Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KONSEP RUFA

OLEH
WULANDARI MARGARETHA TRIYANTI
30190119142

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2019
MAKALAH KONSEP RUFA

OLEH
YOVITA APRILSHATNY HELVENITA JEHALU
30190119143

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2019
KONSEP RUFA (RESPON UMUM FUNGSI ADAPTIF) YANG BISA
DIAPLIKASIKAN PADA SETING KEGAWATDARURATAN KEPERAWATAN
JIWA.
RUFA merupakan pengkajian keperawatan untuk menentukan kondisi darurat pasien dan
menentukan tindakan yang harus diberikan kepada pasien (Mahardika, 2013).
Keperawatan meyakini bahwa kondisi manusia selalu bergerak pada rentang adaptif dan
maladaptif. Kondisi adaptif dan maladaptif ini dapat dilihat atau diukur dari respons yang
ditampilkan. Dari respon sini kemudian dirumuskan diagnosa skor RUFA dibuat berdasarkan
diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien, sehingga setiap diagnosa keperawatan
memiliki kriteria skor RUFA tersendiri. RUFA (Respons Umum Fungsi Adaptif) / GAFR
(General Adaptive Funtion Response) merupakan modifikasi dari skor GAF karena
keperawatan menggunakan pendekatan respons manusia dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan fungsi respons yang adaptif (Stuart & Laraia, 2005). Pengkajian
Kegawatdaruratan Jiwa berdasarkan RUFA (Mahardika, 2013) yaitu;

Table 1. RUFA Perilaku Kekerasan

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 – 10 11 – 20 21 – 30

Pikiran Orang lain / makhluk Orang lain / makhluk Orang lain / makhluk
lain mengancam lain mengancam lain mengancam

Perasaan Marah dan jengkel Marah dan jengkel Kadang marah dan
terus-menerus (seringkali) jengkel, sering tenang

Tindakan Terus-menerus Hanya mengancam Kadang-kadang


mengancam orang lain secara verbal masing mengancam
(verbal) secara verbal.
Tidak ada tindakan
Terus-menerus kekerasan fisik Komunikasi cukup
berusaha mencederai koheren
orang lain (fisik) Komunikasi kacau

Komunikasi sangat
kacau

Table 2. RUFA Waham

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 – 10 11 – 20 21 – 30

Pikiran Terus menerus Pikiran didominasi oleh Pikiran kadang-


terfiksasi dengan isi waham, kadang masih kadang dikendalikan
wahamnya memiliki pikiran yang wahamnya
rasional
Perasaan Sangat dipengaruhi oleh Lebih dipengaruhi Kadang masih
wahamnya wahamnya dipengaruhi
wahamnya

Tindakan Komunikasi sangat Komunikasi masih Komunikasi sering


kacau, selalu kacau. terganggu waham
dipengaruhi oleh
waham. Tidak mencederai orang
lain
Mungkin mengancam
orang lain
Mencederai orang lain

Table 3. RUFA Risiko Bunuh Diri


(Skor: 1-10 Skala RUFA) (Skor: 11-20 Skala (Skor: 21-30 Skala RUFA
RUFA
Percobaan Bunuh Diri Ancaman Bunuh Diri Isyarat Bunuh Diri
1. Aktif mencoba bunuh diri 1. Aktif memikirkan 1. Mungkin sudah memiliki
dengan cara: rencana bunuh diri, ide untuk mengakhiri
a. gantung diri namun tidak disertai hidupnya, namun tidak
b. minum racun dengan percobaan disertai dengan ancaman
c. memotong urat nadi bunuh diri dan percobaan bunuh diri
d. menjatuhkan diri 2. Mengatakan ingin 2. Mengungkapkan
dari tempat yang bunuh diri namun perasaan seperti rasa
tinggi tanpa rencana yang bersalah / sedih / marah /
2. Mengalami depresi spesifik putus asa / tidak berdaya
3. Mempunyai rencana 3. Menarik diri dari 3. Mengungkapkan hal-hal
bunuh diri yang spesifik pergaulan sosial negatif tentang diri
4. Menyiapkan alat untuk sendiri yang
bunuh diri (pistol, pisau, menggambarkan harga
silet, dll) diri rendah
4. Mengatakan: “Tolong
jaga anak-anak karena
saya akan pergi jauh!”
atau “Segala sesuatu akan
lebih baik tanpa saya.”

Table 4. RUFA Halusinasi

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 – 10 11 – 20 21 – 30

Penilaian  Penilaian realitas  Mulai dapat  Pasien sudah


realitas terganggu, pasien membedakan yang mengenal
tidak bisa nyata dan yang tidak halusinasinya
membedakan yang nyata.  Berfikir logis
nyata dan yang tidak  Kadang-kadang  Persepsi adekuat
nyata. mengalami
 Halusinasi dianggap gangguan pikiran
nyata
Perasaan  Panik  Cemas berat  Cemas sedang
 Reaksi emosinal  Emosi sesuai
berlebihan atau dengan kenyataan
berkurang, mudah
tersinggung
Perilaku  Pasien kehilangan  PK secara verbal  Perilaku sesuai
control diri, melukai  Bicara, senyum dan  Ekspresi tenang
diri sendiri, orang tertawa sendiri  Frekwensi
lain dan lingkungan  Mengatakan munculnya
akibat mengikuti isi mendengar suara, halusinasi jarang
halusinasinya melihat, mengecap,
 PK secara verbal mencium dan atau
 Kegiatan fisik yang merasa sesuatu yang
merefleksikan isi tidak nyata.
halusinasi seperti  Sikap curiga dan
amuk, agitasi, permusuhan
memukul atau  Frekwensi
melukai orang munculnya
secara fisik, serta halusinasi sering
pengerusakan
secara lingkungan
 Gejala di atas
ditemukan secara
terus-menerus pada
pasien

Table 5. RUFA Panik

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 – 10 11 – 20 21 – 30

Respon Napas pendek, rasa Napas pendek, Napas pendek, mulut


fisik tercekik dan palpitasi, berkeringat, tekanan kering, anoreksia,
nyeri dada, sakit kepala, darah naik diare/konstipasi
pucat dan gemetar

Persepsi Persepsi sangat kacau, Persepsi sangat sempit, Hanya berfokus pada
takut menjadi gila, takut merasa tidak mampu masalahnya
kehilangan kendali menyelesaikan masalah

Perilaku Agitasi, mengamuk, Marah Sering merasa gelisah,


marah gerakan tersentak-
sentak (meremas
tangan)

Emosi Ketakutan Tegang Adanya perasaan tidak


aman

Verbal Blocking atau berteriak Bicara cepat terkadang Banyak bicara dan
blocking cepat

Table 6. RUFA Isolasi Sosial

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 - 10 11 – 20 21 – 30

Respon terhadap Apatis Apatis Ada tapi jarang


lingkungan

Respon motorik Stupor Mulai ada pergerakan Pergerakan tubuh


tubuh lambat
Kataton

Komunikasi Tidak ada Ada respon non verbal Respon verbal


dengan orang lain seperlunya

Kemampuan Total care Pertial care Minimal care


perawatan diri :
 Makan dan
Tidak mampu Dibantu Dimotivasi
minum
 Berhias
 Toileting
Tidak mampu Dibantu Dimotivasi
 Kebersihan
diri Tidak mampu Dibantu Dimotivasi
Tidak mampu Dibantu Dimotivasi

Afek Datar Tumpul Sesuai

Kontak mata Tidak ada Ada tapi jarang Ada


Table 7. RUFA Overdosis Opioid

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 – 10 11 – 20 21 – 30

Tingkat Koma Somnolen Compos mentis


kesadaran

Komunikasi Tidak ada Non verbal dan bicara Koheren baik verbal
kacau maupun non verbal serta
gelisah

TTV Respirasi Respirasi normal, Respirasi normal,


hipoventilasi kurang heart rate bradikardi, takikardia, suhu tubuh
dari 12 kali permenit, suhu badan fluktuatif, fluktuatif, tekanan darah
Heart rate bradikardi, hipotensi meningkat dari normal
hipotermi, hipotensi

Respon fisik Pupil miosis (pin Pupil dilatasi Pupil dilatasi, goose
point pupil), bibir dan flesh, yawning,
tubuh membiru lakrimasi, berkeringat,
rhinore, emosilabil, nyeri
abdomen, diare, mual
dan atau muntah dan
tremor

Table 8. RUFA Putus Zat Golongan Opioid

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 - 10 11 – 20 21 – 30

Mual dan Mual menetap Mual ringan tanpa Tidak mual dan tidak
muntah kadang muntah muntah muntah atau mual yang
hilang timbul

Berdirinya Goose flesh jelas Goose flesh jelas dan Kadang-kadang Goose
bulu-bulu pada tubuh dan dapat diraba flesh jelas pada tubuh
badan / tangan dan tangan
merinding /
goose flesh

TTV Respirasi Respirasi normal, heart Respirasi normal,


hipoventilasi kurang rate bradikardi, suhu takikardia, suhu tubuh
dari 12 kali badan fluktuatif, fluktuatif, tekanan
permenit, Heart rate hipotensi darah meningkat dari
normal
bradikardi,
hipotermi, hipotensi

Respon fisik Pupil miosis (pin Pupil dilatasi Pupil dilatasi,


point pupil), bibir gooseflesh, yawning,
dan tubuh membiru lakrimasi, berkeringat,
rhinore, emosilabil,
nyeri abdomen, diare,
mual dan atau muntah
dan tremor

RUFA untuk setiap diagnosa keperawatan


 Skore 1 – 10 memerlukan tindakan intensif 1
 Skore 11 – 20 memerlukan tindakan intensif 2
 Skore 21 – 30 memerlukan tindakan intensif 3

 FASE TINDAKAN INTENSIF


a. Fase intensif I (24 jam pertama)
1. Prinsip tindakan
a) Life saving
b) Mencegah cedera pada klien, orang lain dan lingkungan
2. Indikasi
Klien dengan skor 1-10 skala RUFA
3. Pengkajian
Hal-hal yang harus dikaji adalah:
a) Riwayat perawatan yang lalu
b) Psikiater atau perawat jiwa yang baru-baru ini menangani klien (bila
memungkinkan)
c) Diagnosa gangguan jiwa di waktu lalu yang mirip dengan tanda dan gejala yang
dialami klien saat ini
d) Stressor sosial, lingkungan, dan kultural yang menimbulkan masalah klien saat
ini.
e) Kemampuan dan keingginan klien untuk bekerjasama dalam proses treatment.
f) Riwayat pengobatan dan respons terhadap terapi, mencakup jenis obat yang
didapat, dosis, respons terhadap obat, efek samping dan kepatuhan minum obat,
serta daftar obat terakhir yang diresepkan dan nama dokter yang meresepkan.
g) Pemeriksaan kognitif untuk mendeteksi kerusakan kognitif atau neuro psikiatrik
h) Tes kehamilan untuk semua klien usia subur.

Pengkajian lengkap harus dilakukan dalam 3 jam pertama. Selain itu klien harus
diperiksa oleh seorang psikiater/dokter umum kesehatan jiwa (Psikiater/Medical Officer
Mental Health (MOMH) / GP+(General Practitioner)/GP++) dalam 8 jam pertama dengan
prioritas pertama adalah psikiater. Bila tidak ada psikiater maka klien dapat ditangani oleh
MOMH. Selanjutnya bila tidak ada MOMH dapat ditangani GP+ atau GP++. Klien-klien
yang berada dalam kondisi membutuhkan penangan sangat segera harus dikaji dan bertemu
dengan psikiater/MOMH dalam 15 menit pertama.
4. Intervensi
Intervensi untuk fase ini adalah:
a. Observasi ketat
b. Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar (makan, minum, perawatan diri)
c. Manajemen pengamanan klien yang efektif (jika dibutuhkan)
d. Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik.
e. Evaluasi: dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi klien
memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang intensif II.
f. Bila kondisi klien diatas 10 skala RUFA maka klien dapat dipindahkan ke
intensif II.

b. Fase intensif II (24-72 jam)


1. Prinsip tindakan
a) Observasi lanjutan dari fase krisis (Intensif I)
b) Mempertahankan pencegahan cedera pada klien, orang lain dan lingkungan
2. Indikasi: klien dengan skor 11-20 skala RUFA
3. Intervensi
Intervensi untuk fase adalah:
a) Observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari fase intensif I
b) Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik dan
terapi olahraga
c) Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi klien
memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang intensif III
d) Bila kondisi klien di atas skor 20 skala RUFA, maka klien dapat dipindahkan ke
intensif III, bila dibawah skor 11 skala RUFA maka klien dikembalikan ke fase
intensif I.

c. Fase intensif III (72 jam-10 hari)


1. Prinsip tindakan
a) Observasi lanjutan dari fase akut (Intensif II)
b) Memfasilitasi perawatan mandiri klien.
2. Indikasi: klien dengan skor 21-30 skala RUFA
3. Intervensi
Intervensi untuk fase ini adalah:
a) Observasi dilakukan secara minimal
b) Klien lebih banyak melakukan aktivitas secara mandiri
c) Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik, terapi
olahraga, dan life skill therapy.
d) Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi klien
memungkinkan untuk dipulangkan.
e) Bila kondisi klien diatas skor 30 skala RUFA maka klien dapat dipulangkan
dengan mengontak perawat CMHN terlebih dahulu. Bila dibawah skor 20 skala
RUFA klien dikembalikan ke fase intensif II, dan bila dibawah skor 11 RUFA
klien dikembalikan ke fase intensif I.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8678736/SGD_5_SGD3_KEGAWATDARURATAN_PSIKIATR
I

Anda mungkin juga menyukai