Mata Kuliah :
KEPERAWATAN JIWA
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Klien dengan Masalah
Ansietas. Penulisan makalah ini didasarkan pada materi-materi yang penulis dapat dari
berbagai sumber. Penulisan materi penulis buat dengan langkah-langkah dan metode yang
sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami.
PENYUSUN
iii
DAFTAR ISI
BAB I pendahuluan..................................................................................................................1
2.2.1 Etiologi.......................................................................................................5
2.2.5 Pathway....................................................................................................10
2.3.2 Intervensi..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................1
iv
3.3 Fenomena Sehat-Sakit....................................................................................15
Pengkajian................................................................................................................17
v
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkat kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait meliputi hal
berikut: Potensi stressor ; Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang. Status pendidikan dan status
ekonomi ; Status pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang
menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami cemas dan stres dibanding dengan
mereka yang status pendidikan dan status ekonomi yang tinggi. Tingkat pengetahuan ;
Tingkat pengetahuan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut
mudah stress dan cemas.Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang maka
seseorang tersebut akan lebih siap menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi
kecemasan. [ CITATION Hen18 \l 14345 ]
Menurut isaacs (2004) Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan
yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan
kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah,
disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh. Keadaan fisik ; Individu yang
mengalami gangguan fisik seperti cidera, penyakit badan, operasi, cacat badan lebih
mudah mengalami cemas dan stres.Tipe kepribadian ; Individu dengan tipe kepribadian
tipe A lebih mudah mengalami gangguan akibat adanya cemas dan stres dari individu
dengan kepribadian B. Sosial Budaya ; cara hidup individu di masyarakat yang sangat
mempengaruhi pada timbulnya stres. Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur
dan mempunyai falsafat hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar mengalami
stres. Demikian juga keyakinan agama akan mempengaruhi timbulnya stres. Lingkungan
atau situasi ; Individu yang tinggal pada lingkungan yang dianggap asing akan lebih
mudah mangalami cemas dan stress. Usia ; Ada yang berpendapat bahwa faktor usia tua
lebih mudah mengalami cemas dan stres dari pada usia muda. Jenis kelamin ; Umumnya
wanita lebih mudah mengalami cemas dan stres, tetapi usia harapan hidup wanita lebih
tinggi dari pada pria. [ CITATION Hen18 \l 14345 ].
Tujuan Umum
Menjelaskan mengenai asuhaan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah ansietas.
Tujuan Khusus
- Menjelaskan pengertian kecemasan
2
- Menjelaskan respon kecemasan
- Menjelaskan sumber kecemasan
- Menjelaskan gejala-gejala kecemasan
- Menjelaskan karakteristik tingkat kecemasan
- Menjelaskan asuhan keperawatan jiwa dengan kecemasan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress
psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi individu. Kecemasan sering
digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti , ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah,
kekhawatiran dan tidak tentram yg sering disertai keluhan fisik. Didukung oleh teori
Stuart (2015) yang mengatakan ada dua macam respon ansiestas yang bisa dialami oleh
seseorang yaitu respon fisiologi terhadap ansiestas dan respon psikologi terhadap
ansiestas, respon fisiologi yang sering kali muncul seperti jantung berdebar, rasa tertekan
pada dada, perasaan panas atau dingin pada kulit, telapak tangan berkeringat, wajah
terlihat tegang dan respon psikologi yang sering kali muncul dilihat dari perilaku yaitu
gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri dan
menghindar, begitu juga dapat memperngaruhi kognitifnya seperti gangguan perhatian,
konsentrasi hilang, mudah lupa salah tafsir, bingung, khawatir yang berlebihan,
obyektifitas menurun, afektifnya juga dapat terganggu seperti tidak sabar, tegang,
tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan respon tersebut juga mempengaruhi
hasil yang didapatkan. (Daesy Kristiana Lau, 2019)
4
dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat
berhubungan dengan isolasi, kehilangan, gangguan identitas, hukuman dan hubungan
interpersonal. (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)
Kecemasan pada individu dapat terjadi melalui suatu proses atau rangkaian
yang dimulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal maupun internal, sampai suatu
keadaan yang dianggap sebagai ancaman atau membahayakan. Disebutkan ada lima
proses terjadinya kecemasan pada individual, yaitu:
II.2.1 Etiologi
5
II.2.2 Rentang Respon Kecemasan
Adaptif Maladaptif
Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan
lingkungan.
Cemas Ringan
Ketegangan ringan, penginderaan lebih tajam dan menyapkan diri untuk
bertindak.
Cemas Sedang
Keadaan lebih waspada dan lebih tegang, lapangan persepsi menyempit dan
tidak mampu memusatkan pada factor/peristiwa yang penting baginya.
Cemas Berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil, tidak
memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak teratur,
perilaku tidak tepat dan agitasi/hiperaktif.
[ CITATION Lil16 \l 1033 ]
1) Respon fisiologis
a. Kardivaskuler
Palpitasi, Jantung berdebar, Tekanan darah meningkat, Rasa mau
pingsan, Tekanan darah menurun, nadi menurun.
b. Respirasi
Nafas cepat, Pernafasan dangkal, Rasa tertekan pada dada dan
tercekik, Terengah-engah.
6
c. Neuromuskuler
Peningkatan reflek, Penignkatan rangsangan kejut, Mata berkedip-
kedip, Insomnia, Gelisah, Wajah tegang, Kelemahan secara umum.
d. Gastrointestinal
Kehilangan nafsu makan, Menolak makan, Rasa tidak nyaman pada
abdomen, Rasa tidak nyaman pada epigastrium, Nausa, diare
e. Saluran kemih.
Tidak dapat menahan BA, Tidak dapat menahan BAK, Nyeri saat
BAK.
f. Integumen
Rasa terbqakar pada wajah, Berkeringat setempat (telapak tangan),
Gatal-gatal, Perasaan panas dan dingin pada kulit, Muka pucat, Berkeringat
seluruh tubuh.
2) Respon Perilaku
Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, Gugup, Bicara cepat, Tidak ada
koordinasi, Kecenderungan mendapat cidera, Menarik diri, Menghindar,
Hiperventilasi, Melarikan diri dari masalah.
3) Respon Kognitif
Perhatian terganggu, Kosentrasi hilang, Pelupa, Salah penilaian,
Blocking, Menurutnya lahan presepsi, Kreatifitas menurun, Produktifitas
menurun, Bingung, Sangat waspada, Hilang objektifitas, Takut kecelakaan dan
mati.
4) Respon Afektif
Mudah terganggu, Tidak sabar, Tegang, Takut berlebihan, Terror,
Gugup yang luar biasa, Nervous.
[ CITATION Lil16 \l 1033 ].
1) Cemas ringan
7
a. Tingkah laku
- Duduk dengan tentang, posisi relaks
- Isi pembicaraan tepat dan normal
b. Afektif
- Kurang perhatian
- Nyaman dan aman
c. Kognitif
- Mampu kosentrasi
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Nadi meningkat
- Gejala ringan oada lambung
2) Cemas Sedang
a. Tingkah Laku
- Tremor halus pada tangan
- Tidak dapat duduk dengan tenang
- Banyak bicara dan imtonasi cepat
- Tekanan suara meningkat secara intermitten
b. Afektif
- Perhatian terhadapa apa yang terjadi
- Khawatir, nervous
c. Kognitif
- Lapanagn presepsi menyempit
- Kurang mampu memusatkan perhatian pada factor yang penting
- Kurang sadar pada detail disekitar yang berkaitan
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- HR meningkat
- Mulut kering
- Anoreksia
- Diare, konstipasi
8
- Tidak mampu relaks
- Susah tidur
3) Cemas Berat
a. Tingkah laku
- Pergerakan menyentak saat gunakan tangan
- Banyak bicara
- Kecepatan bicara meningkat cepat
- Tekanan meningkat, volume suara keras
b. Afektif
- Tidak adekuat, tidak aman
- Merasa tidak berguna
- Takut terhadap apa yang akan terjadi
- Emosi masih dapat dikontrol
c. Kognitif
- Lapangan persepsi sangat sempit
- Tidak mampu membuat kaitan
- Tidak mampu membuat masalah secara luas
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Nausea
- Gelisah
- Respon terkejut berlebihan
- Ekspresi ketakutan
- Badan bergetar
4) Panik
a. Tingkah laku
- Tidak mampu mengendalikan motoric
- Kasar
- Aktifitas yang dilakukan tidak bertujuan
- Pembicaraan sulit dimengerti
9
- Suara melengking, berteriak
b. Kognitif
- Persepsi menyempit
- Berpikir tidak teratur
- Sulit membuat keputusan dan penilaian
c. Fisiologis
- Nafas pendek
- Rasa tercekik/tersumbat
- Nyeri dada gerak involunter
- Tubuh bergetar
- Ekspresi wajah mengerikan
[ CITATION Lil16 \l 1033 ].
II.2.5 Pathway
Kelemahan
Ketidakber
dayaan
Keluarga
10
Ansietas
II.3.2 Intervensi
a. Cemas sedang
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien mengenal dan dan mengakui rasa cemasnya
- Analisa penyebab dan bagaimana terjadinya masalah (meningkatkan
kesadaran)
- Melatih mekanisme koping adaptif
- Tingkatkan relasasi
b. Cemas beratb dan panik
- Bina hubungan saling percaya
- Meningkatkan kesadaran diri perawat
- Melindungi klien
- Modifikasi lingkungan
- Mendorong aktifitas
- Melaksanakan program terapi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan Jiwa.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn. T adalah seorang ayah dengan 3 orang anak. Ia terkena stroke 2 tahun yang
lalu dan dibawa ke RSUD Soeloso. Tn. T melakukan terapi di RS sebanyak 4 kali.Tetapi
tidak ada perubahan yang signifikan.Tn. T terkena stroke sudah 4 kali.Dan yang terakhir
terkena stroke saat Idul Adha 2019 klien tiba-tiba terjatuh saat ingin ke WC dan
mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari ekstremitas atas ke ekstremitas
bawah dan bicara jadi pelo. Dengan keaadaan seperti Itu Tn. T merasa cemas karena
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga mengatakan bingung melihat
kondisi Tn. T seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dan sudah lama tidak kontrol ke-
pelayanan kesehatan karena kondisi Tn.T yang tidak bisa berjalan seperti dulu.
Pada saat pengkajian klien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, ia merasa cemas
tentang penyakit yang dirasakannya. Sehingga klien merasa tidak berharga karena tidak
bias menjadi ayah dan kepala keluarga yang baik. Nafsu makan klien menurun karena
tidak selera makan, keluarga mengatakan klien tampak kurus jika dibandingkan sebelum
sakit.
A. Model interpersonal
Hubungan perawat dan klien terbentuk dari hasil proses interaktif antara
perawat dan klien. Proses interaktif ini terjadi karena adanya kebutuhan klien sebagai
individu dan perawat sebagai terapis. Tujuan keperawatan adalah mendidik klien dan
keluarganya serta membantu klien mencapai kemantangan perkembangan personal.
Teori ini merupakan kolaborasi hubungan perawat dan klien untuk menghasilkan
sebuah “dorongan pertumbuhan” melalui keefektifan hubungan interpersonal untuk
memenuhi kebutuhan klien(Chinn&Kramer, 2004 dalam Perry,2008)
Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
13
Ansietas yang dialami oleh pasien secara interpersonal menyebabkan adanya
rasa takut yang mendasar yang mengakibatkan penolakan. Sehingga px membutuhkan
rasa aman dan kepuasan yang diperoleh melalui hubungan interpersonal yang positif.
Proses Terapeutik
Hubungan antara perawat dan pasien untuk membangun perasaan aman.
Dengan membantu pasien menciptakan perasaan yang penuh dengan rasa percaya dan
mencapai kepuasan interpersonal. Pasien kemudian dibantu untuk mengembangkan
hubungan akrab di luar situasi terapi.
Peran Terapis dan Pasien
Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada terapis. Terapis menjalin
hubungan akrab dengan pasien, menggunakan empati untuk merasakan perasaan
pasien.
B. Model social
Konsep ini ditemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial dan
menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti kejadian
kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena kondisi ini
akhirnya individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stress, ditambah lagi
dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Krisis juga bisa menyebabkan klien
mengalami perubahan perilaku. Koping yang selama ini dipakai dan dukungan dari
lingkungan tidak dapat dipakai lagi sehingga klien mengalami penyimpangan
perilaku.
Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Ansietas yang dialami oleh pasien secara sosial menyebabkan adanya rasa
takut yang mendasar yang mengakibatkan pasien mengalami ketidakmampuan
mengkoping stress. Sehingga px membutuhkan dukungan dari keluarga dan dari
lingkungannya.
Proses Terapeutik
Hubungan antara perawat dan pasien untuk membangun perasaan nyaman.
Dengan membantu pasien menciptakan perasaan nyaman dan membuat pasien merasa
lebih di hargai lagi. Pasien kemudian dibantu untuk mengembangkan hubungan akrab
dengan lingkungan sekitar dan.
Peran Terapis dan Pasien
14
Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada terapis. Terapis menjalin
hubungan akrab dengan pasien, menggunakan empati untuk merasakan perasaan
pasien, dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman sosial.
C. Model eksistensi
Konsep ini didasarkan teori dari Sartre, Heidegger dan Keirkegaard. Fokus
teori berdasarkan pengalaman kllien disini dan saat ini, tidak memperhitungkan masa
lalu klien. Seseorang akan merasa hidupnya bermakna bila dia menerima dirinya apa
adanya dan memakai itu untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Karena menjadi
diri sendiri bisa dialami melalui hubungan murni dengan orang lain.
Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Hidup ini akan sangat berarti apabila seseorang dapat mengalami dan
menerima diri (self acceptance ) sepenuhnya karena keluarga pasien tidak menerima
kondisi pasien saat ini. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu gagal dalam
upayanya untuk menemukan dan menerima diri. Menjadi diri sendiri bisa dilakukan
melalui hubungan dengan keluarga. Begitupun keluarga juga memberikan support
yang baik kepada pasien. Sehingga kecemasan pasien dapat berkurang.
Prosen Teraupetik
Perawat dapat memberikan terapi yang dilakukan dalam sebuah kelompok.
Pasien dianjurkan untuk menggali dan menerima diri dan dibantu untuk
mengendalikan perilakunya. Sehingga pasien dapat memiliki semangat dalam proses
penyembuhannya.
Peran Terapis dan Pasien
Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam
suatu pengalaman yang berarti untuk mempelajari tentang diri yang sebenarnya.
Terapis membantu pasien untuk mengenal nilai diri. Terapis mengklarifikasi realitas
dari suatu situasi dan mengenalkan pasien tentang perasaan tulus dan memperluas
kesadaran dirinya. hal inidilakukan agar pasien tidak memiliki harga diri rendah dan
kecemasan.
D. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap
perilaku, baik verbal maupun nonverbal adalah bentuk komunikasi. Ketidakmampuan
komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
15
Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Ansietas yang dialami oleh pasien secara komunikasi menyebabkan pasien
mengalami keterbatsan dalam berbicara(pelo) dan rasa tidak percaya diri. Sehingga px
membutuhkan rasa aman dan komunikasi lebih baik yang diperoleh melalui bahasa
isyarat dan memberi pelajaran pada keluarga pasien.
Proses Terapeutik
Hubungan antara perawat dan pasien untuk membangun perasaan nyaman.
Dengan membantu pasien menciptakan perasaan yang penuh dengan rasa percaya dan
melepaskan beban pasien dengan berbicara meski dalam bahasa isyarat. Pasien
kemudian dibantu untuk mengembangkan latihan berbicara kembali.
Peran Terapis dan Pasien
Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada terapis. Terapis menjalin
hubungan akrab dengan pasien, menggunakan pendekatan yang tidak membuat pasien
merasa tidak percaya diri.
E. Model medical
Konsep ini dikemukan oleh Siglar and Osmond. Fokusnya pada diagnosis
penyakit mental dan proses pengobatan berdasarkan diagnosis. Proses pengobatan ke
arah somatik : farmakoterapi, ECT atau psikosurgery. Fungsi model medikal adalah
mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik, tidak menyalahkan perilaku
kliennya.
Pandangan Terhadap Penyimpangan Perilaku
Gangguan perilaku disebabkan oleh penyakit biologis. Di dalam kasus
dijelaskan pasien mengalami kelumpuhan akstremitas atas dan bawah serta kesulitan
bericara yang disebabkan stroke yang ketiga kalinya, padahal stroke sebelumnya tidak
pernah mengakibatkan efek seperti itu, hal ini mengakibatkan pasien merasa cemas.
Proses Teraupetik
Diagnosis penyakit dilandasi oleh kondisi yang ada dan informasi historis
serta pemeriksaan diagnostik. Perawat dapat memberikan informasi mengenai
problem yang ada pada pasien dan keluarga. Agar tidak menimbulkan kecemasan
yang berlebihan dan dapat mengetahui perkembangan kondisi pasien.
Peran Terapis dan Pasien
16
Pasien mempraktikkan regimen terapi yang dianjurkan dan melaporkan efek
terapi kepada dokter. Perawat dapat memberikan terapi kepada pasien agar
kelumpuhan ektermitas atas dan bawah serta kesulitannya dalam berbicara dapat
teratasi. Dan selalu memberikan informasi perkembangan kesehatan pasien.
Teori Psikoanalisa
- Muncul konflik emosional antara id dan superego
- Cemaskan reaksi fisiologis terhadap ketidakmampuan sexual
Teori Interpersonal
- Penolakan interpersonal
- Proses kehilangan
- Perpisahan
Teori Behavior
Wujud frustasi ketidakmampuan mencapai tujuan
Teori keluarga
Teologi biologis
Ketidakstabilan benzodiazepine, endorphin dan neurotransmitter lain.
17
Untuk menghilangkan atau mengatasi ringan untuk kepuasan
Menarik diri
Untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman fisik dan psikologis
Perilaku kompromi
Untuk memuaskan aspek kebutuhan pribadi
b. Mekanisme pertahanan ego
Pengkajian
I. Identitas Klien
Inisial : Tn. T
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki- Laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
Suku bangsa : Jawa
Status marital : Menikah
Alamat lengkap : Jln.Kepatihan Gg 3 No 16 Jombang
1. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan terkena stroke sudah 2 tahun yang
lalu dan dibawa ke RSUD Soeloso.
18
3. Trauma :
Masalah Keperawatan :
Gejala : .................................................................
Masalah Keperawatan :
Sebelum sakit klien tidak memiliki pengalaman yang buruk. Dapat menjalankan peran
sebagai ayah dan kepala keluarga dengan baik.
19
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
20
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Sudah meninggal :
Klien :
Tinggal serumah :
Jelaskan : Klien adalah anak kedua dari 2 bersaudara, klien berumur 63 tahun,
klien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Hubungan klien dengan keluarganya
terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang yang terdekat dengan klien adalah istrinya.
Masalah Keperawatan :
2. Konsep Diri
21
menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan istrinya. Semenjak sakit
klien hanya bisa menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya
c. Peran : sebelum sakit klien berperan sebagai ayah yang menafkahi istri dan
anaknya. Setelah sakit klien berhenti dari pekerjaan nya.
d. Ideal diri : Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa menyekolahkan
anaknya setinggi-tingginya.
e. Harga diri : harga diri klien saat sakit negatif karena keadaan yang lumpuh
dan tidak bisa menjalankan peran sebagai kepala keluarga dengan baik.
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : Klien berkata jika ada masalah, klien akan
menceritakan kepada istrinya dan anaknya pasti akan membantu memecahkan masalah
yang dialami klien..
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : . Klien tidak mengikuti kegiatan
diluar rumah karena kondisinya.
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual:
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang
Maha Esa.
22
b. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya
saat ini, dan berharap diberi kesembuhan atas penyakitnya.
1. Penampilan :
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet training dan
pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan, apakah
klien :
Jelaskan : klien berpakaian tidak biasanya seperti sebelum sakit, dan dibantu anggota
keluarga. Klien menggunakan pakaian yang mudah digunakan karena keadaanya lumpuh.
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan :
Jelaskan : Klien berbicara pelo (kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat). Klien
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses wawancara klien
berbicara mengenai satu topik dengan jelas (Isi pembicaraan)..
23
3. Aktifitas Motorik
O Kompulsif O Kelumpuhan
Jelaskan : Klien mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari ekstremitas atas
ke ekstremitas bawah sehingga mengganggu aktifitas motoriknya.
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : Klien mengatakan klien merasa cemas karena sebelumnya tidak pernah
seperti ini.
Masalah keperawatan :
O Risiko tinggi cidera O Risiko diri menciderai diri O Risiko diri menganiaya
diri O Ansietas O Ketakutan O Isolasi sosial Oketidakberdayaan
24
5. Interaksi selama wawancara : O Bermusuhan O Tidak kooperatif O Mudah
tersinggung O Kontak mata kurang O Defensif O Curiga O Lain-lain, Jelaskan
: Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang
ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat Universitas S1, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana..
Masalah Keperawatan :
6. Persepsi – Sensori :
Jelaskan : Persepsi dan sensori klien normal tidak ada yang tidak normal
7. Proses Pikir:
25
Jelaskan : Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan di
kantor atau menyiapkan sarapan untuk keluarga. Klien memilih menyiapkan
sarapan terlebih dahulu karena kalau sudah membuat sarapan klien leluasa kekantor.
b. Isi Pikir :
Jelaskan : tidak ada perubahan dalam isi pikir, klien selalu berpikir positif dan hanya
ingin sembuh dari penyakitnya.
8. Tingkat Kesadaran :
9. Memori :
Jelaskan : Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu
maupun saat ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien sudah
makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
26
Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir, jelaskan .............................
Jelaskan : Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang
ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat Universitas S1, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana...
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
27
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
Jelaskan : ……………………………………………………………………….
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : ……………………………………………………………………….
28
………………………………………………………………………………….
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : ............................................................................................................
b. Nutrisi :
* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas O Tidak puas
Jelaskan : . Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lebih sedikit dari biasanya
(sebelum sakit seperti sekarang ) tapi habis , klien dapat makan tanpa bantuan.
Keluarga hanya mengambilkan makanan.
Masalah keperawatan :
29
c. Tidur :
* Apakah merasa segar setelah bangun tidur? VSegar OTidak segar, jelaskan.
* Tidur malam jam : 21.00bangun jam : .04.00 .rata – rata tidur malam : 7.jam
* Apakah ada gangguan tidur? O Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi
Jelaskan.........................................................................................................
Masalah Keperawatan :
O Lain-lain, jelaskan.............................
30
- Keluarga : V Ya O Tidak - Teman sejawad : O Ya O Tidak
Masalah keperawatan :
31
O Masalah dengan pendidikan, spesifiknya ......................................................
Masalah Keperawatan :
32
O penyakit fisik O obat – obatan Olain-lain, jelaskan............................................
Masalah Keperawatan :
Terapi medik : Saat wawancara keluarga tidak tahu obat-obat apa yang diminum Klien ,
karena obatnya sudah habis dan Klien sudah lama tidak kontrol ke pelayanan kesehatan.
Masalah Keperawatan :
DATA MASALAH
1 Ds : Ansietas
1.
1. Klien mengatakan merasa cemas akan keadaannya
2. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
3. Keluarga mengatakan sebelumnya klien sudah 4 kali
menjalani terapi, tapi tidak ada perubahan yang
signifikan. Dan sekarang kondisi klien seperti ini.
Do :
33
klien saat ini
XIII. DIAGNOSA
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan Ds & Do.
XIV. POHON MASALAH
Ketakutan (Efek)
(Causa)
Krisis situasional
XV. INTERVENSI
N TUJUAN/
KRITERIA
O KRITERI INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
DX A HASIL
1. TUM : Kriteriahasil: 1. Pertahankan sikap yang 1. Mengekspresikan
tenang dan hati-hati pasien agar tetap
Klien bisa 1. Rasa cemas
2. Duduk dan bicara tenang
34
menerima berkurang, dengan pasien 2. Memberi rasa empati
situasi pasien tidak 3. Berikan waktu dan dan dukungan social
yang ada. murung tempat untuk kepada pasien
atau menyendiri 3. Menggunakan strategi
melamun 4. Instruksikan pasien koping yang efektif
TUK : lagi. untuk menggunakan agar pasien lebih
2.Tanyakan
2. Klien sedikit
kabar pada klien
bercerita
35
dan ajak bicara keadaannya dan
dengan topik menceritakan
ringan. masalah.
4.Ajari klien
4.klien
relaksasi
mengikuti
menarik nafas
prosedur yang
dalam, untuk
diajarkan terapi,
mengurangi
dan merasa
kecemasan.
sedikit rileks.
5.Edukasi
5. Keluarga
keluarga untuk
kooperatif
menjaga agar
dalam
klien tetap
kesembuah
tenang dan selalu
klien
memperhatikan
aktivitas klien.
36
5. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri :Tarik nafas panjang
6. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anseitas muncul.
b. SP 2 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Ajarkan pasien teknik dikstraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
kecemasan
- Melakukan hal yang klien sukai
4. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
5. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi stiap kali ansietas muncul.
c. SP 3 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Menjelaskan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
3. Evaluasi kemampuan klien
4. Memberi reinforcement positif
5. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariannya
d. SP 4 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan untuk mengurangi kecemasan.
3. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang terlah dibuat.
4. Memberi reinforcement positif
e. SP 5 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
37
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mengevaluasi kegiatan yang diagendakan
3. Mengobservasi keadaan pasien
4. Memberi reinforcement positif
f. SP 6 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mendiskusikan manfaat dan kerugian mengurangi kecemasan
3. Menganjurkan klien untuk mengkonsultasikan perasaan yang membuatnya cemas
4. Memberi reinforcement positif
g. SP 7 Pasien
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kegiatan harian pasien
3. Motivasi klien agar tetap semangat untuk mengurangi kecemasannya
4. Memberi reinforcement positif
h. SP 8 Keluarga
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi
kecemasan
3. Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi kecemasn
4. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang:
- Pengertian kecemasan
- Tanda dan gejala kecemasan
- Penyebab kecemasan
5. Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan
38
i. SP 9 Keluarga
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kemampuan keluarga
3. Melatih keluarga merawat langsung klien
4. Menyusun RTL keluarga/jadwal untuk merawat klien
j. SP 10 Keluarga
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
2. Evaluasi kemampuan keluarga
3. Evaluasi kemampuan klien
4. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
39
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Tanyakan pada klien tentang situasi penyebab timbulnya kecemasan
c. Tanyakan tanda-tanda kecemasan
d. Tanyakan apa yang biasa dilakukan untuk mengatasi kecemasan
e. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri
a. Tarik nafas panjang
f. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anseitas muncul.
40
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya David panggil saja Pak
David saya perawat yang sedang bertugas di rumah sakit ini, nama bapak siapa?
Bapak suka dipanggil apa?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Bagaiman tidur bapak semalam? O,
jadi semalam bapak gelisah?”
3. Kontrak
“Baiklah pak bagaimana tentang perasaan yang bapak rasakan? Bagaimana
kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit? Kita berbicang-bincang dimana?
Baiklah kita akan berbincang-bincang diruangan ini”
Kerja:
“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ceritakan
lebih lanjut tentang perasaan bapak? Apa yang sedang bapak pikirkan? Apa yang
bapak lakukan terkait dngan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga bapak
merasa gelisah?”
“Oh, jadi bapak terkena stroke sudah 4 kalia dan terkhir kena stroke saat idul adha
karena terjatuh saat ingin ke WC? Jadi itu yang menyebabkan bapak merasa cemas?
Jadi yang membuat bapak merasa gelisah karena bingung melihat keadaan bapak?
Dan karena tidak bisa berjalan seperti dulu lagi?”
“Jadi bapak sebelumnya sering mengalami cemas dan gelisah seperti ini?
“Apa masalah sebelumnya sering membuat bapak gelisah”
41
“Selama ini, bila bapak punya msalah yang mengganggu, apa yang bapak lakukan?”
“Jadi kalau bapak punya masalah, bapak akan memikirkan terus masalah itu sehingga
bapak merasa gelisah?”
“ A -lahan. Nah sekarang coba praktikkan. Wah bagus sekali, bapak sudah mampu
melakukannya, bapak bipa yang bapak lakukan setelah bercerita padanya?”
“Wah.. bapak sangat hebat bisa menyelesaikan masalahnya yang cukup berat, saya
sangat yakin bapak sekarang juga bisa menyelesaiakan kecemasan yang dialami bapak
sekarang”
Terminasi
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya betul...bapak terlihat lebih
rileks”
b. Obyektif
42
“Coba bapak sebutkan apa yang membuat bapak cemas, lalu apa yang
bapak rasakan dan apa yang bapak lakukan untuk meredakan cemas bapak?, coba
tunjukka kepada saya teknik nafas dalam yang benar”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam sehari dan
tuliskan dalam jadwal kegiatan harian bapak”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Nah, pak cara yang kita praktikkan tadi baru salah satu nya saja. Masih ada cara
yang bisa digunakan untuk mengontrol rasa cemas bapak. Nanti bapak bisa
mencoba dengan cara yang akan saya lakukan lagi dengan bapak”
43
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
- Evaluasi dan validasi
b. Evaluasi kemampuan klien
c. Ajarkan pasien teknik dikstraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangi kecemasan
- Melakukan hal yang klien sukai
d. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
44
e. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi stiap kali ansietas muncul.
A. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak, selamat pagin! Masih ingat dengan saya bapak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah melakukan
teknik relaksasi nafas dalam yang sudah saya ajarkan kemarin”
“Coba bapak parktekkan sekarang , bagus sekali bapak masih
mengingatnya”
“Apakah bapak merasa terbantu dengan teknik tersebut?”
3. Kontrak
“Baiklah pak sesuai janji saya kemarin saya akan mengajarka bapak cara
yang lain untuk menghilangkan kecemasan? Berapa lama kita akan berbicara
pak?, dimana kita akan berdikusi? Bagaimana kalau dihalaman samping saja?
Baiklah tujuan teknik ini sama dengan teknik yang kemarin bapak untuk
mengurangi kecemasan yang bapak rasakan”
Kerja:
“Baik pak tadi bapak mengatakan sudah relaks setelah melakukan teknik yang
kemarin saya ajarkan. Nah sekarang saya ngin bertanya. Sekarang apakah rasa cemas
bapak masih sering muncul? Dan apakah bapak memiliki kegiatan yang sangat bapak
sukai?, Oh jadi bapak sangat suka bermain musik? Musik apa yang suka bapak
mainkan? Jadi bapak sangat suka bermain gitar?. Baiklah sekarang bapak kan sudah
tau kegiatan apa yang bapak bisa lakukan untuk mengalihkan rasa cemas bapak yaitu
gitar. Disini saya sudah menyiapkan gitar untuk bapak. Jadi saya rasa bapak disaat
cemas bisa bermain gitar agar cemas bapak bisa bekurang. Coba silahkan bapak
bermain gitar. Wah bapak sangat hebat dan suara bapak sangat merdu sekali.
Terminasi
e. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan latihan teknik distraksi napas tadi? Ya betul...bapak terlihat lebih santai
sekali”
45
f. Obyektif
“Coba bapak sebutkan kegiatan apa yang bapak sukai, lalu apa yang bapak
rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut?, coba tunjukka kepada saya kegiatan
tersebut”
g. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan dan tuliskan dalam jadwal
kegiatan harian bapak”
h. Kontrak yang akan datang:
Topik:
“Nah, pak cara yang kita praktikkan tadi ada distraksi. Apakah bapak masih ingin
tau cara yang lainnya. Baiklah besok kiat akan berdiskusi lagi,nanti bapak bisa
mencoba dengan cara yang akan saya lakukan lagi dengan bapak”
46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Menjelaskan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
c. Evaluasi kemampuan klien
d. Memberi reinforcement positif
e. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariannya
C. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
47
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Bagaiman tidur bapak semalam?
Apakah masih gelisah? Apakah yang kemarin saya ajarkan sudah dipraktekkan
dalam jadwal harian bapak? Nah kalau sudah coba di praktekkan kembali, bagus
sekali pak”
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
perasaan yang bapak rasakan sekarang? Dan saya akan mengajarkan bapak teknik
relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa gelisah bapak. Kita akan
berbincang-bimcang selam 30 menit, kita akan lakukan disini saja ya pak
Kerja:
“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah lag? Coba bapak katakan mengapa
bapak merasa gelisah lagi? Oh.. jadi bapak masih memikirkan tentang keasaan bapak
dan membuat bapak merasa cemas kembali?baiklah pak, sekarang saya akan
mengajrkan bapak teknik relaksasi dengan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai yaa pak?
Bapak penjamkan mata nah sekarang tautkan jari telunjuk bapak dengan jempol
bapak, sekarang bayangkan pada saat bapak sedang bahagia. Sekarang tautkan jari
tengan bapak dengan jempol, bayangkan saat bapak bersama orang yang bapak
sayangi, sekarang tautkan jari manis bapak dengan jempol, bayangkan bapak dipuji
oleh seseorang karena kehebatan bapak, dan sekarang tautkan jari kelingking bapak,
bayangkan tempat yang paling indah yang pernah bapak kunjungi. Bapak coba ulangi
lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus sekali, mari
kita masukkan kedalam jadwal harian bapak. Jadi setiap bapak merasa cemas bapak
bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang kita
buat.”
Terminasi
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang tentang masalah yang
bapak rasakan dan latihan mempraktekkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari”
b. Obyektif
48
“Coba bapak praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan tadi. Bagus,
ternyata bapak masih ingat apa yang telah saya ajarkan”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang sudah saya ajarkan ke bapak dapat bapak praktekkan
salah satunya atau bahakan semuanya saat bapak merasa cemas”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang. Latihan
relaksasi ini adalah cara ke tiga yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan
atau ketegangan bapak , kita bertemu besok lagi ya pak untuk berbincang-bincang
tentang yang sudah saya ajarkan kepada bapak, mau jam berapa pak? Seperti biasa
saja ya pak dikamar bapak? ”
49
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan untuk mengurangi kecemasan.
c. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang terlah
dibuat.
d. Memberi reinforcement positif
A. Strategi komunikasi
Orientasi:
50
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Bagaiman tidur bapak semalam?
Apakah masih gelisah?
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
jadwal kegiatan yang kemarin kita buat? Bapak maunya dimana? Baiklah kita
berbincang-bincang disini saja selama 15 menit.
Kerja:
“baiklah bagiamana bapak sudah tidak gelisah lagi kan?, oh perasaan gelisah
bapak muncul ketika bapak tak ada teman berbicara? Nah maka dari itu sekarang saya
ingin bertanya apakah bapak masih sering melakukan teknik yang kemarin saya
ajarkan? Teknik yang mana bapak?, menurut bapak teknik yang mana yang paling
ampuh untuk bapak? Jadi bapak lebih suka dengan teknik distraksi? Oh jadi apabila
bapak cemasnya tidak hilang bapak melakukan ketiga teknik tersebut? Dan hasilnya
bagiamana menut bapak? Wah bapaka sangat hebat sekali dan sangat bersemangat.
Saya ingin melihat bapak melakukan salah satu teknik yang kemarin saya ajarkan ke
bapak, silahkan. Bapak sangat terlihat sudah begitu hafal dengan teknik tersebut”
Terminasi
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
jadwal harian bapak”
b. Obyektif
“Coba bapak sebutkan kembali teknik yang paling bapak sukai dan coba
bapak praktekkan, sangat bagus sekali pak”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang sudah saya ajarkan ke bapak dapat bapak praktekkan
salah satunya atau bahakan semuanya saat bapak merasa cemas”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang, apakah ada
51
yang ingi bapak tanyakan?, baiklah jangan lupa besok kita berbicang-bincang lagi
ya bapak
52
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mengevaluasi kegiatan yang diagendakan
c. Mengobservasi keadaan pasien
d. Memberi reinforcement positif
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
53
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini? Apakah masih gelisah? Alhamdulillah
jika gelisahnya sudah mulai menghilang.
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
kegiatan apa saja yang kemari bapak lakukan? Bapak maunya dimana? Baiklah
kita berbincang-bincang disini saja selama 15 menit.
Kerja:
“baik pak, kata bapak tidur bapak kemarin sudah mulai enak? Apa yang bapak
lakukan? Oh jadi bapak berusaha untu tidak memikirkan masalah bapak? ”
“Bapak kemarin melakukan kegiatan apa saja? Apakah kegiatan itu sanagt membantu
bapak untuk tidak memikirkan masalah bapak? Oh jadi bapak kemarin mengahbiskan
waktu dengan bermain gitar? Boleh saya mendengarkan bapak bermain gitar
sekarang? Wah sangat membuat suasana tenang dan damai ya pak. Saya harap bapak
bisa melakukan kegiatan sesuai jadwal yang kita buat agar bapak bisa mengurangi
kcemasan bapak perlahan-lahan.
Terminasi
e. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
perasaan bapak hari ini”
f. Obyektif
“Coba bapak sebutkan kembali kegiatan apa yang kemarin bapak lakukan
sehingga bapak merasa sedkit rileks?, sangat bagus sekali pak”
g. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang sudah saya ajarkan ke bapak dapat bapak praktekkan
salah satunya atau bahakan semuanya saat bapak merasa cemas”
h. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang, apakah ada
yang ingi bapak tanyakan?, baiklah jangan lupa besok kita berbicang-bincang lagi
ya bapak?”
54
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mendiskusikan manfaat dan kerugian mengurangi kecemasan
c. Menganjurkan klien untuk mengkonsultasikan perasaan yang membuatnya
cemas
d. Memberi reinforcement positif
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
55
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini?
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
manfaat dan kerugian mengurangi rasa cemas? Bapak maunya dimana? Baiklah
kita berbincang-bincang disini saja selama 15 menit.
Kerja:
“baik pak apakah bapak kemarin melakukan kegiatan bapak sesuai jadwal?
Baik apakah bapak tau manfaat kita mengurangi rasa cemas yang kita alami? Benar
bapak jika kita mengurangi cemas kita kita merasa sangat rileks dan bahagia.
Bagaimana jika kita tidak mengurangi kecemasan yang kita alami pak? Bapak benar
sekali jika kita membiarkan cemas ini terus menerus menghantui kita, kita akan
merasa gelisah dan tidak nyaman. Maka dari itu saya harap bapak tetap semangat dan
tetap lakukan teknik teknik yang saya ajari ke bapak agar bapak bisa merasa lebih
tenang dan merasa jauh lebih bahagia dan percaya diri”
Terminasi
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
manfaat dan kerugian mengurangi rasa cemas”
b. Obyektif
“Coba bapak sebutkan manfaat apa yang kita dapat ketika ketika berusaha
menghilangi kecemasan yang kita alami?, sangat bagus sekali pak”
c. Rencana tindal lanjut (RTL)
“Saya harap bapak tetap semangat dan tetap melakukan jadwl kegiatan
hariannya sesuai jadwal yang kita buat waktu itu”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bapak sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang, apakah ada
yang ingi bapak tanyakan?, baiklah jangan lupa besok kita berbicang-bincang lagi
ya bapak?”
56
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien merasa cemas akan keadaannya
b. Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri mati rasa
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Evaluasi kegiatan harian pasien
c. Motivasi klien agar tetap semangat untuk mengurangi kecemasannya
d. Memberi reinforcement positif
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
57
“Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Bagimana perasaan bapak hari ini?
3. Kontrak
“baiklah pak, bagimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
keadaan bapak sekarang? Bapak maunya dimana? Baiklah kita berbincang-
bincang disini saja selama 15 menit.
Kerja:
“Baik pak, bagaimana perasaan bapak sekarang? Apakah bapak masih sering
gelisah? Oh jadi sekarang bapak sudah sangat jarang gelisah? Apa yang bapak
lakukan sehingga bapak merasa sudah jarang gelisah? Apa bapak masih mengingat 3
teknik yang sudah saya ajarkan ke bapak? Wah bapak sangat hafal dengan teknik
tersebut. Saya harap bapak tetap melakukan teknik-teknik yang sudah saya ajarkan
dan sudah kita buat dijadwal kegiatan harian bapak, dan bapak tetap semangat
melakukan jadwal kegiatan tersebut.”
Terminasi
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
keadaan bapak saat ini?”
b. Obyektif
Klien mampu memahami apa yang telah disampaikan oleh perawat
58
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien tidak mengetahui bagaimana kondisi klien. Keluarga juga
tidak mengetahui pentingnya peran keluarga dalam mengatasi kecemasan
2. Diagnosa klien
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi kecemasan
c. Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi kecemasn
d. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang:
- Pengertian kecemasan
- Tanda dan gejala kecemasan
- Penyebab kecemasan
59
e. Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu...”
2. Evaluasi/Validasi
“Apa benar dengan keluarga bapak T? Kalau boleh tau dengan ibu siapa
yaa?”
3. Kontrak:
Topik : “ Jadi untuk hari ini, saya akan menjelaskan beberapa hal
yang berkaitan dengan kondisi bapak T”
Waktu : “Untuk waktunya sekitar 10-15 menit saja yaa Bu”
Tempat : “Untuk tempat enaknya kita berbincang dimana Bu?”
Kerja:
60
“Selanjutnya, jangan biarkan Tn.T sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-
cakap dengan Tn.T. Misalnya, sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama,
melakukan kegiatan rumah bersama.”
“Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu?”
Terminasi
61
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi klien dan
mengetahui cara merawatnya.
2. Diagnosa klien
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Evaluasi kemampuan keluarga
c. Melatih keluarga merawat langsung klien
d. Menyusun RTL keluarga/jadwal untuk merawat klien
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu...”
62
2. Evaluasi/Validasi
“Apa benar dengan keluarga bapak T?
3. Kontrak:
Topik : “ Jadi untuk hari ini, mari kita praktekkan langsung ke Tn.T. ”
Waktu : “Berapa lama waktunya Bu? Baik kita coba 30 menit”
Tempat : “Baiklah sekarang mari temui Tn.T?”
Kerja:
Terminasi
63
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien sudah mendapatkan penjelasan tentang perawatan klien.
2. Diagnosa klien
Kecemasan (Ansietas)
3. Tujuan
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengenal ansietas
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
- Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
- Klien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b. Evaluasi kemampuan keluarga
c. Evaluasi kemampuan klien
d. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
B. Strategi komunikasi
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu...”
4. Evaluasi/Validasi
64
“Apa benar dengan keluarga bapak T?
5. Kontrak:
Topik : “ Jadi untuk hari ini, mari kita praktekkan langsung ke Tn.T
lagi. ”
Waktu : “Berapa lama waktunya Bu? Baik kita coba 30 menit”
Tempat : “Baiklah sekarang mari temui Tn.T?”
Kerja:
“Buk ini jadwal Tn T selama dirumah sakit. Coba diperhatikan apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa tetap perhatikan Tn.T agar tetap
menjalankan dirumah. Dan jangan lupa beri tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T
(tidak mau melaksanakan)”.
“Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sikap Tn.T jika Tn T masih saja terus
merasa cemas dan gelisah dan teknik teknik yang dijadwal tidak berpengaruh. Ibu bisa
hubungi kami atau membawa ke puskesmas terdekat”
Terminasi
“Apa yang ingin ibu tanyakan? Bagaimana perasaan ibu? Sudah siap ibu
melanjutkan dirumah”
“Ini jadwal kegiatan hariannya, ini surat rujukannya. Kalau ada apa apa ibu
boleh juga menghubungi kami , silahkan menyelesaikan administrasi ke kantor
depan”
65