TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur tahun : 70 tahun
Jenis kelamin :L
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pensiunan
Status Marital : menikah
Tanggal, jam pengkajian : 31 Oktober 2018
Tanggal, jam masuk : 31 Oktober 2018, 07:44 am
Diagnosa Medis : Acut Coronary Syndrome (Acs) Stemi
Alamat : Setra Duta Cemara
3) TRIAGE : ATS 2
4) Survey Primer
- Airway
Look: tidak ada sumbatan, tidak ada benda asing, tidak ada darah yang
keluar.
Listen: tidak ada bunyi stridor atau snorkling.
Feel: adanya hembusan nafas
- Breathing:
Look: gerakan dada simetris, menggunakan otot bantu pernapasan, jenis
pernafasan : pernafasan dada.
Listen: bunyi nafas vesikuler
Feel: RR 20x/menit, irama nafas : teratur,
- Circulating: akral hangat, tidak sianosis, kelembapan kulit lembab, turgor
kulit normal.
Nadi 107x/menit, kuat, reguler
TD: 120/70 mmHg
CRT: < 2 detik
- Neurologi : GCS : 15, E : 4, M : 6, V : 5
- Kesadaran umum : compos mentis
- Pasien datang diantar keluaga
- Tempat kerjadian : rumah
- Tanggal kejadian : 31 Oktober 2018
- Jam : jam 07:00
Anamnesis :
- Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien masuk dengan keluhan nmyeri dada sebelah kiri
- Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri dada
- Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Klien mengatakan nyeri di bagian dada sebelah kiri. Sakit yang
dirasakan setiap mulai dari pagi. Rasa nyeri menyebar hingga kebahu
dan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 7/10.
Keterangan skala:
0: Tidak ada rasa nyeri yang dirasakan.
1: Nyeri ringan atau hampir tidak terasa dan kadang lupa akan nyeri
yang dirasa.
(https://www.scribd.com/doc/54952873/Skala-Nyeri)
5) Survey Sekunder
1) Sistem Pernapasan
- Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : klien mengatakan tidak ada sesak.
Saat dirawat : klien tidak mengeluh sesak.
- Pemeriksaan fisik:
Inspeksi:
Hidung: tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada deviasi
septum nasi, mikosa hidung tampak bersih, tidak ada sekret, tidak
ada polip, terpasang oksigen 2L, tidak ada cyanosis, bentuk dada:
simetris, pergerakan dada simetris, tidak ada deviasi trakea, tidak
ada retraksi dada, tidak ada dyspneu.
Palpasi:
Daerah sinus pranasalis: tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
pembengkakan.
Perkusi:
Terdengar sonor
Batas paru: Atas: ICS 2 kiri dan kanan, Bawah: ICS 5 kiri dan
kanan
Auskultasi: Vesikuler
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah pernapasan.
2) Sistem Kardiovaskuler
- Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: klien mengatakan tidak ada nyeri dada kiri.
Saat dirawat: klien tidak mengeluh nyeri dada kiri.
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Ictus cordis: tidak terlihat
Clubbing of the finger: tidak ada
Tidak terdapat edema pada dada kiri
Tidak terdapat sianosis.
Palpasi
Ictus cordis tidak teraba ICS 5
Capillary refill time < 2 detik
Tidak ada thrill dan tidak ada edema
Perkusi
Terdengar pekak
Batas-batas jantung: atas di ICS 2, Bawah di ICS 5
Auskultasi:
Bunyi jantung I terdengar lup di ICS 2 HR 60 kali per menit.
Bunyi jantung II terdengar dup di ICS 4 dan 5
Tidak ada bunyi tambahan.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah.
3) Sistem Pencernaan
- Anamnesa : Sebelum sakit/dirawat: klien mengatakan ada mual namun
tidak muntah dan ada nafsu makan.
Saat dirawat : Pasien mengatakan mual berkurang, tidak ada ingin
muntah dan nafsu makan tetap ada.
- Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Mulut : bibir tidak sianosis, ada stomatitis, lidah berwarna merah,
tidak gingivitis, gusi tidak berdarah, tonsil tidak membesar.
Gigi: ada caries di gigi depan, tidak ada gigi yang tanggal.
Tidak terpasang NGT
Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak terdapat bayangan/
gambaran bendungan pembuluh darah vena, tidak terdapat spider
naevi, tidak tampak distensi abdomen, tidak terdapat scar, tidak
tampak balutan verban di region/kuadran.
Tidak terpasang drain.
Anus: tidak ada hemorrhoid, tidak ada tanda-tanda keganasan.
Auskultasi
Palpasi:
Perkusi
Terdengar timpani.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
4) Sistem Perkemihan
- Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : klien mengatakan tidak ada nyeri saat
berkemih
Saat dirawat : klien mengatakan tidak adanya nyeri saat berkemih,
klien menggunakan pispot saat berkemih.
- Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
Tidak terpasang kateter urine. Pasien BAK 2 kali.
Palpasi
Perkusi
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
5) Sistem Persarafan
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: klien mengatakan tidak ada nyeri atau sakit
kepala.
Saat dirawat: klien tidak mengeluh ada nyeri atau sakit kepala.
(2) Pemeriksaan Fisik
Orientasi terhadap orang, waktu, tempat: pasien terorientasi baik
dengan pasien masih mengingat nama saya setelah 5 menit
perkenalan, mengenal waktu dan tanggal hari ini, dan klien
menyadari bahwa klien saat ini berada di rumah sakit Santo
Borromeus Bandung.
Memori jangka panjang dan pendek: pasien mengingat nama perawat.
Kemampuan kalkulasi: pasien bisa menjawab 4+3=7 dan 7x3=21.
Inspeksi:
Tingkat kesadaran: kualitatif: compos mentis
Kualitatif: GCS 15 (E=4, M=6, V=5)
Wajah simetris, mulut normal, tidak ada spastic.
Tidak terdapar pergerakan involunter
Tes sensori:
Dapat merasa Rangsang ringan (kapas)
Dapat merasa Rangsang sentuh
Tes Diskriminasi
Tidak ada lesi kepala.
Uji saraf kranial:
Nervus I (olfaktorius): klien dapat mengenal bau minyak kayu putih
pada hidung kiri maupun hidung kanan.
Nervus II (optikus): klien dapat membaca nama saya yang terdapat
pada name tag dengan jarak 25-30 cm tes pandang klien
normal.
Nervus III (okulomotoris): bola mata pasien dapat mengikuti gerakan
jari tangan dan kontraksi pupil terhadap cahaya nila 3.
Nervus IV (trochlearis): bola mata klien dapat gerak ke bawah dan ke
dalam.
Nervus V (Trigeminus): pasien dapat merasakan usapan kapas pada
wajahnya dan ada pergerakan pada otot temporal dan masseter
saat klien mengunyah.
Nervus VI (abducens): pasien dapat menggerakkan bola matanya ke
kiri dan kanan.
Nervus VII (Facialis): pasien dapat merasakan rasa manis, wajah
simetris.
Nervus VIII (Vestibulocochlearis): pasien dapat mendengar gesekan
jari pada kedua telinganya.
Nervus IX (Glossofaringeus): tidak ada gangguan
Nervus X (Vagus): tidak dapat di kaji.
Nervus XI (Ascesorius): saat klien menoleh ke samping,
sternocledomastoideus klien dapat terlihat.
Nervus XII (Hipoglosus): klien bisa mengeluarkan lidah bahkan
membuka mulut pun bias.
Perkusi:
Refleks fisiologis: tendon biceps: positif, tendon triceps positif.
Tendon patella positif, tendon achiles ada positif.
Refleks patologis: refleks babinski refleks normal.
(3) Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
6) Sistem Muskuloskeletal
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: klien tidak mengatakan ada nyeri sendi.
Saat dirawat: klien tidak ada nyeri sendi.
(2) Pemeriksaan fisik:
Inspeksi:
Ekstremitas atas tidak ada massa, Ekstremitas bawah tidak ada
massa.
Tidak ada atrofi.
Rentang gerak/range of motion gerak tangan kanan terbatas.
Nilai kekuatan otot 5 (0-5)
Keterangan: 5 5
5 5
Bentuk kolumna vertebralis: tidak ada kelainan.
Tidak menggunakan alat/balutan.
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan pada processus spinosus.
(3) Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
8) Sistem Endokrin
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: klien mengatakan tidak ada nyeri di leher.
Saat dirawat: klien tidak mengeluh ada nyeri di leher.
(2) Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Bentuk tubuh normal.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Tidak ada pembesaran pada ujung-ujung ekstremitas atas atau
bawah dan tidak ada lesi.
Palpasi
Kelenjar tiroid tidak teraba.
(3) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah.
9) Sistem Reproduksi
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: klien mengatakan tidak ada keluhan.
Saat dirawat: klien mengatakan tidak ada keluhan
(2) Pemeriksaan fisik:
Inspeksi: tidak ada luka
(3) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
10) Sistem integumen
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: klien mengatakan tidak ada kelainan kulit
Saat dirawat: klien mengeluh nyeri pada leher, mulut, tangan, perut,
dan punggung akibat adanya ruam-ruam pada kulit.
(2) Pemeriksaan fisik:
Inspeksi:
Rambut: warna hitam dan, tidak rontok.
Kuku: pendek.
Kulit: tidak ada keluhan
Tidak tampak Ptekie, tidak tampak Ekimosis.
Palpasi:
Tekstur kulit kering
Turgor kulit elastis.
Tidak ada Nyeri tekan
(3) Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawastan.
6) Data Penunjang
Laboratorium :
Hematologi (NORMAL)
Kimia Darah
CK – MB HH 30 U/L <25
Troponim T.HS HH.30 ng/mL 0.0-0.013 : Negatif
Borderline 0.014-0.099 : Borderline
Ureum Darah 35 mg/dL 18-55
eGFR H 1.2 mg/dL < 1.2
Kreatinin Darah
eGFR L 59.9 mL/min/1.73m”2 Klasifikasi derajat beratnya
CGK
>90 : LFG Nomrla/Tinggi
60-89 : penurunan LFG
ringan
Glukosa Darah H 123 mg/dL Konsensus DM 2015
Sewaktu Nomal : <100
Pre DM : 100-199
Natrium (sodium) 139 mmol/L 136-145
Kalium 4.5 mmol/L 3.5-5.1
(potassium)
- EKG
Sinus tachycardis
Minor left axis deviation
ST-segment elevation (anterior)
Probably abnormal ECG
Probably acute MI (anterior)
Occasional premature ventricular complexes
Atrial fibrillation
Tachycardia
Minor right axis deviation
Large negative T-wave (lateral, anterior)
Large t wave
Prolonged QT
Occasional premature ventricular complexes
Minor left axis deviation
Prolonged QT
Probably normal ECG
- Foto Thorax : Kardiomegali
- Terapi :
a. Clopidogrel
Indikasi :
Serangan jantung.
Stroke iskemik (akibat penyumbatan).
Penyakit arteri perifer.
Penyakit jantung koroner.
Kontraindikasi : pasien yang hipersensitifitas terhadap komponen
yang terkandung didalam klopidogrel dan pada pasien yang
mengalami pendarahan p[atologis seperti ulkus peltikum atau
pendarahan intracranial, ibu menyusui dan gangguan hati berat
Cara kerja : Clopidogrel bekerja secara selektif menghambat
adenosin difosfat (ADP) untuk mengikat reseptor platelet P2Y12
yang berperan penting dalam agregasi platelet dan pengikatan
oleh protein fibrin. Senyawa ini juga mengaktivasi glikoprotein
komplek GPIIb/IIIa yang merupakan reseptor besar dari
fibrinogen sehingga agregasi trombosit dapat dikurangi. Kedua
kemampuan senyawa ini dapat bekerja secara simultan mencegah
pengikatan fibrinogen dengan platelet atau trombosit dan juga
mencegah agregasi platelet/trombosit
Dosis obat : 300 mg
Golongan : Obat antiplatelet
Efek samping :
Mimisan atau pendarahan lain tanpa henti
Feses berdarah atau ada darah di dalam urin
Batuk darah atau muntah cairan berwarna gelap seperti kopi
Sesak napas
b. Aspilet
Indikasi : Sebagai obat anti trombotik kegunaan obat aspilet
adalah terutama pada pencegahan dan pengobatan berbagai
keadaan trombosis atau agregasi platelet (pembekuan darah) yang
terjadi pada tubuh terutama pada saat mengalami serangan
jantung atau pada penyakit jantung dan pasca stroke.
Kontraindikasi :
penderita yang diketahui mempunyai riwayat alergi atau
hipersensitif terhadap aspilet dan komponen Asam
Asetilsalisilat obat
penderita yang diketahui mempunyai riwayat penyakit asma
penderita yang diketahui mempunyai riwayat tukak lambung
atau penyakit maag
penderita yang diketahui mempunyai riwayat atau sering
mengalami perdarahan di bawah kulit
Cara kerja : untuk menghambat aktivitas COX-1, berperan untuk
metabolisme enzim utama dari asam arakidonat yang merupakan
prekusor prostaglandin yang memainkan peran utama dalam
pathogenesis peradangan, nyeri dan demam.
Dosis obat : tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80 mg
Golongan : ensait (non steroid
Efek samping :
Layaknya golongan NSAID lainnya, Aspilet mengakibatkan
gangguan pada saluran cerna seperti, ulserasi, perdarahan,
hingga yang paling fatal adalah perforasi usus dan lambung.
Pada pasien yang memiliki riwayat defisiensi glukosa-6-
fosfat-dehidrogenase, Aspilet dapat mengakibatkan anemia
hemolitik. Apalagi jika riwayat penyakitnya cukup parah
atau penggunaan dosis yang cukup besar.
Aspilet dalam dosis besar dapat mengakibatkan telinga
berdengung, meski hanya bersifat sementara.
Satu-satunya efek samping yang diakibatkan Aspilet yang
sangat serius adalah sindrom Reye. Prosentase kejadiannya
sangat jarang, meski akibat yang ditimbulkan bisa sangat
fatal. Sindrom Reye ditandai dengan lemak pada hati dan
enselopati akut yang umumnya menyerang anak-anak dan
remaja.
c. Isodinitrat
Indikasi : pereda angina ketika sedang terjadi. Hanya tablet
sublingual yang digunakan untuk pengobatan angina karena
waktu timbul aksinya yang cepat yaitu 2 – 5 menit.
Kontraindikasi :
Pasien yang diketahui mengalami reaksi hipersensitivitas
atau alergi terhadap Isosorbid Dinitrat.
Pasien yang diketahui mengalami reaksi hipersensitivitas
atau alergi terhadap obat yang termasuk golongan Nitrat
lainnya.
Pasien yang mengalami hipotensi berat, anemia,
hipovolemia, dan gagal jantung akibat obstruksi.
Pasien yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial
akibat trauma kepala atau pendarahan otak.
Cara kerja : senyawa nitral bejkerja melalui dua mekanismesecara
invivo senyawa nitrat merupakan pro-dug yaitu menjadi aktif
setelah dimetabolisme dan menghasilkan nitrogen monoksida
(NO). nitrogen monoksida akan membentuk kompleks nitro
sohemek dengan gluanilaksiklase dan mengstimulasi enzim ini
sehingga kadar cGMP meningkat. Selanjutnya cGMP akan
menyebabkan defosforilasi myosin, sehingga terjadi relaksasi otot
polos.
Dosis obat : 2-12 mg/ jam secara titrasi berdasarkan respon
pasien. Dosis maksimal adalah 20 mg/ jam.
Golongan : anti angina
Efek samping : penurunan tekanan darah yang terjadi ketika
bangkit dari posisi duduk (hipotensi ortostatik), menyebabkan
pusing, vertigo, jantung berdebar, dan kelemahan. Untuk
mengurangi risiko efek samping, pasien harus bangkit perlahan
dari posisi duduk. Efek pada saluran pencernaan yang mungkin
timbul antara lain mual, muntah, dan sakit perut. Efek Samping
yang berat dan berpotensi fatal adalah hipotensi berat dan kolaps
sirkulasi
d. Lovenox
Indikasi : Profilaksis gangguan tromboembolik vena terutama
pada bedah ortopedi atau bedah umum pada pasien berisiko
tinggi. Mencegah trombosispada sirkulasi ekstrakorporal
selama hemodialisa. Terapi angina tidak stabil
& infark miokard gelombang non-Q jika diberikan bersama
dengan asetosal. Profilaksis penyakit tromboembolik vena pada
pasien yang hrs berbaring terus di tempat tidur,
dengan faktor risiko sedang sampai tinggi.
Kontraindikasi : Riwayat trombositopenia selama terapi dengan
enoksaparin. Kecenderungan perdarahan, lesi organik yang
cenderung berdarah, endokarditisbakterial akut, gangguan
pembekuan darah mayor, stroke, ulkus GI akut.
Cara kerja : enoxaparin sodium, akan berperan sebagai anti
koagulan yang berfungsi sebagai pengencer darah sehingga darah
tidak akan mengental
Dosis obat : 1 x 04 cc
Golongan : anti koagulan anti platelet dan fibrinolitik
(trombolitik)
Efek samping : Gejala perdarahan, trombositopenia.
Jarang: hematoma & nekrosis kulit pada tempat
injeksi; alergi pada kulit atau reaksi alergi sistemik.
e. Ascardia
Indikasi :
Stroke iskemik.
Transient ischemic attack (TIA) atau stroke ringan.
Pencegahan miokard infark (MI) berulang.
Angina pektoris tidak stabil.
Angina pektoris stabil kronis.
Kontraindikasi :
Pengelompokan Data
EKG :
Sinus tachycardis
Minor left axis deviation
ST-segment elevation (anterior)
Probably abnormal ECG
Probably acute MI (anterior)
Occasional premature ventricular
complexes
Atrial fibrillation
Tachycardia
Minor right axis deviation
Large negative T-wave (lateral,
anterior)
Large t wave
Prolonged QT
Occasional premature ventricular
complexes
Minor left axis deviation
Prolonged QT
Probably normal ECG
Fhoto thorax : Kardiomegali
Klien mengatakan rasa nyeri Skala nyeri 4 (0-10).
sudah berkurang. Pasien sudah terlihat seperti biasa.
Klien mengatakan sesak Terpasang oksigen 2L
Klien mengatakan sudah bisa Klien tampak menyadari kondisi tubuhnya
menerima kondisinya saat ini. saat ini.
7) Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
- Nyeri akut
berhubungan dengan
penumpukan asam
laktat di otot jantung
- Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan kelemahan
8) Diagnosa Keperawatam
- Nyeri akut berhubungan dengan penumpukan asam laktat di otot jantung
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan beban kerja jantung
meningkat
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
9) Tujuan intervensi rasional
No DK Perencanaan
Tujuan intervensi Rasional
1 NOC : Lakukan pengkajian
Pain Level, nyeri
pain control, secarakomprehensif
comfort level termasuk
lokasi,karakteristik,
Setelah dilakukan durasi, frekuensi,
tinfakan keperawatan kualitas dan faktor
selama .... presipitasi
Pasien tidak Observasi reaksi
mengalami nyeri, dengan nonverbal dari
kriteria hasil: ketidaknyamanan
Mampu mengontrol nyeri Bantu pasien dan
tahu penyebab nyeri, keluarga
mampu menggunakan untuk mencari dan
tehnik nonfarmakologi menemukan dukungan
untuk Kontrol lingkungan
mengurang nyeri, mencari yang dapat mempengar
bantuan) uhi nyeri seperti
suhu ruangan,
Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan dan
Berkurang dengan menggu kebisingan
nakan Kurangi faktor
manajemen nyeri presipitasi nyeri
Mampu mengenali Kaji tipe dan
nyeri (skala, sumber nyeri
intensitas, frekuensi dan untuk menentukan
tanda intervensi
nyeri) Ajarkan tentang teknik
Menyatakan rasa nyaman non farmakologi:napas
setelah nyeri berkurang dala, relaksasi,
Tanda vital dalam rentan distraksi, kompres
g normal hangat/ dingin
Tidak mengalami gangg Berikan analgetik
uan tidur untuk mengurangi
nyeri: .........
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan
antisipasi ketidaknyam
anan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
2 NOC NIC
Status respiration Monitor respirasi dan
Setelah dilakukan tindakan status O2
keperawatan selama …… Posisikan klien untuk
Diharapkan pola napas memaksimalkan
klien kembali efektif ventilasi
dengan kriteria hasil: Ajarkan teknik
Respirasi normal relaksasi
Irama nafas normal Kolaborasi dalam
Tidak sesak saat pemberian terapi
istirahat oksigen
3 NOC : NIC :
Self Care : ADLs Observasi adanya
Toleransi aktivitas pembatasan klien
Konservasi energi dalam melakukan
Setelah dilakukan tindakan aktivitas
keperawatan selama .... Kaji adanya faktor
Pasien bertoleransi yang menyebabkan
terhadap aktivitas dengan kelelahan
Kriteria Hasil : Monitor nutrisi dan
Berpartisipasi sumber energi yang
dalam aktivitas adekuat
fisik tanpa disertai Monitor pasien akan
peningkatan adanya kelelahan fisik
tekanan darah, nadi dan emosi secara
dan RR berlebihan
Mampu melakukan Monitor respon
aktivitas sehari hari kardivaskuler terhadap
(ADLs) secara aktivitas (takikardi,
mandiri disritmia, sesak nafas,
Keseimbangan diaporesis, pucat,
aktivitas dan perubahan
istirahat hemodinamik)
Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
Kolaborasikan dengan
Tenaga.
Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan
progran terapi yang
tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual
10) IMPLEMENTASI
TGL JAM NO IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA
DK & TTD
31/10/1 07:44 1,2,3 melakukan anamesa pasien Pasien mengatakan
8 nyeri dada disebelah
kjiri
07.50 1,2 Mengobservasi tanda-tanda vital : TD :120/70 mmHg
N : 107 x/menit
S : 36.3°C
RR : 20 x/menit
07.53 1,3 Melakukan EKG pertama Sinus
tachycardis
Minor left axis
deviation
ST-segment
elevation
(anterior)
Probably
abnormal ECG