Oleh :
ARIS FANIL HADI
21218173
LAPORAN PENDAHULUAN
1
1. Fase pertama ( Comforting )
Pasien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan kesepian, yang memuncak
yang tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal
yang menyenangkan. Cara itu hanya menolong sementara.
2
10. Lebih cernderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya daripada
menolaknya
11. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
12. Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik
13. Gejala fisik dari ansietas berat seperti berkeringat, tremor, ketidak mampuan
untuk mengikuti petunjuk
14. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel, dan marah
15. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat
16. Curiga bermusuhan, merusak diri, orang lain dan lingkungan
3. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang
bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat berakhir dengan pengingkaran
terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
4. Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas,
serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventrikel, perubahan besar, serta
bentuk sel kortikal dan limbik.
3
5. Faktor Genetik
Gangguan orientasi realita termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada pasien
skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua
orang tua skizofrenia
B. Faktor presipitasi
1. Stresor Sosial Budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat
menimbulkan halusinasi
2. Faktor Biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat
halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk
halusinasi
3. Faktor Psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan
orientasi realitas. Pasien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang tidak menyenangkan.
4. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas
berkaitan dengan perubaan proses pikir, afektif persepsi, motorik dan sosial.
C. Klasifikasi Halusinasi
D. Tahapan Halusinasi
E. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
6
F. Mekanisme koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik termasuk :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk
aktifitas hidup sehari – hari.
2. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi.
3. Menarik diri.
Data objektif :
7
1. Klien berbicara dan tertawa sendiri
2. Klien marah tanpa sebab
3. Klien menyendiri dan melamun
4. Disorientasi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungab dengan
halusinasi
2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
E. Evaluasi
1. Pasien mempercayai kepada perawat
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasi
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi
4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah, ditandai dengan hal berikut :
a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi pasien di rumah
b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah
c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien
d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah pasien
e. Keluarga melaporkan keberhasilannya merawat pasien
F. Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa : Katalog dalam terbitan. Jakarta :
EGC.
Stuart, Gail Wiscarz. 2007. Buku saku keperawatan jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.
Yusuf Ah, Fitryasari, Rizky, Nihayati, Hanik. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Salembe Medika