Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori presepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa, klien merasa sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan tanpa stimulus nyata. (Keliat 2019). Halusinasi adalah
gangguan atau perubahan presepsi dimana pasien mempresepsikan suatu yang
sebenanrnya tidak terjadi. (Prabowo 2017). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana
klien mengalami perubahan sensosri presepsi yang disebabkan stimulus sebenarnya
itu tidak ada. (Sutejo 2017). Halusinasi adalah presepsi klien terhadap lingkungan
tanpa stimulus yang nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak
nyata tanpa stimulus atau rengsangan dari luar. (Stuart dalam Azizah 2019).
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasien menurut (Oktiviani 2020):
- Menyeringan atau tertawa yang tidak sesuai
- Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
- Gerakan mata cepat
- Menutup telinga
- Respon verbal lambat atau diam
- Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan
- Terlihat bicara sendiri
- Mengerakan nola mata dengan cepat
- Bergerak seperti membuang atau mengambil sesuatu
- Dududk terpaku, memandang sesuatu, tiba-tiba berlari
- Disorientasi (waktu, tempat, dan orang)
- Perubahan kemampuan dan memecahkan masalah
- Perubahan perilaku dan pola komunikasi
- Gelisah, ketakutan dan ansietas
- Peka rangsangan
3. Klasifikasi halusianasi
Menurut (yusuf 2018) klasifikasi halusinasi dibagi menjadi 5 yaitu:
4. Rentang Respon
a. Respon adaptif yaitu respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya
yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut, respon
adaptif:
- Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan. Presepsi
akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyaraan.
- Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbil dari
pengalaman.
- Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
- Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
b. Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, adapun respon
maladaptif meliputi:
- Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walpun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial.
- Halusinasi merupakan presepsi sensori yang salah atau presepsi eksternal yang
tidak realita atau tidak ada.
- Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
- Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu yang tidak teratur.
- Isolasi sosial adalah kondisi kesendirisn yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang
negatif mengancam.
5. Pohon Masalah
6. Diagnosa Keperawatan
Pada teori halusinasi (NANDA 2015-2017) diagnosa keperawatan yang muncul
sebanyak 3 diagnosa keperawatan (Aji 2019) meliputi:
1. Halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
7. Penatalaksanaan
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang paling sering terjadi pada gangguan
skizofrenia. Dimana skizofrenia merupakan jenis psikosis, adapun tindakan penatalaksanaan
dilakukan dengan terapi (pardede dan wardani 2018) yaitu:
1. Psikofarmakologis
Obat yang penting dalam pengobatan skizofrenia, karena obat dapat membantu pasien
skizofrenia untuk menimbulkan gejala perilaku kekerasan, halusinasi, dan harga diri
rendah. Sehingga pasien skizofrenia harus patuh minum obat secara teratur dan mau
mengikuti perawat.
- Haloperidol 3x5 mg (tiap 8 jam) intra muscular
- Clorpromazin 25-50 mg diberikan intra muscular setiap 6-8 jam sampai
keadaan akut teratasi
- Triheksifenidil 1-2x2 mg sehari
2. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif lama, juga merupakan bagian penting dalam proses
trapeutik. Upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,
minciptakan lingkungan trapeutik, motivasi klien mendapat ungkapan perasaaan
secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur terhadap klien.
No Diagnosa Intervensi
1. Gangguan presepsi sensori: Halusinasi SP 1:
DO: 1. Identifikasi isi,
- Klien sering marah-marah waktu terjadi,
- Mondar mandir situasi pencetus
- Berbicara sendiri dan respon
- Bicara ngaur terhadap
- Sering senyum-senyum sendiri halusinasi
DS: 2. Mengontrol
- Keluarga klien mengatakan bahwa halusinasi
klien sering berteriak-teriak di dengan cara
rumah menhardik
- Klien sering mendengar suara-suara SP 2:
tanpa wajah yang menyuruhnya Mengontrol halusinasi
untuk sholat dengan minum obat
- Klien merasa gelisah dan takut secara teratur
mendengar suara tersebut SP 3:
Mengontrol halusinasi
dengan bercakap-
cakap dengan orang
lain
SP4:
Mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
aktifitas terjadwal
Anggraini, T & Maula, (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada AnS Dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran. Karya Tulis
Ilmiah, Universitas Kusuma Husada Surakarta.
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1510/1/naskah%20publikasi%20titani
a%20anggraini.pdf
HALUSINASI
DISUSUN OLEH
NIM: 21062087
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2022