Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

KLIEN DENGAN MASALAH ANSIETAS


Dosen Pengampu: Siti Khodijah, S.Kep.Ns.M.Kep

Mata Kuliah :

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Vira Nadia Fellesya (201801052)


2. Rini Rosidah (201801053)
3. Martha Mega Respati (201801055)
4. Triska Rahma Anggraini (201801057)
5. Siti Faiqoh Palupi (201801062)
6. Margareta Dewi Arum ( 201801068)
7. Rizki Amalia Nur (201801074)
8. Vega Candra Narulita (201801082)
9. Moch. Yusuf Avandy R (201801087)
10. Muhammad Luthfi Khibrananto (201801089)
11. Hendra Saputra Wahyu Tri k. (201801090)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TA 2018/2019
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 39020
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Jjiwa Klien dengan Masalah


Ansietas” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Pembimbing Mata Kuliah

Siti Khodijah, S.Kep.Ns.M.Kep


NIK. 162 601 127

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini berisi tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Klien dengan Masalah
Ansietas. Penulisan makalah ini didasarkan pada materi-materi yang penulis dapat dari
berbagai sumber. Penulisan materi penulis buat dengan langkah-langkah dan metode yang
sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami.

Dalam penyelesaian makalah, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya.

Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa/i yang pengetahuannya belum


seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang positif agar makalah ini akan menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.

Mojokerto, 29 Maret 2020

PENYUSUN

iii
DAFTAR ISI

BAB I pendahuluan..................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................3

BAB II tinjauan pustaka.........................................................................................................4

2.1 Definisi Ansietas..............................................................................................4

2.2 Proses Terjadinya Ansietas...............................................................................4

2.2.1 Etiologi.......................................................................................................5

2.2.2 Rentang Respon Kecemasan......................................................................5

2.2.3 Tanda dan Gejala Kecemasan....................................................................6

2.2.4 Karakteristik Tinkat Kecemasan................................................................7

2.2.5 Pathway....................................................................................................10

2.3 Konsep Proses Keperawatan..........................................................................10

2.3.1 Diagnosa keperawatan..............................................................................10

2.3.2 Intervensi..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................1

BAB III tinjauan kasus..........................................................................................................12

3.1 Trigger Case...................................................................................................12

3.2 Model Keperawatan........................................................................................12

iv
3.3 Fenomena Sehat-Sakit....................................................................................15

3.3.1 Faktor Predisposisi...................................................................................15

3.3.2 Faktor Precipitasi......................................................................................16

3.3.3 Sumber koping..........................................................................................16

3.3.4 Mekanisme koping...................................................................................16

3.4 Proses Keperawatan Jiwa...............................................................................17

Pengkajian................................................................................................................17

XVII. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) BERDASARKAN PERTEMUAN.................36

v
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

International Health Metrics and Evaluation (IHME) mengungkapkan bahwa


presentasi penduduk penderita gangguan mental terbesar atau yang paling banyak adalah
di Greenland yang dalam wilayah tersebut ada 22,14% atau sekitar 12.440 jiwa dari total
populasi, Australia menduduki peringkat kedua (21,73% dari populasi) dan Amerika
Serikat menduduki peringkat ketiga (21,56%) dari hal tersebut gangguan mental dengan
prevalensi tertinggi adalah penyakit kecemasan atau anxiety yang berlebihan.
[ CITATION Dae19 \l 14345 ]
Penderita gangguan ansiestas mencapai 5% dari jumlah penduduk dunia sementara
perbandingan antara penderita gangguan ansiestas pada wanita dan pria yaitu 2 banding 1
dan diperkirakan sebanyak 2%-4% dari penduduk dunia pernah mengalamai gangguan
ansiestas (Sjahrir, 2008). Data hasil Riskesdas 2013 menunjukan prevalensi gangguan
mental emosional seperti depresi dan ansiestas yang merupakan gejala-gejala dari setiap
individu yang dapat ditunjukan, untuk umur 15 ta hun keatas mencapai sekitar 14 juta
orang dan 6% dari jumlah penduduk Indonesia. [ CITATION Dae19 \l 14345 ]

Berdasarkan data dari Balitbangkes RI tahun 2013, prevalensi gangguan mental


emosional pada usia ≥ 15 tahun penduduk Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2013
sebesar 6,0% dan di Jawa Tengah sebesar 4,7%, hasil ini mengalami penurunan
dibandingkan prevalensi gangguan mental emosional pada tahun 2007. Menurut Isaacs
(2005) Ansietas dapat diatasi dengan cara farmakologi dan non farmakologi, cara
farmakologi diantaranya dengan benzodiazepine. Sunaryanti (2009) mengatakan
Ansietas yang terjadi pada seseorang akan menimbulkan beberapa respon seperti respon
kognitif, afektif fisiologis, perilaku, dan social. [ CITATION Liv18 \l 14345 ].

Tingkat kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait meliputi hal
berikut: Potensi stressor ; Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang. Status pendidikan dan status
ekonomi ; Status pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang
menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami cemas dan stres dibanding dengan
mereka yang status pendidikan dan status ekonomi yang tinggi. Tingkat pengetahuan ;
Tingkat pengetahuan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut
mudah stress dan cemas.Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang maka
seseorang tersebut akan lebih siap menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi
kecemasan. [ CITATION Hen18 \l 14345 ]

Menurut isaacs (2004) Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan
yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan
kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah,
disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh. Keadaan fisik ; Individu yang
mengalami gangguan fisik seperti cidera, penyakit badan, operasi, cacat badan lebih
mudah mengalami cemas dan stres.Tipe kepribadian ; Individu dengan tipe kepribadian
tipe A lebih mudah mengalami gangguan akibat adanya cemas dan stres dari individu
dengan kepribadian B. Sosial Budaya ; cara hidup individu di masyarakat yang sangat
mempengaruhi pada timbulnya stres. Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur
dan mempunyai falsafat hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar mengalami
stres. Demikian juga keyakinan agama akan mempengaruhi timbulnya stres. Lingkungan
atau situasi ; Individu yang tinggal pada lingkungan yang dianggap asing akan lebih
mudah mangalami cemas dan stress. Usia ; Ada yang berpendapat bahwa faktor usia tua
lebih mudah mengalami cemas dan stres dari pada usia muda. Jenis kelamin ; Umumnya
wanita lebih mudah mengalami cemas dan stres, tetapi usia harapan hidup wanita lebih
tinggi dari pada pria. [ CITATION Hen18 \l 14345 ].

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kecemasan?


2. Apa saja respon kecemasan?
3. Apa saja sumber kecemasan?
4. Apa saja gejala-gejala kecemasan?
5. Apa saja karakteristik kecemasan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan jiwa dengan kecemasan?

I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
Menjelaskan mengenai asuhaan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah ansietas.
Tujuan Khusus
- Menjelaskan pengertian kecemasan

2
- Menjelaskan respon kecemasan
- Menjelaskan sumber kecemasan
- Menjelaskan gejala-gejala kecemasan
- Menjelaskan karakteristik tingkat kecemasan
- Menjelaskan asuhan keperawatan jiwa dengan kecemasan

I.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :


1. Dapat menambah pengetahuan mengenai kecemasan
2. Dapat menambah wawasan melalui makalh ini
3. Dapat memahami mengenai Asuhan Keperawatan jiwa dengan kecemasan
4. Dapat memahami gejala dan sumber kecemasan
5. Dapat belajar dalam pembuatan makalah ini

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Ansietas

Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress
psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi individu. Kecemasan sering
digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti , ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah,
kekhawatiran dan tidak tentram yg sering disertai keluhan fisik. Didukung oleh teori
Stuart (2015) yang mengatakan ada dua macam respon ansiestas yang bisa dialami oleh
seseorang yaitu respon fisiologi terhadap ansiestas dan respon psikologi terhadap
ansiestas, respon fisiologi yang sering kali muncul seperti jantung berdebar, rasa tertekan
pada dada, perasaan panas atau dingin pada kulit, telapak tangan berkeringat, wajah
terlihat tegang dan respon psikologi yang sering kali muncul dilihat dari perilaku yaitu
gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri dan
menghindar, begitu juga dapat memperngaruhi kognitifnya seperti gangguan perhatian,
konsentrasi hilang, mudah lupa salah tafsir, bingung, khawatir yang berlebihan,
obyektifitas menurun, afektifnya juga dapat terganggu seperti tidak sabar, tegang,
tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan respon tersebut juga mempengaruhi
hasil yang didapatkan. (Daesy Kristiana Lau, 2019)

Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap


stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon emosional terhadap
penilaian. Menurut Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri
tanpa objek yang jelas, objek tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image.
Kecemasan timbul karena ancaman terhadap self image/esteem oleh orang yang terdekat.
Pada dewasa oleh karena prestige dan martabat diri terhadap ancaman dari orang lain.
Menurut Cook and Fontaine kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi
sebagai respon pada takut terjadi perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.
(Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)

Kecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan, suatu respon


terhadap bahaya yang tidak di ketahui yang muncul bila ada hambatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai alarm tubuh untuk melindungi diri,

4
dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat
berhubungan dengan isolasi, kehilangan, gangguan identitas, hukuman dan hubungan
interpersonal. (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)

II.2 Proses Terjadinya Ansietas

Kecemasan pada individu dapat terjadi melalui suatu proses atau rangkaian
yang dimulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal maupun internal, sampai suatu
keadaan yang dianggap sebagai ancaman atau membahayakan. Disebutkan ada lima
proses terjadinya kecemasan pada individual, yaitu:

a. Evaluated situation: adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehingga


ancaman ini dapat menimbulkan kecemasan.
b. Perception of situation: situasi yang mengancan diberi penilaian oleh individu,
dan biasanya penilaian ini dipengaruhi oleh sikap, kemampuan dan pengalaman individu.
c. Anxiety state of reaction: individu menganggap bahwa ada situasi berbahaya,
maka reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respon fisiologis seperti denyut jantung
dan tekanan darah.
d. Cognitive reappraisal follows: individu kemudian menilai kembali situasi yang
mengancam tersebut, untuk itu individu menggunakan pertahanan diri atau dengan cara
meningkatkan aktivitas kognisi atau motoriknya.
e. Coping: individu menggunakan jalan keluar dengan menggunakan defense
mechanism (pertahanan diri) seperti proyeksi atau rasionalisasi .

II.2.1 Etiologi

1. Ancaman internal dan ekternal terhadap ego (s.Freud)


Adanya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar; makan, minum, sexual.
2. Ancaman terhadap keamanan interpersonal dan harga diri (sulivan)
a. Tidak menemukan integritas diri
b. Tidak menemukan prestige
c. Tidak memperoleh aktualisasi diri
d. Malu/tidak kesesuaian antara pandangan diri dan lingkungan nyata
[ CITATION Lil16 \l 1033 ]

5
II.2.2 Rentang Respon Kecemasan

Rentang kecemasan berfluktuasi Antara respon adaptif antisipasi dan


yang pang maladaptive yaitu panic.

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

 Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan
lingkungan.
 Cemas Ringan
Ketegangan ringan, penginderaan lebih tajam dan menyapkan diri untuk
bertindak.
 Cemas Sedang
Keadaan lebih waspada dan lebih tegang, lapangan persepsi menyempit dan
tidak mampu memusatkan pada factor/peristiwa yang penting baginya.
 Cemas Berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil, tidak
memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
 Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak teratur,
perilaku tidak tepat dan agitasi/hiperaktif.
[ CITATION Lil16 \l 1033 ]

II.2.3 Tanda dan Gejala Kecemasan

1) Respon fisiologis
a. Kardivaskuler
Palpitasi, Jantung berdebar, Tekanan darah meningkat, Rasa mau
pingsan, Tekanan darah menurun, nadi menurun.
b. Respirasi
Nafas cepat, Pernafasan dangkal, Rasa tertekan pada dada dan
tercekik, Terengah-engah.

6
c. Neuromuskuler
Peningkatan reflek, Penignkatan rangsangan kejut, Mata berkedip-
kedip, Insomnia, Gelisah, Wajah tegang, Kelemahan secara umum.
d. Gastrointestinal
Kehilangan nafsu makan, Menolak makan, Rasa tidak nyaman pada
abdomen, Rasa tidak nyaman pada epigastrium, Nausa, diare
e. Saluran kemih.
Tidak dapat menahan BA, Tidak dapat menahan BAK, Nyeri saat
BAK.
f. Integumen
Rasa terbqakar pada wajah, Berkeringat setempat (telapak tangan),
Gatal-gatal, Perasaan panas dan dingin pada kulit, Muka pucat, Berkeringat
seluruh tubuh.

2) Respon Perilaku
Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, Gugup, Bicara cepat, Tidak ada
koordinasi, Kecenderungan mendapat cidera, Menarik diri, Menghindar,
Hiperventilasi, Melarikan diri dari masalah.

3) Respon Kognitif
Perhatian terganggu, Kosentrasi hilang, Pelupa, Salah penilaian,
Blocking, Menurutnya lahan presepsi, Kreatifitas menurun, Produktifitas
menurun, Bingung, Sangat waspada, Hilang objektifitas, Takut kecelakaan dan
mati.

4) Respon Afektif
Mudah terganggu, Tidak sabar, Tegang, Takut berlebihan, Terror,
Gugup yang luar biasa, Nervous.
[ CITATION Lil16 \l 1033 ].

II.2.4 Karakteristik Tinkat Kecemasan

1) Cemas ringan

7
a. Tingkah laku
- Duduk dengan tentang, posisi relaks
- Isi pembicaraan tepat dan normal
b. Afektif
- Kurang perhatian
- Nyaman dan aman
c. Kognitif
- Mampu kosentrasi
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Nadi meningkat
- Gejala ringan oada lambung

2) Cemas Sedang
a. Tingkah Laku
- Tremor halus pada tangan
- Tidak dapat duduk dengan tenang
- Banyak bicara dan imtonasi cepat
- Tekanan suara meningkat secara intermitten
b. Afektif
- Perhatian terhadapa apa yang terjadi
- Khawatir, nervous
c. Kognitif
- Lapanagn presepsi menyempit
- Kurang mampu memusatkan perhatian pada factor yang penting
- Kurang sadar pada detail disekitar yang berkaitan
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- HR meningkat
- Mulut kering
- Anoreksia
- Diare, konstipasi

8
- Tidak mampu relaks
- Susah tidur

3) Cemas Berat
a. Tingkah laku
- Pergerakan menyentak saat gunakan tangan
- Banyak bicara
- Kecepatan bicara meningkat cepat
- Tekanan meningkat, volume suara keras
b. Afektif
- Tidak adekuat, tidak aman
- Merasa tidak berguna
- Takut terhadap apa yang akan terjadi
- Emosi masih dapat dikontrol
c. Kognitif
- Lapangan persepsi sangat sempit
- Tidak mampu membuat kaitan
- Tidak mampu membuat masalah secara luas
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Nausea
- Gelisah
- Respon terkejut berlebihan
- Ekspresi ketakutan
- Badan bergetar

4) Panik
a. Tingkah laku
- Tidak mampu mengendalikan motoric
- Kasar
- Aktifitas yang dilakukan tidak bertujuan
- Pembicaraan sulit dimengerti

9
- Suara melengking, berteriak
b. Kognitif
- Persepsi menyempit
- Berpikir tidak teratur
- Sulit membuat keputusan dan penilaian
c. Fisiologis
- Nafas pendek
- Rasa tercekik/tersumbat
- Nyeri dada gerak involunter
- Tubuh bergetar
- Ekspresi wajah mengerikan
[ CITATION Lil16 \l 1033 ].

II.2.5 Pathway

Kelemahan

Ketidakber

dayaan

Penurunan Ancaman terhadap


Kemampuan Konsep Diri

Krisis Situasional Disfungsi Sistem

Keluarga

10
Ansietas

II.3 Konsep Proses Keperawatan

II.3.1 Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi kekerasan


b. Cemas berat
c. Gangguan komunikasi verbal

II.3.2 Intervensi

a. Cemas sedang
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien mengenal dan dan mengakui rasa cemasnya
- Analisa penyebab dan bagaimana terjadinya masalah (meningkatkan
kesadaran)
- Melatih mekanisme koping adaptif
- Tingkatkan relasasi
b. Cemas beratb dan panik
- Bina hubungan saling percaya
- Meningkatkan kesadaran diri perawat
- Melindungi klien
- Modifikasi lingkungan
- Mendorong aktifitas
- Melaksanakan program terapi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Daesy Kristiana Lau, V. A. (2019). GAMBARAN TINGKAT ANSIETAS DAN

MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM

MENGHADAPI UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM. Jurnal Keperawatan Jiwa.

Hendrawati, I. A. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TINGKAT KECEMASAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU PADA SATU

RUMAH SAKIT DI KABUPATEN GARUT . Jurnal Kkeperawatan.

Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA.

Yogyakarta: Indomesia Pustaka.

Livana PH, Y. S. (2018). PENURUNAN TINGKAT ANSIETAS MAHASISWA DALAM

MENYUSUN SKRIPSI MELALUI TERAPI GENERALIS ANSIETAS. Jurnal Ilmu

Keperawatan Jiwa.

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

III.1 Trigger Case

Tn. T adalah seorang ayah dengan 3 orang anak. Ia terkena stroke 2 tahun yang
lalu dan dibawa ke RSUD Soeloso. Tn. T melakukan terapi di RS sebanyak 4 kali.Tetapi
tidak ada perubahan yang signifikan.Tn. T terkena stroke sudah 4 kali.Dan yang terakhir
terkena stroke saat Idul Adha 2019 klien tiba-tiba terjatuh saat ingin ke WC dan
mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari ekstremitas atas ke ekstremitas
bawah dan bicara jadi pelo. Dengan keaadaan seperti Itu Tn. T merasa cemas karena
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga mengatakan bingung melihat
kondisi Tn. T seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dan sudah lama tidak kontrol ke-
pelayanan kesehatan karena kondisi Tn.T yang tidak bisa berjalan seperti dulu.
Pada saat pengkajian klien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, ia merasa cemas
tentang penyakit yang dirasakannya. Sehingga klien merasa tidak berharga karena tidak
bias menjadi ayah dan kepala keluarga yang baik. Nafsu makan klien menurun karena
tidak selera makan, keluarga mengatakan klien tampak kurus jika dibandingkan sebelum
sakit.

III.2 Model Keperawatan

A. Model interpersonal
Hubungan perawat dan klien terbentuk dari hasil proses interaktif antara
perawat dan klien. Proses interaktif ini terjadi karena adanya kebutuhan klien sebagai
individu dan perawat sebagai terapis. Tujuan keperawatan adalah mendidik klien dan
keluarganya serta membantu klien mencapai kemantangan perkembangan personal.
Teori ini merupakan kolaborasi hubungan perawat dan klien untuk menghasilkan
sebuah “dorongan pertumbuhan” melalui keefektifan hubungan interpersonal untuk
memenuhi kebutuhan klien(Chinn&Kramer, 2004 dalam Perry,2008)
 Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku

13
Ansietas yang dialami oleh pasien secara interpersonal menyebabkan adanya
rasa takut yang mendasar yang mengakibatkan penolakan. Sehingga px membutuhkan
rasa aman dan kepuasan yang diperoleh melalui hubungan interpersonal yang positif.
 Proses Terapeutik
Hubungan antara perawat dan pasien untuk membangun perasaan aman.
Dengan membantu pasien menciptakan perasaan yang penuh dengan rasa percaya dan
mencapai kepuasan interpersonal. Pasien kemudian dibantu untuk mengembangkan
hubungan akrab di luar situasi terapi.
 Peran Terapis dan Pasien
Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada terapis. Terapis menjalin
hubungan akrab dengan pasien, menggunakan empati untuk merasakan perasaan
pasien.
B. Model social
Konsep ini ditemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial dan
menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti kejadian
kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena kondisi ini
akhirnya individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stress, ditambah lagi
dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Krisis juga bisa menyebabkan klien
mengalami perubahan perilaku. Koping yang selama ini dipakai dan dukungan dari
lingkungan tidak dapat dipakai lagi sehingga klien mengalami penyimpangan
perilaku.
 Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Ansietas yang dialami oleh pasien secara sosial menyebabkan adanya rasa
takut yang mendasar yang mengakibatkan pasien mengalami ketidakmampuan
mengkoping stress. Sehingga px membutuhkan dukungan dari keluarga dan dari
lingkungannya.
 Proses Terapeutik
Hubungan antara perawat dan pasien untuk membangun perasaan nyaman.
Dengan membantu pasien menciptakan perasaan nyaman dan membuat pasien merasa
lebih di hargai lagi. Pasien kemudian dibantu untuk mengembangkan hubungan akrab
dengan lingkungan sekitar dan.
 Peran Terapis dan Pasien

14
Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada terapis. Terapis menjalin
hubungan akrab dengan pasien, menggunakan empati untuk merasakan perasaan
pasien, dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman sosial.
C. Model eksistensi
Konsep ini didasarkan teori dari Sartre, Heidegger dan Keirkegaard. Fokus
teori berdasarkan pengalaman kllien disini dan saat ini, tidak memperhitungkan masa
lalu klien. Seseorang akan merasa hidupnya bermakna bila dia menerima dirinya apa
adanya dan memakai itu untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Karena menjadi
diri sendiri bisa dialami melalui hubungan murni dengan orang lain.
 Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Hidup ini akan sangat berarti apabila seseorang dapat mengalami dan
menerima diri (self acceptance ) sepenuhnya karena keluarga pasien tidak menerima
kondisi pasien saat ini. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu gagal dalam
upayanya untuk menemukan dan menerima diri. Menjadi diri sendiri bisa dilakukan
melalui hubungan dengan keluarga. Begitupun keluarga juga memberikan support
yang baik kepada pasien. Sehingga kecemasan pasien dapat berkurang.
 Prosen Teraupetik
Perawat dapat memberikan terapi yang dilakukan dalam sebuah kelompok.
Pasien dianjurkan untuk menggali dan menerima diri dan dibantu untuk
mengendalikan perilakunya. Sehingga pasien dapat memiliki semangat dalam proses
penyembuhannya.
 Peran Terapis dan Pasien
Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam
suatu pengalaman yang berarti untuk mempelajari tentang diri yang sebenarnya.
Terapis membantu pasien untuk mengenal nilai diri. Terapis mengklarifikasi realitas
dari suatu situasi dan mengenalkan pasien tentang perasaan tulus dan memperluas
kesadaran dirinya. hal inidilakukan agar pasien tidak memiliki harga diri rendah dan
kecemasan.

D. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap
perilaku, baik verbal maupun nonverbal adalah bentuk komunikasi. Ketidakmampuan
komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.

15
 Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Ansietas yang dialami oleh pasien secara komunikasi menyebabkan pasien
mengalami keterbatsan dalam berbicara(pelo) dan rasa tidak percaya diri. Sehingga px
membutuhkan rasa aman dan komunikasi lebih baik yang diperoleh melalui bahasa
isyarat dan memberi pelajaran pada keluarga pasien.
 Proses Terapeutik
Hubungan antara perawat dan pasien untuk membangun perasaan nyaman.
Dengan membantu pasien menciptakan perasaan yang penuh dengan rasa percaya dan
melepaskan beban pasien dengan berbicara meski dalam bahasa isyarat. Pasien
kemudian dibantu untuk mengembangkan latihan berbicara kembali.
 Peran Terapis dan Pasien
Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada terapis. Terapis menjalin
hubungan akrab dengan pasien, menggunakan pendekatan yang tidak membuat pasien
merasa tidak percaya diri.

E. Model medical
Konsep ini dikemukan oleh Siglar and Osmond. Fokusnya pada diagnosis
penyakit mental dan proses pengobatan berdasarkan diagnosis. Proses pengobatan ke
arah somatik : farmakoterapi, ECT atau psikosurgery. Fungsi model medikal adalah
mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik, tidak menyalahkan perilaku
kliennya.
 Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Gangguan perilaku disebabkan oleh penyakit biologis. Di dalam kasus
dijelaskan pasien mengalami kelumpuhan akstremitas atas dan bawah serta kesulitan
bericara yang disebabkan stroke yang ketiga kalinya, padahal stroke sebelumnya tidak
pernah mengakibatkan efek seperti itu, hal ini mengakibatkan pasien merasa cemas.
 Proses Teraupetik
Diagnosis penyakit dilandasi oleh kondisi yang ada dan informasi historis
serta pemeriksaan diagnostik. Perawat dapat memberikan informasi mengenai
problem yang ada pada pasien dan keluarga. Agar tidak menimbulkan kecemasan
yang berlebihan dan dapat mengetahui perkembangan kondisi pasien.
 Peran Terapis dan Pasien

16
Pasien mempraktikkan regimen terapi yang dianjurkan dan melaporkan efek
terapi kepada dokter. Perawat dapat memberikan terapi kepada pasien agar
kelumpuhan ektermitas atas dan bawah serta kesulitannya dalam berbicara dapat
teratasi. Dan selalu memberikan informasi perkembangan kesehatan pasien.

III.3 Fenomena Sehat-Sakit

III.3.1 Faktor Predisposisi

 Teori Psikoanalisa
- Muncul konflik emosional antara id dan superego
- Cemaskan reaksi fisiologis terhadap ketidakmampuan sexual
 Teori Interpersonal
- Penolakan interpersonal
- Proses kehilangan
- Perpisahan
 Teori Behavior
Wujud frustasi ketidakmampuan mencapai tujuan
 Teori keluarga
 Teologi biologis
Ketidakstabilan benzodiazepine, endorphin dan neurotransmitter lain.

III.3.2 Faktor Precipitasi

a) Ancaman integritas fisik


b) Ancaman terhadap konsep diri

III.3.3 Sumber koping

Modal ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah (mekanisme


koping), dukungan social, budaya, keyakinan dll.

III.3.4 Mekanisme koping

Ansietas sedang dan berat dapat menimbulkan tipe mekanisme koping


sebagai berikut:
a. Task Oriented
Suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan dari situasi stress secara realistic.
 Perilaku menyerang (agresisf)

17
Untuk menghilangkan atau mengatasi ringan untuk kepuasan
 Menarik diri
Untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman fisik dan psikologis
 Perilaku kompromi
Untuk memuaskan aspek kebutuhan pribadi
b. Mekanisme pertahanan ego

III.4 Proses Keperawatan Jiwa

Pengkajian
I. Identitas Klien                                                                  

Inisial : Tn. T
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki- Laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
Suku bangsa : Jawa
Status marital : Menikah
Alamat lengkap : Jln.Kepatihan Gg 3 No 16 Jombang

II. Alasan Masuk


Keluhan Utama : merasa lumpuh pada bagian tubuh kiri.
Faktor Precipitasi : Klien mengatakan bahwa ia merasa cemas karena 3 kali
sebelumnya tidak pernah sesampai ini dan sudah lama tidak kontrol. ke-pelayanan
kesehatan karena kondisi klien yang tidak bisa berjalan seperti dulu.

III. Faktor Predisposisi

1. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan terkena stroke sudah 2 tahun yang
lalu dan dibawa ke RSUD Soeloso.

2. klien melakukan terapi di RS sebanyak 4 kali.Tetapi tidak ada perubahan yang


signifikan.klien mengatakan klien terkena stroke sudah 4 kali.

18
3. Trauma :

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


Aniaya Fisik tahun - - -
Aniaya seksual tahun - - -
Penolakan tahun - - -
Kekerasan dalam keluarga tahun - - -
Tindakan kriminal tahun - - -
Lain – lain tahun - - -
Jelaskan No 1,2,3 : Klien mengatakan bahwa ia merasa cemas karena 3 kali sebelumnya
tidak pernah seperti ini

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Osindroma trauma perkosaan

O Berduka antisipasi O Risiko tinggi kekerasan

O Berduka disfungsional V lain –lain : Ansietas

O Respon pasca trauma

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa? O Ada V Tidak ada

Bila ada : Hubungan keluarga : .....................................................

Gejala : .................................................................

Riwayat pengobatan : ..................................................

Masalah Keperawatan :

O koping keluarga tidak efektif :ketidakmampuan O Risiko Tinggi Kekerasan

O Koping keluarga tidak efektif : Kompromi O Lain-lain, jelaskan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?

Sebelum sakit klien tidak memiliki pengalaman yang buruk. Dapat menjalankan peran
sebagai ayah dan kepala keluarga dengan baik.

19
Masalah Keperawatan :

O Perubahan pertumbuhan dan perkembangan O Respon pasca trauma

O Berduka antisipasi O Sindroma trauma perkosaan

O Berduka disfungsional O Lain-lain, jelaskan...........

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD : 210 / 100 mmHg N: 88x/mnt S: 37*C P: 22x/mnt

2. Ukuran : Berat Badan ( BB ) : 66Kg. Tinggi Badan ( TB ) : 169cm

3. Keluhan fisik : Klien mengatakan saat ini merasa lumpuh.

4. Pemeriksaan Fisik (Fokus) : ekstremitas kiri atas dan bawah.

Masalah Keperawatan :

O Risiko tinggi perubahan suhu tubuh O Perubahan perlindungan

O Defisit Volume cairan O Kerusakan integritas jaringan

O Perubahan Volume cairan O Perubahan membran mukosa oral

O Risiko tinggi terhadap infeksi O Kerusakan integritas kulit

O Perubahan nutrisi: <kebutuhan tubuh O Perubahan eliminasi feses

O Perubahan nutrisi : >kebutuhan tubuh O Perubahan pola eliminasi uri

O Perubahan nutrisi : Potensial > kebutuhan tubuh

V Lain – lain, jelaskan ................

20
V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram :

Keterangan : 

Laki-laki :

Perempuan :

Sudah meninggal :

Klien :

Tinggal serumah :

Jelaskan : Klien adalah anak kedua dari 2 bersaudara, klien berumur 63 tahun,
klien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Hubungan klien dengan keluarganya
terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang yang terdekat dengan klien adalah istrinya.

Masalah Keperawatan :

O Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan O koping keluarga tidak


efektif :kompromi

O Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan O lain-lain, jelaskan ..........................

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri : sebelum sakit klien senang dengan keadaan tubuhnya


dari rambut sampai ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian
tubuh yang tidak disukai. Saat sakit pasien malu dengan keadaan dirinya yang
lumpuh.
b.Identitas diri : Klien bekerja sebagai Karyawan di salah satu perusahaan
yang terletak di Kota. Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya dengan bekerja,

21
menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan istrinya. Semenjak sakit
klien hanya bisa menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya
c. Peran : sebelum sakit klien berperan sebagai ayah yang menafkahi istri dan
anaknya. Setelah sakit klien berhenti dari pekerjaan nya.
d. Ideal diri : Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa menyekolahkan
anaknya setinggi-tingginya.
e. Harga diri : harga diri klien saat sakit negatif karena keadaan yang lumpuh
dan tidak bisa menjalankan peran sebagai kepala keluarga dengan baik.

Masalah Keperawatan :

O Pengabaian unilateral O Harga diri rendah kronik

O Gangguan citra tubuh O Harga diri rendah situasi

O Gangguan identitas diri O Lain-lain, jelaskan ....................

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu


istri dan anaknya..

b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : Klien berkata jika ada masalah, klien akan
menceritakan kepada istrinya dan anaknya pasti akan membantu memecahkan masalah
yang dialami klien..

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : . Klien tidak mengikuti kegiatan
diluar rumah karena kondisinya.

Masalah Keperawatan :

O Kerusakan komunikasi O Isolasi sosial

O Kerusakan interaksi sosial O Lain-lain, jelaskan : ............................

4. Spiritual:

a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang
Maha Esa.

22
b. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya
saat ini, dan berharap diberi kesembuhan atas penyakitnya.

Masalah Keperawatan : O Disstress spiritual O Lain-lain, jelaskan ..........................

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan :

Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet training dan
pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan, apakah
klien :

O Tidak rapi O Penggunaan pakaian tidak sesuai

O Cara berpakaian tidak seperti biasanya O Lain-lain, jelaskan ...................

Jelaskan : klien berpakaian tidak biasanya seperti sebelum sakit, dan dibantu anggota
keluarga. Klien menggunakan pakaian yang mudah digunakan karena keadaanya lumpuh.

Masalah Keperawatan :

O Sindroma defisit perawatan diri ( makan, mandi, toilet training, instrumentasi )

O Lain – lain, jelaskan, defisit perawatan diri : berpakaian

2. Pembicaraan :

O Cepat O Keras OGagap OPelo OInkoherensi OApatis Olambat O Membisu O


Tidak mampu memulai pembicaraan OLain-lain,jelaskan. ...................................

Jelaskan : Klien berbicara pelo (kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat). Klien
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses wawancara klien
berbicara mengenai satu topik dengan jelas (Isi pembicaraan)..

Masalah Keperawatan : O Kerusakan Komunikasi O Kerusakan kom.verbal

O gangguan interaksi sosial

23
3. Aktifitas Motorik

O Lesu O Tegang O Gelisah O Agitasi TIK O Grimas O Tremor

O Kompulsif O Kelumpuhan

Jelaskan : Klien mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari ekstremitas atas
ke ekstremitas bawah sehingga mengganggu aktifitas motoriknya.

Masalah Keperawatan : V Risiko tinggi cidera VKerusakan mobilitas fisik

V Defisit aktivitas deversional/hiburan

4. Afek dan Emosi

a. Afek : O Datar O Tumpul O Labil O Tidak sesuai O Lain-lain, jelaskan ......

Jelaskan : Klien menjelaskan penjelesannya dengan datar dan antusias, namun


perkataannya menjadi pelo.

Masalah Keperawatan :

O Risiko tinggi cidera V Kerusakan komunikasi verbal

O Kerusakan komunikasi O Kerusakan interaksi sosial O Lain-lain, jelaskan...

b. Alam perasaan ( emosi ) : O Sedih O Ketakutan O Putus asa V Kuatir O


Gembira O Lain –lain, jelaskan .................................................................

Jelaskan : Klien mengatakan klien merasa cemas karena sebelumnya tidak pernah
seperti ini.

Masalah keperawatan :

O Risiko tinggi cidera O Risiko diri menciderai diri O Risiko diri menganiaya
diri O Ansietas O Ketakutan O Isolasi sosial Oketidakberdayaan

ORisiko tinggi mutilasi diri OLain-lain, jelaskan : ............................................

24
5. Interaksi selama wawancara : O Bermusuhan O Tidak kooperatif O Mudah
tersinggung O Kontak mata kurang O Defensif O Curiga O Lain-lain, Jelaskan
: Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang 
ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat Universitas S1, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana..

Masalah Keperawatan :

O Kerusakan komunikasi O Risiko tinggi penganiayaan diri

O Kerusakan interaksi sosial O Risiko tinggi mutilasi diri

O Isoalsi sosial O Risiko tinggi kekerasan

O Risiko membahayakan diri O Lain-lain, jelaskan

6. Persepsi – Sensori :

Apakah ada gangguan : O ada O tidak ada

Halusinasi : OPendengaran OPenglihatan OPerabaan OPengecapan O Penghidu

Illusi : O ada V Tidak ada O lain-lain, jelaskan : ................................................

Jelaskan : Persepsi dan sensori klien normal tidak ada yang tidak normal

Masalah Keperawatan : O Perubahan Persepsi Sensori ( pendengaran,


penghilatan, perabaan, pengecapan, ppenghidu ) O lain-lain, jelaskan : Tidak di
temukan.

7. Proses Pikir:

a. Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :

O Sirkumtasial O Tangensial O Blocking O Kehilangan asosiasi

O Flight of idea O Pengulangan pembicaraan/perseverasi O lain-lain, jelaskan tidak


ditemukan masalah dalam proses pikir.

25
Jelaskan : Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan di
kantor atau menyiapkan sarapan untuk keluarga. Klien memilih menyiapkan
sarapan terlebih dahulu karena kalau sudah membuat sarapan klien leluasa kekantor.

b. Isi Pikir :

O Obsesi O Hipokondria O Depersonalisasi O Pikiran Magis O Ide terkait

Waham : O Agama O Somatik O Kebesaran O Curiga O Nihilistik O Sisip pikir


O Siar pikir O Kontrol Pikir O Lain –lain, jelaskan : .................

Jelaskan : tidak ada perubahan dalam isi pikir, klien selalu berpikir positif dan hanya
ingin sembuh dari penyakitnya.

Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir, jelaskan ..............................

8. Tingkat Kesadaran :

O Bingung O Sedasi O Stupor O Lain-lain, jelaskan komposmentis

Adakah gangguan orientasi ( disorientasi ) : O Waktu O Orang O Tempat

Jelaskan : Klien mengetahui dan menyadari atas penyakit yang dideritanya.


Tidak ada perubahan dalam tingkat kesadaran maupun disorientasi klien.

Masalah Keperawatan : O Risiko tinggi cidera O Perubahan Proses pikir,


jelaskan ............O Lain-lain, jelaskan .................................................................

9. Memori :

O Ganggun daya ingat jangka panjang O Gangguan daya jangka menengah

O Gangguan daya ingat jangka pendek O Koafabulasi O Lain-lain, jelaskan...

Jelaskan : Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu 
maupun saat  ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien sudah
makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat baik
jangka panjang maupun jangka pendek.

26
Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir, jelaskan .............................

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung :

O Mampu berkonsentrasi dan berhitung O tidak mampu berkonsentrasi O tidak


mampu berhitung sederhana O Lain-lain,
jelaskan ....................................................................

Jelaskan : Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang 
ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat Universitas S1, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana...

Masalah Keperawatan :

O Perubahan proses piker, jelaskan ………. O Isolasi social O Lain-lain, jelaskan


……………………………………………………………………….

11. Kemampuan penilaian :

O Gangguan ringan O gangguan bermakna O Lain –lain, jelaskan ..............

Jelaskan : Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan di


kantor atau menyiapkan sarapan untuk keluarga. Klien memilih menyiapkan
sarapan terlebih dahulu karena kalau sudah membuat sarapan klien leluasa kekantor.

12. Daya tilik diri :

O mengingkari penyakit yang diderita O Menyalahkan hal-hal diluar dirinya O


Lain-lain, jelaskan menerima keadaan sakitnya.

Jelaskan : Klien mengetahui penyakit yang dideritanya dan menerima penyakitnya.

Masalah Keperawatan :

O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

O Perubahan proses pikir, jelaskan ................................................................

O Ketidakpatuhan O Lain-lain, jelaskan .....................................................

27
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :


Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan V
Keamanan V
Peawatan kesehatan V
Pakaian V
Transportasi V
Tempat tinggal V
Keuangan V
Lain-lain

Jelaskan : ……………………………………………………………………….

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pemeliharaan kesehatan O Perilaku mencari bantuan


kesehatan

O Lain-lain, jelaskan ………………………………………………………….

2. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL ) :


a. Perawatan Diri :

Kegiatan hidup sehari- hari Bantuan Total Bantuan Minimal


Mandi V
Kebersihan V
Makan V
Buang air kecil / BAK V
Buang air Besar / BAB V
Ganti pakaian V

Jelaskan : ……………………………………………………………………….

28
………………………………………………………………………………….

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pemeliharaan kesehatan O Sindroma deficit perawatan diri

O Perubahan eliminasi feses O Perubahan eliminasi urin

O Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah O Lain – lain

Jelaskan : ............................................................................................................

b. Nutrisi :

* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas O Tidak puas

Bila tidak puas, jelaskan : nafsu makan berkurang

* Apakah anda makan memisahkan diri ? O Ya V Tidak

Bila ya, jelaskan : ...........................................................................................

* Frekuensi makan sehari : 3 X

* Nafsu makan : O Meningkat O Menurun O Berlebihan V Sedikit – sedikit

* Berat Badan : O Meningkat V Menurun

BB saat ini : 66 Kg, BB terendah : 65Kg, BB tertinggi Tertinggi : 68Kg

Jelaskan : . Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lebih sedikit dari biasanya
(sebelum sakit seperti sekarang ) tapi habis , klien dapat makan tanpa bantuan.
Keluarga hanya mengambilkan makanan.

Masalah keperawatan :

O Perubahan Nutrisi : < kebutuhan tubuh

O Perubahan Nutrisi : > kebutuhan tubuh

O Perubahan Nutrisi : potensial > kebutuhan tubuh

O Lain – lain, jelaskan .......................................................................................

29
c. Tidur :

* Apakah ada masalah tidur? V Tidak ada O Ada, jelaskan …………………

* Apakah merasa segar setelah bangun tidur? VSegar OTidak segar, jelaskan.

* Apakah ada kebiasaan tidur siang? O Ya, lamanya : ....jam, V Tidak

* Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?

O Ada, jelaskan : .................... V Tidak ada

* Tidur malam jam : 21.00bangun jam : .04.00 .rata – rata tidur malam : 7.jam

* Apakah ada gangguan tidur? O Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi

OSamnambulisme VTerbangun saat tidur Ogelisah saat tidur

OBerbicara saat tidur O Lain – lain, jelaskan : .........................................

Jelaskan.........................................................................................................

Masalah Keperawatan : O Gangguan Pola Tidur, spesifiknya .........................

3. Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :


- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari : V Ya O Tidak
- Menbuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : O Ya VTidak
- Mengatur penggunaan obat : O Ya VTidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan : O Ya V Tidak
Jelaskan : sudah lama tidak kontrol ke-pelayanan kesehatan karena kondisi
Tn.T yang tidak bisa berjalan seperti dulu.

Masalah Keperawatan :

O Konflik pengambilan keputusan V Ketidakpatuhan

O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

O Lain-lain, jelaskan.............................

4. Klien memiliki sistem pendukung :

30
- Keluarga : V Ya O Tidak - Teman sejawad : O Ya O Tidak

- Terapis : O Ya O Tidak - Kelompok Sosial : O Ya O Tidak

Jelaskan : Isti dan anaknya adalah pendukung si klien

Masalah Keperawatan : O Perilaku mencari bantuan kesehatan O Lain –lain,


jelaskan ...............................

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?

V Ya/menikmati O Tidak menikmati, jelaskan ..................................................

Masalah keperawatan: O Defisit aktifitas devesional/hiburan O Laina, jelaskan.

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal adaptif


Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampumenyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lain – lain Lain – lain
Jelaskan : ......................................................................................................

Masalah keperawatan :

O Kegiatan penyesuaian O Koping individu tidak efektif ( defensif )

O Koping individu tidak efektif ( menyangkal ) O lain – lain, jelaskan…

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

O Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya…………………………

O Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya ……………………

31
O Masalah dengan pendidikan, spesifiknya ......................................................

O Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya .........................................................

O Masalah dengan perumahan, spesifiknya .....................................................

O Masalah dengan ekonomi, spesifiknya ..........................................................

O Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya .......................................

O Masalah lainya, spesifiknya ..........................................................................

Masalah Keperawatan :

Operubahan pemeliharaan kesehatan Oenuresis maturasi

Operubahan pada eliminasi urin Oketidakberdayaan

Operubahan pada eliminasi urin ( retensi uri ) Okeputusasaan

Operubahan pada eliminasi urin ( inkontinensia total ) Operubahan kinerja peran

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia disfungsional) Osindroma stres relokasi

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia refleks) O Perilaku mencari bantuan

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia stres) Ogangguan konsep diri

O gangguan konsep diri ( Gg. Citra tubuh )

O gangguan konsep diri ( Gg. Identitas diri )

O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri )

O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri rendah kronik )

O gangguan konsep diri ( Gg. Harga diri rendah situasional )

O lain – lain, jelaskan ............................................................................................

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang


kurang tentang suatu hal?

O Penyakit/gangguan jiwa O sistem pendukung O faktor presipitasi O koping

32
O penyakit fisik O obat – obatan Olain-lain, jelaskan............................................

Jelaskan : tidak ditemukan masalah keperawatan.

Masalah Keperawatan :

O perilaku mencari bantuan kesehatan O penatalaksanaan terapeutik tidak efektif

O ketidakpuasan O kurang pengetahuan ( spesifiknya )........

XI. ASPEK MEDIS

Diagnosa medik : cerebrovascular accident (CVA) .

Terapi medik : Saat wawancara keluarga tidak tahu obat-obat apa yang diminum Klien ,
karena obatnya sudah habis dan Klien sudah lama tidak kontrol ke pelayanan kesehatan.

Masalah Keperawatan :

O efek terapi obat-obatan O efek terapi anti ansietas

O efek merugikan terapi anti depresi O efek terapi anti spikotik

O Masalah kolaboratif/potensial komplikasi: multisistem, spesifiknya.....................

XII. ANALISA DATA

DATA MASALAH
1 Ds : Ansietas
1.
1. Klien mengatakan merasa cemas akan keadaannya
2. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
3. Keluarga mengatakan sebelumnya klien sudah 4 kali
menjalani terapi, tapi tidak ada perubahan yang
signifikan. Dan sekarang kondisi klien seperti ini.

Do :

1. Klien dan keluarga tampak cemas


2. Klien tampak gelisah
3. Klien dan keluarga bertanya-tanya tentang kondisi

33
klien saat ini

XIII. DIAGNOSA
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan Ds & Do.
XIV. POHON MASALAH

Ketakutan (Efek)

Ansietas (Core Problem)

(Causa)
Krisis situasional

XV. INTERVENSI

Nama : Tn. T Ruangan : ...........................

Nomor RM : ....................... Diagnosa Medis :cerebrovascular accident (CVA) 

N TUJUAN/
KRITERIA
O KRITERI INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
DX A HASIL
1. TUM : Kriteriahasil: 1. Pertahankan sikap yang 1. Mengekspresikan
tenang dan hati-hati pasien agar tetap
Klien bisa 1. Rasa cemas
2. Duduk dan bicara tenang

34
menerima berkurang, dengan pasien 2. Memberi rasa empati
situasi pasien tidak 3. Berikan waktu dan dan dukungan social
yang ada. murung tempat untuk kepada pasien
atau menyendiri 3. Menggunakan strategi
melamun 4. Instruksikan pasien koping yang efektif
TUK : lagi. untuk menggunakan agar pasien lebih

Klien 2. Pasien lebih metode mengurangi tenang dan kooperatif

dapat tenang dan kecemasan (misalnya, 4. Mempertahankan

kembali kooperatif. teknik bernapas dalam, keadaan pasien agar

beraktivita 3. Pasien dapa distraksi, dll) terhindar dari rasa

s seperti mengekspre 5. Identifikasi orang-orang cemas

sedia kala. sikan diri terdekat pasien yang 5. Berkolaborasi dengan


dengan bias membantu. keluarga untuk
tenang. mengurangi kecemasan
4. Tidak pasien.
mengeluh
anoreksia,
pusingdll.

XVI. TINDAKAN & EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

Hari/Tgl jam Dx Tindakan Evaluasi Paraf & nama


Senin, 22 maret Ansietas 1.Perhatikan 1. klien tampak
2018. aktivitas klien diam dan
dan jaga murung.
08.00
ketenangan.

2.Tanyakan
2. Klien sedikit
kabar pada klien
bercerita
35
dan ajak bicara keadaannya dan
dengan topik menceritakan
ringan. masalah.

3.Tawarkan 3. klien ingin


klien apabila ditemani untuk
butuh waktu bercerita.
sendiri.

4.Ajari klien
4.klien
relaksasi
mengikuti
menarik nafas
prosedur yang
dalam, untuk
diajarkan terapi,
mengurangi
dan merasa
kecemasan.
sedikit rileks.
5.Edukasi
5. Keluarga
keluarga untuk
kooperatif
menjaga agar
dalam
klien tetap
kesembuah
tenang dan selalu
klien
memperhatikan
aktivitas klien.

XVII. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) BERDASARKAN PERTEMUAN


a. SP 1 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Tanyakan pada klien tentang situasi penyebab timbulnya kecemasan
3. Tanyakan tanda-tanda kecemasan
4. Tanyakan apa yang biasa dilakukan untuk mengatasi kecemasan

36
5. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri :Tarik nafas panjang
6. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anseitas muncul.

b. SP 2 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Ajarkan pasien teknik dikstraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
kecemasan
- Melakukan hal yang klien sukai
4. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
5. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi stiap kali ansietas muncul.

c. SP 3 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Menjelaskan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
3. Evaluasi kemampuan klien
4. Memberi reinforcement positif
5. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariannya
d. SP 4 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan untuk mengurangi kecemasan.
3. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang terlah dibuat.
4. Memberi reinforcement positif

e. SP 5 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
37
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mengevaluasi kegiatan yang diagendakan
3. Mengobservasi keadaan pasien
4. Memberi reinforcement positif

f. SP 6 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mendiskusikan manfaat dan kerugian mengurangi kecemasan
3. Menganjurkan klien untuk mengkonsultasikan perasaan yang membuatnya cemas
4. Memberi reinforcement positif

g. SP 7 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kegiatan harian pasien
3. Motivasi klien agar tetap semangat untuk mengurangi kecemasannya
4. Memberi reinforcement positif

h. SP 8 Keluarga
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi
kecemasan
3. Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi kecemasn
4. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang:
- Pengertian kecemasan
- Tanda dan gejala kecemasan
- Penyebab kecemasan
5. Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan
38
i. SP 9 Keluarga
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kemampuan keluarga
3. Melatih keluarga merawat langsung klien
4. Menyusun RTL keluarga/jadwal untuk merawat klien

j. SP 10 Keluarga
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kemampuan keluarga
3. Evaluasi kemampuan klien
4. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan

39
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal :Senin, 30 Maret 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-1
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Tanyakan pada klien tentang situasi penyebab timbulnya kecemasan
c. Tanyakan tanda-tanda kecemasan
d. Tanyakan apa yang biasa dilakukan untuk mengatasi kecemasan
e. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri
a. Tarik nafas panjang
f. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anseitas muncul.

40
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya David panggil saja Pak
David saya perawat yang sedang bertugas di rumah sakit ini, nama bapak siapa?
Bapak suka dipanggil apa?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Bagaiman tidur bapak semalam? O,
jadi semalam bapak gelisah?”
3. Kontrak
“Baiklah pak bagaimana tentang perasaan yang bapak rasakan? Bagaimana
kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit? Kita berbicang-bincang dimana?
Baiklah kita akan berbincang-bincang diruangan ini”

Kerja:

“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ceritakan
lebih lanjut tentang perasaan bapak? Apa yang sedang bapak pikirkan? Apa yang
bapak lakukan terkait dngan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga bapak
merasa gelisah?”

“Oh, jadi bapak terkena stroke sudah 4 kalia dan terkhir kena stroke saat idul adha
karena terjatuh saat ingin ke WC? Jadi itu yang menyebabkan bapak merasa cemas?
Jadi yang membuat bapak merasa gelisah karena bingung melihat keadaan bapak?
Dan karena tidak bisa berjalan seperti dulu lagi?”

“ Bagaimana kalau saya ukur dulu tekanan darah bapak?”

“Apakah sebelumnya bapak pernah mengalami kondisi selain ini?”

“Jadi bapak sebelumnya sering mengalami cemas dan gelisah seperti ini?
“Apa masalah sebelumnya sering membuat bapak gelisah”

41
“Selama ini, bila bapak punya msalah yang mengganggu, apa yang bapak lakukan?”

“Jadi kalau bapak punya masalah, bapak akan memikirkan terus masalah itu sehingga
bapak merasa gelisah?”

“ Kalau bapak mempunyai masalah dengan siapa bapak bercerita?”

“ A -lahan. Nah sekarang coba praktikkan. Wah bagus sekali, bapak sudah mampu
melakukannya, bapak bipa yang bapak lakukan setelah bercerita padanya?”

“Wah.. bapak sangat hebat bisa menyelesaikan masalahnya yang cukup berat, saya
sangat yakin bapak sekarang juga bisa menyelesaiakan kecemasan yang dialami bapak
sekarang”

“Baiklah..pak, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan bapak


dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara
untuk menguragi kecemasan. Bagaimana kalau kita mulai sekarag?, saya kana
lakukan, bapak perhatikan saya, lalu bapak bisa mengikuti cara yang sudah saya
ajarkan. Kita mulai ya pak. Bapak silahkan duduk dengan posisi seperti saya,
pertama-tama, bapak tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam
dalam hitungan tiga setelah itu bapak hembuskan udara melalui mulut dengan meniup
udara perlahansa melakukakn latiha ini 5 sampai 10 kali sampai bapak merasa rileks
dan santai.”

Terminasi

a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya betul...bapak terlihat lebih
rileks”
b. Obyektif

42
“Coba bapak sebutkan apa yang membuat bapak cemas, lalu apa yang
bapak rasakan dan apa yang bapak lakukan untuk meredakan cemas bapak?, coba
tunjukka kepada saya teknik nafas dalam yang benar”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam sehari dan
tuliskan dalam jadwal kegiatan harian bapak”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Nah, pak cara yang kita praktikkan tadi baru salah satu nya saja. Masih ada cara
yang bisa digunakan untuk mengontrol rasa cemas bapak. Nanti bapak bisa
mencoba dengan cara yang akan saya lakukan lagi dengan bapak”

43
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK)

Hari/tanggal : Selasa, 31 Maret 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-2
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
- Evaluasi dan validasi
b. Evaluasi kemampuan klien
c. Ajarkan pasien teknik dikstraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangi kecemasan
- Melakukan hal yang klien sukai
d. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

44
e. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi stiap kali ansietas muncul.
A. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak, selamat pagin! Masih ingat dengan saya bapak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah melakukan
teknik relaksasi nafas dalam yang sudah saya ajarkan kemarin”
“Coba bapak parktekkan sekarang , bagus sekali bapak masih
mengingatnya”
“Apakah bapak merasa terbantu dengan teknik tersebut?”
3. Kontrak
“Baiklah pak sesuai janji saya kemarin saya akan mengajarka bapak cara
yang lain untuk menghilangkan kecemasan? Berapa lama kita akan berbicara
pak?, dimana kita akan berdikusi? Bagaimana kalau dihalaman samping saja?
Baiklah tujuan teknik ini sama dengan teknik yang kemarin bapak untuk
mengurangi kecemasan yang bapak rasakan”

Kerja:

“Baik pak tadi bapak mengatakan sudah relaks setelah melakukan teknik yang
kemarin saya ajarkan. Nah sekarang saya ngin bertanya. Sekarang apakah rasa cemas
bapak masih sering muncul? Dan apakah bapak memiliki kegiatan yang sangat bapak
sukai?, Oh jadi bapak sangat suka bermain musik? Musik apa yang suka bapak
mainkan? Jadi bapak sangat suka bermain gitar?. Baiklah sekarang bapak kan sudah
tau kegiatan apa yang bapak bisa lakukan untuk mengalihkan rasa cemas bapak yaitu
gitar. Disini saya sudah menyiapkan gitar untuk bapak. Jadi saya rasa bapak disaat
cemas bisa bermain gitar agar cemas bapak bisa bekurang. Coba silahkan bapak
bermain gitar. Wah bapak sangat hebat dan suara bapak sangat merdu sekali.

Terminasi

e. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan latihan teknik distraksi napas tadi? Ya betul...bapak terlihat lebih santai
sekali”

45
f. Obyektif
“Coba bapak sebutkan kegiatan apa yang bapak sukai, lalu apa yang bapak
rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut?, coba tunjukka kepada saya kegiatan
tersebut”
g. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan dan tuliskan dalam jadwal
kegiatan harian bapak”
h. Kontrak yang akan datang:
Topik:
“Nah, pak cara yang kita praktikkan tadi ada distraksi. Apakah bapak masih ingin
tau cara yang lainnya. Baiklah besok kiat akan berdiskusi lagi,nanti bapak bisa
mencoba dengan cara yang akan saya lakukan lagi dengan bapak”

46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Hari/tanggal : Rabu, 1 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-3
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Menjelaskan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
c. Evaluasi kemampuan klien
d. Memberi reinforcement positif
e. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariannya
C. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik

47
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Bagaiman tidur bapak semalam?
Apakah masih gelisah? Apakah yang kemarin saya ajarkan sudah dipraktekkan
dalam jadwal harian bapak? Nah kalau sudah coba di praktekkan kembali, bagus
sekali pak”
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
perasaan yang bapak rasakan sekarang? Dan saya akan mengajarkan bapak teknik
relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa gelisah bapak. Kita akan
berbincang-bimcang selam 30 menit, kita akan lakukan disini saja ya pak

Kerja:

“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah lag? Coba bapak katakan mengapa
bapak merasa gelisah lagi? Oh.. jadi bapak masih memikirkan tentang keasaan bapak
dan membuat bapak merasa cemas kembali?baiklah pak, sekarang saya akan
mengajrkan bapak teknik relaksasi dengan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai yaa pak?
Bapak penjamkan mata nah sekarang tautkan jari telunjuk bapak dengan jempol
bapak, sekarang bayangkan pada saat bapak sedang bahagia. Sekarang tautkan jari
tengan bapak dengan jempol, bayangkan saat bapak bersama orang yang bapak
sayangi, sekarang tautkan jari manis bapak dengan jempol, bayangkan bapak dipuji
oleh seseorang karena kehebatan bapak, dan sekarang tautkan jari kelingking bapak,
bayangkan tempat yang paling indah yang pernah bapak kunjungi. Bapak coba ulangi
lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus sekali, mari
kita masukkan kedalam jadwal harian bapak. Jadi setiap bapak merasa cemas bapak
bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang kita
buat.”

Terminasi

a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang tentang masalah yang
bapak rasakan dan latihan mempraktekkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari”
b. Obyektif

48
“Coba bapak praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan tadi. Bagus,
ternyata bapak masih ingat apa yang telah saya ajarkan”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang sudah saya ajarkan ke bapak dapat bapak praktekkan
salah satunya atau bahakan semuanya saat bapak merasa cemas”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang. Latihan
relaksasi ini adalah cara ke tiga yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan
atau ketegangan bapak , kita bertemu besok lagi ya pak untuk berbincang-bincang
tentang yang sudah saya ajarkan kepada bapak, mau jam berapa pak? Seperti biasa
saja ya pak dikamar bapak? ”

49
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Hari/tanggal : Kamis, 2 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-4
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan untuk mengurangi kecemasan.
c. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang terlah
dibuat.
d. Memberi reinforcement positif
A. Strategi komunikasi
Orientasi:

50
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Bagaiman tidur bapak semalam?
Apakah masih gelisah?
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
jadwal kegiatan yang kemarin kita buat? Bapak maunya dimana? Baiklah kita
berbincang-bincang disini saja selama 15 menit.

Kerja:

“baiklah bagiamana bapak sudah tidak gelisah lagi kan?, oh perasaan gelisah
bapak muncul ketika bapak tak ada teman berbicara? Nah maka dari itu sekarang saya
ingin bertanya apakah bapak masih sering melakukan teknik yang kemarin saya
ajarkan? Teknik yang mana bapak?, menurut bapak teknik yang mana yang paling
ampuh untuk bapak? Jadi bapak lebih suka dengan teknik distraksi? Oh jadi apabila
bapak cemasnya tidak hilang bapak melakukan ketiga teknik tersebut? Dan hasilnya
bagiamana menut bapak? Wah bapaka sangat hebat sekali dan sangat bersemangat.
Saya ingin melihat bapak melakukan salah satu teknik yang kemarin saya ajarkan ke
bapak, silahkan. Bapak sangat terlihat sudah begitu hafal dengan teknik tersebut”

Terminasi

a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
jadwal harian bapak”
b. Obyektif
“Coba bapak sebutkan kembali teknik yang paling bapak sukai dan coba
bapak praktekkan, sangat bagus sekali pak”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang sudah saya ajarkan ke bapak dapat bapak praktekkan
salah satunya atau bahakan semuanya saat bapak merasa cemas”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang, apakah ada

51
yang ingi bapak tanyakan?, baiklah jangan lupa besok kita berbicang-bincang lagi
ya bapak

52
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Hari/tanggal : Jumat, 3 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-5
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mengevaluasi kegiatan yang diagendakan
c. Mengobservasi keadaan pasien
d. Memberi reinforcement positif
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”

53
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Apakah masih gelisah? Alhamdulillah
jika gelisahnya sudah mulai menghilang.
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
kegiatan apa saja yang kemari bapak lakukan? Bapak maunya dimana? Baiklah
kita berbincang-bincang disini saja selama 15 menit.

Kerja:

“baik pak, kata bapak tidur bapak kemarin sudah mulai enak? Apa yang bapak
lakukan? Oh jadi bapak berusaha untu tidak memikirkan masalah bapak? ”
“Bapak kemarin melakukan kegiatan apa saja? Apakah kegiatan itu sanagt membantu
bapak untuk tidak memikirkan masalah bapak? Oh jadi bapak kemarin mengahbiskan
waktu dengan bermain gitar? Boleh saya mendengarkan bapak bermain gitar
sekarang? Wah sangat membuat suasana tenang dan damai ya pak. Saya harap bapak
bisa melakukan kegiatan sesuai jadwal yang kita buat agar bapak bisa mengurangi
kcemasan bapak perlahan-lahan.

Terminasi

e. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
perasaan bapak hari ini”
f. Obyektif
“Coba bapak sebutkan kembali kegiatan apa yang kemarin bapak lakukan
sehingga bapak merasa sedkit rileks?, sangat bagus sekali pak”
g. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang sudah saya ajarkan ke bapak dapat bapak praktekkan
salah satunya atau bahakan semuanya saat bapak merasa cemas”
h. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang, apakah ada
yang ingi bapak tanyakan?, baiklah jangan lupa besok kita berbicang-bincang lagi
ya bapak?”

54
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Hari/tanggal : Jumat, 3 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-6
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mendiskusikan manfaat dan kerugian mengurangi kecemasan
c. Menganjurkan klien untuk mengkonsultasikan perasaan yang membuatnya
cemas
d. Memberi reinforcement positif
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik

55
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini?
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
manfaat dan kerugian mengurangi rasa cemas? Bapak maunya dimana? Baiklah
kita berbincang-bincang disini saja selama 15 menit.

Kerja:

“baik pak apakah bapak kemarin melakukan kegiatan bapak sesuai jadwal?
Baik apakah bapak tau manfaat kita mengurangi rasa cemas yang kita alami? Benar
bapak jika kita mengurangi cemas kita kita merasa sangat rileks dan bahagia.
Bagaimana jika kita tidak mengurangi kecemasan yang kita alami pak? Bapak benar
sekali jika kita membiarkan cemas ini terus menerus menghantui kita, kita akan
merasa gelisah dan tidak nyaman. Maka dari itu saya harap bapak tetap semangat dan
tetap lakukan teknik teknik yang saya ajari ke bapak agar bapak bisa merasa lebih
tenang dan merasa jauh lebih bahagia dan percaya diri”

Terminasi

a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
manfaat dan kerugian mengurangi rasa cemas”
b. Obyektif
“Coba bapak sebutkan manfaat apa yang kita dapat ketika ketika berusaha
menghilangi kecemasan yang kita alami?, sangat bagus sekali pak”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap bapak tetap semangat dan tetap melakukan jadwl kegiatan
hariannya sesuai jadwal yang kita buat waktu itu”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang, apakah ada
yang ingi bapak tanyakan?, baiklah jangan lupa besok kita berbicang-bincang lagi
ya bapak?”

56
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK)

Hari/tanggal : Sabtu, 4 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-7
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Tn.T

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Evaluasi kegiatan harian pasien
c. Motivasi klien agar tetap semangat untuk mengurangi kecemasannya
d. Memberi reinforcement positif
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik

57
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini?
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
keadaan bapak sekarang? Bapak maunya dimana? Baiklah kita berbincang-
bincang disini saja selama 15 menit.

Kerja:

“Baik pak, bagaimana perasaan bapak sekarang? Apakah bapak masih sering
gelisah? Oh jadi sekarang bapak sudah sangat jarang gelisah? Apa yang bapak
lakukan sehingga bapak merasa sudah jarang gelisah? Apa bapak masih mengingat 3
teknik yang sudah saya ajarkan ke bapak? Wah bapak sangat hafal dengan teknik
tersebut. Saya harap bapak tetap melakukan teknik-teknik yang sudah saya ajarkan
dan sudah kita buat dijadwal kegiatan harian bapak, dan bapak tetap semangat
melakukan jadwal kegiatan tersebut.”

Terminasi

a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
keadaan bapak saat ini?”
b. Obyektif
Klien mampu memahami apa yang telah disampaikan oleh perawat

58
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK)

Hari/tanggal : Senin, 6 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-8
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Ny.M (keluarga pasien)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien tidak mengetahui bagaimana kondisi klien. Keluarga juga
tidak mengetahui pentingnya peran keluarga dalam mengatasi kecemasan
2. Diagnosa klien
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi kecemasan
c. Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi kecemasn
d. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang:
- Pengertian kecemasan
- Tanda dan gejala kecemasan
- Penyebab kecemasan

59
e. Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu...”
2. Evaluasi/Validasi
“Apa benar dengan keluarga bapak T? Kalau boleh tau dengan ibu siapa
yaa?”
3. Kontrak:
Topik : “ Jadi untuk hari ini, saya akan menjelaskan beberapa hal
yang berkaitan dengan kondisi bapak T”
Waktu : “Untuk waktunya sekitar 10-15 menit saja yaa Bu”
Tempat : “Untuk tempat enaknya kita berbincang dimana Bu?”

Kerja:

““Jadi begini bu… apakah ibu mengetahui bagaimana kondisi bapak


sekarang?”
“Jadi bapak sekarang mengalami kecemasan .kecemasan itu sendiri
merupakan keadaan dimana seseorang mengalami emosi, perasaan yang timbul
sebagai respon awal terhadap stres psikis dan acaman terhadap nilai-nilai yang berarti
bagi individu.”
“Salah satu tanda dan gejalanya yaitu tekanan darah klien meningkat, nafas
cepatm rasa mau pingsan, gelisahwajah tegang dsb.”
“Untuk penyebab dari kecemasan ini adalah ancaman internal atau eksternal
terhadap ego, ancaman terhadap keamanan interpersonal dan harga diri dll..”
“Apabila masalah kecemasan ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
stress,gelisah, tidak percaya diri, melamun dll.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian ibu dan keluarga lainnya harus
sabar menghadapi Tn.T. dan untuk merawat Tn.T, keluarga perlu melakukan beberapa
hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn.T yang
caranya adalah bersikap peduli dengan Tn.T . Kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada Tn.T untuk mengurangi kecemasannya. Berilah pujian
yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.

60
“Selanjutnya, jangan biarkan Tn.T sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-
cakap dengan Tn.T. Misalnya, sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama,
melakukan kegiatan rumah bersama.”
“Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu?”

Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


- Evaluasi klien (subjektif)
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan kecemasan dan
tanda-tanda orang yang mengalami kecemasan”
“Selanjutnya bisa ibu sebutkan kembali cara merawat suami ibu yang
mengalami masalah kecemasan?”
- Evaluasi klien (objektif)
Klien mengetahui apa yang dimaksud dengankecemasanl dan
bagaimana tanda dan gejalanya.
Klien mampu meperagakan kembali bagaimana cara merawat klien
dengan masalah kecemasan.
2. Tindak lanjut klien
“nanti jika bertemu dengan Tn.T coba ibu lakukan. Dan tolong ceritakan
kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bagaimana jika pertemuan yang akan datang kita mempraktekkan
langsung dengan Tn.T ”
Waktu: “Baiklah bu, kita akan bertemu besok lagi. Apakah ibu setuju?”
Tempat: “Untuk tempat kita mencoba di luar ruangan saja. Bagaimana bu?
Atau ibu ingin di tempat lain?”

61
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK)

Hari/tanggal : Selasa, 7 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-9
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Ny.M (keluarga pasien)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi klien dan
mengetahui cara merawatnya.
2. Diagnosa klien
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Evaluasi kemampuan keluarga
c. Melatih keluarga merawat langsung klien
d. Menyusun RTL keluarga/jadwal untuk merawat klien
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu...”

62
2. Evaluasi/Validasi
“Apa benar dengan keluarga bapak T?
3. Kontrak:
Topik : “ Jadi untuk hari ini, mari kita praktekkan langsung ke Tn.T. ”
Waktu : “Berapa lama waktunya Bu? Baik kita coba 30 menit”
Tempat : “Baiklah sekarang mari temui Tn.T?”

Kerja:

“Selamat pagi bapak T. Bagaimana perasaannya hari ini?”


“Istri bapak T datang membesuk. Beri salam! Bagus. Tolong bapak T
tunjukkan jadwal kegiatannya” (kemudian saudara berbicara dengan keluarganya)
“Nah bu, sekarang ibu bisa mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang
sudah kita latihan beberapa hari yang lalu” (saudara mengobservasi keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatih pada pertemuan
sebelumnya)
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan istri bapak?”
“baiklah sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu yaa”

Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


- Evaluasi klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan? Ibu sudah bagus”
- Evaluasi klien (objektif)
Klien mampu menguraikan perasaannya setelah mempraktekkan cara
merawat klien.
2. Tindak lanjut klien
“Mulai sekarang ibu sudah bisa bagaimana cara merawat Tn.T”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bagaimana jika besok ibu datang lagi kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat Tn.T samapi ibu lancar melakukannya ”
Waktu: “Baiklah bu, kita akan bertemu besok lagi. Apakah ibu setuju?”
Tempat: “Untuk tempat kita mencoba di luar ruangan saja. Bagaimana bu?
Atau ibu ingin di tempat lain?”

63
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK)

Hari/tanggal : Selasa, 7 April 2020


Pukul : 08.00 WIB
Pertemuan : Ke-10
Ruangan : Cendrawasih
Nama Klien : Ny.M (keluarga pasien)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien sudah mendapatkan penjelasan tentang perawatan klien.
2. Diagnosa klien
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Evaluasi kemampuan keluarga
c. Evaluasi kemampuan klien
d. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu...”
4. Evaluasi/Validasi

64
“Apa benar dengan keluarga bapak T?
5. Kontrak:
Topik : “ Jadi untuk hari ini, mari kita praktekkan langsung ke Tn.T
lagi. ”
Waktu : “Berapa lama waktunya Bu? Baik kita coba 30 menit”
Tempat : “Baiklah sekarang mari temui Tn.T?”

Kerja:

“Buk ini jadwal Tn T selama dirumah sakit. Coba diperhatikan apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa tetap perhatikan Tn.T agar tetap
menjalankan dirumah. Dan jangan lupa beri tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T
(tidak mau melaksanakan)”.

“Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sikap Tn.T jika Tn T masih saja terus
merasa cemas dan gelisah dan teknik teknik yang dijadwal tidak berpengaruh. Ibu bisa
hubungi kami atau membawa ke puskesmas terdekat”

Terminasi

“Apa yang ingin ibu tanyakan? Bagaimana perasaan ibu? Sudah siap ibu
melanjutkan dirumah”

“Ini jadwal kegiatan hariannya, ini surat rujukannya. Kalau ada apa apa ibu
boleh juga menghubungi kami , silahkan menyelesaikan administrasi ke kantor
depan”

65

Anda mungkin juga menyukai