Anda di halaman 1dari 25

Asuhan

Keperawatan
Gangguan Jiwa
Pada Pasien
dengan
Gangguan
Sensori Persepsi
(Halusinasi)
Disusun Oleh :
Adini Syafa Robiyan
Adrian Dwiyanto
Your Picture Here A'is Widia Putra
Aisyah
Alena Dwi Ahdasabila
Anggun Lovian
Avelia Kartika Sarif
Dede Koesmayanti
Della Anggraeni
Definisi HALUSINASI
01 Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan persepsi, seperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan,
klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Waramu, 2016).

02 Stuart & Sudden (2014) mendefinisikan Halusinasi sebagai suatu


tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
JENIS JENIS HALUSINASI
Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi dengar/suara • Bicara atau tertawa sendiri. • Mendengar suara-suara atau kegaduhan.

• Marah-marah tanpa sebab. • Mendengar suara yang mengajak


bercakap-cakap.
• Mengarahkan telinga ke arah tertentu.
• Mendengar suara menyuruh melakukan
• Menutup telinga.
sesuatu yang berbahaya.

Halusinasi penglihatan • Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu. • Melihat bayangan, sinar, bentuk


geometris, bentuk kartun, melihat hantu,
• Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
atau monster.

Halusinasi Penciuman • Mencium seperti sedang membaui bau- • Membaui bau-bauan seperti bau darah,
bauan tertentu. urine, feses, dan kadang-kadang bau itu
menyenangkan.
• Menutup hidung
Halusinasi Pengecapan • Sering meludah • Merasakan rasa seperti darah, urine, atau
feses.
• Muntah
Halusinasi perabaan • Menggaruk-garuk permukaan kulit. • Mengatakan ada serangga di permukaan
kulit.

• Merasa seperti tersengat

listrik.
ETIOLOGI HALUSINASI
Proses terjadinya halusinasi dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor
predisposisi dan presipitasi.

A. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari

1) Faktor Biologis

2) Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).

3) Faktor Psikologis

4) Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih
sayang dari orang-orang disekitar atau overprotektif.

5) Sosiobudaya dan lingkungan

6) Sebahagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat
penolakan dari lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta
pernahmmengalami kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.

B. Faktor Presipitasi

Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya
aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
Tanda dan Gejala Halusinasi
A. Halusinasi penglihatan
D. Halusinasi penciuman
1) Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa saja
yang sedang dibicarakan. Perilaku yang dapat teramati pada klien gangguan halusinasi
penciuman adalah
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang
tidak berbicara atau pada benda seperti mebel. 1) Hidung yang dikerutkan seperti mencium bau yang tidak enak.

3) Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak 2) Mencium bau tubuh
tampak. 3) Mencium bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain.
4) Menggerakan-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang 4) Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau
menjawab suara. darah.
B. Halusinasi pendengaran 5) Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
A. Adapun perilaku yang dapat teramati memadamkan api.

1) Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakutkan oleh orang lain, Halusinasi pengecapan
benda mati ata stimulus yang tidak tampak. Adapun perilaku yang terlihat pada klien yang mengalami gangguan
2) Tiba-tiba berlari keruangan lain halusinasi pengecapan adalah :

C. Halusinasi perabaan 6) Meludahkan makanan atau minuman.

Perilaku yang tampak pada klien yang mengalami halusinasi perabaan 7) Menolak untuk makan, minum dan minum obat.
adalah : 8) Tiba-tiba meninggalkan meja makan.
Patofisiologi Halusinasi

Halusinasi yang dialami pasien memiliki 4 tahapan sebagai berikut :


1. Tahap I:
Halusinasi bersifat menyenangkan, tingkat ansietas pasien sedang.Pada tahap ini
halusinasi secara umum menyenangkan.
2. Tahap II:
Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat dan
halusinasi bersifat menjijikkan untuk pasien.
3. Tahap III:
Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat dan
halusinasi bersifat menjijikkan untuk pasien.
4. Tahap IV :
Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan dan tingkat ansietas berada
pada tingkat panik. Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait
dengan delusi.
PENATALAKSANAAN HALUSINASI

B. Penatalaksanaan Keperawatan
A. Penatalaksanaan Mesis
1. Penerapan Strategi Pelaksanaan
1) Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :
gejala halusinasi pendengaran yang merupakan
gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat a) Melatih klien mengontrol halusinasi :
anti psikosis. b) Strategi Pelaksanaan 1 : menghardik halusinasi
2) Terapi kejang listrik c) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk d) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang lain
menimbulkan kejang grandmall secara artificial e) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang terjadwal
dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode
yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi
2. Psikoterapi dan Rehabilitasi
kejang listrik dapat diberikan pada skizofrenia
yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
oral atau injeksi dosis terapi kejang listrik 4-5 karena klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat
joule/detik. baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan
diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama
PATHWAY HALUSINASI

Effect Resiko Tinggi Prilaku


Kekerasan

Core problem Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Causa

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis


ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN GANGGUAN JIWA
HALUSINASI PENGLIHATAN
Pengkajian
Untuk dapat menjaring data yang diperlukan umunya, dikembangkan formulir pengkajian dan
petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian.
Isi pengkajian meliputi:

1. Identitas klien
2. Keluhan utama atau alasan maasuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik atau biologis
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Mekanisme koping
8. Masalah psikososial dan lingkungan
9. Pengetahuan
10.Aspek Medik
11. Pemeriksaan fisik
12.Psikososial
Kemudian data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam
sebagar berikut:
a. Data objektif ialah data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan
melalui observasi atau pemeriksaan langsung ole perawat.
b. Data subjektif ialah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
Keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada Klien dan
keluarga. Data yang langsung didapat ole perawat disebut sebagai data
primer, dan data yang diambil dari hasil catatan tim kesehatan lain sebagai
data sekunder.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi (Keliat & Akemat, 2009)

Persepsi:
Halusinasi: (Pendengaran, Penglihatan, Perabaan, Pengecapan, dan Penghidu)
Jelaskan:
Jenis Halusinasi : …………………………………………….
Isi Halusinasi : …………………………………………….
Waktu Halusinasi trekuensi Halusinasi : …………………………………………….
Situasi Halusinasi : …………………………………………….
Respon Klien : …………………………………………….
Masalah Keperawatan klien: Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Diagnosa keperawatan
1)Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan verbal)
2)Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
3)Isolasi Sosial
Intervensi Keperawatan Klien Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Contoh Rencana Keperawatan klienGangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
dalam bentuk Strategi Pelaksananan
Strategi pelaksanaan
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi jenis Halusinasi Klien. 1. Deivaiga diatam maraloh, Kang dirasaban
2. Mengidentifikasi isi Halusinasi Klien. 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian
Halusinasi, jenis Halusinasi yang dialami klien, tanda dan
3. Mengidentifikasi Wakti Halusinasi Klien.
gejala Halusinasi, sera proses terjadinya Halusinasi.
4. Mengidentifikasi Frekuensi Halusinasi Klien.
3. Menjelaskan cara merawat lien denpan Halusinasi.
5. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan
Halusinasi Klien.
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap Halusinasi Klien.
7. Mengajarkan klien menghardik Halusinasi.
8. Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik ke
dalam kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien. 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien
dengan Halusinasi.
2. Melatih klien mengendalikan Halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada klien Halusinasi.
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.

SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. SP3K1. Membantu keluarga membuat jadiwal aktivitas
dirumah termasuk minum obi (discharge planning).
2. Melatih klien mengendalikan Halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan. 2. Menjelaskan Pollow Up klien setelah pulang.
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.

SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Memberikan penkes tentang penggunaan bat secara
teratur.
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
4. Implementasi dan evaluasi keperawatan Gangguan persepsi sensori :Halusi pendengaran
Hari No Dx Diagnosa Rencana Implementasi Evaluasi
keperawat
/tgl Keperawatan Keperawatan Keperawatan
an keperawatan
Senin 1 Gangguan SP1P Melakukan SP1P Gangguan S: "Walaikumsalam, Nama Saya M, baik pak, 10 menit, di
persepsi Persepsi Sensori: Halusinasi sini aja pak." "Saya mendengar suara kerincing dan
Gangguan Pendengaran gendang, munculnya pada saat saya lagi sendirian, 3 kali
sensori : persepsi sensori : sehari saya mendengarnya, pada malam, dan pagi
9 Juli
Halusinasi terkadang ingin marah." "Pergi-pergi, saya tidak mau
Halusinasi dengar kamu, kamu suara palsu." "Senang pak, 11.00 aja
pendengaran 1. mengidentifikasi jenis
pendengaran halusinasi klien ya pak, di ruang ini aja."
2. mengidentifikasi isi O:
halusinasi klien
3. mengidentifikasi waktu  Klien mampu menyebutkan apa yang dia alami.
 Klien dapat melakukan cara mengontrol Halusinasi
halusinasi klien
dengan cara menghardik.
4. mengidentifikasi frekuensi
 Klien dapat memasukkan latihan menghardik
halusinasi klien kedalam jadwal hariannya yaitu pada pukul 11.00
5. mengidentifikasi situasi dan 15.00
yang dapat menimbulkan A: SP1P tercapai
halusinasi klien
6. mengidentifikasi respon P:
klien terhadap halusinasi Perawat:
7. mengajarkan klien
menghardik halusinasi Lanjutkan SP2P Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
8. menganjurkan klien pendengaran pada pertemuan ke 2 pada hari Senin, 09
memasukkan kedalam Juli 2012, Pukul 11.00 diruang perawatan pasien.
kegiatan harian Klien:
Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan klien. Menurut Asmadi (2008), implementasi tindakan keperawatan
dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu independent, interdependent dan
dependent.

Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan
tujun keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan
keperawatan, didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah
ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu (Asmadi, 2008).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai