Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) HALUSINASI PENDENGARAN SP 1-4

PASIEN DAN SP 1-3 KELUARGA

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1-4 PASIEN:

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasinya, menjelaskan cara- cara

mengontrol halusinasinya, mengajarkan pasien mengontrol

halusinasi dengan cara pertama pertama: menghardik halusinasi.

ORIENTASI:

‘’Assalamu’alaikum, selamat sore ibu, perkenalkan saya mahasiswa stikes pertamedika,

Nama saya Rosita sering dipanggil Rosita. Nama ibu siapa? Senang dipanggil siapa?”

“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu hri ini? Baiklah, bagaimana kalau

kita bercakap cakap tentang suara yang selama ini ibu dengar tapi tak nampak

wujudnya? Ibu mau bercakap-cakap Dimana? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana

kalau 30 menit bu?”

KERJA:

“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Suara seperti apa yang ibu dengar

itu? Apakah terus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan suara itu paling sering

terdengar? Apakah pada waktu ibu sendiri?” “Apakah yang ibu rasakan pada saat

mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau

kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?


Baiklah ibu, ada 4 cara untuk mencegah suara- suara itu muncul”

“Pertama dengan cara menghardik suara itu. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain. Ketiga melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah terjadwal dan yang ke

empat dengan cara minum obat secara teratur”

“Bagaimana kalau kita belajar yang pertama dulu atau satu cara dulu yaitu menghardik

halusinasi. Caranya begini ibu: saat ibu tidak mau dengar suara yang muncul itu

langsung bilang. Pergi saya tidak mau dengar-saya tidak mau dengar. Kamu suara

palsu. Begitu diulang-ulang sampai tidak terdengar suara lagi. Coba ibu peragakan. Nah

begitu... bagus! Coba! Lagi! Nah ibu sudah bisa.”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan ibu, setelah latihan menghardik tadi? Kalau suara itu muncul

lagi, silahkan lakukan cara menghardik tadi bu”

“Bagaiman kalau kita buat jadwal latihannya. Mau berapa kali sehari bu latihannya?”

“Besok saya akan kesini lagi untuk melatih cara yang kedua yaitu bercakap-cakap

dengan orang lain. ibu mau latihan jam berapa? Bagaimana kalau jam 3 sore lagi. Mau

dimana? Bagaimana kalau disini saja. Baiklah, sampai jumpa besok ibu.

Assalamu’alaikum

SP 2 Pasien : Melatih pasien melatih halusinasi dengan cara kedua yaitu

bercakap – cakap dengan orang lain.

ORIENTASI:

“Assalamu’alaikum, selamat sore ibu. Apakah ibu mbakih ingat dengan saya?

Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara – suaranya mbakih muncul? Apakah

sudah dipakai cara yang telah kita latih kemarin bu?coba bu lihat ulangin latihan

menghardik yang kita latih kemarin? Iya bagus ibu.


Berkurangkan suaranya. Iya Bagus! Sesuai janji kita yang kemarin saya akan melatih

cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita

akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Bagaimana kalau di sini saja ya bu?”

KERJA:

“Cara yang kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mendengar suara- suara, langsung saja cari

teman atau orang sekitar untuk diajak ngobrol, minta teman untuk mengobrol dengan

ibu. Contohnya begini... tolong, saya mulai mendengar suara-suara. Ayo mengobrol

dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah, misalnya katakan: Ayo ngobrol dengan

saya, saya sedang dengar suara-suara. Begitu ya bu. Coba ulangi seperti yang saya tadi

lakukan. Ya begitu bagus! Coba sekai lagi! Bagus! Nah latihan terus ya ibu.

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan ibu, setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang ibu

pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau ibu

mengalami halusinasi lagi”

“Bagaimana kalau kita mbakukan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Mau jam berapa

latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur ketika sewaktu- waktu suara

itu muncul”

“Besok pagi saya akan kembali lagi ya bu. Bagaimana kalau kita latih cara yang ke tiga

yaitu melakukan aktifitas terjadwal? Mau jam berapa ibu? Bagaiamana kalau jam 3

seperti ini saja. Mau disini atau ditempat lain? Bagaimana kalau disini saja. Baiklah

samapai jumpa besok ibu. Sekarang ibu istirahat terlebih dahulu. Assalamu’alaikum”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:

melaksanakan aktifitas terjadwal.

ORIENTASI:

“Assalamu’alaikum, bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara- suaranya

mbakih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana

hasilnya? Apakah suara-suara itu sudah hilang? Bagus! Sesuai janji kita yang kemarin,

hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan

kegiatan secara terjadwal. K i t a Mau dimana bicara bu?. Berapa lama kita bicara?

Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”

KERJA:

“Apa saja yang bisa ibu lakukan? Sore-sore apa kegiatan ibu? Setelah itu ibu

melakukan kegiatan-kegiatan apa? Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih

kegiatan hari ini (membaca buku). Bagus sekali ibu bisa lakukan. Kegiatan ini dapat ibu

lakukan untuk mencegah suara itu muncul. Kegiatan lain yang akan kita latih lagi agar

dari pagi sampai malam ibu ada kegiatan

TERMINASI

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah

suara-suara itu muncul? Bagus sekali! Coba sebutkan tiga cara yang telah kita latih

untuk mencegah suara-suar itu. Bagus sekali! Mari kita mbakukan dalam jadwal

kegiatan harian ibu. Coba lakukan sesuai jadwal. Ya! (melatih aktifitas lain pada

pertemuan berikutnya sampai terpenuhi seluruh aktifitas dari pagi sampai malam)”
“Bagaimana kalau menjelang makan sore nanti, kita membahas cara minum obat yang

baik serta mengetahui kegunaan obat. Mau jam berapa? Bagaimna kalau jam 4 ya bu?

Mau dimana? Bagaimana kalau diruang makan saja. Sampai jumpa ibu.

Assalamu’alaikum

SP 4 Pasien : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur.

ORIENTASI:

“Assalamu’alaikum, bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara- suaranya mbakih

muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal

kegiatannya sudah dilaksanakan?

“Apakah hari ini obatnya sudah diminum? Baik. Siang ini kita akan diskusikan selama

15 menit sambil ibu menunggu makan sore. Disini saja ya ibu?”

KERJA:

“Adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara itu mbakih

terdengar? Minum obat sangat penting, supaya suara-suara yang mengganggu ibu

selama ini tidak muncul lagi. Berapa kali obat yang harus ibu minum? (perawat

menyiapkan obat pasien)”

“Ini yang warna orange clozapine 1 kali sehari jam 8 malam gunanya untuk

menghilangkan suara-suara itu. Sedangkan yang merah jambu resperidon 1 kali sehari

jam 8 pagi gunanya untuk pikiran tenang.”


“Kalau suara-suara itu sudah hilang, obatnya tidak boleh diberhentikan, nanti

konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk

mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis ibu minta ke dokter untuk

mendapatkan obat lagi. ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan

obatnya benar, artinya ibu harus membaktikan bahwa obat ini benar-benar punya ibu.

Jangan keliru dengan milik orang lain. Baca nama kembakannya. Pastikan obat

diminum pada waktunya. Bapak/ibu juga harus perhatikan beberapa jumlah obat sekali

minum dan harus cukup minum 10 gelas perhari”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara

yang kita latih untuk mencegah suara-suara itu? Coba sebutkan. Bagus!

“Mari kita mbakukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian. Jangan lupa

teratur minum obatnya ya bu. Besok kita bicarakan lagi cara untuk perasaan ibu yang

sering malu. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 3 sore. Mau dimana? Bagaimana

kalau disini saja. Sampai jumpa. Assalamu’alaikum”


STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1-3 KELUARGA:

SP 1 Keluarga : Pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis

halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi

dan cara-cara untuk mencegah halusinasi.

ORIENTASI:

“Assalamu’alaikum bapak/ibu, nama saya Rosita . Saya mahasiswa yang merawat anak

bapak/ibu. Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apa pendapat bapak/ibu tentang

anak bapak/ibu?” Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa mbakalah yang anak

bapak/ibu alami dan bantuan apa yang bapak/ibu bisa berikan”

KERJA:

“Apa yang bapak/ibu rasakan menjadi mbakalah dalam merawat ibu S. Apa yang

bapak/ibu lakukan? Ya, gejala yang dialami oleh anak bapak/ibu itu dinamakan

halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab”

“Jadi kalau anak bapak/ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu

tidak ada. Kalau anak bapak/ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya

bayangan itu tidak ada. Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa

cara. Ada beberapa cara untuk membantu anak bapak/ibu agar bisa mengendalikan

halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: pertama, dihadapan anak bapak/ibu, jangan

membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja bapak/ibu percaya bahwa

anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi bapak/ibu sendiri

tidak mendengar atau melihatnya”

“Kedua, jangan biarkan anak bapak/ibu melamun dan sendiri karena kalau
melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap

dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama.

Tentang kegiatan, saya telah melatih anak bapak/ibu untuk membuat jadwal kegiatan

sehari-hari. Tolong bapak/ibu pantau pelaksanaannya, ya berikan pujian jika dia

lakukan!”

“Ketiga bantu anak bapak/ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat

tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatyih anak bapak/ibu

untuk minum obat secara teratur. Jadi bapak/ibu dapat mengingatkan kembali.

Obatnya ada 2 macam, clozapine 1 kali sehari jam 8 malam gunanya untuk

menghilangkan suara-suara itu. Sedangkan yang merah jambu resperidon 1 kali sehari

jam 8 pagi gunanya untuk pikiran tenang.”

“Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak

bapak/ibu dengan cara menepuk punggung anak bapak/ibu. Kemudian suruhlah anak

bapak/ibu menghardik suara tersebut. Anak bapak/ibu sudah saya ajarkan cara

menghardik halusinasi.”

“Sekarang mari kita latih memutus halusinasi anak bapak/ibu. Sambil menepuk

punggung anak bapak/ibu, katakan : P sedang apa kamu? Kamu ingatkan yang

diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya...usir suara itu, S. Tutup telinga kamu

dan katakan pada suara itu” saya tidak mau dengar”. Ucapakan berulang- ulang, S.

Sekarang coba bapak/ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan. Bagus

bapak/ibu”.
TERMINASI:

“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan

halusinasi anak bapak/ibu?” Sekarang coba bapak/ibu sebutkan kembali 3 cara merawat

anak bapak/ibu”.

“Bagus sekali bapak/ibu. Bagaimana kalau 2 hari lagi kita bertemu unntuk

mempraktekan cara memutus halusinansi langsung dihadapan anak bapak/ibu. Jam

berapa kita bertamu? Baik, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung

dihadapan pasien.

ORIENTASI:

“Assalamu’alaikum. Bagaimana perasaan bapak/ibu pagi ini?”

“Apakah bapak/ibu mbakih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak bapak/ibu

yang sedang mengalami halusinasi? Bagus! Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20

menit ini kita akan mempraktekan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak

bapak/ibu. Mari kita datangi anak bapak/ibu.”

KERJA:

“Assalamu’alaikum ibu S”, bapak/ibu S sangat ingin membantu ibu S mengendalikan

suara-suara yang sering ibu S dengar. Untuk itu pagi ini bapak/ibu datang untuk

mempraktekan cara memutus suara-suara yang ibu S dengar. Ibu S nanti kalau sedang

dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka bapak/ibu akan

mengingatkan seperti ini” “ sekarang, coba bapak/ibu peragakan cara memutus

halusinasi yang sedang ibu S alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk

punggung ibu S lalu suruh ibu S mengusir suara dengan menutup telinga dan

menghardik
suara tersebut” (Saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)

Bagus sekali! Bagaimana ibu S? Senang dibantu bapak/ibu? Nah bapak/ibu ingin

melihat jadwal harian ibu S. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang tua memberikan

pujian) Baiklah, sekarang saya dan orang tua ibuSP keruang perawat dulu” (Saudara dan

keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi

langsung dihadapan anak bapak/ibu. Diingat-ingat pelajaran kita hari ini ya pak/bu.

Bapak/ibu dapat melakukan cara itu bila anak bapak/ibu mengalami halusinasi”.

“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal

kegiatan harian anak bapak/ibu untuk persiapan di rumah. Jam berapa bapak/ibu bisa

datang? Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa”.

Anda mungkin juga menyukai