Anda di halaman 1dari 28

CONTOH KASUS

HALUSINASI
KELOMPOK II :

NURMUTMAINNAH ( 202001008 )
NUR FIQRY ARDINAR ( 202001006 )
NANNA ( 202001004 )
ATI ( 202001002 )
DEFINISI GANGGUAN JIWA

Kesehatan jiwa merupakan kondisi ketika seorang individu dapat


berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Kesehatan jiwa memiliki rentang
respon adaptif yang merupakan sehat jiwa, masalah psikososial,
dan respon maladaptif yaitu gangguan jiwa (UU No. 18 Tahun
2014).
HALUSINASI
DEFENISI
Halusinasi hilangnya
Halusinasi adalah salah satu kemampuan manusia dalam
gejala gangguan jiwa dimana membedakan rangsangan
klien mengalami perubahan internal (pikiran) dan
sensori persepsi : rangsangan eksternal (dunia
merasakan sensori palsu luar). Klien memberi persepsi
berupa suara, penglihatan, atau pendapat tentang
pengecapan, perabaan atau lingkungan tanpa ada objek atau
penghidu ( Direja, 2011). rangsangan yang nyata
(Kusumawati, 2012).
FASE – FASE HALUSINASI
01 02
fase comforting yaitu fase condemming atau
fase menyenangkan. ansietas berat

03 04
fase controlling atau
ansietas berat conquering atau panik
JENIS – JENIS HALUSINASI
BESERTA
TANDA DAN GEJALANYA
Halusinasi pendengan

1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari


siapa atau apa saja yang sedang dibicarakan.
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain
yang sedang tidak berbicara atau pada benda seperti
mebel.
3. Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan
seseorang yang tidak tampak.
4. Menggerakan-gerakan mulut seperti sedang berbicara
atau sedang menjawab suara.
Halusinasi perabaan Halusinasi pendengaran

1) Tampak menggaruk-garuk 1) Tiba-tiba tampak tangga


permukaan kulit. ketakutan atau ditakutkan
oleh orang lain, benda mati
atau stimulus yang tidak
tampak.
2) Tiba-tiba berlari keruangan
lain
Halusinasi penciuman Halusinasi pengecapan
1. Hidung yang dikerutkan seperti mencium 1. Meludahkan makanan atau
bau yang tidak enak.
2. Mencium bau tubuh
minuman.
3. Mencium bau udara ketika sedang berjalan 2. Menolak untuk makan, minum
4. ke arah orang lain. dan minum obat.
3. Tiba-tiba meninggalkan meja
Merespon terhadap bau dengan panik
seperti mencium bau api atau darah. makan.
5. Melempar selimut atau menuang air pada
orang lain seakan sedang memadamkan
api.

“This is a quote, words full of
wisdom that someone important
said and can make the reader
get inspired.”

—Someone Famous
Penatalaksanaan Halusinasi

Menurut Marasmis (2004) Pengobatan harus secepat mungkin


diberikan, disini peran keluarga sangat penting karena setelah
mendapatkan perawatan di RSJ klien dinyatakan boleh pulang
sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam
hal merawat klien, menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif
dan sebagai pengawas minum obat (Prabowo, 2014).
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
KASUS HALUSINASI
IDENTISAN KLIEN

Inisial : Ny.E Tanggal Pengkajian :22 Mei 2017


Umur : 32 tahun

Keluhan Saat Dikaji

• Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan saat ini masih sering mendengar suara-suara seperti
menasehati, menakuti dan melihat bayangan putih. Klien mengatakan mendengar suara-suara tersebut
ketika klien sedang duduk sendirian dan melamun. Klien mengatakan jika mulai mendengar suara-suara
tersebut klien menyibukkan diri dengan bermain gitar ,bernyanyi dan mengusir suara-suara tersebut.
Namun klien mengatakan cara tersebut kadang tidak dapat menghilangkan suara-suara yang terdengar
oleh klien. Klien mengatakan sangat terganggu dengan suara-suara yang terdengar. Klien mengatakan
mudah marah apabila ada orang yang membuat klien kesal, klien mengatakan susah untuk mengontrol
rasa marah yang dirasakan.
 
• Hasil pemeriksaan fisik

pada partisipan pertama didapatkan tekanan darah 130/80


mmHg, nadi 87 x/m, suhu 36,50C, pernapasan 20 x/m, tinggi
badan 155 cm, berat badan 60 kg, dan partisipan tidak ada
memiliki keluhan fisik .

• Hasil pemeriksaan fisik

pada partisipan kedua didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg,


nadi 80 x/m,suhu 36,60C, pernapasan 18 x/m, tinggi badan 158
cm, berat badan 65 kg, dan partisipan tidak ada memiliki
keluhan fisik.
• Hasil penelitian

partisipan pertama pada pengkajian psikosial dan spiritual, partisipan mengatakan


saat ini orang yang berarti adalah ibu dan kakaknya yang bekerja di Malaisya,
partisipan mengatakan ada ikut peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
seperti mengikuti acara lomba 17 Agustus seperti lomba joget, puisi, dan partisipan
dahulunya juga ikut dalam band, dan partisipan juga mengatakan tidak ada
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, partisipan beragama islam,
namun partisipan tidak sholat.

• Hasil penelitian

partisipan kedua pada pengkajian psikosial dan spiritual, partisipan mengatakan


saat ini orang yang berarti adalah ibu dan ayahnya, partisipan tidak ada ikut peran
serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat, partisipan mengatakan mengalami
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena partisipan memiliki sifat
pendiam, partisipan beragama islam, dan partisipan ada mengerjakan sholat dan
berpuasa.
• Hasil penelitian

partisipan pertama didapatkan partisipan minum obat Haloperido


(2x1), risperidon 3 ml (2x1), Chlorpromazine (1x1), Trihenski phenidol
(2x1), amitripilin (2x1) ,Vitamin B kompleks (2x1). Sedangkan partisipan
kedua, partisipan minum obat Haloperidol (2x1), Trihenski phenidol
(2x1), Chlorpromazine (1x1), carbamarzepine (2x1), Risperidone (2x1).

• Menurut Afnuhazi (2015)

obat yang diberikan pada partisipan dengan halusinasi biasanya diberikan antipsikotik seperti
Haloperidol (HLP) fungsinya adalah untuk menghilangkan suara-suara yang terdengar oleh partisipan,
chlorpromazine (CPZ) fungsinya adalah untuk menenagkan, Triflnu perazin (TFZ), dan Anti parkinson
trihenski phenidol (THP), triplofrazine arkine fungsinya adalah untuk menghilangkan rasa kaku dan
tegang. Efek samping dari obatn-obatan tersebut adanya klien merasa tenggorokan kering, sering
merasa haus.
ANALISIS DATA

No Data Masalah
DO: partisipan tampak binggung, tertawa sendiri, fikiran
1 Gangguan persepsi sensori
partisipan magis.
.

halusinasi : pendengaran
DS: partisipan mengatakan ada mendengar suara-suara yang
melarang, menasehati, menakuti, partisipan juga
mengatakan ada melihat bayangan putih
DO: partisipan tampak mudah tersinggung dan curiga
2 Resiko perilaku kekerasan
kepada orang lain
.

DS: partisipan mengatakan susah untuk mengontrol rasa


marah apabila ada yang membuat partisipan emosi, dan
partisipan pernah masuk ke RSJ karena melukai
kakaknya
3. DO: gigi dan mulut partisipan tampak kotor dan mulut
Defisit perawatan diri
partisipan berbau.
DS: partisipan mengatakan jarang mandi, partisipan
mengatakan malas mandi, jarang gosok gigi
DIAGNOSA
No
Diagnosa
Paraf
Keperawatan

1. Gangguan persepsi
sensori halusinasi

2. Resiko perilaku
kekerasan

3.
Defisit perawatan diri

 
INTERVENSI
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Ganggu Pasien mampu Setelah dilakukan 2-4 x pertemuan SP 1 pasien :


1. Identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu
an mengontrol diharapkan klien mampu mengontrol
terjadi, situasi, pencetus, perasaan, respon
persepsi halusinasi halusinasi dengan cara : 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi minum obat
sensori sesuai strategi teratur , meghardik, bercakap-cakap, melakukan
: 1. Minum obat secara teratur
pelaksanaan aktivitas sehari-hari
halusinasi 2. Dengan cara latihan menghardik
tindakan 3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
3. Dengan cara latihan bercakap- minum obat teratur dan jelaskan 6 benar
keperawatan
cakap minum obat
4. Dengan cara latihan melakukan 4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien
Sp 2 pasien :
aktivitas
sehari-hari 5. Evaluasi kegiatan minum obat, beri pujian
6. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
7. Masukkan pada jadwal kegiatan harian pasien
Sp 3 pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan minum obat
teratur dan latihan menghardik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
22 Gangguan SP 1 klien S : pasien mengatakan masih mendengar suara-
Mei persepsi 1. Membina hubungan saling percaya suara, dan melihat bayangan, dan mengatakan
2017 sensori 2. Membantu pasien menyadari gangguan persepsi sensori mengerti tentang minum obat secara teratur
halusinasi halusinasi O: klien tampak berbicara ngaur, klien tampak
- Tanyakan pendapat klien mengenai : halusinasi ketakutan, klien tampak mengerti tentang minum
- Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi obat secara teratur
pencetus, respon, perasan , upaya yang dilakukan untuk A: klien mampu melakukan secara mandiri masalah
mengontrol halusinasi teratasi sebagian
P : optimalkan SP 1 , lanjutkan ke SP2
3. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
4. Melatih cara mengontrol halusinasi
dengan minum obat secara teratur ( 6 benar minum obat)
5. Masukkan ke dalam kegiatan harian pasien

23 Sp 2 pasien S : pasien mengatakan masih mendengar suara-


Mei 1. Mengevaluasi kegiatan minum obat suara, dan melihat bayangan, dan mengatakan
2017 secara teratur mengerti tentang cara menghardik
2. Menjelaskan dan melatih pasien O: klien tampak berbicara ngaur, klien tampak
cara menghardik ketakutan, klien tampak mengerti tentang cara
3. Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien menghardik dan mampu melakukannya
A: klien mampu melakukan secara mandiri
P : optimalkan SP 4

25 Sp keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang


Mei 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai halusinasi, dan cara merawat
2017
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam pasien halusinasi
merawat pasien O: keluaraga tampak memahami penjelasan yang
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses terjadinya diberikan dengan , mampu mengulangi kembali
halusinasi A : keluarga mampu merawat pasien dengan
4. Melatih keluarga merawat pasien halusinasi mandiri masalah teratasi sebagian
5. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan P : memantau dan melanjutkan SP keluarga
lingkungan untuk mengontrol halusinasi
6. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan
7. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur

25 Resiko SP 1 klien S : pasien mengatakan masih ada perasaan kesal


Mei perilaku 1. Membina hubungan saling percaya dan marah
2017 2. Mendiskusikan dan mengidentifikasi penyebab rasa O: klien mampu melakukan latihan fisik tarik napas
kekerasan marah yang menyebabkan perilaku kekerasan, tanda dan dalam dan pukul bantal
gejala, seeta cara yang dilakukan untuk mengontrol A: klien mampu melakukan secara mandiri
marah dan akibat dari cara yang dilakukan tersebut.
masalah teratasi sebagian
3. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
P : optimalkan SP 1 , lanjutkan ke SP2
latihan fisik, minum obat teratur, cara verbal dan spiritual
masalah teratasi sebagian
P : optimalkan SP 2 , lanjutkan ke SP3

24 Sp 3 pasien S : pasien mengatakan sudah mulai berkurang


Mei 1. Mengevaluasi kegiatan minum obat dan latihan mendengar suara-suara, dan melihat bayangan, dan
2017 menghardik mengatakan mengerti tentang cara bercakap-cakap
2. Menjelaskan dan melatih mengontrol halusinasi dengan O: klien tampak berbicara ngaur, klien tampak
cara bercakap-cakap ketakutan, klien tampak mengerti tentang cara
3. Memasukkkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien latihan bercakap-cakap dan mampu melakukannya
A: klien mampu melakukan secara mandiri masalah
teratasi sebagian
P : optimalkan SP 3 , lanjutkan ke SP4

24 Sp 4 pasien S : pasien mengatakan sudah mulai


Mei 1. Mengevaluasi kegiatan minum obat, latihan berkurang mendengar suara-suara, dan
2017 menghardik dan bercakap-cakap melihat bayangan, dan mengatakan mengerti tentang
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melakukan cara melakukan kegiatan sehari-hari O: klien tampak
kegiatan sehari-hari berbicara ngaur, klien tampak ketakutan, klien
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian pasien tampak mengerti tentang cara latihan melakukan
kegiatan sehari-hari dan mampu melakukannya
A: klien mampu melakukan secara mandiri
masalah teratasi sebagian
P : optimalkan SP 4

25 Sp keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang


Mei 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai halusinasi, dan cara merawat
2017
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam pasien halusinasi
merawat pasien O: keluaraga tampak memahami penjelasan yang
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses terjadinya diberikan dengan , mampu mengulangi kembali
halusinasi A : keluarga mampu merawat pasien dengan
4. Melatih keluarga merawat pasien halusinasi mandiri masalah teratasi sebagian
5. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan P : memantau dan melanjutkan SP keluarga
lingkungan untuk mengontrol halusinasi
6. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan
7. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur

25 Resiko SP 1 klien S : pasien mengatakan masih ada perasaan kesal


Mei perilaku 1. Membina hubungan saling percaya dan marah
2017 2. Mendiskusikan dan mengidentifikasi penyebab rasa O: klien mampu melakukan latihan fisik tarik napas
kekerasan marah yang menyebabkan perilaku kekerasan, tanda dan dalam dan pukul bantal
gejala, seeta cara yang dilakukan untuk mengontrol A: klien mampu melakukan secara mandiri
marah dan akibat dari cara yang dilakukan tersebut.
masalah teratasi sebagian
3. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
P : optimalkan SP 1 , lanjutkan ke SP2
latihan fisik, minum obat teratur, cara verbal dan spiritual
4. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
latihan fisik tarik napas dalam dan pukul bantal
5. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien

26 SP 2 Pasien S: klien mengatakan perasaaan marah dapat terkontrol


1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik tarik napas dalam dan O : klien mampu mengetahui cara minum obat yang benar
Mei
2017 pukul bantal. Memberikan pujian A : klien mampu melakukan secara mandiri P : optimalkan
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku SP 2 , lanjutkan SP 3
kekerasan dengan minum obat teratur (menjelaskan 6
benar minum obat, jenis, guna, dosis, frekuensi dan cara
kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian

27 SP 3 Pasien S: klien mengatakan klien mengatakan


Mei 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2 dan minum obat. perasaaan marah dapat terkontrol
2017 Memberi pujian O : klien mampu melakukan latihan cara verbal
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku A : klien mampu melakukan secara mandiri P :
kekerasan dengan cara verbal (mengungkapkan, optimalkan SP 3. Lanjutkan SP 4
meminta, menolak dengan cara yang baik)
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
28 SP 4 Pasien S: klien mengatakan klien mengatakan
Mei 2017 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 dan perasaaan marah dapat terkontrol
minum obat serta latihan verbal. Memberi pujian O : klien mampu melakukan latihan spiritual
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku dengan berdzikir
kekerasan dengan spiritual A : klien mampu melakukan secara mandiri
3. Masukkkan dalam jadwal kegiatan harian P : optimalkan SP 4

28 SP keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang


Mei 2017 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai resiko perilaku kekerasan, dan
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam cara merawat pasien resiko perilaku kekerasan O:
merawat pasien keluaraga tampak memahami penjelasan yang
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses terjadinya
perilaku kekerasan diberikan dengan , mampu mengulangi kembali
4. Melatih keluarga cara merawat pasien resiko perilaku A : keluarga mampu merawat pasien dengan
kekerasan mandiri masalah teratasi sebagian
5. Membimbing keluarga merawat resiko perilaku kekerasan P : memantau dan melanjutkan SP keluarga
6. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan untuk mengontrol emosinya
7. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas
kesehatan
8. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur

29 Defisit SP 1 Pasien S : klien mengatakan mengerti tentang cara


Mei 2017 perawatan diri 1. Membina hubungan saling percaya menjaga kebersihan diri
2. Mengidentifikasi masalah perawatan O : klien mampu menjelaskan cara menjaga
diri, kebersihandiri, berdandan,
makan/minum,
BAB/BAK kebersihan diri mandi
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
A : klien mampu melakukan dengan mandiri P :
1. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri optimalkan SP 1, lanjutkan SP 2
2. Menjelaskan dan melatih cara menjaga kebersihan diri mandi dan
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku,
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian

30 SP 2 Pasien S : klien mengatakan mengerti cara


Mei 2017 berdandan yang benar
1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian. O : klien mampu menjelaskan dan
2. Menjelaskan dan melatih cara dan alat untuk berdandan melakukan cara berdandan yang benar
setelah kebersihan diri, sisiran, rias muka untuk wanita A : klien mampu melakukan dengan mandiri P :
3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
optimalkan SP 2, lanjutkan SP 3

30 SP 3 Pasien S : klien mengatakan mengerti cara


Mei 2017 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri makan/minum yang benar
dan berdandan. Beri pujian O : klien mampu menjelaskan dan
2. Menjelaskan dan melatih cara dan melakukan cara makan/minum yang benar
alat makan/minum yang baik
3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian A : klien mampu melakukan dengan mandiri P :
optimalkan SP 3, lanjutkan SP 4

31 SP 4 Pasien S : klien mengatakan mengerti


Mei 2017 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan cara BAB/BAK yang benar
diri, berdandan, makan/minum. Beri pujian
O : klien mampu menjelaskan dan
2. Menjelaskan cara BAB/BAK yang baik
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian melakukan cara BAB/BAK yang benar
A : klien mampu melakukan dengan mandiri P :
optimalkan SP 4

31 SP Keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang


Mei 2017 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai defisit perawatan diri, dan
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam cara merawat pasien defisit perawatan diri
merawat pasien defisit perawatan diri O: keluaraga tampak memahami penjelasan
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses
yang diberikan dengan , mampu mengulangi
terjadinya defisit perawatan diri dan mengambil
keputusan merawat pasien kembali
4. Mendiskusikan bersama keluarga tentang fasilitas A : keluarga mampu merawat pasien dengan
lebersihan diri yang dibutuhkan pasien untuk mandiri masalah teratasi sebagian
menjaga perawatan diri P : memantau dan melanjutkan SP keluarga
5. Melatih keluarga cara merawat/membi,bing
kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAB/BAK pasien
6. Melatih
7. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung perawatan diri pasien
9. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan
8. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur

Anda mungkin juga menyukai