DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
6. Fase Halusinasi
Fase halusinasi menurut (Kusumawati dan Hartono, 2010) ada 4 yaitu :
a. Comforting
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan
untuk meredakan ansietas.Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik.
b. Condemning
Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan.Klien
mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan
sumber yang dipersepsikan.Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf
otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung,
pernapasan dan tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan
kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita.
c. Controling
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan
dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang
lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika akan
berhubungan dengan orang lain.
d. Consquering
Terjadi pada panik Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi.Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik
diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu
berespon lebih dari 1 orang.Kondisi klien sangat membahayakan.
Isolasi sosial
B. STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan ke : 1
1. Kondisi pasien
Klien mengatakan mendengar sesuatu . Klien merasa takut pada suara itu dan bersikap
seperti mendengar sesuatu. Kemudian klien berlari kesana kemari. Seteleh itu klien
mengalami disorientasi, konsentrasi rendah dan pikiran cepat berubah-ubah.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
b. Tujuan khusus:
c. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
4. Intervensi
5. Strategi pelaksanaan.
a. Fase Orientasi
1) Salam terapiutik
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya (...), Saya biasa dipanggi (..). Saya dari
Universitas Ngudi Waluyo. Saya disini dari hari Senin sampai dengan hari
Sabtu dari jam 08.00 s/d 13.00 WIB. Kalau boleh tahu nama bapak siapa dan
senang dipanggil siapa?. Tujuan Saya disini menyelesaikan sesuatu yang
bapak rasakan, kita selesaikan bersama – sama ya Pak?”
2) Validasi
"Bagaimana perasaan Bapak saat ini?. Bagaimana tidurnya semalam, Pak?.
Ada keluhan tidak? Apakah Bapak masih mendengar sesuatu yang orang lain
tidak mendengar?”
3) Kontrak
“Apakah bapak tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya? Menurut
bapak sebaiknya kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini bapak
dengar tetapi tidak tampak wujudnya? Berapa lama kira-kira kita ngobrol?
Bapak mau berapa lama?bagaimana kalau 15 manit? Bisa? Tempatnya mau
dimana pak?. Bagaimana kalo kita berbincang – bincangnya ditaman?”.
b. Fase Kerja
1) Coba ceritakan suara-suara apa yang sering didengar?
2) Suara yang seperti apa yang didengar?
3) Kapan saja suara itu terdengar?
4) Berapa kali suara itu terdengar?
5) Pada saat sedang melakukan apa suara itu muncul?
6) Bagaimana perasaan ketika suara-suara itu muncul?
7) Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara-suara yang muncul?
8) Bagaimana kalau Bapak mengisi jadwal kagiatan harian cara menghardik?
c. Fase Terminasi
1) Evluasi
"Setelah kita ngobrol tadi, cobak bapak simpulkan pambicaraan kita tadi?”
”Coba sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.”
2) Rencana tindak lanjut
" Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan bapak coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian klien)
3) Kontrak pertemuan selanjutnya
"Bapak bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara berbicara
dengan orang lain saat suara-suara itu muncul? Kira-kira waktunya kapan ya?
Bagaimana kalau besok jam 9.30 WIB, bisa? Kira-kira tempat yang enak
ngobrol besok di mana ya, apa masih di sini atau cari tempat yang nyaman?
Sampai jumpa besok .
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf. (2017). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa (I). Jakarta: Salemba Medika.
Azizah, L. M. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA (Teori dan Aplikasi
Praktik Klinik) (I). Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Kusumawati dan Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Nurhalimah. (2016). KEPERAWATAN JIWA. In Anang (Ed.), The British Journal of Psychiatry
(1st ed., Vol. 111). https://doi.org/10.1192/bjp.111.479.1009-a
Wijayaningsih, K. s. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta Timur:
TIM.