Anda di halaman 1dari 68

BAB II

TINJAUAN KASUS

Trigger Case

Bapak H, umur 52 th, duda, mempunyai anak satu orang laki-laki (22 th). Klien sudah
8 tahun bercerai. Pendidikan SMA tamat. Saat ini klien tidak bekerja. Klien tinggal di rumah
hanya dengan pembantu dan anaknya. Orang yang terdekat dengan klien adalah orang tua
(ibu), tapi ibu klien telah meninggal 3 tahun yg lalu.
Menurut keterangan anaknya, ayah dan ibunya bercerai karena bertengkar soal faktor
ekonomi yang pada saat itu ayah bekerja sebagai pedagang ikan di pasar, ibunya sering
memarahi ayah dan ketika marah ibunya sering membanting piring dihadapan ayahnya
sambil mengeluarkan kata-kata kasar dan menyatakan bahwa ingin menikah lagi dengan laki-
laki yang lebih kaya.
Saat dikamar klien terlihat mondar-mandir sambil seperti mengarahkan telinga ke
arah tempat tertentu, sering berbicara sendiri dengan nada memelas, terkadang juga berteriak
sambil marah-marah tanpa sebab bahkan sampai menangis.
Klien juga mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara yang ingin membunuh
dirinya. Suara-suara itu sangat menjengkelkan sehingga klien kesal dan ingin memukul-
mukul, melempar barang-barang agar suara tersebut hilang.
Klien dirawat di RSJ untuk ke-2 kalinya dengan alasan amuk, merusak lingkungan.
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu menjadi kepala keluarga yang baik, dan tidak
bisa menghasilkan banyak uang sehingga diceraikan istrinya.
Dari observasi didapat data: rambut tidak disisir, gigi kuning, baju tidak rapi, selama
di RS, klien selalu menyendiri duduk di pojok atau tiduran di tempat tidur, kadang-kadang
klien berjalan mondar-mandir. Klien sering berbicara sendiri.

18
I. PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 41 th
Nomor RM : 1122
2. Alasan Masuk (Faktor Precipitasi)
Klien kehilangan orang terdekat.
3. Faktor Predisposisi
a. Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu.
b. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya Fisik Tahun
Aniaya Seksual Tahun
Penolakan 46 
Tahun
Kekerasan 46 
Tahun
dalam keluarga
Tindakan Tahun
Kriminal
Lain-lain Tahun
Penjelasan
1) Mantan istri klien menyatakan bahwa ingin menikah lagi dengan laki-
laki yang lebih kaya.
2) Mantan istri klien sering memarahi klien dan ketika marah mantan
istrinya sering membanting piring dihadapan klien sambil
mengeluarkan kata-kata kasar.
Masalah Keperawatan: Berduka disfungsional.
c. Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
1) Klien diceraikan istri.
2) Klien ditinggal ibu.
Masalah keperawatan: Berduka disfungsional.

19
4. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda Vital:
TD : 140/90 mmHg S : 36℃
N : 90 x/mnt RR : 18 x/mnt
2) Ukuran:
BB : 55 kg
TB : 168 cm
3) Keluhan Fisik: Tidak ada

5. Psikososial
a. Genogram
`

Keterangan
: Laki-Laki : Meninggal

: Perempuan : Meninggal

: Cerai
1) Pola asuh : single parents
2) Pola komunikasi : bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga
dan dengan masyarakat adalah bahasa indonesia.
3) Pengambilan keputusan : selama ayah sakit, pengambilan keputusan
sepenuhnya oleh anak Tn. H (22 tahun).

20
4) Tn. H tinggal dengan anak laki-lakinya (22 tahun) dan seorang
pembantu.
b. Konsep Diri
1) Identitas diri : Klien mengatakan tidak bekerja
2) Peran : Klien mengatakan tidak bisa menjadi suami dan kepala
keluarga yang baik
3) Ideal diri : Klien mengatakan tidak ingin diceraikan istrinya
4) Harga diri : Klien malu karena tidak mampu mencukupi kebutuhan
istrinya sehingga dicerai
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah kronik.
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti : Ibu
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat: Klien tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok (social) dilingkungan
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien merasa malu
karena tidak mampu mencukupi kebutuhan istrinya sehingga dicerai
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
d. Spiritual:
1) Nilai dan keyakinan: Klien mengatakan beraga islam
2) Kegiatan Ibadah: Klien tidak menjalankan ibadah
6. Status Mental
a. Penampilan
Tidak rapi
Jelaskan: rambut tidak disisir, gigi kuning, baju tidak rapi, mandi 2x sehari
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
b. Pembicaraan
Cepat dan keras
Jelaskan: Klien terlihat tegang, wajah memerah saat menceritakan
masalahnya dengan mantan istrinya, dan wajahnya berubah cemas saat
menceritakan alm. Ibu.
c. Aktivitas Motorik
Tegang dan gelisah
Jelaskan: Klien mengatakan mendengar suara-suara yang ingin membunuh
dirinya.

21
d. Afek dan Emosi
1) Afek: Labil
Jelaskan: Klien mengatakan jika suara-suara muncul maka dirinya
marah dan akan memukul dan membanting benda disekitar untuk
menghilangkan suara tersebut.
Masalah keperawatan: Resiko tinggi cidera
2) Alam Perasaan (emosi): Sedih dan putus asa
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
e. Interaksi Selama Wawancara
Mudah tersinggung
Jelaskan: Menurut keluarga, klien mudah marah dan merusak lingkungan
Masalah Keperawatan: Resiko tinggi kekerasan
f. Persepsi-Sensori
Jelaskan sensori dan persepsi yang ditampilkan/dinyatakan oleh klien.
Jelaskan mengenai isi, waktu terjadinya, dan frekuensi halusinasi yang
terjadi dalam satu hari serta perasaan saat terjadi halusinasi.
Masalah Keperawatan: Perubahan Persepsi Sensori Pendengaran
g. Proses Pikir
1) Proses Pikir: Pengulangan pembicaraan
Jelaskan: Klien sering mengatakan ada suara yang ingin membunuhnya
2) Isi Pikir: Pesismisme
Jelaskan: Klien berpandangan bahwa masa depannya suram karena
penikahannya gagal.
h. Tingkat Kesadaran
Waktu: Klien kurang dapat mengenali waktu, seperti kapan saja waktu
untuk mandi
Tempat: Klien mengetahui bahwa saat ini sedang dirawat dirumah sakit
Orang: Klien hanya mengenali orang yang dekat dan sering
mendatanginya (keluarga dan perawat)
i. Memori
Klien maengingat kejadian yang telah lalu, seperti kejadian perceraian 8
tahun yang lalu.
j. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

22
Klien mampu berhitung dan mampu menjawab pertanyaan soal
penambahan dan penguruangan.

7. Analisa Data
DATA PROBLEM
DS: Harga diri rendah kronis
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu menjadi
kepala keluarga yang baik, dan tidak berdaya untuk
melakukan apapun.
DO:
Klien suka menyendiri dan berjalan mondar-mandir
DS: Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan tidak berdaya untuk melakukan
apapun
DO:
Klien hanya berbaring di tempat tidur
DS: Defisit perawatan diri
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak mampu
merawat diri
DO:
Rambut tidak disisir dan kotor, baju tidak rapi, gigi
kuning
DS: Perubahan sensori-
Klien mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara perseptual: halusinasi
yang ingin membunuh dirinya pendengaran
DO:
Klien sering berbicara sendiri
DS: Kekerasan, risiko tinggi
Klien dirawat di rumah sakit jiwa untuk ke-2 kalinya
dengan alasan amuk dan merusak lingkungan.
DO:
Klien sering mengamuk, memukul-mukul, melempar
barang-barang
DS: Interaksi sosial,
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu menjadi kerusakan: menarik diri
kepala keluarga yang baik, dan tidak berdaya untuk
melakukan apapun.
DO:
Selama di rumah sakit, klien selalu menyendiri duduk di
pojok atau tiduran di tempat tidur

23
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pohon Masalah
Akibat Resiko tinggi
kekerasan

Masalah Perubahan sensori-


Utama perseptual: halusinasi

Penyebab Isolasi Sosial

Harga diri rendah

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


No Diagnosa Perncanaan Intervensi
keperawatan Tujuan Kriteria hasil
1 2 3 4 5
Resiko TUM 1.1 klien mampu 1.1.1 Bina hubungan
mencederai Klien tidak
membina hubungan saling percaya dengan
diri sendiri, mencederai diri/
orang lain orang lain/ saling percaya menggunakan prinsip
dan lingkungan.
dengan perawat komunikasi terapiutik:
lingkungan TUK
berhubungan 1. Klien dapat dengan kriteria  Sapa klien dengan
dengan
membina hasil: ramah baik verbal
halusinasi
pendengaran. hubungan saling  membalas sapaan maupun non verbal.
percaya dengan perawat.  Perkenalkan diri
perawat.  Ekspresi wajah dengan sopan.
bersahabat &  Tanyakan nama
senang. lengkap klien dan
 Ada kontak mata. nama panggilan

24
 Mau berjabat kesukaan klien.
tangan.  Jelaskan maksud dan
 Mau menyebutkan tujuan interaksi.
nama.  Berikan perhatian
 Klien mau duduk pada klien, perhatikan
berdampingan kebutuhan dasarnya.
dengan perawat. 1.1.2 Berikan kesempatan
 Klien mau klien mengungkapkan
mengutrakan perasaannya.
masalah yang 1.1.3 Dengarkan ungkapan
dihadapi. klien dengan empati.

2. Klien dapat 2.1 klien mampu 2.1.1 adakan kontak sering


dan singkat secara
mengenali mengenali
bertahap.
halusinasinya. halusinasinya 2.1.2 tanyakan apa yang
didengar dari
dengan kriteria
halusinasinya.
hasil: 2.1.3 tanyakan kapan
halusinasinya datang.
 klien dapat 2.1.4 tanyakan isi
menyebutkan halusinasinya.
2.1.5 bantu klien
waktu, timbulnya mengenali
halusinasi. halusinasinya.
 Jika menemukan
 Klien dapat
klien sedang
mengidentifikasi
halusinasi, tanyakan
kapan frekuensi
apakah ada suara
situasi saat terjadi
yang didengar.
halusinasi.
 Jika klien menjawab
 Klien dapat
ada, lanjutkan apa
mengungkpkan
yang dikatakan.
perasaan saat
 Katakan bahwa
muncul halusinasi.
percaya klien
mendengar suara itu,
namun perawat
sendiri tidak

25
mendengarnya(deng
an nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi).
 Katakan kalau klien
lain juga ada yang
seperti klien.
 Katakan bahwa klien
membantu klien.
2.1.6 diskusikan dengan
klien:
 Situsi yang
menimbulkan atau
tidak menimbulkan
halusinasi.
 Waktu, frekuensi
terjadinya
halusinasi(pagi,
siang, sore dam
malam atau jika
sendiri, jengkel atau
sedih).
2.1.7 diskusikan dengan
klien apa yang
dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah/
takut, sedih, senang)
beri kesempatan
mengungkapkan
perasaan.

3. Klien dapat 3.1 Klien dapat 3.1.1 identifikasi bersama


klien tindkan yang
mengontrol mengidentifikasi
biasa dilakukan
halusinasinya. tindakan yang terjadi halusinasi.
3.1.2 Diskusikan manfaat
dilakukan untuk
dan cara yang
mengendalikan digunakan klien,
jika bermanfaat beri
halusinasinya.
pujian.

26
3.2.1 Diskusikan cara baik
3.2 Klien dapat memutus atau
mengontrol timbulnya
menunjukkan cara halusinasi.
baru untuk  Katakan “saya tidak

mengontrol mau dengar

halusinasi. kamu”(pada saat


halusinasi terjadi).
 Temui orang lain
(perawat atau teman
atau anggota
keluarga) untuk
bercakap cakap atau
mengatakan
halusinasi yang
didengar.
 Membuat jadwal
kegiatan sehari-hari.
 Meminta keluarga
atau teman atau
perawat menyapa
klien jika tampak
bicara sendiri,
melamun atau
kegiatan yang tidak
terkontrol.
3.2.2 bantu klien memilih
dan melatih cara
memutus halusinasi
secara bertahap.
3.2.3 beri kesempatan untuk
melakukan cara yang
dilatih. Evaluasi
hasilnya dan beri
pujian jika berhasil.
3.2.4anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
jenis orientasi, stimulus

27
persepsi.

. 4. Klien dapat 4.1 Klien dapat memilih 4.1.1 anjurkan klien untuk
memberi tahu
dukungandari cara mengatasi
keluarga jika
keluarga dalam halusinasi. mengalami
halusinasinya.
mengontrol 4.2 Klien melaksanakan
4.2.1 diskusikan dengan
halusinasinya. cara yang telah keluarga (pada saat
keluarga berkunjung
dipilih memutus
atau kunjungan
halusinasinya. rumah).
 Gejala halusinasi
4.3 Kien dapat
yang dialami klien.
mengikuti terapi
aktivitas kelompok.  Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk
memutus hausinasi.
 Cara merawat
anggota keluarga
yang mengalami
halusinasi dirumah:
beri kegiatan,
jangan biarkan
sendiri, makan
bersama.
 Beri informasi
waktu follow up
atau kapan perlu
mendapat bantuan
halusinasi tidak
terkontrol dan
risiko menciderai
orang lain.
4.3.1 diskusikan dengan
keluarga dan klien
tentang jenis, dosis,

28
frekuensi dan
manfaat obat.
4.3.2 Pastikan klien minum
obat sesuai dengan
progtam dokter.

5. Klien dapat 5.1 keluarga dapat 5.1.1 Anjurkan klien


menggunakan membina hubungan bicara dengan dokter
obat dengan saling percaya tentang manfaat dan
benar untuk dengan perawat. efek samping obat
mengendalikan 5.2 Keluarga dapat yang dirasakan.
halusinasinya. menyebutkan 5.1.2 Diskusikan akibat
pengertian, tanda berhenti obat tanpa
dan tindakan untuk konsultasi.
mengalihkan 5.1.3 Bantu klien
halusinasi. menggunakan obat
5.3 Klien dan keluarga dengan prinsip 5
dapat menyebutkan benar.
manfaat, dosis dan
efek samping obat
secara teratur.
5.4 Klien dapat
informasi tentang
manfaat dan efek
samping obat.
5.5 Klien dapat
memahami akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi.
5.6 Klien dapat
menyebutkan
prinsip 5 benar
penggunaan obat.

29
30
C. NCP
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN

Tgl Diagnosa keperawatan Perencanaaan Intervensi


Tujuan Kriteria Hasil
Resiko mencederai diri, Tujuan Umum (TUM): Klien Setelah 2x pertemuan klien dapat
orang lain dan lingkungan tidak mencederai orang lain menerima kehadiran perawat
berhubungan dengan dan Klien dapat mengontrol
perubahan persepsi sensori halusinasi yang dialaminya
halusinasi dengar
TUK 1: 1. Klien menunjukan tanda-tanda 1. Bina hubungan saling
Klien dapat membina percaya kepada perawat: percaya dengan
hubungan saling percaya - Ekspresi wajah bersahabat menggunakan prinsip
- Menunjukan rasa senang komunikasi terapeutik:
-  Ada kontak mata - Sapa klien dengan ramah

- Mau berjabat tangan baik verbal maupun non

- Mau menyebutkan nama verbal

- Mau menjawab salam -  Perkenalkan nama, nama


panggilan dan tujuan
- Mau duduk berdampingan
perawat berkenalan
dengan perawat
- Tanyakan nama lengkap dan
- Bersedia mengungkapkan

31
masalah yang dihadapi nama panggilan yang disukai
klien
- Buat kontrak yang jelas
- Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
interaksi
- Tunjukan sikap empati dan
menerima apa adanya
- Beri perhatian kepada klien
dan perhatikan kebutuhan
dasar klien
- Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
- Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien

TUK 2: 2. Klien mampu menyebutkan: 2.1 Adakan kontak sering dan


Klien dapat mengenal - Isi singkat secara bertahap
halusinasinya - Waktu 2.2 Observasi tingkah laku klien
- Frekuensi terkait dengan halusinasinya

32
- Situasi dan kondisi yang (dengar/lihat/penghidup/
menimbulkan halusinasi raba/kecap)
Jika menemukan klien yang
sedang halusinasi:
- Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu
(halusinasi
dengar/lihat/penghidup/raba/
kecap)
- Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
- Katakan bahwa perawat
percaya klien mengalami hal
tersebut, namun perawat
sendiri tidak mengalaminya
(dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
- Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalaminya hal

33
yang sama.
- Katakan bahwa perawat akan
membantu klien jika klien
tidak sedang berhalusinasi
2.3 klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan denga klien:
- Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, malam atau
sering dan kadang-kadang)
- Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
3. Klien mampu menyatakan 2.3  Diskusikan dengan klien
perasaan dan responnya saat apa yang dirasakn jika terjadi
mengalami halusinasi: halusinasi dan beri kesempatan
- Marah untuk mengungkapkan
- Takut perasaannya.
- Sedih 2.4  Diskusikan dengan klien

-  Senang apa yang dilakukan untuk

34
- Cemas mengatasi perasaan tersebut.
-  Jengkel 2.5  Diskusikan tentang dampak
yang akan dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.
TUK 3 : 3.1  Klien mampu menyebutkan 3.1   identifikasi bersama klien
Klien dapat mengontrol tindakan yang biasanya dilakukan cara atau tindakan yang
halusinasinya untuk mengendalikan dilakukan jika terjadi halusinasi
halusinasinya (tidur, marah, menyibukan diri
3.2  klien dapat menyebutkan cara dll)
baru mengontrol halusinasinya. 3.2  Diskusikan cara yang
3.3  Klien dapat mampu memilih digunakan klien
dan memperagakan cara - Jika cara yang digunakan
mengatasi halusinasi adaptif berikan pujian
(dengar/lihat/penghidup/raba/keca -  Jika cara yang digunakan
p) maladaptif diskusikan
3.4  Klien dapat melaksanakan kerugian cara tersebut.
cara yang telah dipilih untuk 3.3  diskusikan cara baru untuk
mengendalikan halusinasinya memutus/mengontrol timbulnya
3.5  Klien mampu mengikuti halusinasi:
terapi aktivitas kelompok - Katakan pada diri sendiri
bahwa ini tidak nyata (“saya

35
tidak mau
dengar/lihat/penghidup/
raba/kecap pada saat
halusinasi terjadi)
- Menemui orang lain
(perawat/teman/keluarga/
anggota keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya.
- Membuat dan melaksanakan
jadwal kegiatan sehari hari
yang telah disusun.
- Meminta
keluarga/teman/perawat
menyapa jika sedang
berhalusinasi.
3.4  Bantu klien untuk memilih
cara yang telah dianjurkan dan
latih untuk mencobanya.
3.5  Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dipilih dan

36
dilatih.
3.6  Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih, jika
berhasil beri pujian
3.7  Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi.

TUK 4 : 4. Keluarga menyatakan setuju 4.1  Buat kentrak dengan


Klien dapat dukungan dari untuk mengikuti pertemuan keluarga untuk pertemuan
keluarga untuk mengontrol dengan perawat (waktu, tempat dan topik)
halusinasinya 4.2  Keluarga mampu 4.2  Diskusikan dengan keluarga
menyebutkan pengertian, tanda (pada saat pertemuan
dan gejala, proses terjadinya keluarga/kunjunga rumah)
halusinasi dan tindakan untuk - Pengertian halusinasi
mengendalikan halusinasi - Tanda dan gejala halusinasi
- Proses terjadinya halusinasi
- Cara yang dapat dilakukan
klien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasi

37
- Obat-obatan halusinasi
- Cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi
dirumah (beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat-
obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
- Beri informasi waktu kontrol
kerumah sakit dan
bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak
dapat diatasi dirumah
TUK 5 : 5.1  Klien mampu menyebutkan: 5.1  Diskusikan dengan klien
Klien dapat memanfaatkan - Manfaat minum obat tentang manfaat dan kerugian
obat-obatan dengan baik - Kerugian tidak minum obat tidak minum obat, nama, warna,
- Nama, warna, dosis, efek dosis, cara, efek terapi dan efek

samping obat samping penggunaan obat

5.2  Klien mampu 5.2  Pantau klien saat

38
mendemonstrasikan penggunaan penggunaan obat
obat dengan benar 5.3  Beri pujian jika klien
5.3  Klien mampu menyebutkan menggunakan obat dengan benar
akibat berhenti minum obat tanpa 5.4  Diskusikan akibat berhenti
konsultasi dokter minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
5.5  Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.

D. Implementasi (SP)

STRATEGI KOMUNIKASI BERDASARKAN PERTEMUAN


Diagnosa keperawatan Pasien Keluarga

Gangguan Persepsi Sensori: SP 1: SP 1:


Halusinasi Pendengaran a) Mengenal halusinasi: a. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat
- Isi pasien
- Frekuensi b. Menjelaskan proses terjadinya halusinasi
- Waktu terjadi c. Menjelaskan cara merawat pasien

39
- Situasi pencetus d. Bermain peran cara merawat
- Perasaan saat terjadi halusinasi e. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat
b) Latihan mengontrol halusinasi dengan cara: pasien
- Menghardik
- Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2: SP 2:
a) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b) Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi b. Latih keluarga merawat pasien
uncul c. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat
c) Masukkan jadwal pasien
SP 3: SP 3:
a) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 2) a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
b) Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul b. Latih keluarga merawat pasien
c) Masukkan jadwal c. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 4: SP 4:
a) Evaluasi jadwal pasien yang lalu (SP 1, 2, 3) a. Evaluasi kemampuan keluarga
b) Menanyakan pengobatan sebelumnya b. Latih keluarga merawat pasien
c) Menjelaskan tentang pengobatan c. RTL keluarga:
d) Melatih pasien minum obat (5 benar) - Follow up
e) Masukkan jadwal - Rujukan

40
II. TERAPI MODALITAS
1. Terapi Kognitif
bertujuan :
a. Mengembangkan pola pikir yang rasional.
b. Mengidentifikasi stimulus dan keyakinan yang tidak akurat dengan realita.
c. Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam
menanggapi setiap stimulus.
d. Mengembalikan perilaku dengan cara mengubah pola berpikir.
e. Apa yang dirasakan klien bisa dibantah.
2. Terapi Keluarga
dengan adanya dorongan keluarga dengan cara :
a. Keluarga harus sering berinteraksi dengan klien untuk meningkatkan
fungsi keluarga.
b. Keluarga harus meyakinkan bahwa apa yang didengar tidak nyata.
3. Terapi Kelompok
dengan adanya terapi kelompok klien akan dibimbing dengan petugas
psikoterapi dengan tujuan :
a. Klien mampu meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan hubungan
interpersonal, mengubah perilaku maladaptif.
b. Klien mampu berinteraksi dengan individu lain.
III. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensasi klien,
kemudian di observasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau
perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. TAK Stimulasi
Persepsi membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi dalam upaya
memotivasi proses pikir serta mengurangi perilaku maladaptif.
Tujuan :
a. Klien mengenal isi halusinasi
b. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c. Klien mengenal frekuensi halusinasi
d. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi

41
TAKSP mengontrol halusinasi terdiri dari 5 sesi, yaitu :

1. Sesi 1 : Klien mengenal halusinasi


2. Sesi 2 : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi 3 : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi 4 : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi 5 : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

42
BAB III
PROPOSAL SPTK
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pertemuan : Ke-1 Tanggal : 14 September 2014


Jam : 09.00 WIB
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi : Klien mengatakan mendengar suara-suara yang ingin membunuh dirinya. Klien
memukul-mukul, melempar-lempar barang.
Diagnosa : Halusinasi dengar
Tujuan : TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
TUK 2 : klien dapat mengenali halusinasinya.
TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasi
Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 pasien
a. BHSP.
b. Mengenal halusinasi.
c. Melatih mengontrol halusinasi dengan: menghardik.
d. Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
B.STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Eka . Mbak bisa panggil saya mbak Eka.
Saya mahasiswa dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya praktik di sini selama satu
minggu. Kalau boleh tau, nama mbak siapa ? mbak senang dipanggil apa?”.

b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan mbak pagi ini?”

“ Bagaimana ceritanya sampai mbak di bawa kesini?”

c. Kontrak
- Topik
“ Mbak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan yang sudah Anda
alami selama ini?”

- Tempat

43
“Anda maunya kita ngobrol dimana ? Bagaimana kalau di halaman saja?”

- Waktu
“Kita nanti berapa lama mbak? Bagaimana kalau kita ngobrolnya 10 menit saja ?”

2. Kerja
“Mbak, coba Anda ceritakan bagaimana suara-suara itu muncul? Suara itu mengatakan apa?
Kapan anda mendengar suara-suara tersebut? Apa ketika anda sendirian atau saat mbak
ingin marah? Kemudian bagaimana perasaan anda ketika mendengar suara itu? Lalu, yang
anda lakukan apa?”

“Mbak, saya akan mengajari bagaimana cara mengontrol halusinasi yang timbul. Saat suara-
suara itu muncul, katakan bahwa anda tidak percaya dengan itu. Katakan bahwa semua itu
bohong. Apa mbak mengerti yang saya katakan? Coba mbak praktikkan yang saya ajarkan,
(bagus mbak).”

3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan anda setelah kita berbincang-bincang tadi?mbak memahami
bagaimana terjadinya halusinasi yang di alami mbak…?apa mbak sudah mengerti cara
mengontrol halusinasi...?

b. Evaluasi objektif
“ Nah, sekarang mbah sudah mengerti bagaimana terjadinya halusinasi dan bagaimana
mengontrol halusinasi”.

4. Rencana Tindak Lanjut


Saya harap apa yang telah kita pelajari dapat mbak terapkan walaupun tanpa ada saya,
mabak bisa berlatih sendiri.

5. Kontrak
- Topik
“ Besok kita akan bertemu lagi untuk belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang lain? mbak tidak keberatan kan?”

“kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya ”.

- Tempat
“ Dimana besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat yang sama?”

44
- Waktu
“ Enaknya kita besok bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 saja? Baiklah.
Terimakasih mbak, sampai jumpa besok lagi?”

45
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pertemuan : ke 2 Tanggal : 15 September 2014

Jam : 09.00

A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi :
Klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang ingin membunuh dirinya tetapi klien sudah
mulai bisa mengontrol halusinasi yang muncul.
Diagnosa :
halusinasi dengar
Tujuan khusus :
TUK 3 : klien dapat mengontrol halusinasi nya
Rencana tindakan keperawatan : SP 2 pasien
 Evaluasi kegiatan yang lalu
 Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
 Masukkan jadwal
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
- Selamat pagi....
b. Evaluasi Validasi
- Bagaimana perasaan anda pagi ini, kemarin malam tidurnya nyenyak? baiklah”
- Apa saja kegiatan yang sudah dilakukan?”bagus sekali”

c. Kontrak
Topik :

“Masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini?baik, sesuai dengan janji
kita kemarin, hari ini kita berbincang-bincang tentang kegiatan yang telah
anda lakukan kemarin, serta melatih bagaimana cara anda berbicara dengan
orang lain saat halusinasi muncul.

Waktu : Bagaimana kalau diruang depan saja, selama 30 menit ya mbak?

Tempat :mbak maunya di mana...?bagaimana klau disini saja...?

46
2. Fase kerja
- Nah, bagus sekali, banyak sekali kemajuan yang telah anda lakukan
- Mbak selain menggontrol halusinasi dengan menghardik, kita akan berlatih
untuk mengontrol halusinasi dengan mengajak orang lain berbicara saat
halusinasi muncul. Misalnya mbak bisa menceritakan apa yang mbak alami pada
orang lain atau mbak bisa mengajak orang lain membicarakan hal-hal yang
menyenangkan.
- Ayo mbak coba mengajak saya berbicara...bagus sekali mbak...
- Anda bisa melakukannya kapan saja dan itu sangat baik untuk mengisi waktu
luang anda
- Jika halusinasi muncul lagi, anda bisa menceritakan pada saya atau keluarga,
bagaimana? Baik. Kita masukkan jadwal harian mbak ya....
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Baiklah waktunya sudah habis, bagaimana perasaan anda setelah kita latihan tadi?
Apa mbak sudah mengerti bagaiman mengajak bicara orang lain saat halusinasi
muncul...?
b. Evaluasi Objektif
bagus sekali, mbak sudah bisa mengajak bicara orang lain.

c.Rencana Tindak Lanjut

Selanjutnya mbak bisa mengisi waktu luang anda dengan hal-hal yang positif ya
d. Kontrak
Topik :
Selanjutnya besok kita akan belajar mengontrol halusinasi dengan cara yang
lain ya.

Waktu : mbak maunya berapa lama...?bagaimana klau 15 menit..?

Tempat :

mbak maunya dimana...? bagaimana kalau di taman saja...?ya terimakasih


mbak saya permisi dulu...selamat pagi...

47
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pertemuan : ke 3 Tgl/Jam : 16September 2014 / 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien sudah dapat berbicara pada orang lain saat mendengar suara-suara
yang ingin membunuh dirinya.
2. Diagnosa : Halusinasi dengar
3. Tujuan : TUK : 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Rencana Tindakan Keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1&2)
- Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
- Masukkan jadwal
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik

Selamat mbak, semalam bisa tidur mbak...?mbak hari ini cantik sekali

b. Evaluasi/Validasi
 Bagaimana perasaan mbak pagi ini?
 Apakah kegiatan yang kita latih kemarin sudah dilakukan?bagus sekali
 Coba kita lihat jadwalnya, kita beri tanda ya mbak, bahwa anda telah melakukan
kegiatan ini. Hebat dong mbak.
c. Kontrak
 Topik : Nah, sekarang kita akan latihan lagi agar halusinasi tidak
muncul kembali.
 Tempat : Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di tempat
yang kemarin lagi.
 Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
2. Fase Kerja
Apa mbak sudah mencoba melakukan sendiri cara mengontrol halusinasi yang telah saya
ajarkan kemarin,,,?bagus mbak...
Jadi sekarang kita akan mengisi waktu luang mbak dengan melakukan kegiatan ini bertujuan
agar agar halusinasi tidak muncul.mbak kalau boleh tau mbak sukanya melakukan kegiatan
apa..?misalnya menjahit, menanam bunga, merajut...?

48
Mbak kita masukkan jadwal ya mbak kegiatan yang mbak sukai, jadi mbak bisa melukan
kegiatan yag telah di pilih ini agar mbak tidak melamun yang dapat menyebadkan halusinasi
muncul.

3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
 Bagaimana apa mbak sudah paham bagaimana melakukan kegiatan yang mbak
sukai agar halusinasi tidak muncul kembali..?
b. Evaluasi Objektif
 Jadi, mbak sudah memahami bagaiman mencegah halusinasi agar tidak muncul
kembali yaitu dengan melaukan kegiatan yang mbak sukai.
c. Rencana Tindak Lanjut
 Kegiatan yang barusan kita latih, tolong mbak lakukan secara teratur ya mbak.
 Kita masukkan jadwal kegiatan harian ya mbak
d. Kontrak
 Topik : Nah, sudah 3 kegiatan yang kita lakukan. Bagaimana kalau di
pertemuan berikutnya kita melatih bagaimana cara
menggunakan obat dengan benar?
 Tempat :Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat biasanya.
 Waktu : Bagaimana kalau besok jam 09:00 bertemu lagi dengan teman
Saya.

49
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pertemuan: ke-4 Tanggal : 17September 2014


Jam : 09.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien sudah dapat mencegah halusinasi agar tidak muncul kembali
dengan melakukan kegiatan yang disukai.
2. Diagnosa : halusinasi dengar
3. Tujuan : TUK 5: Klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk
mengendalikan halusinasinya
1. Rencana tindakan keperawatan : SP 4 pasien
 Evaluasi jadwal pasien yang lalu (SP 1,2,3)

 Menanyakan pengobatan sebelumnya.

 Menjelaskan tentang pengobatan (5 benar)

 Melatih pasien minum obat.

 Masukan jadwal
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mbak
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan anda pagi ini?
Apakah kegiatan yang kemarin sudah anda lakukan? (bagus sekali)
Coba kita lihat jadwalnya, nah kita beri tanda di sini (dijadwal) bahwa anda telah
melakukan. Hebat sekali anda sudah melakukan tiga cara yang telah kita latih
kemarin.
c. Kontrak
Topik : sekarang kita akan membahas tentang obat yang setiap hari mbak
minum, apa anda keberatan?
Tempat : mau berbincang-bincang dimana kita mbak? Bagaimana kalau
ditempat ini saja atau ditaman?
Waktu : mau berapa lama waktu kita biercabincang-bincang? Bagaimana
kalau 15 menit?

50
2. Kerja
Sebelumnya mbak sudah minum obat apa saja? Coba tolong anda sebutkan? Bagus
sekali Pengobatan apa saja yang sudah anda lakukan? Adakah bedanya setelah anda
meminum obat secara teratur? Apakah suara-suara yang anda dengar sudah
berkurang atau bahkan suda hilang? Minum obat sangat penting mbak agar suara-
suara yang anda dengar selama ini tidak muncul lagi, mbak saya mau menjelaskan
beberapa macam obat yang harus anda minum, ini yang warna orange namanya
(CPZ) diminum 3kali sehari pukul 7 pagi, pukul 1 siang dan pukul 7 malam gunanya
untuk membuat pikiran anda tenang. Ini yang warnanya putih namanya (THP)
diminum tiga kali sehari pada jam yang sama dengan obat yang warna orange pukul
7 pagi, pukul 1 siang, dan 7 malam gunannya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan
yang warna merah jambu ini (HP) diminum 3 kali sehari, waktunya sama, gunannya
untuk mengghilangkan suara-suara. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak
boleh berhenti diminum, nanti konsultasinya dengan dokter, sebab kalau putus obat
anda akan mrngalami kekambuhan dan akan sulit untuk mengembalikan keadaan
semula. Kalau obat habis anda dapat minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Anda juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini, dan pastikan obatnya
benar. Dan harus diperhatikan juga ada nama anda yang tercantum dalam kemasan
obat jangan sampai tertukar dengan obat orang lain, pastikan obatnya diminum
tepat pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan
tapat waktunya. mbak juga harus perhatikan jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari.”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif:
Bagaimana perasaannya mbak setelah melakukan sendiri? Ya bagus sekali
b. Evaluasi objektif:
Jadi anda sudah bisa melakukan minum obat sendiri? Ya bagus sekali
Nanti anda bisa melakukan minum obat sendiri dirumah. Hebat sekali.
c. Rencana tindak lanjut:
Nah, bagaimana kegiatan minum obat apa sudah dilakukan secara teratur?
mbak bisa melakukan sendiri kegiatan yang sudah kita pelajari bersama?,
semoga anda bisa melakukan kegiatan minum obat dengan teratur dan baik!

Kita masukkan jadwal kegiatan harian mbak untuk pertemuan hari ini.

d. Kontrak

51
Topik : Nah, sudah 4 kegiatan yang kita lakukan.

menggunakan obat dengan benar? Dan untuk pertemuan


selanjutnya teman saya akan menjelaskan pada keluarga
mbak bagaimana cara merawat mbak secara langsung.
Tempat :Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat biasanya.
Waktu : Bagaimana kalau mbak jam 09:00 bertemu lagi dengan teman
Saya.

52
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DALAM KELUARGA

Pertemuan: 5 Tanggal : 18September 2014


Jam : 09.00 WIB
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi : klien sudah bisa mengontrol halusinasi, klien sudah bisa mencegah agar
halusi nasi tidak muncul, dan klien sudah bisa minum obat sendriri dengan bener.
2. Diagnosa : Halusinasi dengar
3. Tujuan : TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam
mengontrol halusinasinya
4. Rencana tindakan keperawatan : SP 1 (keluarga)
a. BHSP
b. Menjelaskan tentang halusinasi klien.
c. Menjelaskan cara merawat klien.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, apa benar ibu keluarga dari Ny A? Perkenalkan nama saya
perawat Ana. Ibu bisa panggil saya perawat Ana. Saya mahasiswa dari Stikes Bina
Sehat PPNI Mojokerto. Saya yang merawat Ny A. Kalau boleh tau nama ibu siapa?”

b. Evaluasi/validasi
Bagaimana kondisi anak ibu hari ini?
c. Kontrak
Topik : baiklah, kita akan membicarakan tentang apa yang di alami Ny A dan
bagaimana cara merawat Ny A dirumah.
Tempat : Mau berbincang-bincang dimana kita ibu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja.?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 25 menit?

2. Kerja
Ibu,menurut cerita Ny.A sering mendengar suara-suara yang menakutkan,inilah yang
menjadi penyebab Ny.A mengamuk,membanting barang-barang,dan memukul-mukul.

53
Ini merupakan dan dan gejala halusinasi, yang terjadi karena perasaan kesepian,
disingkirkan dari lingkungan, perasaan cemas yang berlebihan dll. Sehingga Ny A
mengalami gangguan persepsi sensori tanpa ada rangsangan dari luat atau halusinasi.
Saya sudah mengajarkan pada Ny A cara-cara untuk mengontrol halusinasi. Jika Ny.A
bercerita tentang halusinasinya,katakan bahwa ibu percaya dengan apa yang
dikatakanya,namun ibu tidak mendengar suara ini kemudian beri Ny.A kegiatan di
rumah untuk menyibukkan diri,jangan biarkan sendiri,ajaklah makan bersama,supaya
meminimalisir munculnya halusinasi. Apa ibu bisa melakukannya ?Bagus.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana, apa ibumengerti dengan yang saya jelaskan? Batgaiman apa ibu mengrti
bagaiman terjadinya halusinas, dan bagaimana cara merawat pasien...?
b. Evaluasi objektif
Baik ibu sudah memahami proses terjadinya halusinasi, dan bagaiman merawat pasien.
c. Rencana tindak lanjut
ibubisa melakukan kegiatan yang kita pelajari hari ini di rumah
d. Kontrak
 Topik : kapan kita bisa bertemu lagi ibu? Untuk melatih ibu merawat Ny A.
 Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat
biasanya.
 Waktu : Bagaimana kalaujam 09.00 besok kita bertemu lagi. Terimakasih
say permisi dulu. Selamat pagi...

54
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DALAM KELUARGA

Pertemuan: 6 Tanggal : 19September 2014


Jam : 09.00 WIB
A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi : klien bisa mengontrol halusinasi, klien bisa mencegah halusinasi tidak
munsul kembali, klien memahami cara minum obat yang benar. Klien mendapat dukungan dari
keluarga.

2. Diagnosa : Halusinasi dengar

3. Tujuan : TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam


mengontrol halusinasinya
4. Rencana tindakan keperawatan : SP 2 (keluarga)
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP1)
b. Latih keluarga merawat pasien.
c. RTL keluarga untuk merawat pasien

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1). Orientasi
a. Salam terapeutik : Selamat pagi ibu
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana latihannya kemarin? Sudah dipraktikkan belum? Bagus.
c. Kontrak
Topik : ibu, kita akan mengevaluasi yang sudah kita lakukan kemarin.
Tempat : Mau berbincang-bincang dimana kita ibu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja.?

Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?

2). Kerja

Nah, coba sekarang ibu praktikan lagi bagaimana cara merawat Ny A? Baik. Selain itu
masih ada lagi ibu, jika Ny A tampak bicara sendiri atau melamun ataupun melakukan

55
kegiatan yang tidak terkontrol, ibu bisa langsung mejnyapanya, supaya halusinasinya
terhenti, tidak berlanjut. Apa ibu mengerti yang saya maksud? Bagus.
Kemudian, berikan pujian jika ibu bisa mengendalikan emosi dan mampu
mengontrol halusinasinya.
Kalau menurut ibu mana yang lebih efektif untuk memutus halusinasinya Ny A?
Mengapa demikian?
Baiklah, ibu bisa mempraktikkan juga.
Coba sekarang ibu ulangi lagi. Bagus.

3). Terminasi

1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana, apa ibu sekarang mulai bisa merawat Ny A sendiri?
2. Evaluasi objektif
Baik ibu sudah memahami cara merawat Ny A
3. Rencana tindak lanjut
ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga nanti bisa mempermudah
dan dapat membantu. Terimakasih atas waktunya ibu
4. Kontrak
 Topik : Kira-kira, kapan kita bisa bertemu lagi untuk membahas bagaiman
merawat dan membantu Ny A minum obat yang benar...?
 Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat
biasanya.
 Waktu : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi ibu jam 09.00
Yaa mbak bertemu dengan teman saya.

56
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pertemuan ke-7 Tanggal :22 September 2014


Jam : 09.00 WIB
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi : klien bisa berintraksi dengan orang lain, klien merasa senang
kerena halusinasi sudah tidak mengganggunya. Klien mendapat dukungan dari
keluarga.
2. Diagnosa : halusinasi dengar
3. Tujuan : TUK 4 : klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasinya.
4. Rencana tindakan keperawatan : SP 2 (keluarga)
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b. Latih keluarga merawat pasien.
c. RTL keluarga untuk merawat pasien.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi ibu
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana latihanya kemarin? Sudah dipraktikkan belum? Bagus
c. Kontrak
Topik :
ibu, kita akan mengevaluasi yang sudsh kita lakukan kemarin, dan
saya akan mengajari ibu membantu pasien minum obat yang benar.
Tempat :
mau berbincang-bincang dimana kita ibu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja?
Waktu : mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?
2. Kerja
Nah,coba sekarang ibu praktikan lagi bagaimana cara merawat
Ny.A ? Baik ,selain itu masih ada lagi ibu, ibu bisa menbantu pasien minum
obat dengan mengawasi pasien minum obat dan mengingatkan pasien
waktu minum obat. Sebisa mungkin ibu melatih pasien melakukan aktivitas
dirumah, jangan melarang pasien berpartisipasi dengan kegiatan yang di

57
lakukan di nlingkungan dan ibu harus mengawasi perkembangan kesehatan
pasien.

3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana, apa ibu sekarang mulai bisa merawat pasien sendiri?
b. Evaluasi objektif
Baik ibu sudah memahai cara merawat dan membantu pasien minum obat.
c. Rencana tindakan lanjut
Ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain sehingga nanti bisa
mempermudah dan dapat membantu.
d. Kontrak
 Topik : ibu untuk pertemuan selanjutnya saya akan melatih
bagaimana cara memberikan obat yang baik dan benar kepada klien .
bagaimana ibu, kapan kita bisa bertemu lagi?
 Tempat : tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat
biasanya.
 Waktu : bagaimana kalau besok kita bertemu lagi ibu,jam 09.00 yaa

58
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pertemuan ke-8 Tanggal :24 September 2014

Jam : 09.00 WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi : klien bisa mengontrol halusinasi


2. Diagnosa : halusinasi dengar
3. Tujuan : TUK 5 : klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk dapat
mengendalikan halusinasinya.
4. Rencana tindakan keperawatan : SP 3 (keluarga)
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
b. Latih keluarga merawat pasien
c. RTL keluarga
B.Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1.Orientasi
a.salam teraupetik
“selamat pagi ibu?”
b.evaluasi validasi
Bagaimana latihannya kemarin?sudah dipraktekkan belum?Bagus.
c.kontrak

 Topik :ibu,kita akan mengevaluasi yang sudah kita lakukan kemarin.


 Tempat :Mau berbincang bincang dimana kita bu?
Bagaimana kalau ditaman saja?
 Waktu :Mau berapa lama?Bagaimana kalau 20 menit?
2.Kerja

Ibu sesuai janji saya kemaren saya akan menjelaskan bagaimana membantu pasien minum
obatyang baik dan benar.Bagaimana ibu apa ibu sudah paham...?

3.Terminasi

a.evaluasi subjektif

Coba ibu ulangi yang telah saja ajarkan tadi...?

b.evaluasi objektif

59
Bagaimana,apa ibu bisa melakukan apa yang saya ajarkan tadi?

Baik

c.rencana tindak lanjut

Ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain sehingga nanti bisa mempermudah dan
dapat membantu dan dapat membantu.Terimakasih atas waktunya bu. Terimakasih
ibu,semoga apa yang saya ajarkan dapat membantu pasien dan keluarga.

60
PENDAHULUAN
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

1. Latar Belakang
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa pada umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur
dirumah, misalnya amuk, diam saja, bicara sendiri, mengganggu orang lain dapat terjadi pada
klien denga perubahan persepsi sensori : halusinasi.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien
ganggu jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh
dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawat jiwa harus mampu
melakukan TAK secara tepat dan benar.

TAK adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada
waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya suatu pedoman dalam pelaksananaan TAK
seperti TAK sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi persepsi dan orientasi realitas.

Dalam hal ini, akan lebih diperjelas lagi tentang TAK stimulasi persepsi yang akan
dilakukan pada acara yang diselenggarakan anggota kelompok. TAK stimulasi persepsi merupakan
cara untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orentasi dalam upaya memotivasi
proses pikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif. Salah satu karakteristik klien yang
dapat dilatih dengan TAK tersebut adalah klien dengan perubahan perseps sensori : halusnasi.

Dengan demikian penyusunan proposal ini diharapkan klien dengan halusinasi dapat
melasanaan TAK dengan stmulasi persepsi dengan baik sehingga klien dapat terlatih dalam
mengatasi masalahnya.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan
atau dari orang lain, melakukan sosialisasi. Meningkatkan kesadaran terhadap hubungan
reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku defensif dan meningkatkan motivasi untuk
kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

2. Tujuan Khusus
1) Klien mampu memperkenalkan diri

61
2) Klien mampu meningkatkan hubungan intrpersonal dengan rekan dan perawat
3) Klien mampu mengetahui atau mengenal halusinsi
4) Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
5) Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap dengan orang lain
6) Klien mampu mengontrol halusinansi dengan melakukan kegiatan
7) Klien patuh dalam mengkonsumsi obat

3. Manfaat
1. Bagi Klien
Klien dapat memahami tentang apa yang dialami dan klien dapat memahamiapa yang dapat
dilakukan ketika halusinasi datang kembali

2. Bagi Perawat

Dapat melatih ketrampilan dan ketelatenan perawat dalam pemberian tindakan keperawatan
jiwa khususnya pada TAK stimulasi persepsi.

4. Karateristik Klien
Berdasarkan kajian yang dilakukan, karakteristik klien yang dapat dilakukan dalam TAK ini
adalah klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi.

62
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

Ruangan :
Topik : Stimulasi Persepsi : Halusinasi

Tujuan :

a. Tujuan Umum
Klien mampu menterjemahkan stimulasi dengan benar
b. Tujuan Khusus
1) Klien mampu menjelaskan identitas dirinya
2) Klien mampu mengalihkan perintah stimulasi persepsi yang dirasakan dengan
permainan
3) Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang
sedang bicara
4) Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan
5) Klien mampu mengemukakan pendapat terapi aktivitas kelompok yang dilakukan
Kriteria Evaluasi

Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :

1. 80% klien mendapatkan pasangan yang tepat


2. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
3. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
4. 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien
lain yang sedang berbicara
5. 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
6. 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
7. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
8. 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok
yang dilakukan
Kriteria Anggota (Klien)

1. Klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi


2. Klien yang mampu diajak komunikasi dengan baik

63
3. Klien yang mampu membina hubungan saling percaya

Struktur Kegiatan :

a. Tempat Pertemuan :
b. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal :

Waktu :
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
- Permainan (30 menit)

- Ekspresi feeling (10 menit)

c. Jumlah Klien : 7 orang

d. Tim Terapis :

 Setting : peserta dan terapis duduk bersamaan di kursi meligkar


 Ruangan nyaman dan tenang.

64
Keterangan :

: Co Leader

: Leader

: Fasilitator

: Observer

: Klien

Pembagian Tugas

TAK Sesi 1

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

TAK Sesi 2

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

65
Observer :

TAK Sesi 3

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

TAK Sesi 4

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

TAK Sesi 5

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

Uraian Tugas

1. Leader
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai

66
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya
3) Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
4) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
5) Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
3. Fasilitator
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
Proses Pelaksanaan

1. Perkenalan
1) Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk
memulai menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan
dalam kelompok
2) Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan
tangannnya
3) Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat
4) Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap
perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader
2. Permainan
1) Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas atau tempat yang
telah ditentukan dan duduk membentuk lingkaran
2) Leader membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dan
anggota terapis lain beserta perannya. Kemudian leader meminta tiap klien untuk
menyebutkan nama dan bertanya peraan klien saat itu .
3) Selanjutnya leader membacakan tujuan dari kegiatan dan aturan main yang harus
dipatuhi oleh klien. Setelah itu leader membuat kontrak waktu dengan klien.

67
4) Kemudian co-leader memutar kaset lagu. Ketika lagu dimulai, bola segera dioperkan
dari leader an berjalan ke arah berlawanan jarum jam. Setelah satu ptaran, bola
berhenti tepat pada leader dan leader memberikan contoh kepada klien dengan
memperkenalkan diri, menceritakan hal-hal apa saja yan selama ini didengar atau
dilihat, dimana dan kapan suara atau bayangan itu muncul, serta berapa sering
bayangan itu muncul.
5) Setelah selesai, musik kembali dinyalakan dan bola kembali berputar yang
berlawanan dengan arah jarum jam untuk memperagakan apa yang telah dicontohkan
oleh leader. Begitu seterusnya hingga semua klien mendapatkan giliran untuk
megungkapkan perilaku halusinasi.
6) Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara dan membacakan
hasil kegiatan di akhir acara.
3. Peer Review (Evaluasi Kelompok)
1) Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya
2) Klien mengemukakan perasaannya setelah mengemukakan tentang perilaku halusinasi
3) Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4. Terminasi
1) Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
2) Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan kelompok ini
Antisipasi Masalah

1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok


1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
klien tersebut

68
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut.
Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Input
1) Tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 2fasilitator dan 1
observer
2) Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
3) Peralatan tape recorder dan kaset berfungsi dengan baik
4) Tersedia papan tulis dan spidol
5) Klien memakai papan nama
6) Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien
untuk melakukan terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi
2. Evaluasi Proses
1) Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
2) Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien atau berbaur dengan klien
3) Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi
jalannnya permainan
4) 90% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal
sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
:

1) 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya


2) 80% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah sebagai stimulus persepsi
3) 90% dari jumlah klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien
lain yang sedang berbicara
4) 90% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
5) 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok
yang dilakukan.

69
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI 1: MENGENAL HALUSINASI

A. Tujuan
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1. Kelompok berada di ruang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
3. Papan tulis
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi: Halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan
b) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
pada terapis
c) Lama kegiatan 45 menit

70
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). terapis meminta
klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam. Kemudian
menulisnya di papan.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing
klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan :
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuansi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai
dari klien yang berada disebelah kiri terapis seterusnya bergiliran searah jarum
jam. Kemudian menulisnya di papan.
d. Setelah seorang klien menceritakan pengalaman halusinasi, terapis
mempersilahkan klien yang lain untuk bertanya max 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu
belajar mengontrol halusinasi
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya.

F. Evaluasi dan Dokumentasi

71
Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 1, yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu
terjadinya halusianasi, situasi terjadinya halusinasinya dan perasaan saat terjadi
halusinasi.

No Nama peserta TAK


Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan isi halusinasi

2 Menyebutkan waktu halusinasi

3. Menyebutkan frekuensi halusinasi

4. Menyebutkan perasaan bila


halusinasi timbul

Petunjuk : Dilakukan = 1

Tidak dilakukan = 0

72
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL
HALUSINASI
SESI II: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakuan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok ditempatyang tenang.
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik : terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a. Lama kegiatan 45 menit.
b. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c. Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.

73
3. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah dengan jarum
jam menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah
itu bias mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian
dan mengajak peserta yang lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperlihatkan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meninta masing-masing klien memperagakan menghardik halusinasi
dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan saat klien
selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis mengajurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari
jika halusinasi muncul.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi
dengan menghardik.

74
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1 Menyebutkan cara yang selama


ini digunakan untuk mengatasi
halusinasi

2 Menyebutkan efektivitas cara

3 Menyebutkan cara mengatasi


halusinasi dengan menghardik

4 Meperagakan mengahrdik
halusinasi

Petunjuk : dilakukan = 1 tidak dilakukan : 0

75
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI III: MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam.

B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja.
2. Lingkungan tenang dan nyaman.

C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol white board
4. White board

D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan

E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan:
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi:
a. Salam terapiutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi / validasi:
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.

76
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan permainan:
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis.
c) Waktu TAK adalah 90 menit.

3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil
untuk masing-masing klien.
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah
terjadinya halusinasi.
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya
dipapan tulis.
e. Terapis meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun
pagi sampai dengan tidur malam.
f. Terapis membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun jadwal.
g. Terapis memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil
menyusun jadwal.

4. Terminasi:
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun jadwal.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut: Terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas
tersebut.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.

77
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan
kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.

No Aspek yang di nilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya aktivitas


dalam mencegah halusinasi.

2 Menyebutkan jadwal kegiatan harian.

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

78
TAK STIMULASI PERSEPI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV : CARA MINUM OBAT YANG BENAR

A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang diminumnya.
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat.
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman.
C. Alat
1. Contoh obat-obatan.
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: terapis mengucapkan salam kepada klien.
b. Evaluasi /validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK
sebelumnya)

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK.

79
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
 Klien mengikuti dari awal sampai akhir.
 Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
 Lama waktu TAK 60 menit.
3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-
masing klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran.
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat,
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah
kiri terapis.
d. Terapis menjelaskan akibat jika tidakl minum obat secara teratur.
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak
minum obat secara teratur.
f. Terapis menjelaskan 5 benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar
klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai
contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapis meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat,
cara menggunakan, waktu menggunakan dan efek obat ( efek terapi dan efek
samping) sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing.
Secara berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis.
i. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali
klien menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur.
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat
menghubungi perawat yang saat itu bertugas.
c. Kontrak yang akan datang

80
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya.
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar
cara minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat

No Aspek yang dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
minum obat secara teratur.

2 Menyebutkan akibat jika tidak


minum obat secara teratur.

3 Menyebutkan jenis obat

4 Menyebutkan dosis obat

5 Menyebutkan waktu minum


obat

6 Menyebutkan cara minum obat


yang tepat

7 Menyebutkan efek terapi obat

8 Menyebutkan efek samping


obat.

Petunjuk : Dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0

81
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI V: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami
halusinasi

B. Setting
1. Tempat TAK diruangan tenang dan nyaman.
2. Klien duduk melingkar.

C. Alat
1. Spidol
2. White Board

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi

E. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi
a. Salam: terapis mengucapkan salam kepada klien.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini.

82
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah, dan minum obat secara teratur).
c. Kontrak
1) Terapius menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapios menjelaskan waktu kegiatan adalah 60 menit.
3) Terapis menjelaskan aturan main.
 Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.
 Bila klien ingin keluar dari kelompok, harus meminta izin pada
terapis.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi.
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis
searah jarum jam sampai semua klien mandapat giliran.
c. Terapis m,emperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-
tanda halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian , dimulai dari
klien yang duduk disebelah kiri terapis, searah jarum jam sampai semua
mendapat giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.
4. Terminasi
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan
orang lain bila mulai mengalami halusinasi.
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain yang
mulai mengalami halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang


1) Terapis menyepakati kegiatan TAK

83
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi
dengan bercakap-cakap.

No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan
pentingnya bercakap-
cakap ketika
halusinasi muncul

2 Menyebutkan cara
bercakap-cakap

3 Memperagakan saat
mulai bercakap-cakap

Petunjuk: Dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0

84
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pasien, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi ditemukan
adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus
menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana
terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan.
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan halusinasi,
pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai system pendukung yang
mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat/petugas
kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang
diperlukan dan membina kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien. Dalam
hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor
penting dalam proses penyembuhan klien.

b. Saran
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti langkah-
langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar
tindakan berhasil dengan optimal.
2. Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan pendekatan secara
bertahap dan terus menerus untuk membina hubungan saling percaya antara perawat
klien sehingga tercipta suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
yang diberikan.
3. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit,sehingga
keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu perawat
bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien.

85

Anda mungkin juga menyukai