Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN KASUS KELOLAAN INDIVIDU

PADA PASIEN GANGGUAN JIWA

Oleh :

PUSPARINI ANGGITA AYUNINGTYAS


2041312021

KELOMPOK C

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
HALUSINASI

A. Definisi

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek rangsangan dari

luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi

merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan

sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,

pengecapan, perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya

tidak ada. Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas

(Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh

pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,

pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011)

dalam Zelika, (2015).

Halusinasi pendengaran merupakan gangguan stimulus dimana pasien

mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam,

memerintahkan untuk melakukan sesuatu (kadang-kadang hal yang berbahaya)

(Trimelia, 2011). Sedangkan halusinasi pendengaran menurut (Damaiyanti, 2014),

merupakan suatu kondisi dimana klien mendengar suara-suara yang tidak

berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak mendengarnya.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa halusinasi

pendengaran adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan persepsi

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
pendengaran berupa suara-suara palsu yang tidak berhubungan dengan stimulus

nyata dan pasien mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas.

B. Etiologi

1 Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi menurut Yosep ( 2011 ) :

a. Faktor pengembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya mengontrol emosi dan

keharmonisan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah

frustasi hilang percaya diri.

b. Faktor sosiokultural

Seseorang yang merasa tidak terima dilingkungan sejak bayi akan membekas

diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasa disingkirkan, kesepian dan tidak

percaya pada lingkungannya.

c. Faktor biokimia

Adanya stres yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka di dalam

tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia dan

metytranferase sehingga terjadi ketidaksembangan asetil kolin dan dopamin.

d. Faktor psikologis

Tipe kepribadian yang lemah tidak bertanggung jawab akan mudah terjerumus

pada penyelah gunaan zat adaptif. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari

dari alam nyata menuju alam khayal.

e. Faktor genetik dan pola asuh

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Hasil studi menujukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang sangat

berpengaruh pada penyakit ini.

2 Faktor Presipitasi

Penyebab halusiansi dapat dilihat dari lima dimensi menurut (Rawlins, 1993

dalam Yosep, 2011).

a. Dimensi fisik

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang

luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan

kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.

b. Dimensi emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi

merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah

memaksa dan manakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut

sehingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

c. Dimensi Intelektual

Dalam dimensi intelektual ini merangsang bahwa individu dengan halusinasi

akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi

merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun

merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil

seluruh perhatian klien dan tidak jarang akan mengobrol semua perilaku klien.

d. Dimensi sosial

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Klien mengganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat

membahayakan, klien asik dengan halusinasinya, seolah- olah ia merupakan tempat

untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang

tidak di dapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi di jadikan sistem kontrol oleh

individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancama, dirinya ataupun

orang lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam

melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan menupayakan suatu

prosesinteraksi yang menimbulkan pengalam interpersonal yang memuaskan, serta

menguasakan klien tidak menyediri sehingga klien selalu berinteraksi dengan

lingkungan dan halusinasi tidak lagsung.

e. Dimensi spiritual

Klien mulai dengan kemampuan hidup, rutinitas tidak bermakna, hilangnya

aktivitas ibadah dan jarang berupanya secara spiritual untuk menyucikan diri. Ia

sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya menjemput rejeki, memyalahkan

lingkungan dan orang lain yang menyebabkan takdirnya memburuk.

C. Klasifikasi Halusinasi

Menurut Nurhalimah,2016 jenis-jenis halusinasi sebagai berikut:

Jenis Data Obyektif Data Subyektif


halusinasi
Halusinasi - Bicara atau tertawa sendiri - Mendengar suara-suara
Pendengaran
- Marah-marah tanpa sebab ataukegaduhan.
- Menyedengkan telinga ke - Mendengar suara
- arah tertentu yangmengajak bercakap-cakap

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Mendengar suara
- Menutup telinga
menyuruhmelakukan
sesuatu yang
berbahaya.
Halusinasi - Menunjuk-nunjuk ke arah - Melihat bayangan, sinar, bentuk
Penglihatan
tertentu geometris, bentuk kartoon,
- Ketakutan pada sesuatu melihat hantu atau monster.
yang tidak jelas.
Halusinasi - Mengisap-isap seperti - Membaui bau-bauan seperti bau
Pengciuman
sedang membaui bau-bauan darah, urin, feses, kadang-
tertentu. kadang bau itu menyenangkan.
- Menutup hidung.
Halusinasi - Sering meludah - Merasakan rasa seperti darah,
Pengecapan

D. Karakteristik dan Perilaku Pasien Halusinasi

Karakteristik dan perilaku pasien halusinasi menurut Yusuf;dkk (2015) yaitu :

Level Karakteristik Halusinasi Perilaku Pasien


Tahap I  Mengalami ansietas  Tersenyum/tertawa
 Memberirasa nyaman kesepian, rasa bersalah, sendiri
 Tingkat ansietas dan ketakutan.  Menggerakkan bibir
sedang.  Mencoba berfokus pada tanpasuara.
 Secara umum pikiran yang dapat  Menggerakkan mata
halusinasi merupakan menghilangkan ansietas yangcepat
suatukesenangan  Pikiran dan pengalaman  Respon verbal yang
sensori masih adadalam lambat
kontrol kesadaran (jika  Diam dan
kecemasan dikontrol) berkonsentrasi
Tahap II  Pengalaman sensori  Peningkatan sistem
Menyalahkan menakutkan saraf otak, tanda-tanda
 Tingkat kecemasan  Mulai merasa ansietas, seperti
berat secara umum kehilangan kontrol peningkatan denyut

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
halusinasi  Merasa dilecehkan oleh jantung, pernafasan,
menyebabkan rasa pengalama sensori dantekanan darah.
antipati. tersebut  Rentang perhatian
 Menarik diri dari orang menyempit
lain  Konsentrasi dengan
pengalaman sensori
NON PSIKOTIK  Kehilangan
kemampuan
 Membedakan
halusinasidari realita
Tahap III  Pasien menyerah dan  Perintah halusinasi
 Mengontrol tingkat menerima pengalaman ditaati
kecemasan berat sensorinya.  Sulit berhubungan
pengalaman sensori  Isi halusinasi menjadi dengan orang lain
tidakdapat ditolak
atraktif  Rentang perhatian
 Kesepian bila hanya beberapa detik
pengalaman sensori atau menit
 Gejala fisik ansietas
PSIKOTIK beratberkeringat,
tremor, dan tidak
mampu mengikuti
perintah.
Tahap IV  Pengalaman sensori  Perilaku panik
 Menguasi tingkat menjadi aman  Potensi tinggi untuk
kecemasan panik  Halusinasi dapat bunuh diri atau
secara umum diatur berlangsung selama membunuh
dan dipengaruhi oleh beberapa jam atau hari  Tindakan kekerasan
(jika tidak diinvensi)
waham. agitasi, menarik diri,
PSIKOTIK ataukatatonia
 Tidak mampu
berespons terhadap
perintah yang
kompleks
 Tidak mampu
berespons terhadap
lebih dari satu Orang

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
E. Rentang Respon Neorobiologi

Stuart and Laraia di dalam Nurhalimah (2016) menjelaskan rentang respon

neurobiologis pada pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi sebagai

berikut:

Adaptif

Maladaptif

 Pikiran logis.  Kadang proses pikirtidak  Gangguan


 Persepsi akurat. terganggu atau kadang proses
 Emosi konsisten dengan menyimpang. berpikir/waha
pengalaman.  Ilusi. m
 Perilaku sesuai.  Emosi tidak stabil.  Halusinasi.
 Berhubungan sosial  Perilaku aneh/tidak biasa.  Kesukaran
 Menarik diri. proses emosi.
 Perilaku tidak
terorganisasi
 Isolasi sosial.
a. Respon Adaptif

Respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya yang berlaku.

Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi suatu

masalah dan akan dapat memecahkan masalah tersebut.

Adapun respon adaptif yakni :

1) Pikiran Logis merupakan pandangan yang mengarah pada kenyataan yang

dapat diterima akal.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
2) Persepsi Akurat merupakan pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa

secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.

3) Emosi Konsisten dengan Pengalaman merupakan perasaan jiwa yang timbul

sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.

4) Perilaku Sosial dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan

individu tersebut yang diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang

tidak bertentangan dengan moral.

5) Hubungan Sosial merupakan proses suatu interaksi dengan orang lain dalam

pergaulan ditengah masyarakat dan lingkungan.

b. Respon Psikososial

Adapun respon psikososial yakni:

1) Pikiran terkadang menyimpang berupa kegagalan dalam mengabstrakan dan

mengambil kesimpulan.

2) Ilusi merupakan pemikiran atau penilaian yang salah tentang penerapan yang

benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indera.

3) Emosi berlebihan dengan kurang pengalaman berupa reaksi emosi yang

diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.

4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas

kewajaran.

5) Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang

lain, baik dalam berkomunikasi maupun berhubungan sosial dengan orang-

orang di sekitarnya.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
c. Respon Maladaptif

Respon maladaptif merupakan respon individu dalam menyelesaikan masalah

yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan.

Adapun respon maladaptif yakni:

1) Kelainan pikiran (waham) merupakan keyakinan yang secara kokoh

dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan

dengan keyakinan sosial.

2) Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi yang salah

terhadap rangsangan.

3) Kerusakan proses emosi merupakan ketidakmampuan mengontrol emosi

seperti menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan, kebahagiaan,

dan kedekatan.

4) Perilaku tidak terorganisir merupakan ketidakteraturan perilaku berupa

ketidakselarasan antara perilaku dan gerakan yang di timbulkan.

5) Isolasi sosial merupakan kondisi dimana seseorang merasa kesepian tidak

mau berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. (Stuart, 2017).

G. Diagnosa Keperawatan

Menurut Nurhalimah (2016) pohon masalah dan diagnosa keperawatan pada

penderitahalusinasi sebagai berikut :

Pohon Masalah

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Resiko menciderai diri sendiri,orang
lain, dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori :


Halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Diagnosa keperawatan :

1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan

denganhalusinasi.

2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

No Data yang Ditemukan Data yang Perlu Dikaji


1 Mengarahkan telinga pada Mendengar suara atau bunyi gaduh
sumber Suara
2 Marah-marah tanpa sebab yang Mendengar suara yang menyuruh
jelas untuk melakukan sesuatu yang berbeda
3 Bicara atau tertawa sendiri Bicara dan berkata sendiri
4 Bicara atau tertawa sendiri Melihat makhluk yang mengerikan

F. Tindakan Keperawatan

Diagnosa Pertemuan Intervensi (Pada Pasien)


1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu
terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik,
obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan
1
HALUSINASI 3. Latih cara mengontrol halusinasi dg
menghardik
4. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan
menghardik
2 1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat.
Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dg
3
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat
& bercakap-cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dg
4 melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat
& bercakap-cakap & kegiatan harian. Beri
pujian
5 s.d 12
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah halusinasi terkontrol

Diagnosa Pertemuan Intervensi (Pada Keluarga)


1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet)
1
3. Jelaskan cara merawat halusinasi
4. Latih cara merawat halusinasi: hardik
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
HALUSINASI memberi pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik. Beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
2 3. Latih cara memberikan/ membimbing minum
obat
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberi pujian

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik dan
memberikan obat. Beri pujian
2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan
3 kegiatan untuk mengontrol halusinasi
3. Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap
dengan pasien terutama saat halusinasi
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik,
memberikan obat & bercakap-cakap. Beri pujian
4 2. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik &
memberikan obat & bercakap-cakap &
melakukkan kegiatan harian dan follow up. Beri
5 s.d 12
pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Definisi

Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi

terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman, pengungkapan

marah yang konstruktif dapat membuat perasaan lega. Perilaku kekerasan atau

agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang

secara fisik maupun psikologis (Riyadi & Purwanto, 2009). Perilaku kekerasan

menurut Kusumawati dan Hartono (2011) adalah suatu keadaan dimana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya

sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan aduh, gelisah yang tidak

terkontrol.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang

yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Yusuf et al., 2015).

Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri

atau membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri (Nurhalimah. 2016).

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa perilaku

kekerasanadalah suatu tindakan dengan tenaga yang dapat membahyakan diri sendiri,

orang lain, maupun lingkungan yang bertujuan untuk melukai yang disebabkan

karena adanya konflik dan permasalahan pada seseorang baik secara fisik maupun

psikologis.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Perilaku kekerasan merupakan bagian dari rentang respons marah yang paling

maladaptif, yaitu amuk. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai

respons terhadap kecemasan (kebutuhan yang tidak terpenuhi) yang dirasakan

sebagai ancaman. (Stuart dan Sundeen, 1991). Amuk merupakan respons kemarahan

yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang

kuat disertai hilangnya kontrol, yang individu dapat merusak diri sendiri, orang lain,

atau lingkungan (Keliat, 1991).

B. Etiologi

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor yang mendasari atau mempermudah

terjadinya perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai

kepercayaan maupun keyakinan berbagai pengalaman yang dialami setiap

orang merupakan faktor predisposisi artinya mungkin terjadi mungkin tidak

terjadi perilaku kekerasan (Direja, 2011).

a. Faktor biologis

Beberapa hal yang dapat mmpengaruhi seseorang melakukan perilaku

kekerasan yaitu sebagai berikut:

1) Pengaruh neurofisiologi, beragam komponen sistem neurulogis

mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls

agresif.

2) Pengaruh biokimia yaitu berbagai neurotransmiter (epineprin,

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
noreineprin, dopamin, asetil kolin dan serotonin sangat berperan dalam

menfasilitasidanmengahambat impuls negatif).

3) Pengaruh genetik menurut riset Murakami (2007) dalam gen manuasia

terdapat doman (potensi) agresif yang sedang tidur dan akan bangun jika

terstimulasi oleh faktor eksternal.

4) Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan gangguan

sistem serebral, tumor otak, trauma otak, penyakit enchepalits epilepsi

terbuktiberpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.

b. Faktor psikologis menurut Direja (2011)

1) Terdapat asumsi bahwa sesorang untuk mencapai tujuan mengalami

hambatan akan timbul serangan agresif yang memotivasi perilau

kekerasan.

2) Berdasarkan mekanisme koping individu yang masa kecil tidak

menyenangkan.

3) Rasa frustasi

4) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga, atau lingkungan.

5) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya

kepuasan dan rasa aman dapat mengkibatkan tidak berkembangnya ego

dan dapat membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan

dapat memberikan kekuatan yang dapat meningkatkan citra diri serta

memberi arti dalam kehidupan.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
6) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupak perilaku yang

dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku

kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran

eksternal dibanding anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.

c. Faktor sosio kultural

1) Social environment theory (teori lingkungan)

Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam

mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas terhadap

perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan di

terima.

2) Social learning theory (teori belajar sosial)

Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui

prosessosialisasi.

2. Faktor Presipitasi

Faktor-faktor yang dapat mencetus perilaku kekerasan sering kali berkaitan

dengan :

a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol solidarotas

seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,

perkelahian masal, dan lain-lain.

b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial

ekonomi.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
c. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidak

mampuanmenempatkan diri sebagai seorang yang dewasa.

d. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan

alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi

rasa frustasi.

e. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan

keluarga.

3. Mekanisme Koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme orang lain. Mekanisme koping

klien sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme

koping yang konstruktif dalam mengekspresikan marahnya. Mekanisme

koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti

displancement, sublimasi, proyeksi, depresi, dan reaksi formasi.

a. Displacement

Melepaskan perasaan tertekannya bermusuhan pada objek yang begitu

seperti padamulanya yang membangkitkan emosi.

b. Proyeksi

Menyalahkan orang lain mengenai keinginannya yang tidak baik.

c. Depresi

Menekan perasaan yang menyakitkan atau konflik ingatan dari kesadaran

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
yangcenderung memperluas mekanisme ego lainnya.

d. Reaksi formasi

Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan

apa yangbenar-benar di lakukan orang lain.

C. Rentang Respon

Perilaku kekerasan dianggap suatu akibat yang ekstrem dari marah. Perilaku

agresif dan perilaku kekerasan sering di pandang sebagai rentang di mana agresif

verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain. Suatu keadaan yang

menimbulkan emosi, perasaan frustasi, dan marah. Hal ini akan mempengaruhi

perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang

perilaku agresif atau melukai karena menggunakan koping yang tidak baik.

Adaptif

Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Perilaku yang ditampakan mulai dari yang adaptif sampai maladaptif:

Keterangan:

1. Asertif: individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan

orang laindan memberikan kenyamanan

2. Frustasi: individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat mrah dan tidak

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
dapatmenemukan alternatif

3. Pasif: individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya

4. Agresif : perilaku yang menyertai marahdan bermusuhan yang kuat

sertahilangnya kontrol

5. Amuk : suatu bentuk kerusakan yang menimbulkan kerusuhan

Karakteristik Pasif Asertif Amuk


Nada bicara - Negative - Positif - Berlebihan
- Menghina diri - Menghargai diri - Menghina orang
- Dapatkah saya sendiri lain
lakukan? - Saya dapat/akan - Anda selalu/tidak
- Dapatkah dia lakukan pernah
lakukan?
Nada suara - Diam - Diatur - Tinggi
- Lemah - Menuntut
- Bergerak
Sikap tubuh - Melorot - Tegak - Tegang
- Menundukkan - Relaks - Bersandar kepala
kepala
Personal space - Orang lain dapat - Menjaga jarak - Memiliki
masuk pada yang teritorial orang
territorial menyenangkan lain
peribadinya - Mempertahankan
hak
tempat/teritorial
Gerakan - Minimal - - Mengancam,
- Lemah Memperlihatkan ekspansi gerakan
- Resah gerakan yang
sesuai
Kontak mata - Sedikit/tidak ada - Sekali-sekali - Melotot
(intermiten) sesuai
dengan kebutuhan
interaksi

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
D. Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri,orang
lain, dan lingkungan.

Perilaku kekerasan.

Gangguan konsep diri: harga diri


rendah.

No Data yang Ditemukan Data yang Perlu Dikaji


1 Wajah memerah dan tegang Ungkapan berupa ancaman
2 Pandangan tajam Ungkapan kaa-kata kasar
3 Mengatupkan rahang dengan Ungkapan ingin memukul atau
kuat melukai
4 Mengepalkan tangan
5 Bicara kasar
6 Suara tinggi, menjerit atau
berteriak
7 Mondar mandir
8 Melempar atau memukulbenda
atau orang lain

Diagnosa keperawatan :
1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan
denganperilaku kekerasan.

2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

D. Tindakan Keperawatan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Diagnosa Pertemuan Intervensi (Pada Pasien)
1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK
yang dilakukan, akibat PK
2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat,
verbal, spiritual
1
3. Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik
nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
4. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi,
2
cara, kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
RESIKO
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Beri
PERILAKU
pujian
KEKERASAN
2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3
3 cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat dan verbal
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat &
verbal. Beri pujian
4 2. Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat, verbal dan spiritual
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat &
verbal & spiritual. Beri pujian
5 s.d 12
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
3. Nilai apakah PK terkontrol

Diagnosa Pertemuan Intervensi (Pada Keluarga)


1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
RESIKO
proses terjadinya PK (gunakan booklet)
PERILAKU 1
3. Jelaskan cara merawat PK
KEKERASAN
4. Latih satu cara merawat PK dengan
melakukan kegiatan fisik: tarik nafas dalam dan
pukul kasur dan bantal

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberi pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik. Beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
2 3. Latih cara memberikan/membimbing minum
obat
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberi pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik dan memberikan
obat. Beri pujian
2. Latih cara membimbing: cara bicara yang
3
baik
3. Latih cara membimbing kegiatan spiritual
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik, memberikan obat,
latihan bicara yang baik & kegiatan spiritual.
Beri pujian
4
2. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik, memberikan obat,
cara bicara yang baik & kegiatan spiritual dan
5 s.d 12 follow up. Beri pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Pengkajian

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial Klien : Tn. D
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
No. MR :-
Tanggal Pengkajian : 8 April 2021

Informan : Klien dan keluarga

Alamat Lengkap : Batang Saman, Nagari Aia Gadang, Kecamatan


Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat

II. ALASAN MASUK

Klien masuk Klien RS Jiwa Prof. H.B. Saanin Padang untuk pertama kalinya
pada tahun 2017 karena mengamuk. Klien masuk terakhir ke RS Jiwa Prof.
H.B. Saanin Padang tahun 2020 pada bulan Agustus, di laporkan oleh
masyarakat ke Puskesmas Aia Gadang karena klien mengamuk-ngamuk dan
memukul ayahnya setelah semalam sebelumnya meminum minuman keras
dan tidak bisa dikendalikan.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Gangguan Jiwa Dimasa Lalu


Klien telah mengalami gangguan jiwa sejak SD atau sekitar 11 tahun
yang lalu dan di bawa ke RSJ pada tahun 2017 atau 4 tahun yang lalu.
Klien dirawat selama 2 bulan di RS Jiwa HB. Saanin Padang, setiap
tahunnya klien selalu masuk ke RSJ dan sekarang kontrol di puskesmas 2-
3 minggu jika ada keluhan, jika tidak klien hanya mengambil obat di
puskesmas.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
b. Pengobatan Sebelumnya
Klien mengatakan Bulan Agustus tahun yang lalu teraakhir kali di bawa oleh
perawat puskesmas ke RSJ HB Saanin Padang. Setelah pulang dari RSJ klien
menghabiskan obat yang diberikan dari rumah sakit. Setelah obat habis klien
tetap kontrol dan mendapatkan obat di puskesmas, namun beberapa bulan ini
klien jarang minum obat karena klien bosan meminum obat terus menerus,
klien mengatakan hanya meminum obat kadang sekali sehari saja.

c. Trauma
 Aniaya Fisik
Saat dilakukan pengkajian tidak ada aniaya fisik. Klien mengatakan
seringdipukul oleh keluarganya saat masih kecil (bukan keluarga inti).
 Aniaya Seksual
Klien mengatakan tidak pernah mengalami pelecehan seksual.
 Penolakan
Klien mengatakan sering di bully di lingkungan tempat tinggalnya
dahulu dan sekolahnya karena ayah, ibu, dan kakaknya gila, serta
ibunya di pasung oleh keluarganya sampai meninggal.
 Kekerasan dalam Keluarga
Klien mengatakan sering dipukul oleh keluarganya sejak kecil.
 Tindakan Kriminal
Keluarga mengatakan klien tidak pernah terlibat tindakan kriminal,
baik sebagaipelaku, korban, maupun sebagai saksi.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan

d. Anggota Keluarga yang Mengalami gangguan Jiwa Ada keluarga


pasien yang mengalami gangguan jiwa (Ayah, Ibu, dan Kakak pertama)
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
e. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan bahwa sejak kecil sering dimarahi serta dipukul oleh

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
anggota keluarganya, namun bukan keluarga inti, dan tidak pernah dibela oleh
keluarga intinya, karena ayah ibu dan kakaknya juga megalami gangguan
jiwa. Klien juga mengatakan bahwa ia hanya bisa berdiam diri saat
mengetahui ibunya di pasung oleh keluarganya hingga meninggal dan
membuat klien sering emosi pada diri dan keluarganya.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan

IV. Pemeriksaan Fisik


Tenda Vital : TD : 120/80 mmHg N : 87x/menit S : 36,4oC P :
22x/menit

Ukuran : TB : 168 cm BB : 62 kg
Keluhan Fisik : tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

V. PSIKOSOSIAL
Genogram

Keterangan:

= Perempuan
= Laki-Laki

= Pasien
= Meninggal
......... = Tinggal dalam satu rumah
= Menikah
= Anak

Klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Sekarang klien tinggal bersama

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
tante dan anak-anak dari tantenya. Di keluarga tante klien berperan sebagai
tulang punggung keluarga. Biaya sehari-hari klien ditanggung oleh tante, om
dan kadang uang dari hasil klien bekerja. Klien sering membantu tetangganya
saat bekerja seperti menaikkan hasil panen kelapa sawit ke truk atau
mengambil pasir di sungai sebelah rumah klien. Komunikasi yang diberikan
oleh keluarga tantenya dinilai baik oleh klien. Klien mengatakan tante dan
omnya selalu memberikan dukungan kepada dirinya.
Keluarga mengatakan pola komunikasi dalam keluarga yaitu pola komunikasi
2 arah. Klien, om, dan tantenya sering komunikasi tentang berbagai hal.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh tante klien.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
a. Konsep Diri
 Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya.
 Identitas Diri
Klien mengatakan dia puas terlahir sebagai laki-laki. Klien anak
bungsu dari 3 bersaudara.
 Peran Diri
Klien mengatakan dia berperan sebagai keponakan dan adik bagi
kakaknya. Klien tinggal bersama tantenya. Biasanya klien
membantu tantenya untuk membereskan rumah dan membantu
tetangga untuk memindahkan hasil kebun ke truk atau mengambil
pasir disebelah rumah klien.
 Ideal Diri
Klien berharap masyarakat di sekitar rumah mau menerimanya
kembali, klien juga berharap penyakitnya tidak kambuh kembali.
 Harga Diri
Klien mengatakan tidak dianggap lagi oleh keluarganya kecuali om

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
dan tantenya yang selalu menemaninya. Serta klien mengatakan dia
kadang juga tidak dianggap di lingkungan tempat tinggalnya, klien
mengatakan dia sering di cemooh karena pengalaman masa lalunya.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

b. Hubungan Sosial
 Orang yang berarti
Klien mengatakan kesepian dan tidak punya teman terdekat karena
kondisinya yang dianggapgila dan memiliki keluarga yang sudah
dicap di masyarakat sebagai keluarga dengan ganguan jiwa. Klien
selalu memendam rasa malunya dan tidak tahan lagi sehingga
melampiaskan kekesalannya dengan memukul tembok. Klien
mengatakan dia tidak banyak bicara dengan anak dari tantenya.
Keluarga mengatakan klien hanya banyak berinteraksi dengan
tantenya.

 Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien sering mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat karena ia


merasa sudah sembuh.

 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain/tingkat


keterlibatan klien Klien mengatakan orang dilingkungan sekitar
tempat tinggal banyak yang tidak mau berhubungan dengannya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
c. Spiritual
 Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan yakin terhadap agamanya.
 Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan jarang melakukan ibadah saat dirumah, namun

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
sesekali ada.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VI. STATUS MENTAL


a. Penampilan
Klien berpakaian rapi, kuku panjang namun tidak kotor, rambut tidak rapi
karena klien belum sempat untuk ke tempat pangkas rambut. Klien
mengatakan belum mandi dan baru bangun tidur, klien mengatakan mandi
hanya sekali sehari saja.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada tenang, klien menjawab semua pertanyaan
yang diberikan kepadanya, nada suara klien sedang, tidak keras dan tempo
lambat. Klien tidak fligh of idea (pembicaraan secara cepat yang ditandai
dengan akselerasi, perubahan topic secara mendadak dan permainan kata).
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

c. Aktivitas Motorik
Klien tampak tenang, jika tidak diajak bicara klien hanya duduk diam dan
termenung-menung.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
d. Alam Perasaan
Klien merasa dirinya sekarang senang sudah bekerja dan mendapatkan
uang, dapat membeli kebutuhannya sendiri. Klien mengatakan lingkungan
sekitar rumahnya saat ini mendukung dirinya dan mengajak dirinya untuk
ikut dalam kegiatan dan tidak ada dibedakan. Keluarga tantenya sangat
baik dan menyayangi dirinya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

e. Afek

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Wajah klien sedih keadaan ibunya yang dahulu dipasung dan meninggal,
klien terlihat marah saat menceritakan keluarga yang memasung ibunya,
dan klien terlihat kecewa serta sedi menceritakan keadaan dahulu dirinya
yang dikucilkan oleh masyarakat.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

f. Interaksi Selama Wawancara


Klien berinteraksi dengan baik dan menjawab semua pertanyaan yang
diberikan, sesekali menunduk dan kontak mata kurang baik, melihat
kearah lain, saat wawancara tidak ada menunjukkan sikap curiga.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

g. Persepsi
Klien mengatakan mendengarkan suara-suara bisikan yang mengatakan
“karajoan lah” setiap kali dirinya sedang sendiri dan membuatnya ingin
marah pada suara itu. Klien mengatakan suara itu sering muncul pada saat
malamhari ketika klien hendak memulai tidur dan saat keadaan sunyi.
Namun suara iu perlahan menghilang saat klien menghardik dan menutup
telinganya.

Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran

h. Proses Pikir
Saat pengakajian klien blocking (pembicaraan tiba-tiba terhenti tanpa ada
gangguan, ketika ditegur klien kembali melanjutkan pembicaraannya)
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

i. Isi Pikir
Klien mengatakan tidak ada objek/situasi tertentu dia takuti lagi karena
masyarakat sudah mau menerimadankeluarga tantenya yang sangatsayang
padanya. Tidak ada gejala waham pada klien. Baik waham agama, somatic,
curiga, maupun waham nihilistic.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
j. Tingkat Kesadaran
Klien mengatakan bahwa ia berada di lingkungan rumah, klien
mengetahui saat dilakukan pengkajian hari siang dan mengetahui jam
berapa pada saat dilakukan pengkajian tersebut.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

k. Memori
Klien mengatakan masih mengingat kejadian masa lalu ketika ibunya
dipasung dan keluarganya memarahi dirinya, klien mampu mengingat
kapan ia dirawat dirumah sakit jiwa. Klien mengatakan mampu
mengingat kenapa diadibawa ke rumah sakit jiwa karena ia mengamuk.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Saat dilakukan wawancara klien sulit untuk focus pada pembicaraan,
klien berbicara lambat dan pelan, kontak mata kurang, sesekali
menunduk dan melihat kearah lain. klien sulit untuk berhitung, baik
dalam jumlah kecil maupun jumlah yang besar.
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

m. Kemampuan Penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang ringan/sederhana. Saat
ditanya kepada klien untuk memilih mandi terlebih dahulu mandi
sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Klien menjawab
mandi terlebih dahulu.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

n. Daya Tilik Diri


Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien sekarang tidak
menyalahkan hal-hal diluar dirinya yang menyebabkan kondisinya

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
seperti itu karena dirinyasudah tidak tiggal di rumahnya yang lama dan
masyarakat mau menerima dirinya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan
Klien tampak mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Klien membereskan piring
dan gelas serta mencucinya sebelum disusun ke rak piring lagi
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

b. BAB / BAK
Klien mengatakan mampu BAB/BAK di kamar mandi, klien pergi ke
kamar mandi jika ingin BAB/BAK tanpa disuruh. Klien mampu
menyiram/membersihkan toilet yang telah digunakan dan klien mampu
merapikan pakaian sendiri setelah BAB/BAK

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

c. Mandi
Klien mampu mandi sendiri klien mengatkan ia mandi, sikat gigi, cuci
rambut mandiri namun kadanghanya sekali sehari setelah selesai
bekerja
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

d. Berpakaian / Berhias
Klien mengatakan ia menggganti baju setiap kali selesai mandi dan
mencuci pakaian yang sudah dipakainya, klien selalu menggunakan
alas kaki. Klien terlihat rapi. Klien tampak menggunakan baju yang
bersih
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
e. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur di malam hari dan bangun di pagi hari. Klien
tidak menyikat gigi, mencuci kaki ataupun bedo‟a sebelum tidur, serta
ada menggosok gigi ketika bangun tidur di pagi hari.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

f. Penggunaan Obat
Klien mengatakan menghabiskan obat yang diberikan sejak pulang dari
rumah sakit jiwa, dan selalu mengambil obat ke puskesmas, namun
dalambeberapa bulan ini klien jarang meminum obatnya, karena klien
bosan harus meminum obat terus setiap hari sejak ia dibawa ke RSJ
pertama kali (sejak 2017).
Masalah Keperawatan : regimen pengobatan tidak efektif
g. Pemeliharaan Kesehatan
Klien dan keluarga mengatakan selalu berobat kembali ke puskesmas
karena memakai BPJS.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

h. Kegiatan di Dalam Rumah


Keluarga mengatakan pada malam hari berada di dalam rumah.
Keluarga dalam rumah klien membantu untuk membersihkan rumah
dan mau untuk mencuci piring setelah makan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

i. Kegiatan / Aktivitas di Luar Rumah


Klien mengatakan pagi dirinya selalu bangun dan mencari sarapan,
setelah zuhur dirinya bekerja, kadang memindahkan hasil kebun kelapa
sawit ke truk, kadang mengambil pasir di sungai sebelah rumahnya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

VIII. MEKANISME KOPING

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
a. Koping Adaptif
Klien mengatakan dia mampu mengenal dirinya siapa, klien terkadang
merespon pembicaraan lawan bicara dengan baik. Klien mampu
melakukan aktivitas secara mandiri.
b. Koping Maladaptif
Klien mengatakan dia sedih dengan anggapan orang lain terhadap
dirinya, dia juga mengatakan jika ada masalah dia tidak menceritakan
kepada siapapun dan memendam sendiri.
Masalah Keperawatan : ketidakefektifan koping individu

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Tidak ada yang menolak mendukung kegiatan/pengobatan klien, di
lingkungannya saat ini, semuanya diduung oleh keluarga tante danomnya.
b. Masalah dengan lingkungan
Klien mengatakan masyarakat lingkungan tempat tinggal klien
mendukung dirinya untuk bekerja saat ini dan seringdiajak untuk
bekerja, masyarakat tidak membedakan klien lagi
c. Masalah dengan pendidikan
Keluarga mengatakan klien tidak tamat SMP dan tidak melanjutkan
pendidikannya karena klien mengamuk dan dirawat di RSJ.
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien memiliki pekerjaan
e. Masalah dengan perumahan
Klien memiliki rumah yang nyaman, karena klien mengatakan ketika
di rumahdia diacuhkan oleh om dan tantenya. Dia di rumah lebih dekat
dengan tantenya.
f. Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan dia kadang malu hidup dengan konsisinya saat ini,

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
klien ingin hidup normal dan masyarakat menghargainya.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan klien memiliki BPJS sehigga tidak ada kendala
untuk pemenuhan kesehatan klien
Masalah Keperawatan : RPK dan Halusinasi

X. PENGETAHUAN
Klien mengatakan ia mengetahui penyakitnya tetapi ia tidak mengetahui
cara mengatasinya. Klien pandai membaca, menulis dan tidak fasih
berhitung, klien mengetahui penyebab penyakitnya.
Masalah Keperawatan : kurang pengetahuan terhadap penyakit

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : skizofrenia
Terapik Medik : tidak ada
XII. ANALISA DATA
DATA MASALAH
Data subjektif : Resiko perilaku kekrasan
- Klien mengatakan dia sedih dan marah ketika
mendengar ibunya dipasung
- Klien mengatakan sering di bully di lingkungan
tempat tinggalnya dahulu dan sekolahnya karena
ayah, ibu, dan kakaknya gila, serta ibunya di
pasung oleh keluarganya sampai meninggal.
- Klien mengatakan jarang melakukan ibadah
- Klien mengatakan bahwa sejak kecil sering
dimarahi serta dipukul oleh anggota keluarganya,
namun bukan keluarga inti, dan tidak pernah dibela
oleh keluarga intinya, karena ayah ibu dan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
kakaknya juga megalami gangguan jiwa.
- Klien mengatakan bahwa ia hanya bisa berdiam diri
saat mengetahui ibunya di pasung oleh keluarganya
hingga meninggal dan membuat klien sering emosi
pada diri dan keluarganya.
Data objektif :

- Klien tampak sedih saat menceritakan bagaimana


sikap keluarga dan lingkungannya terhadap dirinya
- Klien terlihat sering menunduk saat berbicara
- Kontak mata kurang, mata seperti berkaca-kaca
- Wajah menunjukkan kesedihan
- Nada suara lemah
Data subjektif : Halusinasi pendengaran
- Klien mengatakan mendengarkan suara-suara
Regimen pengobatan tidak
bisikan yang mengatakan “karajoan lah” setiap kali
efektif
dirinya sedang sendiri
- Klien mengatakan selalu emosi dan ingin memukul
serta marah pada suara bisikan tersebut
- Klien mengatakan suara itu sering muncul pada saat
malam hari ketika klien hendak memulai tidur dan
saat keadaan sunyi
- Klien mengatakan suara itu perlahan menghilang
saat klien menghardik dan menutup telinganya.
- Klien mengatakan dalam beberapa bulan ini klien
jarang meminum obatnya, karena klien bosan harus
meminum obat terus setiap hari sejak ia dibawa ke
RSJ pertama kali (sejak 2017).
Data objektif :

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Klien tampak menjelaskan secara detail
- Tampak obat klien untuk minggu kemarin masih
utuh

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko perilaku kekerasan
2. Distress spiritual
3. Halusinasi pendengaran
4. gangguan proses pikir
5. Ketidakefektifan koping individu
6. regimen pengobatan tidak efektif
XIV. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri sendiri,orang


lain, dan lingkungan

Resiko Perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori :Halusinasi


Pendengaran

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Halusinasi : Pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI 1-4
Hari/Tanggal : Rabu / 7 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Halusinasi/1/1
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengarkan suara-suara bisikan yang mengatakan
“karajoan lah” setiap kali dirinya sedang sendiri
- Klienmengatakan selalu emosi dan ingin memukul serta marah pada suara
bisikan tersebut
- Klien mengatakan suara itu sering muncul pada saat malamhari ketika klien
hendak memulai tidur dan saat keadaan sunyi
- Klien mengatakan suara itu perlahan menghilang saat klien menghardik dan
menutup telinganya.
- Klien mengatakan dalam beberapa bulan ini klien jarang meminum obatnya,
karena klien bosan harus meminum obat terus setiap hari sejak ia dibawa ke
RSJ pertama kali (sejak 2017).
Data objektif :
- Kontak mata kurang, mata seperti berkaca-kaca
- Nada suara lemah
- Klien tampak menjelaskan secara detail
- Tampak obat klien untuk minggu kemarin masih utuh
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
a. Klien dapat membina hubugan saling percaya, dengan criteria sebagai
berikut.
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukkkan rasa senang
- Klien bersedia diajak berjabat tangan
- Klien bersedia menyeButkan nama
- Ada kontak mata
- Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
- Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi
4. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi
halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan
tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
- Jelaskan cara menghardik halusinasi
- Peragakan cara menghardik halusinasi
- Minta klien memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum. Boleh Saya kenalan dengan Dandi? Nama
Saya Pusparini Anggita boleh panggil Saya dengan Anggit saja, Saya Mahasiswa
Profesi Keperawatan Unand, Saya sedang praktik profesi saat ini. Kalau boleh Saya
tahu Dandi senang dipanggil dengan sebutan apa ya? Oh baik, jadi anggit panggil
dengan Dandi saja ya...”
Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Dandi hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
Kontrak
- Topik : “Apakah Dandi tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut
Dandi sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
suara dan sesuatu yang selama ini Dandi dengar dan lihat tetapi tidak tampak
wujudnya yang sudah Dandi kasih tahu sebelumnya ke Anggit?”
- Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Dandi maunya berapa
menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
- Tempat : Dimana kita latihannya? baiklah, disini saja ya Dandi..
Fase Kerja
Apakah Dandi mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
suara itu? Apakah Dandi melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk? Jadi
hanya suara saja yang didengar ya? Apa yang di katakan oleh suara itu? „Karajoan
lah‟ seperti itu? Dan sangat mengganggu ya? Sampai membuat marah?
Apakah terus-menerus terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja? Kapan
paling sering Dandi mendengar suara tersebut? Berapa kali sehari Dandi
mengalaminya? Oh hanya malam saja. Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Apa yang Dandi lakukan saat mendengar suara tersebut? Apakah dengan cara itu
suara dan bayangan tersebut hilang? Bagaimana kalau kita mengingat kembali cara
untuk mencegah suara-suara agar tidak muncul yang benar? Baiklah, untuk
menghilangkan suara itu, Dandi, ada empat cara. Pertama, dengan menghardik suara
tersebut. Kedua, dengan cara meminum obat. Ketiga bercakap-cakap dengan orang
lain. Dan yang keempat melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.
Bagaimana kalau kita mengingat kembali satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik. Cara yang benar seperti ini:
Saat suara-suara itu muncul, langsung Dandi bilang dalam hati, “Pergi Saya
tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Dandi peragakan! Nah begitu bagus! Coba
lagi! Ya bagus Dandi sudah bisa.”
Fase Terminasi
- Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan Dandi dengan obrolan kita tadi?
Dandi merasa senang tidak dengan latihan tadi?”
- Evaluasi objektif : Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba
Dandi simpulkan pembicaraan kita tadi. Coba sebutkan cara untuk mencegah
suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.
Rencana tindak lanjut
Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Dandi coba cara
tersebut! Dan membuat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? Bagus,
berarti dandi sudah pernah membuat jadwal kegiatan ya, sekarang apakah Dandi
mengerti?).
Kontrak yang akan datang
- Topik : Dandi, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya
mengontrol suara-suara itusaat muncul dengan meminum obat?”
- Waktu : Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30
WIB,apakah Dandi bisa?”
- Tempat : Kira-kira tempat untuk ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
besok. Wassalamualaikum,

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI 1-4
Hari/Tanggal : Kamis / 8 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Halusinasi/2/2
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengarkan suara-suara bisikan yang mengatakan
“karajoan lah” setiap kali dirinya sedang sendiri
- Klien mengatakan suara itu sering muncul pada saat malamhari ketika klien
hendak memulai tidur dan saat keadaan sunyi
- Klien mengatakan suara itu perlahan menghilang saat klien menghardik dan
menutup telinganya.
- Klien mengatakan dalam beberapa bulan ini klien jarang meminum obatnya,
karena klien bosan harus meminum obat terus setiap hari sejak ia dibawa ke
RSJ pertama kali (sejak 2017).
Data objektif :
- Kontak mata kurang
- Klien tampak menjelaskan secara detail
- Tampak obat klien untuk minggu kemarin masih utuh
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
1. Tujuan umum :
Klien dapat mencegah/mengontrol halusinasi yang muncul dengan
caraminum obat dengan secara teratur

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
2. Tujuan Khusus :
- Klien mengenal macam-macam obat
- Klien mengenal manfaat minum obat secara teratur
- Klien mengenal akibat bila putus obat.
- Klien mengenal Efek minum Obat
- Klien mengenal tempat memperoleh obat jika obat habis
4. Tindakan Keperawatan
- Menvalidasi tindakan yang telah dilakukan yaitu menghardik suara palsu
- Mengajarkan pasien cara mengontrol perasaan marah dengan minum obat
secara teratur
- Menganjurkan pasien memasukkan minum obat secara teratur kedalam jadwal
kegiatan
A. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi Dandi, boleh saya duduk disini? Dandi masih
ingat dengan saya? Ya, benar sekali. Kalau boleh saya tau, Dandi senang dipanggil
apa?
Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Dandi saat ini? Apakah Dandi masih ada suara itu
terdengar semalam, Dan? Apakah Dandi ada melakukan cara yang telah kita pelajari
sebelumnya? Oo baik.
Kontrak
- Topik : Baiklah, sesuai janji kita kemarin, sekarang kita akan mengingat
kembali cara mengusir suara palsu dengan cara yang kedua yaitu dengan cara
minum obat secara teratur...
- Tempat : Dimana kita latihannya? baiklah, disini saja ya Dandi..
- Waktu : Dandi mau latihan berapa lama?. Baiklah Dandi, kita latihannya 10

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
menit ya
- Tujuan : Tujuannya Dandi, agar Dandi bisa menghilangkan suara palsu yang
Dandi dengarkan dengan bantuan obat
Fase Kerja
Baiklah Dandi, kita akan mengingat kembali carameminum obatnya. Kemaren
Dandi sudah minum obat yang diberikan oleh perawat. Dandi ingat tidak apa-apa saja
warna obat yang diberikan kepada Dandi?. jadi Dandi makan obat yang warna putih,
orange dan merah jambu Dandi ya.
Jadi Dandi, obatnya ada tiga macam. Yang warna putih ini namanya THP,
yang warna orange ini namanya Lansoprazol dan yang warna merah jambu Dandi ini
namanya HLP, HLP dan HLP ini harus Dandi minum dua kali sehari, Lansoprazolnya
1 kali setengah tablet sehari, minumnya harusnya 1 kali sehari yaitu pada jam 7 pagi,
dan jam 7 malam. Ya walaupun anggit tau Dandi merasa bosan, dia harus diminum,
coba di rutinkan ya, kalau tidak nanti Dandi merasa resah dan tidak tenang, serta
suara itu mudah munsul, apakah sekarang terasa seperti itu? Nah benar kan, jadi harus
diminum ya. Terkadang setelah minum obat ini Dandi akan merasa haus atau mulut
terasa kering, benar tidak? Untuk mengurangi efek obatnya itu, Dandi bisa
menghisap-hisap batu es untuk menguranginya. Bila Dandi merasa badan tidak enak,
mata berkunang-berkunang, Dandi sebaiknya istirahat jangan beraktifitas dulu.
Harus diperhatikan sebelum Dandi minum obat, pertama lihat dulu label yang
menempel bungkus obat, apa benar nama Dandi yang tertulis disitu, selain itu juga
perlu diperhatikan berapa dosis obatnya, berapa butir yang harus diminum, waktu
memakan obatnya, jam berapa Dandi harus minum obat tersebut dan juga cara minum
obatnya. Obatnya diminum terus ya Dandi, dan jangan menghentikan minum
obatnya.
Nanti, jika obatnya habis Dandi bisa pergi ke Puskesmas untuk
memperolehnya. Yang penting, Dandi jangan sampai putus obat ya.
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan Dandi setelah kita berbincang-
bincang tentang cara minum obat yang benar ?
- Evaluasi Objektif : Coba Dandi sebutkan lagi apa yang sudah kita bicarakan
tadi. Ya, Dandi tidak boleh menghentikan minum obat sebelum konsultasi
dengan dokter. Bisa Dandi sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan sebelum
minum obat? Bagus, Dandi bisa menyebutkannya dengan tepat
Rencana Tindak Lanjut
Karna Dandi sudah bisa melakukannya, sekarang kita masukkan ke jadwal ya
Dandi, Seperti biasa, kegiatan ini dimasukkan kejadwal harian Dandi, iya bagus
Dandi
Kontrak yang akan datang
- Topik : Nah, sudah berapa cara mengontrol suara palsu yang kita pelajari
Dandi?. Benar, sudah dua yaitu dengan cara menghardik dan minum obat
secara teratur dan benar. Bagaimana kalau besok kita latihan cara yang lain
untuk mencegah/mengontrol marah dengan cara yang ke tiga. Dandi masih
ingat?. Ya, dengan bercakap cakap dengan orang lain.
- Waktu : Dandi maunya jam berapa kita berbincang-bincang? Oo sekarang
saja? Dilanjut saja berarti ya ? 10 menit apakah Dandi mau?
- Tempat : Dandi maunya dimana Dandi? Oke disini saja.
Baiklah Dandi, kalau begitu kita akan mengingat kembali cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap ya. saya tutup dulu ya Dandi, Assalamualaikum

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI 1-4
Hari/Tanggal : Kamis / 8 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Halusinasi/3/2
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
D. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengarkan suara-suara bisikan yang mengatakan
“karajoan lah” setiap kali dirinya sedang sendiri
- Klien mengatakan suara itu sering muncul pada saat malamhari ketika klien
hendak memulai tidur dan saat keadaan sunyi
- Klien mengatakan suara itu perlahan menghilang saat klien menghardik dan
menutup telinganya.
Data objektif :
- Kontak mata kurang
- Klien tampak menjelaskan secara detail
- Tampak obat klien untuk minggu kemarin masih utuh
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Klien dapat mencegah/mengontrol halusinasi yang muncul dengan bercakap-
cakap dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
- Menvalidasi tindakan yang telah dilakukan yaitu menghardik suara palsu dan
meminum obat
- Mengajarkan pasien cara mengajak orang lain untuk bercakap-cakap

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi Dandi, Dandi masih ingat dengan saya? Ya,
benar sekali
Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Dandi saat ini? Apakah Dandi masih ada perasaan marah
atau kesal? Apakah Dandi ada melakukan cara yang telah kita pelajari sebelumnya?
Bagus, ternyata Dandi ada melakukannya.
Kontrak
- Topik : Baiklah, sesuai janji kita tadi, sekarang kita akan mengingat kembali
cara mengusir suara palsu dengan cara yang ketiga yaitu dengan bercakap-
cakap dengan orang lain
- Tempat : Dimana kita latihannya? baiklah, disini saja ya Dandi..
- Waktu : Dandi mau latihan berapa lama?. Baiklah Dandi, kita latihannya 10
menit ya
- Tujuan : Tujuannya Dandi, agar Dandi bisa menghilangkan suara palsu yang
Dandi dengarkan
Fase Kerja
Kalau Dandi mendengar suara yang kata Dandi kemarin mengganggu dan
membuat Dandi marah dan terganggu. Apa yang Dandi lakukan pada saat itu? Apa
yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?
Cara yang selanjutnya adalah Dandi mencari orang yang dapat berbincang
bincang dengan Dandi. Katakan pada orang tersebut bahwa Dandi mendengar suara
palsu itu lagi, dan tolong ajak Dandi untuk berbincang-bincang agar suara itu bisa
pergi. Nanti topik pembicaraannya bebas,boleh apasaja yang terpenting dapat
menghilangkan suara yang mengganggu itu. Dandi jangan lupa cara memintanya
pada orang lain tersebut ya....

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Fase terminasi
- Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya
senang sekali Dandi mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan Dandi setelah kita berbincang-bincang?”
- Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang Dandi katakan tadi, cara yang Dandi
pilih untuk mengontrol halusinasinya adalah minumobat, menghardik, dan
mengajak orang untuk berbincang dengan Dandi. Bagus sekali, benar ya...
Rencana Tindak lanjut
Nanti kalau suara itu terdengar lagi, Dandi terus praktekkan cara yang telah
saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran Dandi lagi ya.”
Kontrak
- Topik : ”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu menyibukkan diri
dengan kegiatan yang bermanfaat.”
- Waktu : ”jam berapa Dandi bisa? Bagaimana kalau besok jam 10? Dandi
setuju?”
- Tempat : ”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain?
Baiklah sampai ketemu besok pagi. Assalamualaikum.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI 1-4
Hari/Tanggal : Jumat / 9 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Halusinasi/4/3
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengarkan suara-suara bisikan yang mengatakan
“karajoan lah” setiap kali dirinya sedang sendiri
- Klien mengatakan suara itu sering muncul pada saat malamhari ketika klien
hendak memulai tidur dan saat keadaan sunyi
- Klien mengatakan suara itu perlahan menghilang saat klien menghardik dan
menutup telinganya.
- Klien mengatakan sudah lebih jarang mendengar suara-suara yang tidak jelas
Data objektif :
- Klien tenang
- Kontak mata kurang
- Klien tampak menjelaskan secara detail
- Tampak obat klien untuk minggu kemarin masih utuh
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktifitas / kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
- Menvalidasi tindakan yang telah dilakukan yaitu menghardik suara palsu dan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
meminum obat
- Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian
klien.
C. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi Dandi, Dandi masih ingat dengan saya? Ya,
benar sekali
Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Dandi saat ini? Apakah Dandi masih ada perasaan marah
atau kesal? Apakah Dandi ada melakukan cara yang telah kita pelajari sebelumnya?
Bagus, ternyata Dandi ada melakukannya.
Kontrak
- Topik : Seperti janji kita yang kemarin, bagaimana kalau kita sekarang
berbincang- bincang tentang suara- suara yang sering Dandi dengar agar bisa
dikendalikan dengan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.
- Tempat : Dimana kita latihannya? baiklah, disini saja ya Dandi..
- Waktu : Dandi mau latihan berapa lama?. Baiklah Dandi, kita latihannya 10
menit ya
- Tujuan : Tujuannya Dandi, agar Dandi bisa menghilangkan suara palsu yang
Dandi dengarkan
Fase Kerja
Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang
cara pertama sampai yang ketiga, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara
terakhir adalah Dandi menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang bermanfaat.
Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja. Jika Dandi mulai mendengar suara-
suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan seperti menyapu, mengepel, atau
menyibukkan dengan kegiatan lain, seperti bekerja seperti yang dandi kerjakan saat

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
ini sebagaisalah satu kesibukan yang dandi pilih. Hal ini sangat positif dan saya
apresiasi, bagus sekali. Bisa juga memasukkannya kedalam jadwal kegiatan yang
Dandi punya. Caranya masih ingat kan? Iya bagus, caranya buat kegiatan yang ingin
dilakukan, setelah itu dandi buatkan kode M jika Dandi melakukannya sendiri tanpa
bantuan, buatkan lagi kode B jika Dandi dibantu otang lain, dan kode T jika tidak
dilakukan. Apakah Dandi sudah paham? Oke, bagus sekali ya
Fase Terminasi
- Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya
senag sekali Dandi mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan Dandi setelah berbincang- bincang?
- Evaluasi obyektif : coba Dandi jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang
terakhir? Nah bagus sekali ya Dandi
Rencana Tindak lanjut
Tolong nanti Dandi praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang
sudah diajarkan tadi dan diisi untuk jadwal kegiatan yang rasanya ingin Dandi
kerjakan.
Kontrak yang akan datang
Topik: Bagaimana Dandi kalau kita berbincang-bincang dan mengingat lagi cara
mengontrok Perilaku kekerasan yang dahulu sudah pernah Dandi dapatkan?
Waktu : Jam berapa Dandi bisa? Bagaimana coba kita lanjutkan saja? Dandi mau?
Tempat : disini saja? Okay, kita lanjutkan yaa.
Kalau begitu untuk sesi SP Halusinasi saya tutup dulu yaa. Assalamualaikum.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN 1-4
Hari/Tanggal : Jumat/ 9 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Resiko Perilaku Kekerasan/1/3
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan dia sedih dan marah ketika mendengar ibunya dipasung
- Klien mengatakan sering di bully di lingkungan tempat tinggalnya dahulu dan
sekolahnya karena ayah, ibu, dan kakaknya gila, serta ibunya di pasung oleh
keluarganya sampai meninggal.
- Klien mengatakan jarang melakukan ibadah
- Klien mengatakan bahwa sejak kecil sering dimarahi serta dipukul oleh
anggota keluarganya, namun bukan keluarga inti, dan tidak pernah dibela oleh
keluarga intinya, karena ayah ibu dan kakaknya juga megalami gangguan
jiwa.
- Klien mengatakan bahwa ia hanya bisa berdiam diri saat mengetahui ibunya
di pasung oleh keluarganya hingga meninggal dan membuat klien sering
emosi pada diri dan keluarganya.
Data objektif :
- Klien terlihat sering menunduk saat berbicara
- Klien tampak sedih saat menceritakan bagaimana sikap keluarga dan
lingkungannya terhadap dirinya
- Kontak mata kurang, mata seperti berkaca-kaca
- Wajah menunjukkan kesedihan
- Nada suara lemah
2. Diagnosa Keperawatan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
- Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
- Klien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
- Klien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik
4. Tindakan Keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan,
prilaku kekerasan yang dilakukan, serta akibatnya.
- Mengajarkan pasien cara mengontrol perasaan marah dengan cara fisik
- Menganjurkan pasien memasukkan cara mengontrol prilaku kekerasan
kedalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, Dandi, masih ingat dengan saya? Iya benar, saya Anggit.
Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Dandi saat ini? Dandi merasa kesal dan marah.
Kontrak
- Topik : Sesuai dengan kontrak kita tadi, kita akan berbincang-bincang tentang
perasaan marah Dandi?
- Tempat : Dandi maunya kita berbincang dimana? Tetap disini saja ya.. baik
- Waktu : Berapa lama kita berbincang-bincang? 10 menit?
- Tujuan : Tujuannya, agar Dandi bisa mengontrol perasaan marah yang Dandi
rasakan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Fase Kerja
Tadi Dandi mengatakan kalau Dandi merasa marah dan kesal, Apa yang
menyebabkan Dandi merasa marah dan kesal? Dandi dibohongi dan keinginan Dandi
tidak dipenuhi.
Saat Dandi marah apa yang Dandi rasakan? dada Dandi berdebar-debar .Lalu
untuk mengatasi marah itu, apa yang Dandi lakukan? jadi Dandi melempar barang-
barang yang ada disekitar Dandi Apakah dengan cara itu masalah Dandi selesai? Iya,
tentu tidak Jika yang Dandi lakukan seperti itu, Dandi tau apa saja akibatnya jika
Dandi melempar barang2? Ya Dandi, orang disekitar Dandi menjadi takut barang-
barang menjadi rusak.
Sebelumnya Dandi sudah tau cara mengontrol perasaan marah dengan baik
benar? Jadi ada 4 cara untuk mengontrol perasaan marah Dandi, coba kita ingat
kembali ya, yang pertama dengan cara Fisik, yaitu menyalurkan kemarahan dengan
Nafas dalam dan pukul bantal, yang kedua dengan cara minum obat, yang ketiga
berbicara dengan baik, dan yang keempat dengan kegiatan ibadah.
Sekarang, bagaimana kalau kita ingat kembali satu cara dulu, yaitu dengan
cara fisik, yaitu dengan menarik nafas dalam dan memukul kasur atau bantal.
Mari kita coba latihan tarik nafas dalam dulu, Cara nya masih ingat? Nah,
coba Dandi tarik nafas dalam melalui mulut, tahan sebentar semampunya, lalu
keluarkan/tiup mlalui mulut. Saya praktikkan, Dandi perhatikan ya. Sekarang coba
Dandi praktikkan, ya bagus, tahan.. dan keluarkan melalui mulut. Bagus sekali, Dandi
sudah bisa melakukannya dengan baik.
Nah sekarang, mari kita latihan memukul kasur atau bantal, jadi kalau Dandi
merasa kesal atau marah Dandi bisa langsung kekamar dan melampiaskan kemarahan
Dandi dengan memukul kasur atau bantal, dengan begitu berapapun kuatnya Dandi
memukul, tidak akan melukai atau menyakiti tangan Dandi. Nah Coba Dandi lakukan
pukul kasur dan bantalnya, Ya bagus, Dandi sudah bisa melakukannya. Sebaiknya
latihan ini Dandi lakukan secara rutin, Sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul Dandi sudah terbiasa melakukannya

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan Dandi setelah kita berbincang-
bincang tentang perasaan marah Dandi ?
- Evaluasi Objektif : Sekarang coba Dandi seDanditkan bagaimana cara
mengontrol perasaan marah Dandi. Sekarang coba Dandi ulangi teknik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantalnya
Rencana Tindak Lanjut
Karna Dandi sudah bisa melakukannya, sekarang kita masukkan ke jadwal ya,
Dandi maunya berapa kali sehari melakukan tarik nafas dalam dan memukul kasur
atau bantal? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Ya, jam 8 pagi Lalu sehabis
istirahat, jam 7. Seperti biasa, kegiatan ini dimasukkan kejadwal harian Dandi,
Caranya masih ingat ya, jika Dandi melakukannya secara mandiri tulis (M), jika
Dandi melakukannya dengan bantuan di tulis (B), jika tidak dilakukan Dandi tulis
(T), Dandi sudah paham? Coba Dandi ulangi? Iya, bagus sekali ya.
Kontrak yang akan datang
- Topik : saya rasa sudah cukup kita berbincang-bincang pada hari ini, besok
kita akan berlatih lagi cara mengontrol marah Dandi, dengan cara yang kedua
yaitu minum obat.
- Waktu : Dandi maunya jam berapa kita berbincang-bincang hari ini? Baik
dilanjutkan saja berarti ya,
- Tempat : Dandi maunya dimana? Oke disini saja
Baiklah Dandi, kalau begitu kita akan mengontrol perasaan marah dengan cara
minum obat jam setelah ini disini. saya tutup dulu ya Dandi, Assalamualaikum

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN 1-4
Hari/Tanggal : Jumat/ 9 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Resiko Perilaku Kekerasan/2/3
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
D. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan dia sedih dan marah ketika mendengar ibunya dipasung
- Klien mengatakan sering di bully di lingkungan tempat tinggalnya dahulu dan
sekolahnya karena ayah, ibu, dan kakaknya gila, serta ibunya di pasung oleh
keluarganya sampai meninggal.
- Klien mengatakan jarang melakukan ibadah
- Klien mengatakan bahwa sejak kecil sering dimarahi serta dipukul oleh
anggota keluarganya, namun bukan keluarga inti, dan tidak pernah dibela oleh
keluarga intinya, karena ayah ibu dan kakaknya juga megalami gangguan
jiwa.
- Klien mengatakan bahwa ia hanya bisa berdiam diri saat mengetahui ibunya
di pasung oleh keluarganya hingga meninggal dan membuat klien sering
emosi pada diri dan keluarganya.
Data objektif :
- Klien terlihat sering menunduk saat berbicara
- Klien tampak sedih saat menceritakan bagaimana sikap keluarga dan
lingkungannya terhadap dirinya
- Kontak mata kurang, mata seperti berkaca-kaca
- Wajah menunjukkan kesedihan
- Nada suara lemah
Diagnosa Keperawatan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Resiko perilaku kekerasan
Tujuan
3. Tujuan umum :
Klien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya dengan cara
minum obat dengan secara teratur
4. Tujuan Khusus :
- Klien mengenal macam-macam obat
- Klien mengenal manfaat minum obat secara teratur
- Klien mengenal akibat bila putus obat.
- Klien mengenal Efek minum Obat
- Klien mengenal tempat memperoleh obat jika obat habis
Tindakan Keperawatan
- Menvalidasi tindakan yang telah dilakukan yaitu latihan fisik tarik nafas
dalam dan pukul bantal
- Mengajarkan pasien cara mengontrol perasaan marah dengan minum obat
secara teratur
- Menganjurkan pasien memasukkan minum obat secara teratur kedalam jadwal
kegiatan
E. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi Dandi, coba, Dandi masih ingat dengan saya?
Ya, benar sekali
Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Dandi saat ini? Apakah Dandi masih ada perasaan marah
atau kesal? Apakah Dandi ada melakukan cara yang telah kita pelajari sebelumnya?
Bagus, ternyata Dandi ada melakukannya.
Kontrak

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Topik : Baiklah, sesuai janji kita tadi, sekarang kita akan belajar mengontrol
marah dengan cara yang kedua yaitu dengan cara minum obat secara teratur...
- Tempat : Dimana kita latihannya? baiklah, disini saja ya Dandi..
- Waktu : Dandi mau latihan berapa lama?. Baiklah Dandi, kita latihannya 10
menit ya
- Tujuan : Tujuannya Dandi, agar Dandi bisa mengontrol perasaan marah yang
Dandi rasakan
Fase Kerja
Baiklah Dandi, kita akan mengingat kembali cara meminum obatnya.
Kemaren Dandi sudah minum obat yang diberikan oleh perawat dan sudah
mendapatkan penjelsaan minum obat di SP halusinasi kan? Dandi ingat tidak apa-apa
saja warna obat yang diberikan kepada Dandi?. jadi Dandi makan obat yang warna
putih, orange dan merah jambu Dandi ya.
Jadi benar, Dandi, obatnya ada tiga macam. Yang warna putih ini namanya
THP, yang warna orange ini namanya CPZ dan yang warna merah jambu Dandi ini
namanya HLP, ketiganya ini harus Dandi minum dua kali sehari dan 1 kali sehari
yaitu pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Kemarin sudah anggit jelaskan,
setelah minum obat ini Dandi biasanya akan merasa haus atau mulut terasa kering,
apa yang bisa Dandi lakukan untuk menguranginya? Bila Dandi merasa badan tidak
enak, mata berkunang-berkunang, Dandi sebaiknya bagaimana? Iya, bagus sekali
dandi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Dandi minum obat,
pertama lihat dulu label obat, selain itu juga perlu diperhatikan berapa dosis obatnya,
berapa butir yang harus diminum, waktu memakan obatnya, jam berapa Dandi harus
minum obat dan juga cara minum obatnya. Obatnya diminum terus ya Dandi, dan
jangan menghentikan minum obatnya sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Nanti, jika obatnya habis Dandi bisa pergi ke Puskesmas untuk
memperolehnya. Yang penting, Dandi jangan sampai putus obat ya.
Fase Terminasi

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan Dandi setelah kita berbincang-
bincang tentang cara minum obat yang benar ?
- Evaluasi Objektif : Coba Dandi sebutkan lagi apa yang sudah kita bicarakan
tadi. Ya, Dandi tidak boleh menghentikan minum obat sebelum konsultasi
dengan dokter. Bisa Dandi sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan sebelum
minum obat? Bagus, Dandi bisa menyebutkannya dengan tepat
Rencana Tindak Lanjut
Karna Dandi sudah bisa melakukannya, sekarang kita masukkan ke jadwal ya
Dandi, Seperti biasa, kegiatan ini dimasukkan kejadwal harian Dandi, iya bagus
Dandi
Kontrak yang akan datang
- Topik : Nah, sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari Dandi?.
Benar, sudah dua yaitu dengan cara fisik dan minum obat secara teratur dan
benar. Bagaimana kalau besok kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah dengan cara yang ke tiga. Dandi masih ingat?.
Ya, cara mengontrol dengan verbal.
- Waktu : Dandi maunya jam berapa kita berbincang-bincang Besok? Oo jam 8,
berapa lama Dandi? 10 menit
- Tempat : Dandi maunya dimana Dandi? Oke disini saja.
- Baiklah Dandi, kalau begitu kita akan mengontrol perasaan marah dengan
verbal jam 8 pagi disini. saya pamit dulu ya Dandi, Assalamualaikum

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN 1-4
Hari/Tanggal : Sabtu / 10 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Resiko Perilaku Kekerasan/3/4
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan jarang melakukan ibadah
- Klien mengatakan bahwa sejak kecil sering dimarahi serta dipukul oleh
anggota keluarganya, namun bukan keluarga inti, dan tidak pernah dibela oleh
keluarga intinya, karena ayah ibu dan kakaknya juga megalami gangguan
jiwa.
- Klien mengatakan bahwa ia dia sedih dan marah dan hanya bisa berdiam diri
saat mengetahui ibunya di pasung oleh keluarganya hingga meninggal dan
membuat klien sering emosi pada diri dan keluarganya.
Data objektif :
- Klien tampak sedih saat menceritakan bagaimana sikap keluarga dan
lingkungannya terhadap dirinya
- Kontak mata kurang, mata seperti berkaca-kaca
- Wajah menunjukkan kesedihan
Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
Tujuan
1. Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol perasaan marah dengan cara verbal
2. Tujuan Khusus :
- Klien mampu meminta dengan baik
- Klien mampu menolak dengan baik

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Klien mampu mengungkapkan perasaaan marah kepada orang lain dengan
baik
Tindakan Keperawatan
- Evaluasi validasi tindakan yang telah dilakukan yaitu meredakan rasa marah
dengan latihan fisik dan minum obat secara teratur
- Mengajarkan klien cara mengontrol perasaan marah dengan verbal, bicara
dengan baik
- Menganjurkan klien memasukkan latihan secara verbal kedalam jadwal
kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi Dandi, masih ingat dengan saya Dandi? boleh
saya duduk disini, Dandi?
Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Dandi pagi ini?. Dandi terlihat ceria pagi ini Kemaren
kita sudah melakukan latihan minum obat secara teratur dan latihan mengontrol
marah dengan fisik yaitu pukul bantal atau kasur dan teknik napas dalam, apakah
Dandi melakukannya sesuai dengan jadwal yang telah kita buat? Latihan fisik nya
masih Dandi lakukan? bagus sekali, Dandi telah melakukannya sendiri ya. Apa yang
Dandi rasakan setelah melakukannya? Apakah rasa marah Dandi berkurang?
Kontrak
- Topik : Baiklah Dandi, sesuai janji kita kemaren, sekarang kita akan belajar
mengontrol marah dengan cara yang ketiga yaitu dengan cara verbal, bicara
dengan baik.
- Tempat : Dimana kita latihannya Dandi? baiklah, disini saja,
- Waktu : Dandi mau latihannya berapa lama? Baiklah, kita latihan 10 menit
saja

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
- Tujuan : Tujuannya Dandi, agar Dandi bisa mengontrol perasaan marah yang
Dandi rasakan
Fase Kerja
Jika Dandi ingin bicara dengan orang lain maka gunakanlah kata-kata yang
baik seperti saat Dandi ingin minta tolong pada seseorang, mintalah dengan baik
dengan nada suara yang rendah, misalnya: “Dandi, bolehkah saya pinjam pena nya?
Saya mau mengisi Dandiku jadwal kegiatan saya, Dandi”. Coba Dandi praktekkan....
Bagus....
Jika Dandi ingin menolak suatu permintaan, maka katakan, “Maaf saya tidak
bisa mengerjakannya karena saya lagi siDandik”. Nah... coba Dandi ulangi lagi....
Saat Dandi merasa kesal karena perDandiatan seseorang maka Dandi bisa
mengatakan: “Saya tidak suka dengan perkataan mu itu, memDandiat saya jadi ingin
marah”. Coba Dandi ulangi lagi.. Bagus, Dandi sudah bisa mengucapkannya dengan
baik.
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan Dandi setelah berbincang-bincang
tentang cara verbal, bicara dengan baik ? Senang ya Dandi, saat kita bisa
bicara dengan baik, orang lain yang mendengarkan pun akan merasa senang
juga. Dan pastinya orang disekitar Dandi tidak akan merasa tersinggung
dengan ucapan Dandi.
- Evaluasi Objektif : Coba ulangi lagi bagaiman cara bicara yang baik tadi, baik
itu saat meminta sesuatu, menolak sesuatu ataupun mengungkapkan perasaan
kesal, Bagus, Dandi bisa menyebutkannya dengan tepat…”
Rencana Tindak Lanjut
Dandi mau jika kegiatan ini dimasukkan kedalam buku kegiatan?. Jika Dandi
melakukan. Dandi masih ingat caranya? Ya, benar Dandi
Kontrak yang akan datang
- Topik : Nah, sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari Dandi?.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Benar, sudah tiga yaitu dengan cara fisik, minum obat secara teratur dan
dengan cara verbal, bagaimana kalau nanti kita juga mengingat kembali
latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah dengan cara yang
ke empat yaitu dengan cara spiritual..
- Waktu : Dandi maunya jam berapa kita berbincang-bincang? Baik kita
lanjutkan saja ya...
- Tempat : Dandi maunya dimana Dandi? Oke disini saja
Baiklah Dandi, kalau begitu kita akan mengontrol perasaan marah dengan cara
spritual setelah ini, disini. saya tutup dulu ya Dandi, Assalamualaikum

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN 1-4
Hari/Tanggal : Sabtu / 10 April 2021
Nama Klien : Tn. D
Dx/SP ke/ Pertemuan Ke : Resiko Perilaku Kekerasan/4/4
Nama Perawat Pelaksana : Pusparini Anggita A
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan sering di bully di lingkungan tempat tinggalnya dahulu dan
sekolahnya karena ayah, ibu, dan kakaknya gila, serta ibunya di pasung oleh
keluarganya sampai meninggal.
- Klien mengatakan jarang melakukan ibadah
- Klien mengatakan bahwa ia hanya bisa berdiam diri saat mengetahui ibunya
di pasung oleh keluarganya hingga meninggal dan membuat klien sering
emosi pada diri dan keluarganya.
Data objektif :
- Klien terlihat sering menunduk saat berbicara
- Klien tampak sedih saat menceritakan bagaimana sikap keluarga dan
lingkungannya terhadap dirinya
- Kontak mata kurang, mata seperti berkaca-kaca
- Wajah menunjukkan kesedihan
Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
Tujuan
1. Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual
2. Tujuan Khusus :
- Klien mengenal cara mengontrol marah dengan cara spiritual
- Klien mampu mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Tindakan Keperawatan
- Evaluasi validasi tindakan yang telah dilakukan yaitu latihan fisik, latihan
verbal, bicara dengan baik, dan minum obat secara teratur
- Mengajarkan klien cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual
- Menganjurkan klien memasukkan latihan secara verbal kedalam jadwal
kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi Dandi, Bagaimana perasaannya saat ini
Dandi?
Evaluasi/Validasi
Tadi kita sudah melakukan latihan mengontrol marah dengan cara verbal,
apakah Dandi melakukannya ketika perasaan marah datang? Oo.. bagus sekali, Apa
yang Dandi rasakan setelah melakukannya?. Apakah rasa marah Dandi berkurang?
Kontrak
- Topik : Baiklah Dandi.. sesuai janji kita kemaren, sekarang kita akan belajar
mengontrol marah cara keempat. Dandi masih ingat?. Ya, mengontrol marah
dengan cara spiritual
- Tempat : Dimana kita latihannya Dandi? baiklah, disini saja,,
- Waktu : Dandi mau latihannya berapa lama?. Baiklah, kita latihan 10 menit
saja
- Tujuan : Tujuannya Dandi, agar Dandi bisa mengontrol perasaan marah yang
Dandi rasakan
Fase Kerja
Dandi, coba ceritakan kegiatan ibadah apa saja yang sering Dandi lakukan?.
Jadi dulu Dandi sering sholat kemesjid ya.? Bagus, berarti Dandi telah melaksanakan
ibadah dengan baik. Sekarang pun Dandi bisa melakukan sholat sesuai waktu,

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
disinikan juga ada mesjidnya.
Dandi tahu cara meredakan marah menurut agama?. Baiklah, saya akan
menjelaskannya. Jika rasa marah Dandi datang, maka segeralah duduk dan tarik nafas
dalam. Jika tidak reda marahnya maka rebahkanlah badan Dandi agar rileks, jika
masih ingin marah juga maka berwuduklah dan kemudian sholat dan bisa juga
ditambah dengan dzikir supaya lebih tenang.
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan Dandi setelah berbincang-bincang
tentang cara mengatasi marah dengan cara spiritual? Senang ya Dandi, saat
kita selesai mengerjakan ibadah hati kita jadi tentram dan damai
- Evaluasi Objektif : Nah sekarang coba Dandi ulangi lagi ibadah apa yang
dapat dilakukan jika rasa marah itu datang. Bagus. Disini Dandi bisa
melakukan sholat sesuai waktunya boleh ditambah dengan ibadah sunah dan
dzikir.. Jadi kita sudah mempelajari berapa cara mengatasi rasa marah Dandi?.
Benar sekali, sudah empat cara. Bisa Dandi sebutkan dan praktekkan keempat
cara tersebut. Tepat. Dandi sudah bisa menyebutkan dan memperagakan
dengan baik keempat cara mengatasi rasa marah...
Rencana Tindak Lanjut
Sekarang kita masukkan kegiatan Ibadah kedalam kegiatan Dandi, jadi setiap
Dandi melakukan ibadah maka ceklist dikolom mandiri (M) kalau melakukannya
dibantu perawat ceklist dikolom dibantu (B) atau Dandi tidak melakukannya ceklist
dikolom tidak (T). Jangan lupa ya Dandi untuk latihan sesuai jadwal yang sudah kita
buat tadi... begitu juga dengan latihan fisik tarik nafas dalam dan pukul kasur atau
bantalnya, begitu juga dengan minum obatnya ditepati sesuai waktunya serta latihan
verbalnya untuk selalu berbicara dengan baik tanpa marah-marah ya.
Kontrak yang akan datang
- Topik : Nah, sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari Dandi?.
Benar, kita sudah mempelajari keempat cara mengontrol rasa

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
marah….Bagaimana kalau besok saya kesini lagi untuk memantau seberapa
jauh Dandi melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita pelajari.
- Waktu : Dandi maunya jam berapa kita berbincang-bincang Besok? jam 9
- Tempat : Dandi maunya dimana Dandi? Oke disini saja
Baiklah Dandi, kalau begitu saya pamit dulu ya Dandi, Assalamualaikum

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. D

Alamat : Batang Saman, Nagari Aia Gadang, Kecamatan Pasaman, Kab. Pasaman Barat
Umur : 21 Tahun
No Tanggal dan Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Perawat
Jam Keperawatan

1 Rabu/ 7 April Halusinasi : Bantu klien mengenal halusinasinya yang Klien tenang, kontak mata kadang ada, Pusparini
2021 Pendengaran meliputi isi, waktu terjadi halusinasi, isi pikir dapat dimengerti Anggita A
Jam 14.30 WIB frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan
saat terjadi halusinasi Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran
Latih klien untuk mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik. Tahapan S: - Klien mengatakan masalah yang
tindakan yang dapat dilakukan meliputi diahadapi, Klien mengatakan dapat
hal-hal sebagai berikut : mengenal halusinasinya, klien
Jelaskan cara menghardik halusinasi mengatakan sudah ingat kembali cara
Peragakan cara menghardik halusinasi mengahrdik
Minta klien memperagakan ulang O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
Pantau penerapan cara ini dan beri menyebutkan halusinasinya, klien dapat
penguatan pada perilaku klien yang sesuai mempraktekkan kembali cara
Masukkan dalam jadwal kegiatan klien menghardik yang benar
A: Sp 1 Halusinasi mengenal halusinasi
dan mengusir suara halusinasi yang
didengar dengan menghardik
P : SP 2 halusinasi dilanjutkan kamis, 8
April 2021

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
2 Kamis/ 8 April Halusinasi : Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, kontak mata kadang ada, Pusparini
2021 Pendengaran dilakukan yaitu menghardik suara palsu isi pikir dapat dimengerti, klien tampak Anggita A
Jam 09.30 WIB Mengajarkan pasien cara mengontrol kadang menunduk atau melihat kearah
perasaan marah dengan minum obat secara lain
teratur
Menganjurkan pasien memasukkan Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran
minum obat secara teratur kedalam jadwal
kegiatan S: - Klien mengatakan halusinasi masih
muncul, klien mengatakan melakukan
teknik menghardik saatsuara itu muncul,
dan klien mengatakan sudah ingat cara
minum obat dengan 6 benar
O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
menyebutkan caraminum obatdengan 6
benar dan caramengurangi efek samping
dari obat
A: Sp 2 Halusinasi menghilangkan atau
mengontrol suara halusinasi dengan cara
meminum obat
P : SP 3 halusinasi dilanjutkan setelah SP
2 (kamis, 8 April 2021)
3 Kamis/ 8 April Halusinasi : Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, kontak sudah di Pusparini
2021 Pendengaran dilakukan yaitu menghardik suara palsu pertahankan, isi pikir dapat dimengerti, Anggita A
Jam 09.45 WIB dan meminum obat klien tampak lebih bersemangat
Mengajarkan pasien cara mengajak orang
lain untuk bercakap-cakap Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran

S: - Klien mengatakan mengenal


halusinasinya, klien menyebutkan obat

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
yang harus diminum, klien mengatakan
sudah paham cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
menyyebutkan cara bercakap-cakap
dengan orang lain, klien dapat
mempraktekkan cara berbicara dengan
orang lain dengan cara yang baik,
A: Sp 3 Halusinasi mengontrol
danmenghilangkan bisikan suara palsu
(halusinasi) dengan bercakap-cakap
P : SP 4 halusinasi dilanjutkan Jumat, 9
April 2021
4 Jumat/ 9 April Halusinasi : Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, kontak sudah Pusparini
2021 Pendengaran dilakukan yaitu menghardik suara palsu dipertahankan, isi pikir dapat dimengerti Anggita A
Jam 10.00 WIB dan meminum obat
Ajarkan klien mengontrol halusinasi Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran
dengan cara melakukan aktifitas harian
klien. S: - Klien mengatakan menyebutkan
halusinasinya, klien mengatakan sudah
ingat kembali cara memasukkan kegiatan
dalam jadwal kegiatan
O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
menyebutkan halusinasinya, klien dapat
menyebutkan kegiatan yang akan
dilakukan dan cara mengisi jadwal
kegiatan yang dibuat sendiri.
A: Sp 4 Halusinasi mengontrol
halusinasi dengan kegiatan yang disusun

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
dalam jadwal kegiatan
P : SP 1-4 halusinasi di review kemali
Jumat, 9 April 2021 dan melaksanakan
SP diagnosa RPK
5 Jumat/ 9 April Resiko Perilaku Membina hubungan saling percaya Klien tenang, klien tampak sedih Pusparini
2021 Kekerasan Mengidentifikasi penyebab perasaan menceritakan keluarganya,klien juga Anggita A
Jam 10.15 WIB marah, tanda dan gejala yang dirasakan, terlihat marah saat menceritakan ibunya,
prilaku kekerasan yang dilakukan, serta klien menunduk saat bercerita tentang
akibatnya. keluarga, kontak mata kurang, mata
Mengajarkan pasien cara mengontrol berkaca-kaca, wajah menunjukkan
perasaan marah dengan cara fisik kesedihan
Menganjurkan pasien memasukkan cara
mengontrol prilaku kekerasan kedalam Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
jadwal kegiatan harian
S: - Klien mengatakan masalah yang
diahadapi, Klien mengatakan ia marah
saat mengingat ibunya yang dipasung,
klien mengatakan kadang tidak dapat
mengontrol marah dan sering
melampiaskan dengan memukul dinding,
klien mengatakan sudah ingat kembali
cara teknik napas dalam dan pukul bantal
yang benar
O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
menyebutkan cara kontrol marah dengan
pukul bantal dan napas dalam, klien
dapat mempraktekkan cara napas dalam
dan cara memukul bantal
A: SP 1 RPK mengenal hal yang

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
membuatnya marah dan mengontrol
marah dengan pukul bantalatau kasur
P : SP 2 RPK dilanjutkan setelah
kegiatan SP 1 RPK(Jumat, 9 April 2021)
6 Jumat/ 9 April Resiko Perilaku Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, klien tampak sedih Pusparini
2021 Kekerasan dilakukan yaitu latihan fisik tarik nafas menceritakan keluarganya,klien juga Anggita A
Jam 10.30 WIB dalam dan pukul bantal terlihat marah saat menceritakan ibunya,
Mengajarkan pasien cara mengontrol klien menunduk saat bercerita tentang
perasaan marah dengan minum obat secara keluarga, kontak mata kurang, mata
teratur berkaca-kaca, wajah menunjukkan
Menganjurkan pasien memasukkan kesedihan
minum obat secara teratur kedalam jadwal
kegiatan Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan

S: - Klien mengatakan masalah yang


diahadapi, Klien mengatakan ia marah
saat mengingat ibunya yang dipasung,
klien mengatakan kadang tidak dapat
mengontrol marah dan sering
melampiaskan dengan memukul dinding,
klien mengatakan masih jarang minum
obat, klien mengatakandapat
menyebutkan kembali caraminum obat
dengan benar
O:- Klien tampak tersenyum, kontak
mata mulai dipertahankan kembali, klien
dapat menyebutkan cara minum obat
yang baik dengan 6 benar, dan
menyebutkan cara mengurangi efek

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
samping obat
A: SP 1 RPK mengenal hal yang
membuatnya marah dan mengontrol
marah dengan pukul bantalatau kasur
P : SP 3 RPK dilanjutkan Sabtu, 10
April 2021)
7 Sabtu/ 10 April Resiko Perilaku Evaluasi validasi tindakan yang telah Klien tenang, klien tampak segar, klien Pusparini
2021 Kekerasan dilakukan yaitu meredakan rasa marah mempertahankan kontak, isi pikir dapat Anggita A
Jam 08.00 WIB dengan latihan fisik dan minum obat dimengerti
secara teratur
Mengajarkan klien cara mengontrol Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
perasaan marah dengan verbal, bicara
dengan baik S: - Klien mengatakan masalah yang
Menganjurkan klien memasukkan latihan diahadapi, Klien mengatakan saat ada
secara verbal kedalam jadwal kegiatan keinginan marah saat ini klien akan
harian menarik napas dalam dan mencoba
tenang, klien mengatakan sudah ingat
kembali cara mengonrol marah dengan
verbal
O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
menyebutkan cara kontrol marah dengan
verbal,klien dapat menyebutkan kembali
cara eminta yang baik, menolak yang
baik
A: SP 3 RPK melatih cara mengontrol
marah dengan cara berbicara yang baik
P : SP 4 RPK dilanjutkan setelah
kegiatan SP 3 RPK (Sabtu, 10 April
2021)

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
8 Sabtu/ 10 April Resiko Perilaku Evaluasi validasi tindakan yang telah Klien tenang, klien tampak segar, klien Pusparini
2021 Kekerasan dilakukan yaitu latihan fisik, latihan mempertahankan kontak, isi pikir dapat Anggita A
Jam 08.15WIB verbal, bicara dengan baik, dan minum dimengerti
obat secara teratur
Mengajarkan klien cara mengontrol Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
perasaan marah dengan cara spiritual
Menganjurkan klien memasukkan latihan S: - Klien mengatakan saat ada keinginan
secara verbal kedalam jadwal kegiatan marah saat ini klien akan menarik napas
harian dalam dan mencoba tenang, klien
mengatakan akan melakukan kegiatan
spiritual lagi untuk mengontrol marahnya
O:- Klien tampak tersenyum, klien dapat
menyebutkan cara kontrol marah dengan
verbal dan kegiatan spiritual
A: SP 3 RPK melatih cara mengontrol
marah dengan kegiatan spiritual
P : Evalusi SP 1-4 RPK dilanjutkan
setelah kegiatan SP 4 RPK (Sabtu, 10
April 2021)

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Tn. D Nama Mahasiswa: Pusparini Anggita A


Status Interaksi Perawat : Pertemuan ke 2 No Bp : 2041312005
Lingkungan : Rumah Klien Tanggal : 8 April 2021

Diskripsi Klien : Klien tampak tenang, klien tampak sedih menceritakan Jam : 09.30 WIB
keluarganya, kontak mata kadang ada, Klien
menyebutkan Halusinasi akhir-akhir ini sering muncul Lama : 10 Menit
Tujuan : Klien dapat menyebutkan obat dan carameminum obat Tempat: Rumah Klien, Pasaman Barat
dengan 6 benar serta klien meminum secara rutin kembali
obatnya

KOMUNIKASI KOMUNIKASI ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL NONVERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN

P: Assalamu‟alaikum, P : Duduk berhadapan, Perawat memulai Klien tampak bersedia Ucapan salam perawat
selamat pagi Dandi, tersenyum, sikap terbuka percakapan dengan sikap untuk berkomunikasi kepada klien menunjukkan
Masih ingat dengan saya? terbuka dengan perawat penghargaan perawat kepada
K : Melihat ke arah klien.
perawat dan mengulurkan Penghargaan kepada orang
tangan lain merupakan modal awal
seseorang dapat membuka
diri dengan orang lain.

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
K: Wa‟alaikumsalam, K : Klien memandang Perawat tetap menjaga Klien berespon positif Perawat mempertahankan
masih bu, Bu Anggit kan perawat dan menjawab posisi tubuh dengan dengan menjawab salam sikap terbuka, memandang
salam dari perawat, dan terapeutik yang disampaikan oleh dan mendengarkan dengan
mengatakan nama perawat perawat dan mengatakan penuh perhatian ketika
nama perawat berinteraksi dengan klien.
P : Mempertahankan sikap
terbuka, memandang, dan
mendengarkan dengan
penuh perhatian
P: Bagaimana perasaan P : Suara jelas, tetap Perawat mencoba membuka Klien tampak menerima Perawat mencoba menggali
Dandi saat ini? Apakah tersenyum, diri dan mencoba menggali dan terbuka dengan kondisi klien dengan
Dandi masih ada suara itu mempertahankan sikap data baru yang mungkin diskusi yang akan pertanyaan terbuka,
terdengar semalam, Dan? terbuka, memandang klien sangat diperlukan dari klien dilakukan dengan memberi kesempatan klien
dengan bersahabat perawat mengeksplorasikan apa yang
dirasakan klien
K : Memandang perawat,
wajah tampak rileks
K: Ndak kenapa-kenapa P: Mempertahankan Perawat menunjukkan sikap Klien menunjukkan sikap Klien masih belum
bu, ndak ada lagi bu, kontak mata terbuka dengan klien bingung dan berpikir membuka diri dengan
semalam ndak ada muncul (mengingat) perawat.
K: Menatap kearah
perawat lalu menunduk
P: Apakah Dandi ada P : Mempertahankan Mengevaluasi kegiatan Klien mendengarkan Teknik validasi untuk
melakukan cara yang telah kontak mata, sambil sebelumnya penjelasan dan terlihat memastikan ucapan klien.
kita pelajari sebelumnya? mengangguk perlahan, ingin mengungkapkan Kontrak waktu, topik dan
K: diingat saja bu, karna dengan suara penuh permasalahan yang tempat merupakan cara
halunya ga muncul perhatian dihadapi untuk menjalin hubungan
yang terapeutik.
K : Memandang

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
perawat, mendengarkan
dan menjawab pertanyaan,
muka tampak rileks,
tatapan mata mulai
dipertahankan
P : Baiklah, sesuai janji P : Mempertahankan Perawat mengkonfirmasi Klien setuju untuk Kontak topik agar klien
kita kemarin, sekarang kita kontak mata, sambil janji yang telah disepakati memulai diskusi, dan tidak bingung tentang
akan mengingat kembali mengangguk, dan sebelumnya klien berusaha mengingat pembahasan pada pertemuan
cara mengusir suara palsu tersenyum kearah klien janji topik
dengan cara yang kedua
yaitu dengan cara minum K : tersenyum dan
obat secara teratur mengangguk,
memalingkan wajah
K : iya,buk
P : Dimana kita P : Mempertahankan Perawat mengkonfirmasi Klien setuju untuk Kontak tempat agar klien
latihannya? kontak mata, dan tempat yang diinginkan memulai diskusi dengan merasa nyaman selama
tersenyum kearah klien untuk berdiskusi perawat, tempatnya proses interaksi
K : terserah ibu saja mengikut perawat
K : tersenyum dan tertawa,
P : baiklah disini saja ya serta memalingkan wajah
Dandi

P: Dandi mau latihan P : Mempertahankan Perawat mengkonfirmasi Klien setuju untuk Kontak waktu diperlukan
berapa lama? kontak mata, dan waktu yang diinginkan memulai diskusi dengan agar klien tidak merasa
tersenyum kearah klien untuk berdiskusi perawat, waktunya bosan dan tertekan selama
K : saya ngikut ibu saja bu mengikut perawat proses interaksi
K : tersenyum dan tertawa,
P : Baiklah Dandi, kita mempertahankan tatapan
latihannya 10 menit ya

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
P : Tujuannya pertemuan P : Mempertahankan Perawat menjelaskan tujuan Klien setuju untuk Penjelasan tujuan penting
ini, agar Dandi bisa kontak mata, tersenyum dari pertemuan yang akan memulai diskusi dengan dilakukan agar klien mampu
menghilangkan suara palsu kearah klien, dilakukan dalam mengontrol perawat, klien tampak mengambil kesimpulan dari
yang Dandi dengarkan menunjukkan sikap halusinasi dengan cara mendengarkan dengan apa yangakan dijelaskan
dengan bantuan obat pedulidan terbuka kepada kedua seksama penjelasan perawat
klien tujuan oleh perawat
K : oo, iya bu
K : tersenyum dan
mempertahankan tatapan
P : Baiklah Dandi, kita P : Mempertahankan Perawat menggali Klien berusaha Evaluasi kemampuan klien
akan mengingat kembali kontak mata, tersenyum pengetahuanyang masih mengingat kembali terhadap pengetahuan obat
cara meminum obatnya. kearah klien, dimiliki oleh klien Klien menjawab dengan yang dikonsumsi agar
Kemaren Dandi sudah menunjukkan sikap tergesa gesa penjelasan tepat sesuai
minum obat yang terbuka kepada klien kebutuhan klien
diberikan oleh perawat.
Dandi ingat tidak apa-apa K : raut wajah tampak
saja warna obat yang mengingat, tersenyum dan
diberikan kepada Dandi? mempertahankan tatapan

K : Eee... warna kuning,


putih, sama merah bu.
Merah jambu
P : bagus, benar. jadi P : Mempertahankan Perawat senang terhadap Klien senang karna dipuji Memberi pujian sebagai
Dandi makan obat yang kontak mata, tersenyum jawaban klien tentang warna bentuk apresiasi dan
warna putih, orange dan kearah klien, obat yang dikonsumsinya meningkatkan motivasi klien
merah jambu Dandi ya menunjukkan sikap
terbuka kepada klien
K : iya bu
K : tersenyum dan

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
mempertahankan tatapan
P : Jadi Dandi, obatnya P : Mempertahankan Perawat memberi informasi Klien merespon dengan Pemberian informasi
ada tiga macam. Yang kontak mata, tersenyum nama obat yang dikonsumsi baik, klien mengenai obat klien akan
warna putih ini namanya kearah klien, klien,dan dosis, serta waktu mendengarkan, klien membantu dalam
THP, yang warna orange menunjukkan sikap meminum obat mendapatkan informasi menigkatkan pengetahuan
ini namanya HLP dan terbuka dan peduli kepada tentang obatnya dan keinginan klien untuk
yang warna merah jambu klien, perawat semangat kembali dalam
Dandi ini namanya menunjukkan obat kepada meminum obat
Lansoprazol, THP dan klien
HLP ini harus Dandi
minum dua kali sehari, K : raut wajah tampak
Lansoprazolnya 1 kali mendengarkan penjelasan
setengah tablet sehari, dan klien
minumnya harusnya 1 kali mempertahankan tatapan
sehari yaitu pada jam 7
pagi, dan jam 7 malam Ya
walaupun anggit tau Dandi
merasa bosan, dia harus
diminum, coba di rutinkan
ya, kalau tidak nanti Dandi
merasa resah dan tidak
tenang, serta suara itu
mudah muncul
K : ooo baik bu

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
P : apakah sekarang terasa P : Mempertahankan Perawat menggali perasaan Klien menjawab dengan Evaluasi perasaan klien
seperti itu? kontak mata, tersenyum klien apabila tidak semangat, klien setuju untuk menyamakan pikiran
kearah klien, meminum obat dengan apa yangdi perawat tentang efek
K : iya bu, terasa sama menunjukkan sikap Perawat merasasenang katakan perawat minumm obat dengan apa
Dandi kalau ndak minum terbuka kepada klien, dengan respon klien yang sebenarnya di rasakan
obat ni lebih suka muncul antusias akan mampu memotivasi
suaranya klien untuk minum obat
K : raut wajah tampak
P :Nah benar kan, jadi sumringah, tersenyum dan
harus diminum ya. mempertahankan tatapan
P : Terkadang setelah P : Mempertahankan Perawat menggali perasaan Klien menjawab dengan Evaluasi perasaan klien agar
minum obat ini Dandi kontak mata, tersenyum klien setelah meminum obat semangat, klien setuju informasi yang diberikan
akan merasa haus atau kearah klien Perawat merasa senang dengan apa yangdi sesuai
mulut terasa kering, benar dengan respon klien yang katakan perawat
tidak? K : raut wajah tampak sumringah
sumringah, tersenyum,
K : iya, bu benar, kering lalu menunduk
tenggorokan ni, bu
P : Untuk mengurangi efek P : Mempertahankan Perawat memberi informasi Klien tampak berpikir Pemberian informasi
obatnya itu, Dandi bisa kontak mata, tersenyum cara mengurangi efek obat Klien mendengarkan mengenai efek obat klien
menghisap-hisap batu es kearah klien Perawat menjelaskan perawat akan membantu dalam
untuk menguranginya. Bila dengan hati-hati dan pelan Klien menggangguk menigkatkan pengetahuan
Dandi merasa badan tidak K : raut wajah tampak paham dan ketidaktahuan klien agar
enak, mata berkunang- tersenyum, dan semangat kembali dalam
berkunang, Dandi mendengarkan meminum obat
sebaiknya istirahat jangan
beraktifitas dulu

K : ooo begitu bu, oke bu

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
P : Harus diperhatikan P : Mempertahankan Perawat memberi informasi Klien tampak berpikir Pemberian informasi
sebelum Dandi minum kontak mata, tersenyum meminum obat dengan 6 Klien mendengarkan mengenai efek obat klien
obat, pertama lihat dulu kearah klien benar obat perawat akan membantu dalam
label yang menempel Perawat menjelaskan Klien menggangguk menigkatkan pengetahuan
bungkus obat, apa benar K : raut wajah tampak dengan hati-hati dan pelan- paham dan ketidaktahuan klien agar
nama Dandi yang tertulis tersenyum, dan pelan semangat kembali dalam
disitu, selain itu juga perlu mendengarkan meminum obat
diperhatikan berapa dosis
obatnya, berapa butir yang
harus diminum, waktu
memakan obatnya, jam
berapa Dandi harus minum
obat tersebut dan juga cara
minum obatnya. Obatnya
diminum terus ya Dandi,
dan jangan menghentikan
minum obatnya. Nanti,
jika obatnya habis Dandi
bisa pergi ke Puskesmas
untuk memperolehnya.
Yang penting, Dandi
jangan sampai putus obat
ya.
P : Bagaimana perasaan P : Mempertahankan Perawat senang karna Perasaan sesuai dengan Mengevaluasi perasaan yang
Dandi setelah kita kontak mata, tersenyum jawaban klien sesuai dengan yang diharapkan dirasakan klien
berbincang-bincang kearah klien yang diharapkan
tentang cara minum obat
yang benar ? K : raut wajah tampak
tersenyum, menatap mata

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
K : senang bu, jadi ingat perawat
lagi obatnya
P : Coba Dandi sebutkan P:Mempertahankan, Berharap klien mau Klien memberikan respon Mengevaluasi kemampuan
lagi apa yang sudah kita Kontak mata, menunduk bertinteraksidan yang diharapkan klien
bicarakan tadi. menjelaskan dengan benar
K: Menunduk, Menatap ke
K : obatnya ada 3, THP arah perawat,
warnanya putih, yang menjelaskan, sesekali
warna kuning ini namanya tertawa
HLP, yang merah namanya
Lansoprazol, THPdan HLP P: Tersenyum
minum 2x sehari 1 buah,
yang merah ini 1x sehari ½
bu
P : Bisa Dandi sebutkan P:Mempertahankan, Berharap klien mau Klien memberikan respon Mengevaluasi kemampuan
lagi apa yang harus Kontak mata, bertinteraksi dan yang diharapkan klien
diperhatikan sebelum mendengarkan menjelaskan dengan benar
minum obat?
K: Menunduk, Menatap ke
K : nama yang menempel arah perawat,
di bungkus obat, berapa menjelaskan
banyak obatnya yang harus
diminum, jam berapa P: Tersenyum
memakan obatnya, dan
juga cara minumnya,
jangan tinggal, terus kalau
habis minta ke puskesmas

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
P : Bagus, Dandi bisa P : Mempertahankan Perawat senang terhadap Klien senang karna dipuji Memberi pujian sebagai
menyebutkannya dengan kontak mata, tersenyum jawaban klien tentang warna bentuk apresiasi dan
tepat kearah klien, obat yang dikonsumsinya meningkatkan motivasi klien
menunjukkan sikap
K : hehe, iya bu terbuka kepada klien

K : tersenyum dan
mempertahankan tatapan
P : Karna Dandi sudah bisa P:Mempertahankan kontak Perawat memberikan tugas Klien menerima tugas Memberikan tugas untuk
melakukannya, sekarang mata pada klien untuk berlatih dari perawat memberikan kesempatan
kita masukkan ke jadwal K:Menunduk, Menatap dan dievaluasi pada pada klien untuk berlatih
ya Dandi, Seperti biasa, perawat pertemuan selanjutnya secara mandiri
kegiatan ini dimasukkan
kejadwal harian Dandi, iya P:Tersenyum
bagus Dandi

K : iya bu
P : Nah, sudah berapa cara P : Mempertahankan Perawat senang terhadap Klien senang karna dipuji Memberi pujian sebagai
mengontrol suara palsu kontak mata, tersenyum jawaban klien Klien menyetujui kontrak bentuk apresiasi dan
yang kita pelajari Dandi?. kearah klien, Menanyakan kontrak selanjutnya meningkatkan motivasi klien
menunjukkan sikap selanjutnya dan berharap Kontrak selanjutnya adalah
K : 2 bu. Menghardik terbuka kepada klien klien mau berdiskusi lagi mengulangi kembali cara
sama minum obat ercakap-cakap dengan orang
K : tersenyum dan lain
P : Benar, sudah dua yaitu mempertahankan tatapan
dengan cara menghardik
dan minum obat secara P : tersenyum, menatap
teratur dan benar. mata klien
Bagaimana kalau besok

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
kita latihan cara yang lain K : tersenyum dan
untuk menunduk
mencegah/mengontrol
marah dengan cara yang ke
tiga. Dandi masih ingat?.

K : berbincang dengan
orang lain

P : Ya, dengan bercakap


cakap dengan orang lain.
P : Dandi maunya jam P: Tersenyum Berharap klien menentukan Mendengarkan dan Agar untuk pertemuan
berapa kita berbincang- tempat pertemuan meyetujui selanjutnya klien dapat
bincang? K: Mengangguk kesepakatan mengingat tempatnya

K : sekarang aja bu, nanti


ndak pula sempat lagi

P : Oo sekarang saja?
Dilanjut saja berarti ya ?
10 menit apakah Dandi
mau?

K : mau bu

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
P : Baiklah Dandi, kalau P: Tersenyum Terminasi merupakan tahap Mengambil manfaat dari Mengucapakan salam pada
begitu kita akan mengingat akhir dari setiap terapi kegiatan yang diberikan fase terminasi meningkatkan
kembali cara mengontrol K: Mengangguk perawat hubungan saling percaya dan
halusinasi dengan menunjukkan kesan perawat
bercakap-cakap ya. saya P: Tersenyum siap membantu klien kapan
tutup dulu ya Dandi, Perawata meninggalkan saja
Assalamualaikum K: Mengangguk dan klien denga perasaan lega
tersenyum bahwa terapi atau kegiatan
K : waalaikumusalam klien bisa dilakukannya
secara mandiri

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021
Link Video SP 2 Halusinasi Pada Tn. D

https://youtu.be/uJmOGJx4mZ8

Pusparini Anggita Ayuningtyas


2041312021

Anda mungkin juga menyukai