Elis Fitria
(PO.62.20.1.15.121)
Jurusan Keperawatan
2017
A. KASUS (MASALAH UTAMA)
Resiko Bunuh Diri (RBD)
2. Penyebab
1) HDR ( Harga Diri Rendah )
a. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah
diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Herman, 2011).
2) Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan akan perubahan persepsi sensori dimana
klien mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi . Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan
yang mengalami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus atau
persepsi palsu ( Maramis, 2005).
3) Waham
a. Pengertian
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau
delusi adalah kenyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain yang bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan Sudden, 2004).
4. Akibat
Akibat perilaku bunuh diri adalah cedera atau kematian. Jika perilaku bunuh diri
mengakibatkan kematian maka tindakan yang dilakukan adalah perawatan
jenazah. Cedera yang disebabkan oleh perilaku bunuh diri sangat dipengauhi oleh
cara seseorang melakukan percobaan bunuh diri, Jika perilaku bunuh diri
dilakukan dengan menggantung maka cedera yang terjadi adalah berupa jejas di
leher. Jika minum racun maka akan terjadi pencederaan di lambung dan saluran
pencernaan.
5. Jenis Bunuh Diri
1) Anomik
Bunuh diri yang diakibatkan faktor stres dan juga akibat faktor ekonomi,
faktor lingkungan yang penuh tekanan tampaknya berperan dalam mendorong
orang untuk melakukan bunuh diri dan kategori bunuh diri anomik ini tidak
dapat diprediksikan.
2) Altruistik
Bunuh diri altruistik berkaitan dengan kehormatan seseorang ‘Harakiri’ yang
sudah membudaya di jepang merupakan bentuk bunuh diri altruistik.
3) Egoistik
Bunuh diri tipe ini biasnya diakibatkan faktor dalam diri seseorang, putus cinta
atau putus harapan kerap membuat seseorang memutuskan untuk mengakhiri
hidupnya, bunuh diri egoistik ini dapat diprediksikan. Pikiran tersebut dapat
dikenali dari ciri kepribadian serta respon seseorang terhadap kegagalan.(Iyus
Yosep, 2009)
6. Penatalaksanaan
Farmakologi
1) Obat anti psikosis: Penotizin
2) Obat anti depresi: Amitripilin
3) Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
4) Obat anti insomnia: Phneobarbital
Terapi modalitas
1) Terapi keluarga
a. Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian
b. BHSP
c. Jangan memancing emosi klien
d. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
e. Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
f. Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah
yang dialaminya
2) Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan
klien karena masalah sebagian orang merupakan persaan dan tingkah laku
pada orang lain.
3) Terapi musik
Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan
kesadaran klien
POHON MASALAH
C. ANALISA
Data subyektif :
1. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
2. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
3. Mengungkapan tidak bisa apa – apa
4. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
5. Mengkritik diri sendiri
Data obyektif :
1. Merusak diri sendiri
2. Merusak orang lain
3. Menarik diri dari hubungan sosial
4. Tampak mudah tersinggung
5. Tidak mau makan dan tidak tidur
D. DIAGNOSA PERAWATAN
Resiko Bunuh diri
E. RENCANA TINDAKAN
1. Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri
1) Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri.
Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri,maka
saudara dapat melakukan tindakan berikut:
a. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang
aman
b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
c. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
d. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
Direja, Ade Hermawan Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika