilakukan (kaitkan dengan hal
seputar aktifitas) sehari hari dan
perawatan dari klien), lalu
anjurkan untuk melakukannya
saat ini.
2.4 Jika klien selalu berbicara
tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham
tersebut tidak ada atau klien
berhenti membicarakan
wahamnya. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien
sangat penting.
TUK 3 : Setelah diberikan asuhan 3.1 Observasi kebutuhan klien sehari
keperawatan dalam 1 x hari
Klien dapat
pertemuan, diharapkan pasien : 3.2 Diskusikan kebutuhan klien
mengidentifikasi 1. Klien mau menyebutkan
waham yang tidak terpenuhi
kebutuhan yang tidak kebutuhan yang tidak
selama dirumah maupun
terpenuhi
dimiliki atau faktor dirumah sakit
2. Klien dapat melakukan
3.3 Menghubungkan kebutuhan
pencetus wahamanya. aktivitas secara terarah yang tidak terpenuhi dengan
timbulnya waham/faktor
pencetus wahamnya.
3.4 Tingkatkan aktivitas klien yang
dapat memenuhi kebutuhan klien
serta aktivitas yang memerlukan
waktu dan tenaga
3.5 Mengatur situasi agar klien tidak
memiliki waktu untuk
menggunakan wahamnya
TUK 4 : Setelah diberikan asuhan 4.1 Berbicara dengan klien dalam
keperawatan dalam 1 x konteks realita (realitas diri,
Klien dapat
pertemuan, diharapkan pasien : realitas orang lain, serta realitas
mengidentifikasi waham 1. Klien dapat berbicara
waktu dan tempat).
dengan beriorentasi pada dengan realitas.
4.2 Ikut sertakan klien dalam terapi
2. Klien dapat menyebutkan
realitas secara bertahap aktivitas kelompok dalam
perbedaan pengalaman nyata
kaitannya dengan orientasi
dan pengalaman wahamnya.
realitas
3. Klien mengikuti Terapi
4.3 Berikan pujian pada tiap
Aktivitas Kelompok (TAK)
kegiatan positif yang dilakukan
oleh klien
TUK 5 : Setelah diberikan asuhan 5.1 Diskusikan dengan klien dan
keperawatan dalam 1 x keluarga tentang obat, dosis,
Klien dapat menggunakan
pertemuan, diharapkan pasien : frekuensi, efek samping obat,
obat dengan benar 1. Klien dapat mengetahui dan akibat dari penghentian obat
manfaat minum obat, 5.2 Diskusikan perubahan perasaan
kerugian tidak minum obat. klien setelah minum obat
2. Klien mengetahui nama, 5.3 Berikan obat dengan prinsip 6
benar dan observasi setelah
warna, dosis, efek samping,
minum obat.
efek terapi.
3. Klien mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan
benar
4. Klien dapat
mendemonstrasikan akibat
berhenti minum obat tanpa
berkonsultasi pada dokter
5. Klien dapat
mendemonstrasikan prinsip
6 benar dalam penggunaan
obat.
4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan sesual dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih
dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya saat ini. Pelaksanaan terdiri dari lima
aspek, yaitu diagnosa, pelaksanaan, evaluasi, modifikasi dan paraf.
5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus, membandingkan respon klien
dengan kriteria hasil yang telah ditemukan. Evaluasi dapat ditentukan dengan
menggunakan pendekatan SOAP (S : respon subyektif klien, O : respon obyektif
klien yang dapat diobservasi oleh perawat, A : analisa ulang atas data subyektif
dan obyektif untuk menyimpulkan apakah masalah tetap atau muncul masalah
baru. P : bila ada masalah baru rencanakan kembali untuk intervensi selanjutnya).
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan D dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Direja, AHS. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika; Yogyakarta.
Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto ed. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta :
Salemba
Medika
Surbakti. 2010. Gangguan Kebahagiaan Anda dan Solusinya. PT. Elex Media
Komputindo; Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus Pusat PPNI : Jakarta