Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Disusun untuk memenuhi Praktik Keperawatan 6

Elis Fitria
(PO.62.20.1.15.121)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya

Jurusan Keperawatan

Prodi DIV Keperawatan Reguler II

2017
A. KASUS (MASALAH UTAMA)
Resiko Bunuh Diri (RBD)

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya (Ade Herman, 2011).
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk
menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam
nyawa. (Nita Fitria, 2010).
Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri. Ada tiga
macam perilaku bunuh diri yaitu :

1) Isyarat bunuh diri


Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin
bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak - anak karena
saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.
Pasien juga mengungkapkan hal - hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah.

2) Ancaman bunuh diri


Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk
mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat
untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan
rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh
diri.Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.

3) Percobaan bunuh diri


Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri
untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.Berdasarkan jenis - jenis bunuh diri
diatas dapat dilihat data - data yang harus dikaji pada tiap jenisnya.

2. Penyebab
1) HDR ( Harga Diri Rendah )
a. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah
diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Herman, 2011).

b. Tanda dan Gejala


Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa Gangguan hubungan sosial,
seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih
suka sendiri.
Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan ( Yosep, 2009)

2) Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan akan perubahan persepsi sensori dimana
klien mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi . Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan
yang mengalami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus atau
persepsi palsu ( Maramis, 2005).

b. Tanda dan gejala


Gejala dan tanda seseorang yang mengalami halusinasi adalah :
a) Tahap 1 (comforting)
1. Tertawa tidak sesuai dengan situasi
2. Menggerakkan bibir tanpa bicara
3. Diam dan pikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
b) Tahap 2 (condemning)
1. Cemas
2. Ketidakmampuan membedakan realita
c) Tahap 3
1. Pasien cenderung mengikuti halusinasi
2. Perhatian dan konsentrasi menurun
3. Afek labil
d) Tahap 4 (controlling)
1. Pasien mengikuti halusinasi
2. Pasien tidak mampu mengendalikan diri
3. Tidak mampu mengikuti perintah nyata
4. Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

3) Waham
a. Pengertian
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau
delusi adalah kenyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain yang bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan Sudden, 2004).

b. Tanda dan gejala


1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan
3. Takut, kadang panik
4. Tidak tepat menilai lingkungan / realitas
5. Ekspresi tegang, mudah tersinggung (Nita Fitria, 2009).

3. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala menurut Nita Fitria, 2009 adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh)
5. Mempunyai riwayat percobaan bunuh diri
6. Konflik interpersonal
7. Latar belakang keluarga
8. Menjadi korban perilaku kekerasan (Nita Fitria, 2009)

4. Akibat
Akibat perilaku bunuh diri adalah cedera atau kematian. Jika perilaku bunuh diri
mengakibatkan kematian maka tindakan yang dilakukan adalah perawatan
jenazah. Cedera yang disebabkan oleh perilaku bunuh diri sangat dipengauhi oleh
cara seseorang melakukan percobaan bunuh diri, Jika perilaku bunuh diri
dilakukan dengan menggantung maka cedera yang terjadi adalah berupa jejas di
leher. Jika minum racun maka akan terjadi pencederaan di lambung dan saluran
pencernaan.
5. Jenis Bunuh Diri
1) Anomik
Bunuh diri yang diakibatkan faktor stres dan juga akibat faktor ekonomi,
faktor lingkungan yang penuh tekanan tampaknya berperan dalam mendorong
orang untuk melakukan bunuh diri dan kategori bunuh diri anomik ini tidak
dapat diprediksikan.
2) Altruistik
Bunuh diri altruistik berkaitan dengan kehormatan seseorang ‘Harakiri’ yang
sudah membudaya di jepang merupakan bentuk bunuh diri altruistik.
3) Egoistik
Bunuh diri tipe ini biasnya diakibatkan faktor dalam diri seseorang, putus cinta
atau putus harapan kerap membuat seseorang memutuskan untuk mengakhiri
hidupnya, bunuh diri egoistik ini dapat diprediksikan. Pikiran tersebut dapat
dikenali dari ciri kepribadian serta respon seseorang terhadap kegagalan.(Iyus
Yosep, 2009)

6. Penatalaksanaan
Farmakologi
1) Obat anti psikosis: Penotizin
2) Obat anti depresi: Amitripilin
3) Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
4) Obat anti insomnia: Phneobarbital

Terapi modalitas
1) Terapi keluarga
a. Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian
b. BHSP
c. Jangan memancing emosi klien
d. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
e. Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
f. Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah
yang dialaminya

2) Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan
klien karena masalah sebagian orang merupakan persaan dan tingkah laku
pada orang lain.

3) Terapi musik
Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan
kesadaran klien
POHON MASALAH

Pohon Masalah Resiko Bunuh Diri - RBD

C. ANALISA
Data subyektif :
1. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
2. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
3. Mengungkapan tidak bisa apa – apa
4. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
5. Mengkritik diri sendiri

Data obyektif :
1. Merusak diri sendiri
2. Merusak orang lain
3. Menarik diri dari hubungan sosial
4. Tampak mudah tersinggung
5. Tidak mau makan dan tidak tidur

D. DIAGNOSA PERAWATAN
Resiko Bunuh diri

E. RENCANA TINDAKAN
1. Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri
1) Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri.
Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri,maka
saudara dapat melakukan tindakan berikut:
a. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang
aman
b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
c. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
d. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri

2) Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri


Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam
atau mencoba bunuh diri
Tindakan:
a. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendirian
b. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya disekitar pasien
c. Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri
d. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Hermawan Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai