Anda di halaman 1dari 23

HALUSINASI

Oleh kelompok 3
PENGERTIAN HALUSINASI
• Halusinasi adalah Persepsi klien Terhadap lingkungan Tanpa stimulus yang nyata Artinya
klien menginterpretasikan Sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulu atau rangsangan dari luar.
• Klien memberi persepsi Atau pendapat tentang lingkungan Tanpa ada objek atau rangsangan
Yang nyata.
• Contohnya klien mengatakan mendengar suara pada hal tidak ada orang berbicara.
TANDA DAN GEJALA
1. Berbicara, tertawa, Dan tersenyum sendiri.
2. Bersikap seperti mendengar sesuatu.
3. Berhenti berbicara saat ditengah kalimat Untuk mendengarkan sesuatu.
4. Kurang konsentrasi.
5. Alur pikir kacau.
6. Respon yang tidak sesuai.
7. Menarik diri.
8. Suka marah tiba-tiba Dan menyerang orang lain tanpa sebab.
9. Sering melamun.
ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan : Rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga Yang menyebabkan
klien tidak mampu menyadari sejak kecil, mudah frustasi, kehilangan percaya diri dan
rentang terhadap stress.
b. Faktor sosial kultural : Seseorang yang merasa tidak terima Di lingkungan sejak bayi akan
merasa di singkirkan, kesepian dan tidak percaya Pada lingkungannya.
c. Faktor biokimia : adanya stress yang berlebihan di alami seseorang maka di dalam tubuh
akan dihasilkan Suatu zat yang dapat bersifat halusinogik neurokimia.
LANJUTAN
d. Faktor Psikologis : adanya kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab Mudah
terjerumus pada penggunaan zat adiktif hal ini berpengaruh pada Ketidakmampuan klien
Dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya.

e. Faktor genetik dan pola asuh : anak sehat yang diasuh orang tua Skizofrenia cenderung
Mengalami Skizofrenia. Dimana faktor Keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berwpngaruh pada penyakit ini.
LANJUTAN
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis : gangguan pada komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diterpretasikan.
b. Stress lingkungan : ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber kopong : sumber kopling mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
Kerusakan komunikasi

Bicara, senyum, tertawa sendir


PATOFISIOLOGI
Konsentrasi mudah berubah, kekacauan arus piker

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


Perubahan proses pikir, arus, bentuk,isi

Mempengaruhi neurotransmitter otak Mendengar bisikan yang


Menyuruh untuk membunuh
Atau di bunuh
Stimulus SSO, internal meningkat, eksternal

Perubahan persepsi sensori: halusinasi


Tidak peduli dengan lingkungan sekitar

Focus pada diri sendiri Merangsang keluarnya zat halusinogen

HDR

Koping maladaptif

Stress psikologis
FASE-FASE PADA HALUSINASI
Fase 1 : comforting.
Ansietas sedang halusinasi meneyenangkan.

Fase 2 : condemning.
Ansietas berat halusinasi menjadi menjijikkan (menyalahkan).

Fase 3 : Controlling.
Ansietas berat pengalaman sensori menjadi berkuasa (mengendalikan).

Fase 4 : conquering.
Panik umumnya menjadi melebur dalam halusinasi.
RENTANG RESPON

Respon adaptif Respon psikososial Respon maladaptif

 Kadang-kadang
 Pikiran logis  Waham
proses piker
 Persepsi akurat  Halusinasi
terganggu
 Emosi konsisten  Kerusakan proses
 Ilusi
dengan pengalaman emosi
 Emosi berlebihan
 Perilaku cocok  Perilaku tidak
 Perilaku yang tidak
 Hubungan sosial terorganisasi
biasa
harmonis  Isolasi sosial
 Menarik diri
JENIS HALUSINASI

1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penghidung
4. Halusinasi penegcapan
5. Halusinasi perabaan
6. Halusinasi chenestetic
7. Halusinasi kinistetik
MEKANISME KOPING

Biasanya pada klien halusinasi cenderung berperilaku maladaptive, seperti mencederai diri-
sendiri dan orang lain di sekitarnya. Malas beraktifitas, perubahan suatu persepsi dengan
berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain, mempercayai orang lain dan
asyik dengan stimulus internal.
PERILAKU HALUSINASI

• Proses pikir terganggu adalah proses piker yang menimbulkan gangguan.


• Ilusi adalah penilaian yang salah tentang penerapannya yang benar-benar terjadi karena
rangsangan panca indera.
• Emosi berlebihan atau berkurang.
• Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas kewajaran
• Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
PROSES KEPERAWATAN
“PENGKAJIAN”

a. Data fokus : persepsi halusinasi.

b. Masalah keperawatan:
• Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
• Resiko tinggi perilaku kekerasan
• Isolasi sosial
LANJUTAN

“C. ANALISIS DATA”

No. Data Fokus Masalah

1. DS: Perubahan persepsi sensori:


 Mendengar bisikan-bisikan. halusinasi pendengaran.
 Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
 Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
DO:
 Tampak tegang dan gelisah.
 Bicara atau tertawa sendiri.
 Mengarahkan telinga ke posisi tertentu.
 Menutup telinga.
2. DS: Resiko tinggi perilaku kekerasan
 Mudah marah tanpa sebab, nada bicara tinggi, mudah tersinggung.
 Marah-marah hanya dibiarkan saja karena akan redah dengan sendirinya.
POHON MASALAH

Resiko tinggi perilaku kekerasan


Effect

Core Problem Perubahan sensori persepsi : Halusinasi

Cause
Isolasi sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran


2. Isolasi sosial
3. Resiko tinggi perilaku kekerasan
INTERVENSI
No. Pasien Keluarga
(P) (K)

1. SPI P SPI K
 Identifikasi halusinasi isi, frekuensi, waktu terjadi situasi pencetus,  Masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
perasaan, respon.  Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya halusinasi (gunakan
 Jelaskan cara mengontrol halusinasi hardik, obat, bercakap-cakap, booklet).
melakukan kegiatan.  Jelaskan cara merawat halusinasi.
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.  Latih cara merawat halusinasi herdik.
 Masukan pada judul kegiatan untuk latihan menghardik.  Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

2. SPII P SPII K
 Evaluasi kegiatan menghardik, beri pujian.  Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik. Beri pujian.
 Latihan cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,  Jelaskan 6 benar cara memberikan obat.
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinoitas, minum obat).  Latih cara memberikan/ membimbing minum obat.
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum  Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
obat.
LANJUTAN
3. SPIII P SPIII K
 Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat serta bercakap-cakap. Beri pujian.  Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik,
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian misalnya mulai 2 memberikan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
kegiatan.  Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-  Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
cakap, dan kegiatan harian.

4. SPIV P SPIV K
 Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.  Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik, memberikan
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian misalnya dengan 2 obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
kegiatan.  Jelaskan Follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mengharrdik, minum obat, bercakap-cakap  Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
dan kegiatan harian.

5. SPV P SPV K
 Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian. Beri pujian.  Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik dan memberikan
 Latih kegiatan harian.
obat dan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian dan follow up. Beri pujian.
 Nilai kemampuan yang telah mandiri.
 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien.
 Nilai apakah halusinasi terkontrol.
 Nilai kemampuan keluarga melakukan control ke RSJ/PKM
IMPLEMENTASI
No. Pasien Keluarga
(P) (K)
1. SPI P SPI K
 Mengidentifikasi halusinasi isi, frekuensi, waktu terjadi situasi pencetus, perasaan,  Masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
respon.  Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya halusinasi (gunakan
 Menjelaskan cara mengontrol halusinasi hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan booklet).
kegiatan.  Menjelaskan cara merawat halusinasi.
 Melatih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.  Melatih cara merawat halusinasi herdik.
 Memasukkan pada judul kegiatan untuk latihan menghardik.  Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

2. SPII P SPII K
 Mengevaluasi kegiatan menghardik, beri pujian.  Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik. Beri pujian.
 Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna,  Menjelaskan 6 benar cara memberikan obat.
dosis, frekuensi, cara, kontinoitas, minum obat).  Melatih cara memberikan/ membimbing minum obat.
 Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.  Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

3. SPIII P SPIII K
 Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat serta bercakap-cakap. Beri  Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik, memberikan
pujian. obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
 Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian misalnya  Menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
mulai 2 kegiatan.  Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
 Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, dan kegiatan harian.
LANJUTAN
4. SPIV P SPIV K
 Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat dan bercakap-  Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik,
cakap. Beri pujian. memberikan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
 Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan  Menjelaskan Follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
harian misalnya dengan 2 kegiatan.  Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
 Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mengharrdik,
minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian.

5. SPV P SPV K
 Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, bercakap-cakap dan  Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik dan
kegiatan harian. Beri pujian. memberikan obat dan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian dan follow up.
 Melatih kegiatan harian. Beri pujian.
 Menilai kemampuan yang telah mandiri.  Menilai kemampuan keluarga merawat pasien.
 Menilai apakah halusinasi terkontrol.  Menilai kemampuan keluarga melakukan control ke RSJ/PKM
EVALUASI

Metode penulisan evaluasi keperawatan dalam progress notes/ catatan perkembangan pasien
dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP.
• Subjective (S) adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan.
• Objective (O) adalah informasi yang dapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran
yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
• Assessment (A) adalah gangguan sensori persepsi halusinasi.
• Planning (P) adalah latihan menghardik pada pasien, latihan bercakap-cakap dengan orang
lain, melakukan kegiatan dan minum obat.
TAK PADA HALUSINASI
1. TAK orientasi realitas:
a) Sesi 1: pengenalan orang
b) Sesi 2: pengenalan tempat
c) Sesi 3: pengenalan waktu
2. TAK stimulasi persepsi:
a) Sesi 1: mengenal halusinasi
b) Sesi 2: mengontrol halusinasi dengan menghardik
c) Sesi 3: mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
d) Sesi 4: mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
e) Sesi 5: mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
•  

Anda mungkin juga menyukai