A. LATAR BELAKANG
1. Pendahuluan
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar,
merasa, mencium, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pada kondisi
tertentu, halusinasi dapat mengakibatkan ancaman pada diri sendiri dan orang lain.
Halusinasi merupakan sensasi yang diciptakan oleh pikiran seseorang tanpa
adanya sumber yang nyata. Gangguan ini dapat memengaruhi fungsi kelima
pancaindra. Penderita gangguan halusinasi sering kali memiliki keyakinan kuat bahwa
apa yang mereka alami adalah persepsi yang nyata, sehingga tak jarang menimbulkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. (Sienny Agustin 2021)
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi adalah terapi aktivitas kelompok (TAK). Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Terdapat empat
jenis TAK yang sudah dikembangkan yaitu TAK sosialisasi, TAK orientasi realita,
TAK stimulasi sensori, dan TAK stimulasi persepsi (Kelliat, 2005).
TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai
stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah (Kelliat, 2005). TAK stimulasi persepsi bertujuan agar
pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan
dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dilalami. TAK stimulasi
persepsi dapat diindikasikan untuk pasien dengan pasien risiko perilaku kekerasan,
halusinasi, harga diri rendah, dan isolasi sosial (Kelliat, 2005). Berdasarkan
penjelasan di atas, maka TAK stimulasi persepsi dapat dilakukan untuk mengontrol
halusinasi.
Kelompok kami melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok penanganan
Halusinasi Karena pada ruangan tenang pria Sebagian besar klien dengan diagnossa
Halusinasi. Oleh sebab itu kami berharap dengan adanya Terapi Aktivitas Kelompok
ini klien mampu secara mandiri menangani masalah halusinasi yang dialami klien
dengan salah satu cara menghardik halusinasi.
2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan ini klien dapat lebih menerapkan strategi pelaksanaan
Halusinasi secara fisik dan sosial dalam mengontrol Halusinasi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok diharapkan klien :
a) Klien dapat mengenal halusinasi
b) Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien dapat mengenal situasi terjadinya halusinasi
d) Klien dapat mengenal perasaannya pada saat terjadinya halusinasi
3. Landasan Teori
A. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca
indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu (Prabowo, 2014). Halusinasi adalah
salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa.
Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau
penghiduaan tanpa adanya stimulus yang nyata (Keliat, 2014).
F. Dimensi Halusinasi
Halusinasi merupakan masalah yang berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang
individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsru-unsur bio-psiko-sosio-spiritual
sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi Yosep (2014):
1. Dimensi fisik, dimana manusia dibangun oleh sistem indara untuk menanggapi
rangsangan ekternak yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat
ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, demam
hingga delirium, penggunaan obat-obatan, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk
tidur dalam waktu yang lama.
2. Dimensi emosional, suatu perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang
tidak dapat diatasi.isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan
menakutkan.
3. Dimensi intelektual, dimana individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya
penurunan fungsi ego. Halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
implus yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspaan
yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua
perilaku klien.
4. Dimensi sosial, dimana sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan adanya
kecendrungan untuk menyendiri.
5. Dimensi spiritual dimana manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial sehingga
interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Individu
dengan halusinasi cenderung menyendiri sehingga peroses interaksi sosial tidak
terjadi, individu tidak sadar dengan keberadaanya sehingga halusinasi menjadi
kontrol dalam individu tersebut.
4. Persiapan Klien
a. Karakteristik klien
Sebelum di lakukan kegiatan perawat menjelaskan kepada klien kegiatan yang
akan dilakukan yaitu dengan menjelaskan kegiatan yaitu mengenal orang.
Karakterisitik klien yaitu:
a) Klien tidak memiliki gangguan fisik
b) Klien yang dapat mendengarkan dan mempraktekannya dengan baik
c) Klien mudah diajak interaksi dan dibawa berjalan jalan mengenalkan ruangan
b. Proses seleksi klien
Seorang perawat memberikan benda yang dapat di gilir ke klien lain dan
menggunakan musik jika musik berhenti dan benda tersebut berhenti pada klien
maka akan diberi pertanyaan berupa: menyebut isi halusinasi, menyebut waktu
terjadinya halusinasi, menyebut situasi terjadi halusinasi, dan menyebut perasaan
saat terjadi halusinasi. Proses seleksi yang dilakukan ialah:
a) Mengobservasi klien dengan riwayat halusinasi
b) Mengumpulkan klien yang ada termasuk dalam karakteristik diatas untuk
mengikuti TAK
5. Pengorganisasian
a. Uraian Tugas Tim Terapis
1) Leader
Sesi 1: Thomas Jhonson
Uraian tugas:
a) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
menyiapkan proposal kegiatan TAK
b) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
c) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2) Co Leader
Sesi 1 : Lala Kristina Yantie
Uraian Tugas :
a) Mengidentifikasi isu penting
b) Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
c) Mengamati dan mencatat
d) Membantu terapis
e) Bertanggung jawab atas pasien untuk tetap berada dalam
f) terapi aktifitas kelompok
3) Observer
Sesi 1: Gloria Natalina Kornedi
Uraian tugas:
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama
kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
d) Memberikan hadiah (reward) bagi pasien yang menang dalam permainan.
e) Mencatat hasil terapi aktivitas kelompok
4) Fasilitator
Sesi 1:
- Sutrian
- Muhammad Rafi’i
Uraian tugas:
a) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung Ikut serta dalam
kegiatan kelompok
b) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
c) Memutar benda untuk menentukan giliran terapi
a. Jadwal
Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan Halusinasi,
yaitu :
a. Sesi 1
a) Hari/Tanggal : Selasa, 15 November2022
b) Waktu : 09.30 – 10.00 WITA
c) Alokasi waktu : 30 menit
Sesi waktu diberikan waktu 30 menit
- Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
- Terapi kelompok (20 menit)
- Penutup (5 menit)
d) Tempat : Ruang Perawatan Jiwa Pria
b. Setting Tempat
Keterangan
Pasien Leader Co Leader
Fasilitator Observer
c. Peserta TAK
Pasien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang dari pasien Ruang Perawatan
Jiwa Pri RSJ Sambang Lihum Banjarmasin terdiri dari:
1. Tn. A
2. Tn. A
3. Tn. H
4. Tn. M
5. Tn. G
d. Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Kertas karton dan spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Musik dan speaker
5. Balon
e. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
A. Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal perasaannya saat mengalami halusinasi
B. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat aman & nyaman
C. Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Kertas karton dan spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Musik dan speaker
5. Balon
a. Metode
1. Diskusi & Tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
b. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama lengkap & panggilan terapis (pakai papan
nama
3) Menanyakan nama lengkap & panggilan semua klien (beri
papan nama)
b. Evaluasi / validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu mengenal suara – suara yang didengar
Petunjuk
Evaluasi dilaksanakan saat TAK berlangsung, khususnya tahap kerja
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan.
Sesi 2
1. Pengorganisasian
Leader : Thomas Jhonson
Co Leader : Lala Kristina Yantie
Observer : Gloria Natalina
Fasilitator : Sutrian
Muhammad Rafi’i
2. Jadwal
Jadwal pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok, yaitu :
a. Sesi 2
1) Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2022
2) Waktu : 09.30 – 10.00 WITA
3) Alokasi waktu : 30 menit
- Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
- Terapi kelompok (20 menit)
- Penutup (5 menit)
4) Tempat : Ruang Tenang Pria
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
Evaluasi
1 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
3 Memperagakan
menghardik halusinasi
Petunjuk
Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Damayanti, M., & Iskandar. 2021. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Ernawati, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Cetakan
Kedua. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media
Fitria , Nita. 2013. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, BA dan Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok
Edisi II. EGC : Jakarta.
Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa. Edisi revisi, cetakan III. Bandung : PT.
Refika Aditama.
Yosep, Iyus., Sutini, Titin. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (dan advance
mental health nursing). Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Rizky F, Hanik E.N. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Salemba
Medika: Jakarta