Disusun oleh:
Okki Dhona Laksmita
14/ 375172/ KU/ 17495
Disusun oleh:
Okki Dhona Laksmita
14/ 375172/ KU/ 17495
A. DEFINISI
Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari 5 indera
(pendengaran, penglihatan, peraba, pengecap, penghidu) (Stuart, 2013).
Halusinasi adalah gangguan penerimaan panca indera tanpa ada stimulus/
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi
saat kesadaran individu itu penuh atau baik.
Halusinasi pendengaran adalah halusinasi dimana seseorang mendengar
suara-suara, contohnya suara berisik atau bicara tentang pasien, suara yang
membicarakan apa yang pasien pikirkan, suara memerintah dan kadang suara
tersebut memerintahkan pasien untuk melakukan sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi penglihatan adalah halusinasi dimana seseorang melihat
gambaran mungkin dalam bentuk lintasan cahaya, gambaran geometris,
gambaran kartun, atau pandangan yang terperinci atau kompleks. Penglihatan
tersebut bisa jadi menyenangkan atau malah menakutkan misalnya melihat
monster.
B. ETIOLOGI
Halusinasi mungkin disebabkan oleh banyak faktor, tetapi penyebab
terjadinya halusinasi pada klien dengan masalah psikiatri adanya stress
psikologi atau kurangnya stimulus dari lingkungan. Pada klien dengan
masalah psikiatri, stres psikologi bisa menyebabkan klien berhalusinasi. Stres
ini mungkin berasal dari dirinya sendiri, berpikir negatif, dan menyalahkan
diri sendiri. Kurangnya stimulus lingkungan juga dapat menyebabkan
halusinasi.
C. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS
Respon Adaptif Respon Maladaptif
E. JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Auditory
Adalah halusinasi pendengaran dimana seseorang mendengar suara-suara
2. Visual
Adalah halusinasi penglihatan dimana seseorang melihat gambaran
mungkin dalam bentuk lintasan cahaya, pandangan yang terperinci atau
kompleks
3. Olfactory
Adalah halusinasi penghidu dimana seseorang membaui bau busuk, sangat
menjijikan, bau tengik, tetapi kadang-kadang bau bisa menyenangkan
4. Gustatory
Adalah halusinasi pengecap dimana seseorang merasa mengecap sesuatu
yang busuk, menjijikan, rasa tengik
5. Tactile
Adalah halusinasi peraba dimana seseorang mengalami perasaan tidak
nyaman atau nyeri tanpa adanya rangsangan, misalnya merasakan sensasi
listrik datang dari tanah
6. Cenestetic
Adalah halusinasi dimana seseorang merasakan fungsi tubuhnya sendiri,
misalnya seseorang merasakan darah mengalir melalui pembuluh darah
7. Kinesthetic
Adalah halusinasi dimana seseorang mengalami sensasi pergerakan saat
berdiri, tidak bergerak atau sebaliknya pada saat bergerak, dia merasa
seperti hanya diam saja
F. TINGKAT HALUSINASI
1. Level 1
Menyenangkan-kecemasan rendah. Secara umum halusinasi bersifat
menyenangkan.
Karakteristik:
Kecemasan, kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba utnuk
memusatkan pada penanganan pikiran untuk mengurangi ansietasnya.
Individu memahami bahwa pikiran dan sensorinya itu dapat dikendalikan
jika kecemasan dapat diatasi.
Perilaku yang teramati:
a. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
b. Menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara.
c. Gerakan mata yang cepat.
d. Respon verbal yang lamban.
e. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan.
2. Level 2
Menyenangkan-kecemasan rendah. Secara umum halusinasi bersifat
menyenangkan.
Karakteristik:
Kecemasan, kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba utnuk
memusatkan pada penanganan pikiran untuk mengurangi ansietasnya.
Individu memahami bahwa pikiran dan sensorinya itu dapat dikendalikan
jika kecemasan dapat diatasi.
Perilaku yang teramati:
a. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
b. Menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara.
c. Gerakan mata yang cepat.
d. Respon verbal yang lamban.
e. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan.
3. Level 3
Mengendalikan-kecemasan tingkat berat. Pengalaman sensori menjadi
penguasa/ menguasai.
Karakteristik:
Menyerah untuk melawan pengalaman halusinasi dan membiarkan
halusinasi, dapat berupa permohonan:individu mungkin merasa kesepian
jika pengalaman halusinasi itu hilang.
Perilaku yang teramati:
a. Mengikuti petunjuk dari halusinasi daripada menolaknya.
b. Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c. Rentang perhatian hanya dalam beberapa menit bahkan detik.
d. Gejala fisik kecemasan berat seperti keringat banyak, tremor,
ketidakmampuan mengiktui petunjuk.
4. Level 4
Menaklukkan-kecemasan tingkat panik. Secara umum halusinasi menjadi
lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik:
Pengalaman sensori mungkin menakutkan, jika individu tidak mengikuti
perintah. Dapat terjadi beberapa jam atau hari jika tidak ditangani dengan
baik.
Perilaku teramati:
a. Perilaku menyerang, teror, panik.
b. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau melukai orang lain.
c. Kegiatan fisik yang merefleksikan halusik\nasi seperti amuk, agresi,
menarik diri.
d. Tidak mampu merespon petunjuk yang kompleks.
e. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari 1 orang.
3. Tingkatkan
Enhancement)
a. Bantu klien mengide
kesulitan dalam berko
b. Tingkatkan kesadara
keterbatasan dalam be
c. Dukung klien menge
telah terbina.
d. Dukung dalam aktivit
e. Beri reinforcement a
No. Diagnosa NOC
klien.
f. Libatkan klien dalam