Anda di halaman 1dari 17

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan dari luar.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan.
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara.

1.2 Proses Terjadinya Masalah


A. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2009) faktor predisposisi yang menyebabkan halusinasi adalah:
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi,
hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien

1
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007) yang dikutip oleh Jallo (2008), faktor presipitasi terjadinya
gangguan halusinasi adalah :
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
B. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Psikososial Respon maladaptive

 Pikiran logis  Kadang-kadang  Waham


 Persepsi akurat proses pikir  Halusinasi
 Emosi konsisten terganggu  Kerusakan proses
dengan  Ilusi emosi
pengalaman  Emosi berlebihan  Perilaku tidak
 Perilaku cocok  Perilaku yang tidak terorganisasi
 Hubungan biasa  Isolasi soial
sosial harmonis  Menarik diri

2
Keterangan Gambar:
a. Respon adaptif  adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya
yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut. 
1. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan. 
2. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyatan. 
3. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul
dari pengalaman ahli
4. Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
b. Respon psikososial meliputi:
1. Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan. 
2. Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indera.
3. Emosi berlebihan atau berkurang.
4. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
5. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.
c. Respon maladaptif 
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, adapun respon
maladaptif meliputi:
1. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan
sosial.  
2. Halusinasi merupakan definisian persepsi sensori yang salah atau persepsi
eksternal yang tidak realita atau tidak ada. 
3. Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
4. Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu yang tidak teratur.
5. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
yang negatif mengancam.

3
C. Pathway

Faktor predisposisi : faktor Faktor presipitasi : biologis,


perkembangan, sosiokultural, sumber koping
biokimia, psikologis, genetik dan
pola asuh

Faktor comforting

Faktor condemming

Faktor controlling

Faktor conquering

Halusinasi

D. Tanda dan Gejala


No Jenis Data Objektif Data Subjektif
. Halusinasi
1 Halusinasi  Bicara atau ketawa  Mendengar suara atau
Pendengaran sendiri kegaduhan
 Marah-marah tanpa  Mendengar suara yang
sebab mengajak bercakap-cakap
 Mengarahkan telinga  Mendengar suara yang
ke arah tertentu menyuruh melakukan
 Menutup telinga sesuatu yang berbahaya
2 Halusinasi  Menunjuk-nunjuk Melihat bayangan, sinar bentuk
Penglihatan kearah tertentu geometris, bentuk kartoon,
 Ketakutan kepada melihat hantu atau monster
sesuatu yang tidak
jelas
3 Halusinasi  Menghidu seperti Membaui bau-bauan seperti

4
Penghidu sedang membaui bau- bau darah, urine, feses, kadang-
bauan tertentu kadang bau itu menyenangkan
 Menutup hidung
4 Halusinasi  Sering meludah Merasakan rasa seperti darah,
Pengecap  Muntah urine atau feses
5 Halusinasi  Menggaruk-garuk Merasakan ada serangan di
Perabaan permukaan kulit permukaan kulit, merasa
tersengat listrik

1.3 Proses Keperawatan


a. Pengkajian
Sebelum melakukan pengkajian, perawat yang merawat klien melakukan perkenalan
dan kontrak dengan klien tentang Nama/Panggilan klien, tujuan, waktu, tempat dan
topik pembicaraan pada pertemuan/kontrak tersebut. Tuliskan Nama Ruang
Perawatan pada saat ini dan Tanggal Klien dirawat/MRS. Setiap melakukan
pengkajian, data seluruh pengkajian ditulis secara singkat/jelas bila memerlukan
uraian dan berikan tanda “√” pada kotak bila disediakan pilihan sesuai keadaan klien.
Data didapatkan melalui wawancara (auto/alto-anamnesa), pemeriksaan fisik
(observasi, auskultasi, palpasi, dan perkusi) dan hasil pengukuran. Data berasal dari
klien, keluarga, tenaga kesehatan, catatan lain dan data sekunder lainnya, data bisa
objektif maupun subjektif. Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ
tubuh.
a) Identitas Klien
Ditulis identitas lengkap seprti nama, usia dalam tahun, jenis kelamin ( L untuk
laki-laki dan P untuk prempuan dengan mencoret salah satu), Nomer Rekam
Medik(CM) dan diagnosa medisnya. Hal ini dapat dilihat pada rekam medik (CM)
atau wawancara langsung dengan klien bila memungkinkan.
b) Alasan Masuk
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena keluarga merasa tidak
mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala yang
dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan.
c) Faktor Predisposisi

5
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres (faktor
pencetus/penyebab utama timbulnya gangguan jiwa).
Faktor predisposisi yang harus dikaji meliputi terjadinya gangguan jiwa di masa
lalu, pengobatan/perawatan yang telah dilaksanakan, adanya trauma masa lalu,
faktor genetik dan silsilah orang tuanya dan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan.
Sedangkan stresor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan dan memerlukan energi ekstra untuk
mengatasinya (faktor yang memperberat/memperparah terjadinya gangguan jiwa).
d) Pemeriksaan/Keadaan Fisik
Pengkajian/pemeriksaan fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ tubuh
(dengan cara observasi, auskultasi, palpasi, perkusi dan hasil pengukuran).
e) Psikososial
1. Genogram
Penelusuran genetik yang menyebabkan/menurunkan gangguan jiwa merupakan
hal yang sulit dilakukan hingga saat ini. Informasi terakhir tentang hal ini
berdasarkan atas penyelidikan sifat keturunan melalui 3 jenis kajian yaitu:
1). Kajian adopsi
2). Kajian kembar
3). Kajian keluarga
2. Konsep diri
Konsep diri adalah semua jenis pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan
dengan orang lain. Konsep terdiri atas :
1). Citra tubuh
2). Ideal diri
3). Harga diri
4). Penampilan peran
5). Identitas diri
Individu dengan kepribadian sehat akan terdapat citra tubuh yang positif/sesuai,
ideal diri yang realistik, konsep diri positif, harga diri tinggi, penampilan peran
yang memuaskan dan identitas yang jelas.
3. Hubungan sosial

6
Dalam setiap interaksi dengan klien, perawat harus menyadari luasnya dunia
kehidupan klien, memahami pentingnya kekuatan sosial dan budaya bagi klien,
mengenal keunikan aspek ini dan menghargai pebedaan klien. Berbagai faktor
sosial budaya klien meliputi usia, suku bangsa, gender, pendidikan, dan sistem
keyakinan.
4. Spiritual
Kesejahteraan spiritual adalah keberadaan individu yang mengalami penguatan
kehidupan dalam hubungan dengan kekuasaan yang lebih tinggi sesuai nilai
individu, komunitas dan lingkungan yang terplihara yang ditandai dengan
karakteristik: rasa kessadaran, sumber-sumber yang sakral, kedamaian dalam
diri individu, komitmen pada nilai-nilai tertinggi terhadap cinta, makna harapan
dan kebenaran.
f) Status Mental
Pengkajian pada aspek mental dapat dilakukan pada penampialan, pembicaraan,
aktivitas motorik, afek emosi.
1. Penampilan
Area observasi dalam penampilan umum klien yang merupakan karakteistik
fisik klien yaitu penampilan, usia, cara berpakaian, kebersihan, sikap tubuh,
cara berjalan, ekspresi wajah, kontak mata, dilatasi/konstruksi pupil, status
gizi/kesehatan umum.
2. Pembicaraan
Cara berbicara digambarkan dalam frekuensi (kecepatan, cepat lambat),
volume (keras/lembut), jumlah (sedikit, membisu, ditekan) dan karakternya
(gugup, kata-kata bersambung aksen tidak wajar).
3. Aktivitas motorik
Aktivitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik perlu dicatat dalam hal
tingkat aktivitas (letargik, tegang gelisah, agitasi), jenis ( tik, seringai,
tremmor) dan isyarat tubuh yang tidak wajar.
4. Afek dan emosi
Afek adalah nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan dengan sedikit
komponen fisiologis/fisik, seperti kebanggan, kekecewaan. Sedangkan alam
perasaan (emosi) adalah manifestasi afek yang ditampilkan keluar, disertai
banyak komponen fisiologis dan berlangsung (waktunya) relatif lebih

7
singkat/spontan seperti sedih, ketakutan, putus asa, kuatir atau gembira
berlebihan.
5. Interaksi selama wawancara
Jelaskan keadaan yang ditampilkan klien saat wawancara seperti bermusuhan,
tidak kooperatif, mudah tersinggung, kontak mata kurang (tidak mau menatap
lawan bicara), defensif (selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya) atau curiga (menunjukan sikap/perasaan tidak percaya pada
orang lain).
6. Persepsi sensori
Jelaskan sensori dan persepsi yang ditampilkan/dinyatakan oleh klien.
Jelaskan mengenai isi, waktu terjadinya, dan frekuensi halusinasi yang terjadi
dalam satu hari serta perasaan saat terjadi halusinasi.
7. Proses pikir
Proses pikir adalah meliputi proses pertimbangan (judgement), pemahaman
(komprehension), ingatan dan penalaran (reasoning). Proses pikir merujuk
pada “bagaimana” ekspresi diri klien. Sedangkan isi pikir mengacu arti
spesifik yang diekspresikan dalam komunikasi klien, merujuk pada apa yang
dipikirkan klien.
8. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran adalah kemampuan individu melakukan hubungan dengan
lingkungan dan dirinya (melalui panca indra) mengadakan pembatasan
terhadap lingkungan/dirinya (melalui perhatian).
9. Memori (daya ingat)
Bagaimana daya ingat klien atau kemampuan mengingat hal-hal yang telah
terjadi (jangka pendek/panjang/sesaat) dan apakah ada ganguan pada daya
ingat .
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Kosentrasi adalah kemampuan klien untuk memperhatikan selama wawancara/
kontrak dan kalkulasi adalah kemampuan klien untuk mengerjakan hitungan
baik sederhana maupun yang kompleks. Bagaimana klien berkonsentrasi dan
kemampuannya dalam berhitung, apakah normal atau ada gangguan seperti
mudah beralih, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu berhitung
sederhana atau lainnya.
11. Kemampuan penilaian/Mengambil keputusan

8
Penilaian melibatkan pembuatan keputusan yang konstruktif dan adaptif,
kemampuan mengerti fakta dan menarik kesimpulan dari hubungan. Hal ini
dapat dikaji dengan menggali keterlibatan klien dalam aktifitas, berhubungan
dengan penilaian pekerjaan, contohnya bagaimana ia dapat menemukan jalan
keluar dan bagaimana ia dapat bertindak.
12. Daya tilik diri
Daya tilik diri/penghayatan merujuk pada pemahaman klien tentang sifat suatu
penyakit/gangguan. Bagaimana klien menilai. Memandang dirinya secara
keseluruhan terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya. Apakah normal atau
ada gangguan seperti mengingkari penyakit yang diderita atau menyalahkan
hal-hal diluar dirinya.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan dari pengkajian (Carpenito,
1983). Penilaian klinis tentang respon aktual atau potensial dari individu, keluarga
atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupannya.
Menurut NANDA (American Nursing Diagnosis Assosiation melalui konferensi ke-
10) diagnosa keperawatan ada 3 tipe yaitu:
1. Aktual
 Dengan label : Perubahan, Intoleransi, Gangguan, Kerusakan
 Tanpa label : Ketidakpatuhan, Ansietas
2. Risiko
3. Sejahtera
Beberapa langkah dalam merumuskan Diagnosa Keperawatan sebagai berikut :
1. Buatlah pohon masalah dengan cara sebagai berikut:
 Tentukan prioritas/inti masalah, selanjutnya prioritas masalah dijadikan
masalah utama (Care Problem).
 Tentukan akibat/dampak dari masalah utama (efek).
 Tentukan penyebab (causa) dari masalah utama.
 Tentukan penyebab masalah utama dari penyebab lain.
 Tentukan cabang dan ranting sebagai masalah/penyebab lain.
2. Buatlah diagnosa keperawatan sesuai/dari pohon masalah dengan cara sebagai
berikut:

9
3. Buatlah daftar diagnosa keperawatan secara berurutan sesuai dengan prioritas dari
apa yang telah dikaji dan berdasarkan pohon masalah/diagnosa keperawatan yang
telah dibuat.
Pohon Masalah
Resiko tinggi Perilaku Kekerasan Effect

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi Core problem

Isolasi Sosial Causa

Harga diri rendah

c. NCP
Nama : No.CM :
Jenis Kelamin : Dx. Medis :
Ruang : Unit Keswa :
Diagnosa Perencanaan
Keperawat Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria hasil
an
Gangguan TUM :
proses klien dapat
pikir: mengontrol
waham wahamnya.
TUK :
1. Klien  Ekspresi wajah Bina hubungan Hubungan
dapat bersahabat saling percaya saling percaya
membina  Ada kontak dengan klien akan
hubunga mata dengan menimbulkan
n saling  Mau berjabat menggunakan kepercayaan
percaya. tangan prinsip komunikasi klien pada
 Mau menjawab terapeutik : perawat,
salam a. Beri salam sehingga akan
 Klien mau terapeutik memudahkan
duduk (panggil nama dalam
berdampingan pelaksanaan

10
 Klien mau klien) tindakan
mengutarakan b. Perkenalkan diri selanjutnya.
perasaan sebutkan nama
perawat dengan
sopan
c. Jujur dan
menepati janji
d. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima apa
adanya
e. Jelaskan tujuan
interaksi
f. Ciptakan
lingkungan yang
tenang
g. Buat kontrak
yang jelas (topic,
waktu, tempat)
h. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan
perawat siap
menolong
i. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap
terjaga
Jangan membantah
dan mendukung
waham klien
Observasi apakah
waham klien
mengganggu
11
aktivitas sehar-hari
dan perawatan diri

1. Klien  Mampu Beri pujian pada Klien


dapat mempertahan penampilan dan terdorong
mengide kan aktivitas kemampuan klien untuk
n tifikasi sehari- hari yang realistic memilih
kemamp  Klien dapat Diskusikan dengan aktivitas
uan mengontrol klien kemampuan sebelumnya
yang wahamnya yang dimiliki pada
dimiliki waktu lalu dan saat
ini yang realistic.
(hati-hati terlibat
diskusi dengan
waham).
Tanyakan apa yang
bisa dilakukan Dengan
(kaitkan dengan membenarkan
aktivitas sehari-hari , klien akan
dan perawatan diri) merasa lebih
kemudian anjurkan diperhatikan
untuk melakukan sehingga klien
saat ini akan
Jika klien selalu mengungkapk
berbicara tentang an
wahamnya perasaannya
dengarkan sampai
kebutuhan waham
tidak ada. (perawat
perlu
memperhatikan
bahwa klien
penting).

12
2. Klien  Klien dapat 2.1 Observasi Dengan
dapat menyebutkan kebutuhan observasi
mengide kebutuhan klien sehari- dapat
ntifikasi terpenuhi hari mengetahui
kebutuh  Klien dapat kebutuhan
an yang melakukan klien
tidak aktivitas 2.2 Diskusikan Dengan
terpenuh  Klien tidak kebutuhan mengetahui
i menggunakan / klien yang kebutuhan
membicarakanw tidak terpenuhi yang tidak
ahamnya selam dirumah terpenuhi
dan di umah maka dapat
sakit diketahui
kebutuhan
yang
diperlukan
2.3 Hubungkan Mengetahui
kebutuhan atau keterkaitan
harapan yang antara yang
belum tidak
terpenuhi terpenuhi
dengan dengan
timbulnya wahamnya
waham Dengan
meningkatkan
2.4 Tingkatkan aktivitas tidak
aktivitas yang akan
dapat mempunyai
memenuhi waktu untuk
kebutuhan mengikuti
klien dan wahamnya
memerlukan Dengan

13
waktu dan situasi
tenaga. tertentu akan
dapat
2.5 Atur siruasi mengontrol
agar klien tidak wahamnya
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya.
3. Klien  Klien mampu 3.1 Berbicara Reinforcemen
dapat berbicara dengan klien t adalah
berhubu secara realitas dalam konteks penting untuk
ngan  Klien realitas mningkatkan
dengan mengikuti (realitas diri, kesadaran
realitas. terapi aktivitas orang lain, klien akan
kelompok waktu dan realitas
tempat) Pujian dapat
memotivasi
klien untuk
3.2 Sertakan klien meningkatkan
dalam terapi kegiatan
aktivitas positivnya
kelompok :
orientasi
realitas
3.3 Berikan pujian
pada tiap
kegiatan
positive yang
dilakukan klien
4. Klien  Keluarga dapat 4.1 Diskusikan Perhatian
dapat membina dengan keluarga dan
dukunga hubungan keluarga pengertian

14
n saling percaya tentang : keluarga akan
keluarga dengan  Gejala dapat
perawat waham membantu
 Keluarga dapat  Cara klien dalam
menyebutkan merawat mengendalika
pengertian, nya n wahamnya
tanda dan  Lingkun
tindakan untuk gan
merawat klien keluarga
dengan waham  Follow
up dan
obat
4.2 Anjurkan
keluarga
melaksanakan
dengan bantuan
perawat

5. Klien  Klien 5.1 Diskusikan Obat dapat


dapat menyebutkan dengan klien mengontrol
menggu manfaat, dosis dan kelurga waham yang
nakan dan efek tentang obat, dialami klien
obat samping obat dosis,
dengan  Klien dapat frekuensi, efek
benar mendemonstra samping obat
sikan dan akibat
penggunaan penghentian
obat dengan 5.2 Diskusikan
benar perasaan klien
 Klien setelah minum
memahami obat
akibat 5.3 Berikan obat
berhentinya dan observasi

15
obat tanpa setelah minum
konsultasi obat
 Klien dapat
menyebutkan
prinsip dalam
penggunaan
obat

16
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Ma’rifatul Azizah, Lilik.2011. KEPERAWATAN JIWA (Aplikasi Praktik Klinik).
Yogyakarta : Graha Ilmu

17

Anda mungkin juga menyukai