Disusun Oleh :
Lisa Febriyanti
203203039
Disusun Oleh :
Lisa Febriyanti
203203039
(………………………) (…………..…………)
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
A. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan persepsi sensori yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa (Keliat, Akemat, Helena, & Nurhaeni, 2013). Halusinasi
adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon neurobiologis maladaptif.
Klien sebenarnya mengalami distorsi sensori sebagai hal yang nyata dan meresponnya
(Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetul-
betulnya tidak ada (Damaiyanti & Iskandar, 2012).
Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari
panca indera tanpa disertai suatu ransangan (stimulus) eksternal. Menurut Yosep &
Sutini (2016), pada pasien skizofrenia, 90 % pasien mengalami halusinasi. Halusinasi
adalah gangguan penerimaan pancaindra tanpa stimulasi eksternal (halusinasi
pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman, dan perabaan).
Pasien halusinasi merasakan adanya stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Perilaku yang teramati pada pasien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran
adalah pasien merasa mendengarkan suara padahal tidak ada stimulus suara.
Sedangkan pada halusinasi penglihatan pasein mengatakan melihat bayangan orang
atau sesuatu yang menakutkan padahal tidak ada bayangan tersebut. Pada halusinasi
penghidu pasien mengatakan membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain tidak
merasakan sensasi serupa. Sedangkan pada halusinasi pengecapan, pasien mengatakan
makan atau minum sesuatu yang menjijikkan. Pada halusinasi perabaan pasien
mengatakan serasa ada binatang atau sesuatu yang merayap ditubuhnya atau di
permukaan kulit.
3. Tahap III : Pada tahap ini halusinasi mulai mengendalikan perilaku pasien,
pasien berada pada tingkat ansietas berat. Pengalaman sensori menjadi menguasai
pasien.
Karakteristik : Pasien yang berhalusinasi pada tahap ini menyerah untuk
melawan pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya.
Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian
jika pengalaman tersebut berakhir ( Psikotik )
Perilaku yang teramati:
a. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari
pada menolak.
b. Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari ansietas
d. berat seperti : berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti petunjuk.
4. Tahap IV : Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan dan tingkat
ansietas berada pada tingkat panik. Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit
dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik : Pengalaman sensori menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah halusinasinya. Halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari
apabila tidak diintervensi (psikotik).
Perilaku yang teramati :
a. Perilaku menyerang - teror seperti panik.
b. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
c. Amuk, agitasi dan menarik diri.
d. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek .
e. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
E. Jenis-jenis halusinasi
Jenis halusinasi Data Obyektif Data Subyektif
Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-
Pendengaran Marah-marah tanpa sebab suara atau
Menyedengkan telinga ke kegaduhan.
F. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal didalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
keluarga. Tanda dan gejala gangguan sensori persepsi halusinasi dapat ditemukan
dengan wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut
a. Dari pengamatan saya sejak tadi, bapak/ibu tampak seperti bercakap-cakap
sendiri apa yang sedang bapak/ibu dengar/lihat?
b. Apakah bapak/ibu melihat bayangan-bayangan yang menakutkan?
c. Apakah ibu/bapak mencium bau tertentu yang menjijikkan?
d. Apakah ibu/bapak meraskan sesuatu yang menjalar ditubuhnya?
e. Apakah ibu/bapak merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak
mengenakkan?
f. Seberapa sering bapak//ibu mendengar suara-suara atau melihat bayangan
tersebut?.
g. Kapan bapak/ ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
h. Pada situasi apa bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
i. Bagaimana perasaaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayangan
tersebut?
j. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat
bayangan tersebut?
Tanda dan gejala halusinasi yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai
berikut:
a. Pasien tampak bicara atau tertawa sendiri
b. Marah-marah tanpa sebab
c. Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga.
d. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
e. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
f. Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
g. Menutup hidung.
h. Sering meludah
i. Muntah
j. Menggaruk permukaan kulit
2. Diagnosis Keperawatan
Langkah kedua dalam asuhan keperawatan adalah menetapkan diagnosis
keperawatan yang dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala gangguan sensori
persepsi : halusinasi yang ditemukan. Data hasil observasi dan wawancara
dilanjutkan dengan menetapkan diagnosis keperawatan.
No Data Masalah
1 Data Objektif : Halusinasi
Bicara atau tertawa sendiri
Marah marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke posisi
tertentu.
Menutup telinga
Data Subjektif :
Mendengar suara-suara atau
kegaduhan
No Data Masalah
Mendengar suara yang mengajak
bercakap-cakap
Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu
yang berbahaya
Halusinasi
RencanaTindakan
Diagnosis Tujuan
Tindakan (Pasien) Tindakan (Keluarga)
Halusinasi TUM : TindakanPsikoterapeutik SP I
Setelah dilakukan tindakan 1) Bina hubungan saling percaya. 1. Diskusikan masalah yang
keperawatan, klien mampu mengontrol 2) Adakan kontak sering dan singkat secara dirasakan dalam merawa tpasien.
halusinasi. bertahap. 2. Jelaskan pengertian, tanda &
TUK: 3) Observasi tingkah laku klien. gejala, dan proses terjadinya
Setelah melakukan interaksi dengan 4) Tanyakan keluhan yang dirasakan klien. halusinasi (gunakan booklet).
klien selama … s.d. …. kali, klien 5) Lakukan strategi pelaksanaan 3. Jelaskan cara merawat halusinasi.
dapat mengontrol halusinasi dengan psikoterapeutik : 4. Latih cara merawat halusinasi:
kriteria hasil : SP I hardik.
TUK SP 1:Klien dapat membina 1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, 5. Anjurkan membantu pasien sesuai
hubungan saling percaya dengan waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, jadwal dan memberi pujian.
perawat, klien dapat mengidentifikasi respon.
halusinasi, klien dapat mempraktikan 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi :
cara mengontrol halusinasi dengan hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
menghardik. kegiatan.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik.
TUK SP2 :Klien dapat mempraktikan SP II SP II
dan memasukkan cara mengontrol 1. Evaluasi kegiatan menghardik. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
halusinasi dengan obat dalam kegiatan Beripujian. merawat/melatih pasien
harian. 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik. Beripujian.
obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat). obat.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 3. Latih cara memberikan/
latihan menghardik dan minum obat. membimbing minum obat.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberipujian.
TUK SP 3 :Klien dapat mempraktikan SP III SP III
dan memasukkan cara mengontrol 1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
halusinasi dengan bercakap-cakap obat. Beri pujian. merawat/melatih pasien
dalam kegiatan harian. 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan memberikan obat.
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi. Beripujian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan
latihan menghardik, minum obat dan melakukan kegiatan untuk
bercakap-cakap. mengontrol halusinasi.
3. Latih dan sediakanwaktu
bercakap-cakap dengan pasien
terutama saat halusinasi.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian.
TUK SP 4 :Klien dapat mempraktikan SP IV SP IV
dan memasukkan cara mengontrol 1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
halusinasi dengan melakukan kegiatan obat & bercakap-cakap. Beripujian. merawat/melatih pasien
dalam jadwal harian. 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, memberikan obat &
melakukan kegiatan harian (mulai 2 bercakap-cakap. Beripujian.
kegiatan). 2. Jelaskan follow upke RSJ/PKM,
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk tanda kambuh, rujukan.
latihan menghardik, minum obat, 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
bercakap-cakap dan kegiatan harian. jadwal dan memberikan pujian.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhalimah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.