Anda di halaman 1dari 50

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

STIKes PERTAMEDIKA

Tanggal Pengkajian : 31 Oktober 2023


Diagnosa Medis : SKIZOFRENIA (Halusinasi Pendengaran)

A. IDENTITAS KLIEN
Nama (Inisial) : Ny. S (Perempuan)
Umur : 36 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP (Tidak Tamat)
Alama : Bukit Merapin Kota Pangkalpinang
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga pasien

B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan perempuan yang menyuruh klien untuk berjalan –
jalan keluar rumah dan berkeliling, klien mengatakan suara bisikan itu lebih sering muncul pada
malam hari, bisikan itu muncul sekali sehari dan terkadang bisa lebih apabila klien lupa minum obat,
klien mengatakan saat suara bisikan itu muncul klien merasa cemas dan takut. keluarga klien
mengatakan tidur klien terganggu, sering melamun dan pandangan kosong, respon verbal agak
terlambat, rentang perhatian hanya dalam beberapa menit, pandangan tidak focus.

I. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
(v) Ya ( ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya.
( ) Berhasil ( v ) Kurang Berhasil ( ) Tidak Berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya Fisik ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Aniaya Seksual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Penolakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kekerasan dalam keluarga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Tindakan kriminal ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Jelaskan:
1. Riwayat gangguan jiwa di masa lalu
Keluaraga klien mengatakan klien mengalami perubahan prilaku dimulai dari 31 tahun yang lalu
sejak berada dibangku SLTA, dikarenakan klien mengalami pengekangan dari ayahnya dalam
menjalani hubungan dengan lawan jenis, setelah itu klien mengalami depresi dan selalu ingin
keluar rumah tanpa mengenal waktu. kemudian keluarga sepakat untuk mengisolasi klien dalam
satu ruangan dan semua aktivitas di pantau oleh keluarga. Klien terlihat ketakutan dan kecemasan
yang berlebihan, kerap berbicara sendiri, berbicara terkadang tidak nyambung, tiba-tiba berteriak,
tidur terganggu, sering mengamuk dengan melempar barang-barang disekitarnya.
2. Riwayat Pengobatan
Keluarga Klien mengatakan setelah dikunjungi petugas puskesmas dan RT setempat, klien
dilepaskan dari ruangan tempat klien diisolasi dan keluarga klien diarahkan untuk membawa klien
menjalani pengobatan ke puskesmas dari 10 tahun yang lalu, dan sampai saat ini klien rutin kontrol
dan minum obat dari dokter secara teratur tetapi terkadang masih ada gejala sisa jika tidak
mengkonsumsi obat.
3. Riwayat penganiyaan fisik dan tindakan criminal
Keluarga klien mengatakan klien pernah memukul ayahnya saat mau diisolasi, penganiayaan
seksual disangkal baik sebagai pelaku maupun sebagai korban, tidak pernah melakukan Kriminal,
klien hanya mengamuk dan melempar barang-barang yang ada disekitarnya saat muncul suara
bisikan.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


( ) Ya ( v ) Tidak

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Masalah keperawatan : Tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan sedih saat mengingat kejadian saat klien di isolasikan oleh keluarganya, dan
klien merasa malu apabila bertemu dengan orang lain dan lebih memilih menyendiri. Klien juga
pernah memukulkan kepalanya sendiri dengan menggunakan kedua tangannya jika tidak bisa
keluar dari rumah.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah, Isolasi sosial, Resiko prilaku kekerasan
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital : TD : 132/63 mmhg N : 80 kali/menit
S : 37 oC P : 20 kali/menit
2. Ukur : TB : 155 cm BB : 54 kg
3. Keluhan fisik : ( )Ya ( ) Tidak

Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini

Masalah Keperawatan : Tidak ada

III. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

= Perempuan

= Laki - laki

= Cerai/putus hub.

= Meninggal

= Orang yg tinggal
serumah

= Klien

Jelaskan: klien mempunyai 5 saudara yaitu 2 kakak perempuan dan satu kakak laki-laki, tetapi,
satu adik laki-laki dan satu adik perempuan, semua saudara klien sudah tidak tinggal serumah lagi
dengan klien dan orang tuanya, keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

- Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mensyukuri dan meyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas diri
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya dengan baik dimulai dari menyebutkan nama
lengkap, jenis kelamin, alamat, tempat tanggal lahir, hoby, jumlah anggota keluarga
c. Peran diri
Sebelum sakit klien menjalani kehidupannya seperti orang normal yang lainnya, menjalani
peran sebagai anak dari orang tuanya, beraktivitas seperti membantu ibunya di rumah, saat
klien sakit, klien terkadang tidak sepenuhnya melaksanakan perannya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan hidup kembali normal seperti orang tua dan orang
lain yang ada disekitarnya.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa banyak kekurangannya, merasa berbeda dengan orang lain, sulit
untuk berhubungan dengan orang lain dan merasa malu dan lebih suka menyendiri.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah

- Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi klien adalah orang tuanya, klien mengatakan dia sangat menghormati
orang tuanya, tetapi terkadang bernada kasar dan mengancam untuk memukul ayahnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Setelah sakit klien jarang bergaul dengan orang-orang disekitar dikarenakan kondisinya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien merasa dirinya diperlakukan berbeda dengan oranglain dan sulit untuk memulai suatu
hubungan interaksi sehingga lebih nyaman menyendiri.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah, Isolasi sosial, Resiko prilaku kekerasan

- Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam dan mengimani bahwa tuhan itu satu yaitu
Allah SWT
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan setelah sakit klien jarang untuk melakukan kegiatan ibadah, terkecuali
apabila diingatkan oleh orang tuanya.

IV. STATUS MENTAL


1. Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan klien rapih, menggunakan pakaian lengkap, postur tubuh sedang, pandangan klien
kosong dan tenang, kulit terlihat bersih, rambut tersisir rapih, kuku bersih dan terpotong pendek,
gigi bersih, mukosa bibir dan turgor kulit umumnya tampak lembab.
Masalah keperawatan: Tidak ada

2. Pembicaraan
( ) Cepat ( v ) Keras ( ) Gagap ( v ) Inkoheren
( ) Apatis ( v ) Lambat ( ) Membisu
( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Respon verbal klien lambat, tidak fokus dan menjawab seperlunya, intonasi pelan, dapat menjawab
pertanyaan dan terkadang kerap menyangkal beberapa kejadian yang terjadi, kadang- kadang
terlihat tersenyum menyeringai tetapi tampak tidak tepat, pembicaraan berpindah-pindah dan tidak
ada kaitannya, sering kali klien bernada keras jika berbicara hal-hal yang tidak disukainya.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah, Resiko Prilaku Kekerasan

3. Aktivitas Motorik
( v ) Lesu ( v ) Tegang ( ) Gelisah ( v ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Klien mampu melakukan aktifitas sehari - hari secara mandiri seperti mandi, makan, dan
mengganti pakaian klien walaupun terlihat lesu, terkadang klien berpindah-pindah tempat seperti
gelisah, terkadang jika suara bisikan muncul pasien terlihat tegang dan emosi.
Masalah keperawatan: Halusinasi pendengaran, resiko prilaku kekerasan

4. Alam perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa
( v ) Khawatir ( ) Gembira berlebihan
Klien tampak tatapan mata tidak fokus, pandangan kosong, terkadang melamun dan lebih banyak
di rumah untuk tidur namun tampak terganggu, klien mengatakan kerap mendengar suara bisikan
perempuan terlebih jika klien lupa mengkonsumsi obat rutinnya.
Masalah keperawatan: Halusinasi pendengaran, Harga Diri Rendah, Isolasi sosial

5. Afek
( ) Datar ( v ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Klien tampak sudah mulai tenang, tetapi bicara masih seperlunya dan cenderung bereaksi jika
diberikan stimulasi seperti menonton video.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah
6. Interaksi selama wawancara
( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
( v ) Kontak mata kurang ( ) Defensif ( ) Curiga
Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat, kontak mata kurang dan bicara
seperlunya.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah, Isolasi sosial

7. Persepsi
( v ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidung
Klien mengatakan kadang- kadang mendengar suara bisikan perempuan saat sendiri yang
menyuruhnya untuk jalan-jalan keluar rumah dan berkeliling. Klien mengatakan jika suara itu
datang klien memejamkan matanya.
Masalah keperawatan: Halusinasi Pendengaran

8. Proses Pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( v ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of idea ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Klien mengatakan jika suara bisikan perempuan itu muncul, membuat klien bingung apalagi pada
saat klien sedang berbicara dengan orang lain.
Masalah keperawatan: Halusinasi pendengaran

9. Isi pikir
( ) Obsesi ( v ) Fobia ( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis

Waham :
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Klien terkadang takut dengan bisikan perempuan yang kerap kali muncul.
Masalah keperawatan: Halusinasi pendengaran

10. Tingkat Kesadaran


( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi :
( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Klien tenang dan mengetahui waktu, tempat dan orang yang ditanyakan kepadanya
Masalah keperawatan: Tidak ada

11. memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang ( ) Gangguan daya ingat saat ini
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek ( ) Konfabulasi
Klien dapat menceritakan kejadian sebelum sakit tetapi masih membatasi dan menyangkal
setiap kejadian dan bicara seperlunya.
Masalah keperawatan: Tidak ada

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


( v ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Klien mampu berbincang-bincang dengan perawat arahan, walaupun terkadang klien mudah
beralih topic dan tidak konsentrasi.
Masalah keperawatan: Tidak ada

13. Kemampuan Penilaian


( v ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Klien sudah bisa memilih sendiri apa yang mau klien lakukan, mana baik, mana buruk, mana
yang diutamakan, mana yang nanti
Masalah Keperawatan: Tidak ada

14. Daya tilik diri


( ) Mengingkari penyakit yang di derita
( ) Menyalahkan hal – hal di luar dirinya
Pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit
Masalah Keperawatan : Tidak ada

V. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

2. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan: Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain, klien juga mampu BAB/BAK ke
kamar mandi secara mandiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada

3. Mandi
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan: Klien mampu mandi dan berpakaian secara mandiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan: Tidak ada

5. Istirahat dan tidur


( v ) Tidur siang lama : ………………………… s/d ………………………..
( v ) Tidur malam lama : ………………………… s/d ………………………..
( v ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur
Jelaskan: Klien biasanya tidur siang dengan durasi kurang lebih 3 jam dan tidur malam kurang
lebih 9 jam dan sebelum tidur biasanya pasien menonton TV dan bangun dari tidur biasanya
pasien langsung mandi dan makan.

6. Penggunaan obat
( v ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan: klien minum obat dengan bantuan minimal dari keluarga untuk hal memantau apakah
obat diminum atau tidak.

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan ( ) ( )
Perawatan pendukung (v ) ( )

8. Kegiatan di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan (v ) ( )
Menjaga kerapihan rumah ( v) ( )
Mencuci pakaian ( v) ( )
Pengaturan keuangan ( ) (v )
9. Kegiatan di luar rumah
Ya Tidak
Belanja (v ) ( )
Transportasi (v ) ( )
Lain – lain ( ) ( )

Jelaskan: kegiatan didalam rumah biasanya klien melakukan secara mandiri, tetapi untuk
kegiatan diluar rumah biasanya klien ditemani keluarganya
Masalah Keperawatan : Tidak ada

VI. MEKANISME KOPING


Adaftif Maladaftif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum Alkohol
( v ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Reaksi lambat / berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( v ) Menghindar
( ) Olahraga ( ) Mencederai diri
( ) Lainnya ………………………. ( ) Lainnya ……………….
Jelaskan: klien mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri, tetapi saat
bisikan muncul klien langsung menghindar dan memilih menyendiri.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah, Isolasi sosial

VII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ____________________________
_______________________________________________________________________

( v ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik ________________________


Klien sering malu dan tidak percaya diri untuk berkumpul dengan orang disekitaran lingkungan
sekitar tempat tinggalnya

( ) Masalah dengan pendidikan, spesifik ___________________________________


_______________________________________________________________________

( ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik ____________________________________


_______________________________________________________________________
( ) Masalah dengan perumahan, spesifik ___________________________________
_______________________________________________________________________

( ) Masalah ekonomi, spesifik ___________________________________________


_______________________________________________________________________

( ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ____________________________


_______________________________________________________________________

( ) Masalah lainnya, spesifik ____________________________________________


_______________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : Harga Diri rendah, Isolasi sosial

VIII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


( ) Penyakit Jiwa ( ) Sistem pendukung
( ) Faktor presipitasi ( v ) Penyakit fisik
( ) Koping ( ) Obat-obatan
( ) Lainnya:………………..
Jelaskan: Klien kurang pengetahuan dalam hal penyakit fisik ditandai dengan tanda-tanda vital yang
sudah mulai tidak terkontrol.
Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan

IX. Analisa Data

Tanggal / Jam Data focus Masalah Keperawatan


31 Oktober 2023/ DS : Halusianasi
15.00 wib - Klien mengatakan sering mendengar
suara bisikan perempuan yang
menyuruh klien untuk berjalan –
jalan keluar rumah dan berkeliling
- Klien mengatakan suara bisikan itu
lebih sering muncul pada malam
hari
- Bisikan itu muncul sekali sehari dan
terkadang bisa lebih apabila klien
lupa minum obat
- Klien mengatakan saat suara bisikan
itu muncul klien merasa cemas dan
takut.
DO :
- Klien terkadang terlihat cemas dan
takut, terkadang klien berpindah-
pindah tempat seperti gelisah
- Tatapan mata klien tidak fokus,
pandangan kosong, terkadang
melamun
- Klien terlihat bingung pada saat
klien sedang berbicara
- Klien terlihat seperti ngucapkan
sesuatu tanpa bersuara

31 Oktober 2023/ DS : Isolasi Sosial


15.00 wib - Klien mengatakan sedih saat mengingat
kejadian saat klien di isolasikan oleh
keluarganya, dan klien merasa malu
apabila bertemu dengan orang lain dan
lebih memilih menyendiri.
- Klien mengatakan merasa banyak
kekurangannya dan tidak berguna,
merasa berbeda dengan orang lain, sulit
untuk berhubungan dengan orang lain
DO :
- Klien lebih banyak dirumah dan
menyendiri
- Klien terlihat bingung saat memulai
pembicaraan
- Respon verbal klien lambat, tidak fokus dan
menjawab seperlunya, intonasi pelan, dapat
menjawab pertanyaan dan terkadang kerap
menyangkal beberapa kejadian yang terjadi.
- Pembicaraan klien berpindah-pindah topik
dan tidak ada kaitannya
- Tatapan mata klien tidak fokus, pandangan
kosong, terkadang melamun
- Klien sudah mulai tenang, tetapi bicara
masih seperlunya dan cenderung
bereaksi jika diberikan stimulasi.
- Klien mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh perawat, kontak
mata kurang dan bicara seperlunya.
- Klien terlihat sering tiba-tiba langsung
menghindar dan memilih menyendiri.

31 Oktober 2023/ DS : Harga Diri Rendah


15.00 wib - Klien mengatakan malu terhadap diri
sendiri karena tidak bekerja dan
menghasilkan uang seperti orang lain
- Klien mengatakan merasa banyak
kekurangannya
- Klien sering mengatakan dirinya bodoh
tidak sama seperti saudara-saudaranya
DO :
- Klien lebih senang sendiri
- Klien terlihat bingung dan saat memulai
pembicaraan
- Klien sering kali menundukan
kepalanya
- Tatapan mata klien tidak fokus, pandangan
kosong, terkadang melamun, kontak mata
kurang
- Klien sudah mulai tenang, tetapi bicara
masih seperlunya dan cenderung
bereaksi jika diberikan stimulasi.
31 Oktober 2023/ DS : Risiko Perilaku Kekerasan
15.00 wib - Keluarga Klien mengatakan klien sering
tiba-tiba berteriak, mengamuk dengan
melempar barang-barang disekitar klien
saat suara bisikan muncul
- Keluarga Klien mengatakan dulunya
klien pernah memukul-mukulkan
kepalanya sendiri dengan menggunakan
kedua tangannya jika tidak bisa keluar
dari rumah
- Keluarga Klien mengatakan dulunya
klien pernah memukul ayahnya karena
menolak untuk diisolasi.
DO :
- Wajah klien sering tiba-tiba terlihat
Tegang dan emosi
- Sering kali klien bernada keras jika
berbicara hal-hal yang tidak disukainya.

31 Oktober 2023 Ds : klien mengatakan pernah mengalami Regimen terapeutik tidak


15.00 pengobatan gangguan jiwa baik medis adekuat
maupun non medis
Do : pengobatan belum berhasil Gangguan
jiwa masih kambuh

31 Oktober 2023 Ds : klien mengatakan tidak mampu Koping keluarga inefektif


15.00 menyelesaikan masalah dengan
keluarga nya
Do : pola asuh nampak kurang baik, pola
komunikasi kurang terbuka
X. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik :
Skizofrenia

Terapi medik :
Clozapine 25 mg 1x1 tablet (malam)
Risperidon 2 mg 1x1 tablet

POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan effect

Gangguan sensori persepsi halusinasi core problem

Isolasi sosial causa

Regimen terapeutik tidak

adekuat Harga diri rendah koping keluarga inefektif

XI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Gangguan sensori persepsi halusinasi
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
d. Regimen terapeutik tidak adekuat
e. Koping keluarga inefektif
f. Resiko perilaku kekerasan
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

Nama Klien : Ny. S Diagnosis Medis : Skizofrenia

Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasionalisasi


TUM :
Klien dapat membedakan
antara halusinasi dengan
realita.
TUK :
1. Klien dapat membina 1. Setelah 1 x interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip Bila sudah terbina hubungan saling percaya
hubungan saling percaya. menunjukkan tanda-tanda percaya komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat kooperatif, sehingga
kepada perawat :  Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non verbal. pelaksanaan asuhan keperawatan dapat
 Ekspresi wajah bersahabat.  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berjalan dengan baik.
 Menunjukkan rasa senang. berkenalan.
 Ada kontak mata.  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
 Mau berjabat tangan. klien.
 Mau menyebutkan nama.  Buat kontrak yang jelas.
 Mau menjawab salam.  Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji setiap kali interaksi.
 Mau duduk berdampingan  Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
dengan perawat.  Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
 Bersedia mengungkapkan  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.
masalah yang dihadapi.  Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
2.Klien dapat mengenal 1. Setelah 1 x interaksi klien 2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap  Kontak sering dan singkat selain upaya
halusinasinya. menyebutkan : membina hubungan saling percaya, juga
 Isi 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya, dapat memutuskan halusinasi.
 Waktu jika klien sedang berhalusinasi :  Mengenal perilaku pada saat halusinasi
 Frekuensi  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi timbul, memudahkan perawat dalam
 Situasi dan kondisi yang dengar/ lihat/ penghidu/ raba/ kecap). melakukan intervensi.
menimbulkan halusinasi  Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang  Mengenal halusinasi memungkinkan
dialaminya. klien untuk menghindarkan faktor
 Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal pencetus timbulnya halusinasinya.
tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya
(dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
 Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang
sama.
 Katakan bahwa perawat akan membantu klien.

Jika klien sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya  Dengan mengetahui waktu, isi dan
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien : frekuensi munculnya halusinasi
 Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, mempermudah tindakan keperawatan
sore, malam atau sering dan kadang-kadang). yang akan di lakukan perawat.
 Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak  Untuk mengidentifikasi pengaruh
menimbulkan halusinasi. halusinasi pasien.

2. Setelah 1 x interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi  Untuk mengetahui koping yang
menyatakan perasaan dan halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan digunakan oleh klien.
responnya saat mengalami. perasaannya.  Agar klien mengetahui akibat dari
halusinasi : 2.2 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi menikmati halusinasi sehingga klien
 Marah perasaan tersebut. meminimalisir halusinasinya.
 Takut 2.3 Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien
 Sedih menikmati halusinasinya.
 Senang
 Cemas
 Jengkel

3. Klien dapat mengontrol 1. Setelah 1 x interaksi klien Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika  Upaya untuk memutuskan siklus
halusinasinya. menyebutkan tindakan yang terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll). halusinasi sehingga halusinasi tidak
biasanya dilakukan untuk Diskusikan cara yang digunakan klien : berlanjut.
mengendalikan halusinasinya.  Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
2. Setelah 1 x interaksi klien  Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara  Resinforcement positif dapat
menyebutkan cara baru tersebut. menngkatkan harga diri klien.
mengontrol halusinasi. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya
halusinasi :  Memberikan alternatif pilihan bagi klien
 Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (“saya tidak untuk mengontrol lingkungan.
mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba/ kecap”) pada saat halusinasi
terjadi.
 Menemui orang lain perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk
menceritakan halusinasinya.
 Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang
telah disusun.
 Meminta keluarga/ teman/ perawat menyapa jika sedang
berhalusinasi.
3. Setelah 1 x interaksi klien dapat 1. Bantu klien memilih cara yang sudah diajarkan dan latih untuk  Memotivasi dapat meningkatkan
memilih dan memperagakan cara mencobanya. kegiatan klien untuk mencoba memilih
mengatasi halusinasi (dengar/ salah satu cara mengendalikan halusinasi
lihat/ penghidu/ raba/ kecap). 2. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dan dapat meningkatkan harga diri klien.
4. Setelah 1 x interaksi klien dilatih.  Memberi kesempatan kepada klien untuk
melaksanakan cara yang telah mencoba cara yang sudah di pilih.
dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya. 3. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil
5. Setelah 1 x pertemuan klien beri pujian. Stimulasi persepsi dapat mengurangi
mengikuti terapi aktivitas perubahan interpretasi realitas klien akibat
kelompok. halusinasi.

Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi


realita, stimulasi persepsi.
4. Klien dapat dukungan 1. Setelah 1 x pertemuan keluarga, 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, Untuk mendapatkan bantuan keluarga
dari keluarga dalam keluarga menyatakan setuju untuk dan topik). mengontrol halusinasi.
mengontrol mengikuti pertemuan dengan
halusinasinya. perawat.

2. Setelah 1 x interaksi keluarga 2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/ Untuk mengetahui pengetahuan keluarga
menyebutkan pengertian, tanda kunjungan rumah). dan meningkatkan kemampuan pengetahuan
dan gejala, proses terjadinya  Pengertian halusinasi tentang halusinasi
halusinasi dan tindakan untuk  Tanda dan gejala halusinasi.
mengendalikan halusinasi.  Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi.
 Obat-obatan halusinasi. Agar keluarga dapat merawat klien atau
 Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri anggota keluarga lain yang berhalusinasi
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian dirumah
bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi). Keluarga klien menjadi tahu cara mencari
 Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi
cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di dirumah.
rumah.
5. Klien dapat 1. Setelah 1 x interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak  Dengan menyebutkan dosis, frekuensi
memanfaatkan obat menyebutkan : minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek dan manfaat obat, diharapkan klien
dengan baik.  Manfaat minum obat samping penggunaan minum obatPantau klien saat melaksanakan program pengobatan.
 Kerugian tidak minum obat penggunaan obat  Menilai kemampuan klien dalam
 Nama, warna, dosis,efek pengobatannya sendiri.
terapi dan efek samping obat  Program pengobatan dapat berjalan
sesuai rencana.
 Dengan mengetahui prinsip penggunaan
2. Setelah 1 x interaksi klien 2. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar. obat, maka kemandirian klien untuk
mendemontrasikan penggunaan pengobatan dapat ditingkatkan secara
obat dengan benar. bertahap
3. Setelah 1 x interaksi klien 3. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
menyebutkan akibat minum obat dengan dokter.
tanpa konsultasi dokter. 4. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
II. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Diagnosa
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
Isolasi sosial
TUK : 1. Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya merupakan
1. Klien dapat membina menunjukkan tanda-tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dasar dari terjadinya komunikasi
TUM : hubungan saling kepada perawat :  Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non teraupetik sehingga akan
Klien dapat percaya.  Ekspresi wajah bersahabat. verbal. memfasilitasi dalam pengungkapan
meningkatkan  Menunjukkan rasa senang.  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perasaan, emosi, dan harapan klien
hubungan sosial  Ada kontak mata. perawat berkenalan.
 Mau berjabat tangan.  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
 Mau menyebutkan nama. yang disukai klien.
 Mau menjawab salam.  Buat kontrak yang jelas.
 Mau duduk berdampingan dengan  Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji setiap
perawat. kali interaksi.
 Bersedia mengungkapkan masalah  Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
yang dihadapi. adanya.
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.

2. Klien mampu Setelah 1 x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang: Bila klien sudah mau mengungkapkan
menyebutkan menyebutkan minimal satu satu penyebab  Orang yang tinggal serumah/sekamar semua perasaannya akan
penyebab menarik menarik diri dari: dengan klien mempermudahkan perawat
diri  Diri sendiri  Orang yang paling dekat dengan klien di melaksanakan asuhan
 Orang lain rumah/ di ruang perawatan keperawatannya.
 lingkungan  Apa yang membuat klien dekat dengan
orang tersebut
 Orang yang tidak dengan klien di rumah/
diruang perawatan
 Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
 Upaya yang sudah dilakukan agar dekat
dngan orang lain Untuk mengidentifikasi apa yang
2. Diskusikan dengan klien penyebab dan akibat menyebabkan klien menarik diri dan
menarik diri untuk menilai perasaan klien bila
tidak berinteraksi
Untuk meningkatkan harga diri dan
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien percaya diri klien
mengungkapkan perasaannya

3. Klien mampu Setelah 1 x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat Tingkat pengetahuan membantu
menyebutkan menyebutkan keuntungan berhubungan hubungan sosial dan kerugian menarik diri perawat mengarahkan klien untuk
keuntungan sosial, misalnya: berhubungan dengan orang lain.
berhubungan sosial  Banyak teman 2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat Mengidentifikasi kemampuan yang
dan kerugian  Tidak kesepian berhubungan sosial dan kerugian menarik diri dimiliki klien dan untuk
menarik diri  Bisa diskusi meningkatkan harga diri dan percaya
 Saling menolong diri klien
Dan kerugian menarik diri, misalnya: 3. Beri pujian terhadap kemampuan klien Reinforcement positif akan
Sendiri, kesepian, tidak bisa diskusi mengungkapkan perasaannya menambah rasa percaya diri klien.

4. Klien dapat Setelah 1 x interaksi klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien untuk Dengan berhubungan secara bertahap,
melaksanakan melaksanakan hubungan sosial secara berkenalan dengan : perawat lain, klien lain, diharapkan klien mampu mengadopsi
hubungan sosial bertahap dengan : perawat, perawat lain, dan kelompok. perilaku tersebut dan memudahkan
secara bertahap klien lain, dan kelompok klien mengingat hubungan yang telah
dilakukan.
2. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap Melakukan hubungan secara
dengan perawat lain, klien lain, dan kelompok bertahap mengurangi kecemasan
klien dalam berhubungan dengan
orang lain dan meminimalkan
kekecewaan dan meningkatkan
percaya diri dalam berhubungan
dengan orang lain
3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok Melibatkan klien dalam aktivitas
sosialisasi kelompok akan membuat klien
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat merasa diperlukan dan merasa harga
dilakukan klien untuk meningkatkan dirinya bertambah
kemampuan klien bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui aktivitas Meningkatkan rasa percaya diri
yang telah dilaksanaka klien, sehingga klien akan
mengulangi perbuatan yang serupa
5. Klien mampu Setelah 1 x interaksi klien dapat 1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya Dengan mengetahui perasaan klien
menjelaskan menjelaskan perasaannya setelah setelah berhubungan sosial dengan orang lain akan mempermudah perawat untuk
perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : orang lain, dan kelompok melakukan intervensi selanjutnya dan
berhubungan sosial dan kelompok. untuk menilai kepuasan klien dan
hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain.
2 Beri pujian terhadap kemampuan klien Meningkatkan harga diri klien dan
mengungkapkan perasannya memotovasi klien untuk berhubungan
dengan orang lain

6. Klien mendapat 1. Setelah 1 x pertemuan keluarga dapat 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga Dukungan keluarga, mendukung
dukungan dari menjelaskan tentang : sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku proses perubahan perilaku menarik
keluarga dalam  Pengertian menarik diri menarik diri diri yang dialami klien.
memperluas  Tanda dan gejala menarik diri 2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu Untuk meningkatkan motivasi klien
hubungan sosial  Penyebab dan akibat menarik diri klien mengatasi prilaku menarik diri dalam berhubungan dengan orang lain
 Cara merawat klien menarik diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang : Untuk memberikan pengetahuan
2. Setelah 1 x pertemuan keluarga dapat  Pengertian menarik diri kepada keluarga sehingga keluarga
mempraktekkan cara merawat klien  Tanda dan gejala menarik diri dapat memahami cara yang tepat
menarik diri  Penyebab dan akibat menarik diri dalam menangani klien dan
4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri pentingnya perhatian keluarga.
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba Agar keluarga dapat merawat klien di
cara yang telah dilatih rumah secara mandiri.
6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien
untuk bersosialisasi Untuk meningkatkan motivasi klien
7. Beri pujian terhadap keluarga atas dalam berhubungan dengan orang lain
keterlibatannya merawat klien di rumah sakit Untuk memotivasi keluarga agar
terus membantu klien
III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : Ny.S Diagnosis Medis : Skizofrenia

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasionalisasi


TUM :
Klien dapat meningkatkan
harga dirinya.

TUK :
1. Klien dapat membina
hubungan saling 1. Setelah 1 x interaksi, klien menunjukkan 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Perasaan aman dan percaya dapat
percaya dengan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi teraupetik: membantu klien mengungkapkan
perawat rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat  Sapa klien dengan ramah baik verbal perasaan, pemikiran dan
tangan, mau menyebutkan nama, mau maupun nonverbal permasalahannya
menjawab salam, klien mau duduk  Perkenalkan diri dengan sopan
berdampingan dengan perawat, mau  Tanyakan nama lengkap dan nama
mengutarakan masalah yang dihadapi penggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
 Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar klien

2. Klien dapat 2. Setelah 1 x interaksi klien menyebutkan: 2.1. Diskusikan dengan klien tentang: Pengungkapan tentang kemampuan
mengidentifikasi aspek  Aspek positif dan kemampuan yang  Aspek positif yang dimiliki klien, diri diperlukan untuk merubah diri
positif dan kemampuan dimiliki klien keluarga, lingkungan klien dan tindakan selanjutnya.
yang dimiliki  Aspek positif keluarga  Kemampuan yang dimiliki klien
 Aspek positif lingkungan 2.2. Bersama klien buat daftar tentang:
 Aspek positif klien, keluarga, lingkungan
 Kemampuan yang dimiliki klien Untuk meningkatkan harga diri klien
2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi
penilaian negatif.
3. Klien dapat 3. Setelah 1 x interaksi klien menyebutkan 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan Penilaian klien terhadap positif
menilai kemampuan yang dapat dilaksanakan yang dirinya bisa membantu
kemampuan yang dapat dilaksanakan aktualisasi diri
dimiliki untuk 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya

4. Klien dapat 4. Setelah 1 x interaksi klien membuat 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang Perencanaan yang baik
merencanakan rencana kegiatan harian dapat membantu klien memilih
kegiatan sesuai dilakukan setiap hari sesuai dengan potensi mana yang ingin dia
dengan kemampuan kemampuan klien: kembangkan
yang dimiliki  Kegiatan mandiri
 Kegiatan dengan bantuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien Melatih klien untuk
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang melaksanakan kegiatan yang
dapat klien lakukan. dapat klien lakukan

5. Klien dapat melakukan 5. Setelah 2 x interaksi klien melakukan 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan Implementasi dapat membuat klien
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadual yang dibuat yang telah direncanakan semakin yakin dengan positif
rencana yang dibuat 5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien dirinya.

5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien. Meningkatkan harga diri klien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
kegiatan setelah pulang

6. Klien dapat 6. Setelah 2 x interaksi klien 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga Dukungan yang terbaik bagi klien
memanfaatkan sistem memanfaatkan sistem pendukung tentang cara merawat klien dengan harga diri adalah orang sekitarnya terutama
pendukung yang ada keluarga yang ada di keluarga rendah keluarganya.
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama Dukungan keluarga dapat
klien dirawat. membantu meningkatkan harga diri
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di klien
rumah.
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Ny.P Diagnosis Medis : Skizofrenia


Tempat Rawat : Puskesmas Gerunggang

Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasionalisasi


TUM :
Klien tidak melakukan
perilaku kekerasan.

TUK :
1. Klien dapat membina 1. Setelah 1 x interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan  Bila sudah terbina hubungan saling percaya
hubungan saling menunjukkan tanda-tanda menggunakan prinsip komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat koopertif, sehingga
percaya. percaya kepada perawat :  Sapa klien dengan ramah baik verbal pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan
 Ekspresi wajah bersahabat. dan non verbal. dengan baik.
 Menunjukkan rasa senang.  Perkenalkan nama, nama panggilan dan
 Ada kontak mata. tujuan perawat berkenalan.
 Mau berjabat tangan.  Tanyakan nama lengkap dan nama
 Mau menyebutkan nama. panggilan yang disukai klien.
 Mau menjawab salam.  Buat kontrak yang jelas.
 Mau duduk berdampingan  Tunjukkan sikap jujur. dan menepati
dengan perawat. janji setiap kali interaksi.
 Bersedia mengungkapkan  Tunjukkan sikap empati dan menerima
masalah yang dihadapi. apa adanya.
 Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien.
2. Klien dapat Setelah 1 x interaksi klien dapat  Bantu klien mengungkapkan  Mengetahui kondisi klien saat itu dan mengurangi
mengidentifikasikan menyebutkan perilaku kekerasan. perasaanya tekanan kemarahan klien.
penyebab kekerasan.  Diejek, diremehkan,  Bantu klien mengungkapkan penyebab  Mengidentifikasi penyebab.
diganggu, merasa terganggu. timbulnya marah ( orang lain, situasi
atau diri sendiri ) .

3. Klien dapat Setelah 1 x interaksi klien dapat  Anjurkan klien mengungkapkan hal  Identifikasi penyebab marah.
mengidentifikasikan mengungkapkan tanda-tanda yang di lami dan dirasakan saat jengkel
tanda - tanda perilaku perilaku kekerasan : atau marah.
kekerasan  Ingin memukul, memaki,  Observasi tanda perilaku kekerasan.  Identifikasi perubahan fisik.
mengamuk dan mengancam.  Diskusikan dengan klien tanda –tanda  Menyamakan persepsi bahwa hal tersebut terjadi dan
perilaku kekerasan ada pada klien

4. Klien dapat Setelah 1 x interaksi klien dapat  Anjurkan klien mengungkapkan a. Identifikasi cara klien dalam mengungkapkan
mengidentifikasi perilaku mengungkapkan perilaku kekerasan perilaku kekerasan yang biasa perilaku kekerasan.
kekerassan yang biasa yang biasa dilakukan : dilakukan.
dilakukan.  Memaki, mengancam,  Bantu klien untuk bermain peran b. Mempermudah perawat mengidentifikasi perilaku
merusak barang. dengan perilaku kekerasaan yang biasa kekerasan yang biasa dilakukan saat marah.
dilakukan. c. Memberikan wawasan yang baru bagi klien terhadap
 Diskusikan bersama klien apakah tindakan yang maladaptif.
dengan cara yang klien lakukan
masahnya selesai. d. Bantu klien dalam mengidentifikasi kerugian dari
 Bicarakan akibat / kerugian dari cara cara yang dilakukan
yang digunakan klien
5. Klien dapat Setelah 1 x interaksi klien dapat  Diskusikan dengan klien akibat cara  Menyamakan persepsi dalam merespon perilaku yang
mengidentifikasi mengidentifikasi dan yang dilakukan. salah .
penyebab perilaku mengungkapakan akibat perilaku  Tanyakan apakah klien ingin belajar  Membantu klien mencari cara yang terbaik..
kekerasan. kekerasan yang biasa di lakukan : cara yang baru dan sehat.
 Dimusuhi , dimarah-marahi,
dikurung di rumah
6. Klien mendapat Setelah 1 x pertemuan klien dapat 4. Tanyakan pada klien apakah dia  Identifikasi pengetahuan dan keinginan klien untuk
mengidentifikasi cara mengidentifikasi cara yang mengetahui cara lain yang lebih sehat. melakukan cara yang sehat.
yang konstruktif dalam konstruktif dalm merespon 5. Beri reinforcement positif jika klien  Sebagai motivasi untuk melakukan perilaku yang
merespon terhadap kemarahannya : mengetahui cara lain yang sehat. sehat.
kemarahan. 6. Diskusikan dengan klien cara lain yang
sehat :
 Mampu menjelaskan kembali  Secara fisik : tarik napas dalam jika  Di dapatkannya cara lain yang sehat yang akan
2 dari 4 cara marah yang sedang kesal atau memukul bantal membantu klien untuk mencari cara yang adaptif
sehat. atau olahraga atau pekerjaaan yang dalam mengekspresikan marahnya.
memerlukan tenaga
 Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang kesal / tersingggung / jengkel :
saya marah, karena mama tidak
penuhi keinginan saya.
 Secara sosial : latihan dalam
kelompok – kelompok cara marah
yang sehat : latihan asertif, latihan
manajemen perilaku kekerasaan.
 Secara spiritual : sembahyang, berdoa
atau ibadah lain : meminta kepada
Tuhan agar diberi kesabaran dan
mengadu kepada-Nya bila sedang
jengkel / kesal.

7. Klien dapat Setelah 1 x interaksi klien dapat  Bantu klien memilih cara yang disukai  Cara yang cocok akan membuat klien nyaman.
mendemonstrasikan mendemonstrasikan perilaku yang / cocok dengan klien.
perilaku yang terkontrol. terkontrol :  Anjurkan klien menggunakan cara  Praktek langsung lebih tepat untuk mengetahui
 Menampilkan cara yang telah dipelajari pada saat klien manfaat cara yang dilakukan.
mengontrol marah secara jengkel / kesal.
fisik, verbal, sosial dan  Diskusikan dengan klien manfaat cara  Identifikasi adanya keuntungan dan kekurangan.
spiritual. yang telah digunakan.  Membangkitkan motivasi dan minat klien.
 Beri pujian atas keberhasilan klien.

8. Klien dapat dukungan Setelah 1 x interaksi, keluarga dapat  Buat kontrak dengan keluarga pada saat  Kejelasan waktu, tempat dan topik akan membantu
keluarga dalam memberi dukungan kepada klien membawa klien ke RS: keluarga untuk kooperatif.
mengontrol perilaku dalam mengontrol perilakunya: - Pertemuan rutin dengan perawat.  Perlu dilakukan secara bertahap.
kekerasan.  Terlibat dalam perawatan. - Pertemuan dengan keluarga.
 Bersedia mengontrol  Bantu keluarga mengindentifikasi  Memudahkam pemahaman dan penerimaan.
pentalaksanaan pengobatan di kemampuan yang dimiliki :  Memberikan wawasan kepada keluarga dalam
rumah. - Siapa yang dapat diterima klien. menggali kemampuan yang ada.
 Mampu menjelaskan kembali - Fasilitas yang dimiliki keluarga di
2 dari 4 cara marah yang rumah.
sehat.  Jelaskan cara merawat klien pada
keluarga seperti cara marah yang sehat
 Memberikan cara perawatan yang tepat dan
melalui fisik, verbal, sosial dan
mencegah cara yang salah atau kurang tepat.
spiritual.
 Latihan keluarga cara merawat klien di
rumah dan terapi pengobatan.
 Membiasakan keluarga agar terlatih dalam
pelaksanaan di rumah.
.
9. Klien dapat Setelah 2 x interaksi klien dapat  Jelaskan obat yang harus di minum klien  Kejelasan akan membantu klien dan keluarga untuk
menggunakan obat yang menggunakan obat dengan benar pada klien dan keluarga. melaksanakan tindakan yang benar.
benar. baik jumlah, jenis, waktu dan dosis  Diskusikan manfaat minum obat dan  Dengan tahu manfaat dan kerugian keluarga dan klien
obat, serta manfaatnya : kerugian minum obat tanpa izin dokter. akan lebih perhatian.
 Obat diminum sesuai aturan.  Jelaskan prinsip 5 benar obat : baca nama  Kejelasan akan membantu pelaksanaan tindakan yang
 Klien mengungkapkan yang tertera di label obat, waktu, cara dan benar.
perasaanya selama minum kenali warna obatnya.
obat.  Anjurkan klien minum obat dan minum  Waktu yang tepat didasari pada kerja dan efektifitas dan
obat tepat pada waktunya. penggunaan obat.
 Anjurkan klien melapor pada perawat atau  Efek obat yang diketahui lebih awal memudahkan
dokter jika merasakan efek yang tidak penanganan akibat efek tersebut.
menyenangkan.
 Beri pujian jika klien minum obat.  Membangkitkan minat dan motivasi.
Halusinasi Pasien Keluarga

SP I p SP I k

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien 1. Mendiskusikan masalah


2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien yang dirasakan keluarga
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi dalam merawat klien
klien 2. Menjelaskan pengertian,
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi tanda dan gejala halusinasi,
klien dan jenis halusinasi yang
5. Mengidentifikasi situasi yang dialami klien beserta
menimbulkan halusinasi proses terjadinya
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap 3. Menjelaskan cara-cara
halusinasi merawat klien halusinasi
7. Mengajarkan klien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan klien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian SP II k

SP II p 1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian merawat klien dengan
klien halusinasi
2. Melatih klien mengendalikan 2. Melatih keluarga
halusinasi dengan cara bercakap-cakap melakukan cara
dengan orang lailn merawat langsung
3. Menganjurkan klien memasukkan kepada klien halusinasi
dalam jadwal kegiatan harian

SP III p SP III k

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Membantu keluarga


klien membuat jadwal aktivitas
2. Melatih klien mengendalikan di rumah termasuk minum
halusinasi dengan melakukan kegiatan obat (discharge planning)
(kegiatan yang biasa dilakukan klien) 2. Menjelaskan follow up
3. Menganjurkan klien memasukkan pasien setelah pulang
dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

Isolasi Klien Keluar


Sosial SP I p ga SP I
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial k
klien 1. Mendiskusikan
2. Berdiskusi dengan klien tentang masalah yang
keuntungan berinteraksi dengan orang dirasakan keluarga
lain dalam merawat klien
3. Berdiskusi dengan klien tentang 2. Menjelaskan
kerugian tidak berinteraksi dengan pengertian, tanda dan
orang lain gejala isolasi sosial
4. mengajarkan klien cara berkenalan yang dialami klien
dengan satu orang beserta proses
5. menganjurkan klien mamasukkan terjadinya
kegiatan latihan berbincang-bincang 3. Menjelaskan cara-cara
dengan orang lain dalam kegiatan harian merawat klien isolasi
sosial
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian SP II k
klien 1. Melatih keluarga
2. memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan
mempraktekkan cara berkenalan dengan cara merawat klien
satu orang dengan isolasi
3. Membantu klien memasukkan kegiatan sosial
berbincang-bincang dengan orang lain 2. Melatih keluarga
sebagai salah satu kegiatan harian melakukan cara merawat
langsung kepada klien
SP III p isolasi sosial
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien SP III k
2. Memberikan kesempatan kepada klien 1. Membantu keluarga
berkenalan dengabn dua orang atau membuat jadwal aktivitas
lebih di rumah termasuk
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam minum obat (discharge
jadwal kegiatan harian planning)
2. Menjelaskan follow up
klien setelah pulang
Harga Diri Pasien Keluarga
Rendah SP I p SP I k

1. Mengidentifikasi kemampuan dan 1. Mendiskusikan masalah


aspek positif yang dimiliki klien yang dirasakan keluarga
2. Membantu klien menilai kemampuan dalam merawat klien
klien yang masih dapat dilakukan 2. Menjelaskan pengertian,
3. Membantu klien memilih kegiatan yang tanda dan gejala harga diri
akan dilatih sesuai dengan kemampuan rendah yang dialami klien
klien beserta proses terjadinya
4. Melatih klien sesuai kemampuan 3. Menjelaskan cara-cara
yang dipilih merawat klien harga diri
5. Memberikan pujian yang wajar rendah
terhadap keberhasilan klien
6. Menganjurkan klien memasukkan SP II k
dalam jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat klien dengan
harga diri rendah
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada klien

SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian SP III k
klien 1. Membantu keluarga
2. Melatih kemampuan kedua klien membuat jadwal aktivitas
3. Menganjurkan klien memasukkan di rumah termasuk minum
dalam jadwal kegiatan harian obat (discharge planning)
2. menjelaskan follow up
klien setelah pulang

Resiko Klien Keluarga


Perilaku SP I p SP I k
Kekerasan
1. Mengidektifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah
2. Mengidentifikasi tanda dan dgejala PK yang dirasakan keluarga
3. Mengidentifikasi Pk yang dilakukan dalam merawat klien
4. Mengidentifikasi akibat PK 2. Menjelaskan pengertian PK,
5. Menyebutkan cara mengontrol PK tanda dan gejala serta proses
6. Membantu klien mempraktekkan latiha terjadinya PK
cara mengontrol fisik I 3. menjelaskan cara merawat
7. Menganjurkan klien memasukkabn klien dengan PK
dalam jadwal kegiatan harian
SP II k
SP II p 1. Melatih keluarga
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan mempraktekkan cara
harian klien merawat klien dengan PK
2. Melatih klien mengontrol PK 2. Melatih keluarga melakukan
dengan cara fisik II cara merawat langsung
3. Menganjurkan klien kepada klien PK
memasukkabn dalam jadwal
kegiatan harian
SP III k
SP III p 1. Membantu keluarga
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan membuat jadwal aktivitas di
harian klien rumah termasuk minum
2. Melatik klien mengontrol PK obat (discharge planning)
dengan cara verbal 2. Menjelaskan follow up klien
3. menganjurkan klien memasukkan setelah pulang
dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
2. Melatik klien mengontrol PK
dengan cara spiritual
3. menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP V p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
2. Melatik klien mengontrol PK
dengan minum obat
3. menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama: Ny. S Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran


TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM KEPERAWATAN
31 Oktober Data SP1p
2023/ Tanda dan gejala : S :
Pukul 15.00 - Klien mengatakan kadang- - Klien menyebutkan nama klien
wib kadang mendengar suara dan perawat dengan tepat dan
perempuan yang menyuruhnya benar
untuk keluar rumah dan - Klien mengatakan terkadang
berkeliling, suara itu sering mendengar suara bisikan
muncul pada saat dirinya perempuan
sendiri dan melamun, dirinya - Klien mengatakan suara yang
merasa bingung dan hanya didengarnya itu suara
mampu menutup telinga saja perempuan yang menyuruhnya
saat suara itu muncul. keluar rumah dan berkeliling.
- Klien tampak menutup - Klien mengatakan suara itu
telinganya saat suara itu muncul muncul tiba-tiba jika klien
- Klien tampak bingung sedang sendiri dan terkadang
d a n tidak fokus muncul pada malam hari
- Klien tampak sering menyendiri - Klien mengatakan suara itu
- Klien tampak mondar- muncul 1xsehari bisa lebih
mandir apabila klien tidak minum obat
- Klien terlihat seperti ngucapkan
sesuatu tanpa bersuara O:
- Kemampuan: Menutup - Klien tampak tenang , dapat
telinga berkomunikasi dengan baik
walaupun terkadang tidak fokus
Diagnosa - Ekspresi klien baik
GSP Halusinasi Pendengaran - Klien dapat memperaktekkan
Implementasi Keperawatan cara menghardik jika suara
SP1p bisikan itu muncul dengan baik
- Membina hubungan sesuai arahan perawat
saling percaya
- Mengidentifikasi jenis A:
halusinasi - Halusinasi Pendengaran, belum
- Mengidentifikasi isi teratasi
halusinasi
- Mengidentifikasi waktu P:
halusinasi - Evaluasi SP1p (Mengontrol
- Mengidentifikasi halusinasi dengan menghardik
frekuensi halusinasi - Latihan menghardik
- Mengidentifikasi situasi halusinasi 3x/ hari
yang menimbulkan - Lanjutkan SP2p (Mengajarkan
halusinasi klien mengontrol halusinasi
- Mengidentifikasi respon dengan cara bercakap-cakap).
klien terhadap halusinasi - Anjurkan memasukkan ke
- Mengajarkan klien dalam jadwal kegiatan rutin
menghardik halusinasi
- Menganjurkan klien
memasukkan cara
menghardik halusinasi
kedalam jadwal harian

Pukul 16.30 SP1k SP1k


wib - Mendiskusikan S :
masalah yang dirasakan - Keluarga Klien mengatakan
keluarga dalam selalu bersabar dalam merawat
merawat klien klien
- Keluarga mampu menjelaskan
- Menjelaskan kembali semua hal tentang
pengertian, tanda dan
gejala halusinasi, dan halusinasi yang telah
jenis halusinasi yang didapatkan dari perawat
dialami klien beserta - Keluarga klien mampu
proses terjadinya menjelaskan cara-cara yang
mereka ketahui tentang
- Menjelaskan cara-cara merawat klien.
merawat klien
halusinasi O:
- Keluarga klien kooperatif
- Keluarga klien jujur dalam
berdiskusi
RTL - Keluarga memberikan pujian
saat klien mampu melakukan
SP2p: cara mengahardik
Mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap – cakap dengan orang lain A:
- Halusinasi Pendengaran, belum
SP3p: teratasi
Melakukan kegiatan (kegiatan
yang biasa dilakukan klien) P:
- Lanjutkan SP2k (melatih
SP4p: keluarga dalam merawat klien
Mengontrol halusinasi dengan dengan halusinasi).
minum obat secara teratur

SP2k (melatih keluarga dalam


merawat klien dengan halusinasi)

TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
1 Nopember Data SP2p
2023/ Tanda dan gejala : S:
Pukul 15.30 - Pasien mengatakan kadang- - Klien mengatakan dan
wib kadang mendengar suara menjelaskan dengan baik cara
perempuan yang menyuruhnya menghardik
untuk keluar rumah dan - Klien mengatakan suara bisikan
berkeliling, suara itu sering perempuan yang menyuruhnya
muncul pada saat dirinya keluar rumah dan berkeliling
sendiri dan melamun, dirinya muncul satu kali
merasa bingung dan hanya - Klien mengatakan suara itu
mampu menutup telinga saja muncul tiba-tiba jika klien
saat suara itu muncul. sedang sendiri.
- Pasien tampak menutup
telinganya saat suara itu muncul O:
- Pasien tampak bingung - Klien tampak tenang , dapat
d a n tidak fokus berkomunikasi dengan baik
- Pasien tampak sering walaupun terkadang tidak fokus
menyendiri - Ekspresi klien baik
- Pasien tampak mondar- - Klien dapat memperaktekkan
mandir cara menghardik jika suara
- Klien terlihat seperti ngucapkan bisikan itu muncul dengan baik
sesuatu tanpa bersuara sesuai arahan perawat.
- Kemampuan: - Klien dapat mempraktekkan
- mampu melakukan cara cara bercakap-cakap dengan
menghardik orang lain jika suara bisikan itu
muncul dengan baik sesuai
Diagnosa arahan perawat.
GSP Halusinasi Pendengaran
Implementasi Keperawatan A:
SP2p - Halusinasi Pendengaran, belum
- Mengevaluasi jadwal teratasi
kegiatan harian klien
- Melatih klien P:
mengendalikan halusinasi - Evaluasi SP2p (Mengendali
dengan cara bercakap- halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lailn cakap)
- Menganjurkan klien - Latihan menghardik
memasukkan dalam halusinasi 3x/1 hari
jadwal kegiatan harian - Latihan bercakap-cakap
dengan orang lain 2x1 hari.
- Lanjutkan SP3p (Melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan klien).
- Anjurkan memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan rutin

Pukul 16.30 SP2k


wib SP2k S :
- Melatih keluarga - Keluarga Klien mengatakan
mempraktekkan cara selalu bersabar dalam merawat
merawat klien dengan klien
halusinasi - Keluarga mampu menjelaskan
kembali semua hal tentang
- Melatih keluarga halusinasi yang telah
melakukan cara didapatkan dari perawat
merawat langsung - Keluarga klien mampu
kepada klien halusinasi menjelaskan cara-cara yang
mereka ketahui tentang
merawat klien.

O:
RTL - Keluarga klien kooperatif
SP3p: - Keluarga klien jujur dalam
Melakukan kegiatan (kegiatan berdiskusi
yang biasa dilakukan klien) - Keluarga senan tiasa menemani
klien untuk bercakap-cakap
SP4p:
Mengontrol halusinasi dengan A:
minum obat secara teratur - Halusinasi Pendengaran, belum
teratasi
SP3k (melatih keluarga dalam
merawat klien dengan halusinasi) P:
- Lanjutkan SP3k (melatih
kelaurga dalam merawat klien
dengan halusinasi).

TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
2 Data SP3p
November23 Tanda dan gejala : S :
Pukul 15.00 - Pasien mengatakan kadang- - klien mengatakan dan
wib kadang mendengar suara menjelaskan dengan baik cara
perempuan yang menyuruhnya menghardik
untuk keluar rumah dan - klien mengatakan dan
berkeliling, suara itu sering menjelaskan dengan baik cara
muncul pada saat dirinya bercakap-cakap dengan orang
sendiri dan melamun, dirinya lain
merasa bingung dan hanya - Klien mengatakan suara
mampu menutup telinga saja perempuan yang menyuruhnya
saat suara itu muncul. keluar rumah dan berkeliling
- Pasien tampak menutup tidak ada muncul
telinganya saat suara itu muncul
- Pasien tampak bingung
d a n tidak fokus O:
- Pasien tampak sering - Klien tampak tenang , dapat
menyendiri berkomunikasi dengan baik
- Pasien tampak mondar- walaupun terkadang tidak
mandir fokus,
- Klien terlihat seperti ngucapkan - Ekspresi klien baik,
sesuatu tanpa bersuara - Klien dapat memperaktekkan
- Kemampuan: cara menghardik jika suara
- mampu melakukan cara bisikan itu muncul dengan baik
menghardik sesuai arahan perawat
- mampu mengendalikan - Klien dapat mempraktekkan
halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
bercakap-cakap orang lain jika suara bisikan itu
muncul sesuai arahan dari
Diagnosa perawat
GSP Halusinasi Pendengaran
Implementasi Keperawatan A:
SP3p - Halusinasi Pendengaran, belum
- Mengevaluasi jadwal teratasi
kegiatan harian klien
- Melatih klien P:
mengendalikan - Evaluasi SP3p (Melakukan
halusinasi dengan kegiatan(kegiatan yang biasa
melakukan kegiatan dilakukan klien)
(membaca buku) - Latihan menghardik
- Menganjurkan klien halusinasi 3x/1 hari
memasukkan dalam - Latihan bercakap-cakap
jadwal kegiatan harian dengan orang lain 1x1 hari.
- Latihan kegiatan terjadwal
3x1 hari
- Lanjutkan SP4p (Mengontrol
halusinasi dengan cara minum
obat secara teratur).
- Anjurkan memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan rutin
Pukul 16.00 SP3k
wib SP3k
- Membantu keluarga S :
membuat jadwal - Keluarga Klien mengatakan
aktivitas di rumah selalu bersabar dalam merawat
termasuk minum obat klien
(discharge planning) - Keluarga mampu menjelaskan
- Menjelaskan follow up kembali semua hal tentang
- pasien setelah pulang halusinasi yang telah
didapatkan dari perawat
- Keluarga klien mampu
menjelaskan cara-cara yang
RTL mereka ketahui tentang
merawat klien.
SP4p:
Mengontrol halusinasi dengan O:
minum obat secara teratur - Keluarga klien kooperatif
- Keluarga klien jujur dalam
SP4k (melatih keluarga dalam berdiskusi
merawat klien dengan halusinasi) - Keluarga terlihat mengawasi
klien saat minum obat
A:
- Halusinasi Pendengaran, belum
teratasi
P:
- Lanjutkan SP4k (melatih
kelaurga dalam merawat klien
dengan halusinasi).

TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
3 Data SP4p
November23 Tanda dan gejala : S :
Pukul 15.00 - Pasien mengatakan kadang- - Klien mengatakan dan
wib kadang mendengar suara menjelaskan dengan baik cara
perempuan yang menyuruhnya menghardik
untuk keluar rumah dan - Klien mengatakan dan
berkeliling, suara itu sering menjelaskan dengan baik cara
muncul pada saat dirinya bercakap-cakap dengan orang
sendiri dan melamun, dirinya lain
merasa bingung dan hanya - Klien mengatakan suara
mampu menutup telinga saja perempuan yang menyuruhnya
saat suara itu muncul. keluar rumah dan berkeliling
- Pasien tampak menutup tidak ada muncul
telinganya saat suara itu muncul O:
- Pasien tampak bingung - Klien tampak tenang , dapat
d a n tidak fokus berkomunikasi dengan baik
- Pasien tampak sering walaupun terkadang tidak
menyendiri fokus,
- Pasien tampak mondar- - Ekspresi klien baik,
mandir - Klien dapat memperaktekkan
- Kemampuan: cara menghardik jika suara
- mampu melakukan cara bisikan itu muncul dengan baik
menghardik sesuai arahan perawat.
- mampu mengendalikan
halusinasi dengan A:
bercakap-cakap - Halusinasi Pendengaran,
- mampu mengendalikan teratasi
halusinasi dengan
melakukan kegiatan P:
(membaca buku) - Evaluasi SP4p (Mengontrol
halusinasi dengan minum obat
Diagnosa secara teratur)
GSP Halusinasi Pendengaran - Latihan menghardik
Implementasi Keperawatan halusinasi 3x/1 hari
SP4p - Latihan bercakap-cakap
- Mengevaluasi jadwal dengan orang lain 1x1 hari
kegiatan harian klien - Latihan kegiatan terjadwal
- Memberikan pendidikan 3x1 hari
kesehatan tentang - Minum obat secara teratur 2x1
hari
penggunaan obat secara
- Lanjutkan SP1p Isolasi sosial
teratur
(Mengidentifikasi penyebab
- Menganjurkan klien
isolasi sosial klien)
memasukkan dalam jadwal
- Anjurkan memasukkan ke
kegiatan harian
dalam jadwal kegiatan rutin

Pukul 17.00 SP3k


SP3k
wib S :
- Membantu keluarga - Keluarga Klien mengatakan
membuat jadwal selalu bersabar dalam merawat
aktivitas di rumah klien
termasuk minum obat - Keluarga mampu menjelaskan
(discharge planning) kembali semua hal tentang
- Menjelaskan follow up halusinasi yang telah
- pasien setelah pulang didapatkan dari perawat
- Keluarga klien mampu
menjelaskan cara-cara yang
RTL mereka ketahui tentang
merawat klien.
Follow up dan Evaluasi SP O:
1 s/d SP 4 GSP: Halusinasi - Keluarga klien kooperatif
pendengaran - Keluarga klien jujur dalam
berdiskusi
Isolasi Sosial A:
SP1p (Mengidentifikasi penyebab - Halusinasi Pendengaran teratasi
isolasi sosial klien) P:
- Lanjutkan SP4k (melatih
keluarga dalam merawat klien
dengan halusinasi).
TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM KEPERAWATAN
6 November Data SP1p
2023 Tanda dan gejala: S :
Pukul 15.00 - Pasien mengatakan - Klien mengatakan senang jika
wib malu pernah mampu membantu orang
dikurung atau diisolasikan tuanya
sendiri oleh keluarganya - Klien mengatakan ingin
- Pasien mengatakan merasa bekerja dan menghasilkan uang
tidak dihargai dan merasa seperti orang lain yang ada
tidak berguna disekitarnya
- Pasien mengatakan merasa
minder dan malu karena O:
kondisinya - Klien tampak lesu
- Merasa malu karena sering - Ekspresi klien datar dan
di olok-olok oleh terkadang melamun
lingkungan sekitar - Klien memilih kegiatan
- Pasien tampak membersihkan tempat tidur
menilai diri negative/ - Klien sedikit tersenyum saat
mengkritik diri diberikan pujian
- Pasien tampak
menunduk saat diajak A:
berbicara - Isolasi Sosial, belum teratasi
- Postur tubuh pasien tampak
menunduk P:
- Kontak mata pasien kurang - Evaluasi SP1p
- Pasien tampak lesu (Mengidentifikasi penyebab
- Pasien bergantung pada isolasi sosial klien)
pendapat orang lain - Lanjutkan SP2p (berkenalan
- Pasien berbicara pelan dengan satu orang)
- Kemampuan : - Anjurkan memasukkan ke
- Merapikan tempat dalam jadwal kegiatan rutin
tidur

Diagnosa
Isolasi Sosial
Implementasi Keperawatan
SP1p
1. Mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial klien
2. Berdiskusi dengan klien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain
3. Berdiskusi dengan klien
tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang
lain
4. mengajarkan klien cara
berkenalan dengan satu
orang
5. menganjurkan klien
mamasukkan kegiatan
latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam
kegiatan harian

Pukul 16.30 SP1k SP1k


wib 1. Mendiskusikan masalah S :
yang dirasakan keluarga - Keluarga Klien mengatakan
dalam merawat klien selalu bersabar dalam merawat
2. Menjelaskan pengertian, klien
tanda dan gejala isolasi - Keluarga mampu menjelaskan
sosial yang dialami klien kembali semua hal tentang
beserta proses terjadinya isolasi sosial yang telah
3. Menjelaskan cara-cara didapatkan dari perawat
merawat klien isolasi sosial - Keluarga klien mampu
menjelaskan cara-cara yang
mereka ketahui tentang
merawat klien.
RTL - Keluarga mengatakan sedih
SP2P: saat melihat klien tiba-tiba
Mengevaluasi jadwal kegiatan menyendiri
harian klien
O:
Memberikan kesempatan kepada - Keluarga klien kooperatif
klien mempraktekkan cara - Keluarga klien jujur dalam
berkenalan dengan satu orang berdiskusi
A:
Membantu klien memasukkan - Isolasi Sosial, belum teratasi
kegiatan berbincang-bincang P:
dengan orang lain sebagai salah - Lanjutkan SP2k (melatih
satu kegiatan harian keluarga dalam merawat klien
dengan isolasi sosial).
SP2k (melatih keluarga dalam
merawat klien dengan Isolasi
sosial).
TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM KEPERAWATAN
7 November Data SP2p
2023/ Tanda dan gejala: S :
- Pasien mengatakan - Klien mengatakan senang jika
Pukul 15.00 malu pernah mampu membantu orang
wib dikurung atau diisolasikan tuanya
sendiri oleh keluarganya - Klien mengatakan ingin
- Pasien mengatakan merasa bekerja dan menghasilkan uang
tidak dihargai dan merasa seperti orang lain yang ada
tidak berguna disekitarnya
- Pasien mengatakan merasa
minder dan malu karena O:
kondisinya - Klien tampak lesu
- Merasa malu karena sering - Ekspresi klien datar dan
di olok-olok oleh terkadang melamun
lingkungan sekitar - Klien memilih kegiatan
- Pasien tampak membersihkan tempat tidur
menilai diri negative/ - Klien sedikit tersenyum saat
mengkritik diri diberikan pujian
- Pasien tampak
menunduk saat diajak A:
berbicara - Isolasi Sosial, belum teratasi
- Postur tubuh pasien tampak
menunduk P:
- Kontak mata pasien kurang - Evaluasi SP2p (berkenalan
- Pasien tampak lesu dengan satu orang)
- Pasien bergantung pada - Lanjutkan SP3p (berkenalan
pendapat orang lain dengan dua orang atau lebih)
- Pasien berbicara pelan - Anjurkan memasukkan ke
- Kemampuan : dalam jadwal kegiatan rutin
- Merapikan tempat
tidur

Diagnosa
Isolasi Sosial
Implementasi Keperawatan
SP2p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. memberikan kesempatan
kepada klien
mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu
orang
3. Membantu klien
memasukkan kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian

SP2k
1. Melatih keluarga SP2k
Pukul 16.30 mempraktekkan cara S :
wib merawat klien - Keluarga Klien mengatakan
dengan isolasi sosial selalu bersabar dalam merawat
2. Melatih keluarga klien
melakukan cara merawat - Keluarga mampu menjelaskan
langsung kepada klien kembali semua hal tentang
isolasi sosial isolasi sosial yang telah
didapatkan dari perawat
- Keluarga klien mampu
menjelaskan cara-cara yang
mereka ketahui tentang
merawat klien.
- Keluarga mengatakan sedih
saat melihat klien tiba-tiba
menyendiri

RTL O:
SP2P: - Keluarga klien kooperatif
Mengevaluasi jadwal kegiatan - Keluarga klien jujur dalam
harian klien berdiskusi
A:
Memberikan kesempatan kepada - Isolasi Sosial, belum teratasi
klien mempraktekkan cara P:
berkenalan dengan dua orang atau - Lanjutkan SP3k (melatih
lebih keluarga dalam merawat klien
dengan isolasi sosial).
Membantu klien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian

SP3k (melatih keluarga dalam


merawat klien dengan Isolasi
sosial).

TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
8 November Data SP3p
2023/ Tanda dan gejala: S :
Pukul 15.00 - Pasien mengatakan - Klien mengatakan senang jika
wib malu pernah mampu membantu orang
dikurung atau diisolasikan tuanya
sendiri oleh keluarganya - Klien mengatakan ingin
- Pasien mengatakan merasa bekerja dan menghasilkan uang
tidak dihargai dan merasa seperti orang lain yang ada
tidak berguna disekitarnya
- Pasien mengatakan merasa
minder dan malu karena O:
kondisinya - Klien tampak lesu
- Merasa malu karena sering - Ekspresi klien datar dan
di olok-olok oleh terkadang melamun
lingkungan sekitar - Klien memilih kegiatan
- Pasien tampak membersihkan tempat tidur
menilai diri negative/ - Klien sedikit tersenyum saat
mengkritik diri diberikan pujian
- Pasien tampak
menunduk saat diajak A:
berbicara - Isolasi Sosial, teratasi
- Postur tubuh pasien tampak
menunduk P:
- Kontak mata pasien kurang - Evaluasi SP3p (Berkenalan
- Pasien tampak lesu dengan dua orang atau lebih)
- Pasien bergantung pada - Lanjutkan SP1p Harga diri
pendapat orang lain rendah (Mengidentifikasi
- Pasien berbicara pelan kemampuan dan aspek
- Kemampuan : positif yang dimiliki klien)
- Merapikan tempat - Anjurkan memasukkan ke
tidur dalam jadwal kegiatan rutin

Diagnosa
Isolasi Sosial
Implementasi Keperawatan
SP3p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Memberikan kesempatan
kepada klien berkenalan
dengabn dua orang atau
lebih
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP3k
Pukul 16.30 4. Mendiskusikan masalah SP3k
wib yang dirasakan keluarga S :
dalam merawat klien - Keluarga Klien mengatakan
5. Menjelaskan pengertian, selalu bersabar dalam merawat
tanda dan gejala isolasi klien
sosial yang dialami klien - Keluarga mampu menjelaskan
beserta proses terjadinya kembali semua hal tentang
6. Menjelaskan cara-cara isolasi sosial yang telah
merawat klien isolasi sosial didapatkan dari perawat
- Keluarga klien mampu
menjelaskan cara-cara yang
mereka ketahui tentang
merawat klien.
RTL - Keluarga mengatakan sedih
saat melihat klien tiba-tiba
Follow up dan Evaluasi SP menyendiri
1 s/d SP 3 Isolasi Sosial
O:
GSP Harga Diri Rendah - Keluarga klien kooperatif
SP1p (Mengidentifikasi - Keluarga klien jujur dalam
kemampuan dan aspek positif yang berdiskusi
dimiliki klien A:
- Isolasi Sosial, teratasi
P:
- Lanjutkan SP3k (melatih
keluarga dalam merawat klien
dengan harga diri rendah).

TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
9 November Data SP1p
2023 Tanda dan gejala: S :
Pukul 15.30 - Pasien mengatakan - Klien mengatakan senang jika
wib malu pernah mampu membantu orang
dikurung atau diisolasikan tuanya
sendiri oleh keluarganya - Klien mengatakan ingin
- Pasien mengatakan merasa bekerja dan menghasilkan uang
tidak dihargai dan merasa seperti orang lain yang ada
tidak berguna disekitarnya
- Pasien mengatakan merasa - Klien mengatakan melakukan
minder dan malu karena aktivitas sehari-hari sendiri
kondisinya
- Merasa malu karena sering O:
di olok-olok oleh - Klien tampak lesu
lingkungan sekitar - Ekspresi klien datar dan
- Pasien tampak terkadang melamun
menilai diri negative/ - Klien memilih kegiatan
mengkritik diri membersihkan tempat tidur
- Pasien tampak - Klien sedikit tersenyum saat
menunduk saat diajak diberikan pujian
berbicara
- Postur tubuh pasien tampak A:
menunduk - Harga diri rendah, belum
- Kontak mata pasien kurang teratasi
- Pasien tampak lesu
- Pasien bergantung pada P:
pendapat orang lain - Evaluasi SP1p (mengidetifikasi
- Pasien berbicara pelan aspek positif yang dimiliki dan
- Kemampuan : melatih kemampuan klien yang
- Merapikan tempat dipilih yaitu merapikan tempat
tidur tidur)
- Lanjutkan SP2p (memilih dan
Diagnosa melatih klien dalam kegiatan
GSP Harga Diri Rendah berikutnya yaitu menyapu
Implementasi Keperawatan ruangan)
SP1p - Anjurkan memasukkan ke
- Mengidentifikasi dalam jadwal kegiatan rutin
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
klien
- Membantu klien menilai
kemampuan klien yang
masih dapat dilakukan
- Membantu klien
memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai
dengan kemampuan
klien
- Melatih klien sesuai
kemampuan yang
dipilih yaitu
merapikan tempat
tidur
- Memberikan pujian
yang wajar terhadap
keberhasilan klien
- Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP1k
Pukul 17.00 - Mendiskusikan SP1k
wib masalah yang S :
dirasakan keluarga - Keluarga Klien mengatakan
dalam merawat klien selalu bersabar dalam merawat
- Menjelaskan klien
pengertian, tanda dan - Keluarga mampu menjelaskan
gejala harga diri rendah kembali semua hal tentang
yang dialami klien halusinasi yang telah
beserta proses didapatkan dari perawat
terjadinya - Keluarga klien mampu
- Menjelaskan cara-cara menjelaskan cara-cara yang
merawat klien harga diri mereka ketahui tentang
rendah merawat klien.
- Keluarga mengatakan sedih
RTL saat melihat klien tiba-tiba
Sp2: menyendiri
Menilai kemampuan yang dapat
digunakan O:
- Keluarga klien kooperatif
Menetapkan/memilih kegiatan - Keluarga klien jujur dalam
sesuai kemampuan berdiskusi
A:
Latih kemampuan kedua klien yaitu - Harga diri rendah, belum
menyapu ruangan teratasi
P:
SP2k (melatih keluarga dalam - Lanjutkan SP2k (melatih
merawat klien dengan harga diri keluarga dalam merawat klien
rendah) dengan harga diri rendah).

TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN
10 Data SP2p
November Tanda dan gejala: S :
23 - Pasien mengatakan - Klien mengatakan senang jika
Pukul 15.30 malu pernah mampu membantu orang
wib dikurung atau diisolasikan tuanya
sendiri oleh keluarganya - Klien mengatakan ingin
- Pasien mengatakan merasa bekerja dan menghasilkan uang
tidak dihargai dan merasa seperti orang lain yang ada
tidak berguna disekitarnya
- Pasien mengatakan merasa - Klien mampu menjelaskan cara
minder dan malu karena menyapu yang baik dan benar
kondisinya sesuai yang dijelaskan
- Merasa malu karena sering sebelumnya
di olok-olok oleh
lingkungan sekitar O:
- Pasien tampak - Klien tampak bersemangat
menilai diri negative/ - Ekspresi klien datar dan
mengkritik diri terkadang tidak fokus
- Pasien tampak - Klien memilih kegiatan
menunduk saat diajak menyapu rumah
berbicara - Klien sedikit tersenyum saat
- Postur tubuh pasien tampak diberikan pujian
menunduk - Klien mampu menyapu rumah
- Kontak mata pasien kurang dengan baik dan benar
- Pasien tampak lesu
- Pasien bergantung pada A:
pendapat orang lain - Harga diri rendah, teratasi
- Pasien berbicara pelan
- Kemampuan : P:
- Merapikan tempat - Evaluasi SP2p (melatih klien
tidur menyapu rumah)
- Mencuci piring - Lanjutkan SP1p Resiko
Prilaku Kekerasan
Diagnosa - Anjurkan memasukkan ke
GSP Harga Diri Rendah dalam jadwal kegiatan rutin
Implementasi Keperawatan
SP2p
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
- Melatih kemampuan
ketiga klien yaitu
menyapu ruangan
- Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP2k
- Membantu keluarga SP2k
Pukul 17.00 membuat jadwal S :
wib aktivitas di rumah - Keluarga Klien mengatakan
termasuk minum obat selalu bersabar dalam merawat
(discharge planning) klien
- menjelaskan follow up - Keluarga mampu menjelaskan
- klien setelah pulang kembali semua hal tentang
halusinasi yang telah
didapatkan dari perawat
- Keluarga klien mampu
menjelaskan cara-cara yang
mereka ketahui tentang
merawat klien.
- Keluarga mengatakan sedih
saat melihat klien tiba-tiba
menyendiri
RTL
SP1p Resiko Prilaku Kekerasan: O:
Mengidentifikasi penyebab Prilaku - Keluarga klien kooperatif
kekerasan - Keluarga klien jujur dalam
berdiskusi
Follow up dan Evaluasi SP A:
1 s/d SP 2 (SPk) - Harga diri rendah teratasi
P:
- Lanjutkan SP1k Resiko
Prilaku Kekerasan

Anda mungkin juga menyukai