Anda di halaman 1dari 3

PATHWAY ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI

DEFINISI
Gangguan persepsi sensori halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalammembedakan rangsangan internal ( pikiran ) dan rangsangan
eksternal ( dunia luar ). Klienmemberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yangnyata (Kusumawati &
Hartono, 2012)

FAKTOR PRESIPITASI MEKANISME KOPING FAKTOR PREDISPOSISI


Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan
oleh individu sebagaitantangan, ancaman, atau 1.Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya 1.Faktor Perkembangan: jika hubungan interpersonal
yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk terganggu,maka individu akan mengalami stress
tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk
menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, memenuhi tuntunan situasi stres secara realistis
2.Faktor Sosiokultural: berbagai factor di masyrakat dapat
seperti partisipasi klien dalamkelompok, terlalu lama menyebabkan seseorang merasa disingkirkan,sehingga
tidak diajak berkomunikasi, objek yang ada di 2.Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi
orang tersebut merasa kesepian
lingkungandan juga suasana sepi atau terisolasi sering ansietas ringan dan sedang. Tetapi karena mekanisme
menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut tersebut berlangsung secara relative pada tingkat tidak 3.Faktor Biokimia: jika mengalami stress berlebihan,maka
sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi tubuh akan menghasilkan suatu zat bersifat halusinogenik
dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang
merangsang tubuhmengeluarkan zat halusinogenik realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif
terhadap stres. 4.Faktor Psikologis

RENTANG RESPON PROSES TERJADINYA

Respon adaptif Respon Maladaptif 1.Fase Comporting: perilaku pasien


tersenyum, tertawa
1.Kadang proses berfikir 2.Fase Condemming: perilaku
1.Pikiran logis 1.Waham
pasien meningkatnya denyut jantung
2.Persepsi akurat terganggu 2.Halusinasi dan tekanan darah
3.Emosi konsisten dengan 2.Ilusi 3.Kerusakan proses emosi 3.Fase Controling: perilaku pasien
pengalaman 3.Emosi berlebihan 4.Perilaku tidak kemauan dikendalikan halusinasi,
4.Perilaku cocok 4.Perilaku yg tidak biasa terorganisasi tremor, berkeringat
5.Hubungan sosial harmonis 5.Menarik diri 5.Isolasi sosial 4.Fase Conquering: perilaku pasien
potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, menarik diri
MANIFESTASI KLINIS
(DATA OBJEK DATA SUBJEK)

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi Dengar -Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara kegaduhan, mendengar suara
-Marah tanpa sebab mengajak bercakap, mendengar suara menyuruh
-Menutup telinga melakukan sesuatu yg berbahaya
Halusinasi Penglihatan -Menunjuk kearah tertentu Melihat bayangan, sinar, hantu , atau monster
-Ketakutan pada sesuatu yg tidak jelas
Halusinasi Penciuman -Mengendus seperti sedang mencium bau Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine, feses dan
-Menutup hidung terkadang bau tersebut menyenangkan bagi klien
Halusinasi Pengecapan Sering meludah dan muntah Merasakan rasa seperti darah, urine, atau feses
Halusinasi Perabaan Menggaruk garuk permukaan kulit Mengatakan ada serangga dipermukaan kulit
menurut (Direja, 2011)

POHON MASALAH
(EFFECT, CORE PROBLEM, CAUSA)

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan


( Effect )

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


(Core problem)

Isolasi Sosial Harga Diri Rendah Kronis


(Causa)

(Fitria, 2012)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko Mencederai diri sendiri dan orang lain.


2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi.
3. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri.
4. Harga diri rendah

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PENATALAKSANAAN MEDIS


(STRATEGI PELAKSANAAN (SP))
FARMAKOTERAPI
INTERVENSI PADA PASIEN 1.Neuroleptika dengan dosis efektif rendah bermanfaat
SP I Mengenal halusinasi(jenis,waktu,frekuensi,isi,situasi,respon),mengajarkan menghardik halusinasi pada penderita Schizofernia yg menahun
SP II Melatih 6 benar minum obat 2.Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi lebih
SP III Melatih bercakap-cakap bermanfaat pada penderita dengan psikomotorik yg
SP IV Melakukan aktivita sehari-hari meningkat

INTERVENSI PADA KELUARGA 1.Terapi kejang listrik / ECT ( Electro Convulsion


SP I -Mendiskusikan masalah yg dirasakan keluarga dalam merawat pasien Therapy )
-Menjelaskan pengertian halusinasi , tanda gejala, serta proses terjadinya halusinasi
-Menjelaskan cara merawat pasien dengan Isolasi Sosial
SP II -Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan halusinasi
-Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
SP III -Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat

Anda mungkin juga menyukai