Anda di halaman 1dari 54

STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


Masalah Utama

: Halusinasi pendengaran

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
-

Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar

Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya tidak jelas serta
melihat setan-setan.

2. Diagnosa keperawatan:
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan UNDIP yang akan merawat bapak Nama
Saya nurhakim yudhi wibowo, senang dipanggil yudi. Nama bapak siapa?Bapak Senang
dipanggil apa
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini
Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit
KERJA:
Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?
Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar
suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri?
Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?
Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?

bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya
tidak mau dengar, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai
suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus
bapak D sudah bisa
TERMINASI:
Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi? Kalau suara-suara itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya
Baiklah, sampai jumpa.
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi:
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus
! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini
saja?
Kerja:
Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman
untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; tolong,
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara.
Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali
lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi

yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu.
Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.
Kerja: Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.
Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan.
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain
akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak
Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan
berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang
makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi:
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?
Kerja:
bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat
menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan
jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam
nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat,
bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang
benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya.
Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari
kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya
minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang.
Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan.
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.

2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga


a. Tujuan:

1)
2)
3)

4)
1 Keluarga :

1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada
pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat
dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi
dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten
akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun
demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk
memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien
dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien
halusinasi.
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung di hadapan pasien
Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien
Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien,
tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.
ORIENTASI:
Selamat pagi Bapak/Ibu!Saya yudi perawat yang merawat Bapak
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?
Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan bantuan apa yang
Ibu bisa berikan.
Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit
KERJA:
Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu lakukan?
Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat
sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab
Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.
Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.
Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara
untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain:
Pertama, dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja

Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu
sendiri tidak mendengar atau melihatnya.
Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan
muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga
seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk
membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan
pujian jika dia lakukan!
Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.
Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi
Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ
gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam
minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir,
jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan
Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak dengan cara
menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara tersebut. Bapak sudah
saya ajarkan cara menghardik halusinasi.
Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung Bapak,
katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suarasuara itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
saya tidak mau dengar. Ucapkan berulang-ulang, pak
Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan
Bagus Bu
TERMINASI:
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi Bapak?
Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?
Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak?
Jam berapa kita bertemu?
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung
dihadapan pasien
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung dihadapan pasien.
ORIENTASI:
Selamat pagi
Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?
Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang sedang mengalami
halusinasi?Bagus!
Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Bapak.
mari kita datangi bapak
KERJA:
Selamat pagi pak pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suarasuara yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk mempraktekkan
cara memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang dengar suara-suara

bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini Sekarang,
coba ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak alami seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup
telinga dan menghardik suara tersebut (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga
terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin
melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu (Saudara dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI:
Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan Bapak?
Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Bapak
mengalami halusinas.
bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan
harian Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.
SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI
Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan
jadual bapak selama dirumah
Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!
Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?
KERJA
Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat
mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan? Bu jadwal
yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak
selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan
tindakan
TERMINASI
Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat bapak
Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa

Gambaran kasus Strategi Pelaksanaan (SP) Halusinasi


Masalah
Pertemuan

: Halusinasi
: ke 2

1. Proses Keperawatan
o Kondisi
: Klien mengatakan pernah melihat makhluk aneh (tinggi
berwarna merah) pada saat magrib. Setiap saat klien kelihatan berbicara
dan tersenyum-senyum sendiri. Konsentrasi kurang dan terdapat
perubahan pola komunikasi.
o Diagnosa

: Gangguan persepsi sensori

o TUK

o Mengidentifikasi waktu, isi, frekuensi munculnya halusinasi.


o Mengetahui perilaku yang biasa dilakukan klien saat
halusinasi muncul.
o

Mengidentifikasi akibat perilaku yang biasa dilakukan saat


halusinasi terjadi.

2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang pak Tarjo...!
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Bpk saat ini ?
Apakah Bpk masih sering melihat makhluk aneh dan mendengar suara yang membisiki
Bpk ?
c. Kontrak
Topik :
Baiklah pak hari ini kita akan bercakap-cakap mengenai hal-hal yang Bpk lihat
dan
dengarkan itu..!

Tempat :
"Mau dimana pak? Bagaimana kalau di tempat makan saja ?"
Waktu:
"Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 10 menit saja ?"
2. Kerja
Pak Tarjo saat Bpk senyum-senyum tadi Bpk sedang berbicara dengan siapa atau
melihat siapa ?

Kapan saja dia datang menemui Bpk ?

Apakah Pak Tarjo masih bisa melihat makhluk aneh ?

Kapan Pak Tarjo bisa melihat makhluk aneh tersebut ?

Kira-kira dalam sehari berapa kali Pak Tarjo bisa melihatnya ?

Teman Pak Tarjo berbicara dan makhluk itu datang saat Pak Tarjo melakukan apa ?
Apa

yang

pak
Silahkan

Tarjo
Pak

rasakan
Tarjo

bercerita

?
!

Apa yang Pak Tarjo lakukan saat hal itu terjadi ?


Akibatnya apa?

Bagaimana Bpk, bersediakah untuk belajar menangani masalah halusinasi yang


Bapak alami ?

Baiklah berhubung waktu kita sudah habis, maka sampai disini dulu diskusi hari ini.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Tarjo setelah kita berdiskusi ?"
b. Evaluasi Objektif
Apa saja yang kita bicarakan tadi ?
Tindakan yang Bpk lakukan apa saja tadi ?
Manfaat dan akibatnya ? iya Bagus sekali Bapak...!"

c.

Rencana Tindakan Lanjut


"Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi perasaan Pak
Tarjo saat halusinasi serta akibatnya."

d. Kontrak yang akan datang


Topik
Bagaimana kalau besok kita berdiskusi lagi ? Yang akan kita bicarakan tentang cara
pengendalian halusinasi secara bertahap.
Tempat
Besok kita berdiskusi di sini lagi atau menurut Bpk dimana ?
Waktu
Waktunya sama dengan sekarang atau lebih lama lagi Pak?
Demikian contoh strategi pelaksanaan (SP) Halusinasi semoga bermanfaat.

LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Gangguan Persepsi sensori halusianasi.
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
-

Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu objek,

gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi
semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan).
-

Menurut Wilson (1983), halusinasi adalah gangguan penyerapan/persepsi panca indera tanpa

adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada
saat kesadaran individu itu penuh dan baik.
-

Halusianassi adalah keadaan dimana individu / keloimpok beresiko mengalami suatu

perubahan dalam jumlah dan pola stimulasi yang datang (Carpenito, 2000).
2. Tanda dan Gejala
Fase I (Menyenangkan)
Karakteristik :
-

Mengalami ansietas, rasa bersalah dan ketakutan

Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas

Perilaku dan pengalaman sensori masih dalam kontrol pikiran

Non psikotik

Perilaku pasien :
-

Tersenyum sendir, tertawa sendiri

Menggerakkan bibir tanpa bicara, respon verbal lambat

Diam dan berkonsentrasi

Fase II (Menyalahkan)
Karakteristik :
-

Adanya pengalamn sensori yang menakutkan

Mulai merasa kehilangan kontrol

Merasa dilecehakan oleh pengalaman, menarik diri

Non psikotik

Perilaku pasien :
-

Meningkatnya denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah

Perhatian dengan lingkungan kurang

Konsentrasi terhadap pengalaman sensori

Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi

Fase III (Konsentrasi)


-

Bisikan dan suara-suara menonjol, menguasai dan mengontrol

Tingkat kecemasan berat

Pengalaman halusianasi tidak dapat ditolak lagi

Karakteristik :
-

Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya

Klien kesepian bila pengalaman sensori berakhir

Isu halusianasi menjadi atraktif dan menarik

Klien terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya

Psikotik

Perilau Pasien :
-

Perintah halusinasi ditaati

Sulit berhubungan dengan orang lain

Perhatian dengan lingkungan berkurang

Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat

Fasse IV (Menguasai)
Karakteristik :
-

Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam

Klien tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan dengan lingkungan

Halusinasi berakhir dalam beberapa jam atau hari jika tidak ada terapi terapeutik

Psikotik berat

Perilaku Pasien :
-

Perilaku panik, potensi akut suicide

Aktifitas fisik merefleksikan halusinasi

Tidak mampu berespon pada lebih dari satu orang

Tidak bisa berespon terhadap perintah yang kompleks

3. Etiologi
Faktor prdisposisi :
-

Faktor genetik

Faktor Neurobiology

Studi Neurotransmiter

Psikologis

Faktor Presipitasi :

Sosial budaya
Stres lingkungan respon neurobiologis maladaptif
Penuh kritik
Kehilangan harga diri
Gangguan hubungan interpersonal
Tekanan ekonomi

4. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan sukar untuk berhubungan
dengan orang lain. Apabila perilaku halusiansinya berupa hal yang tidak menyenagkan maka
akan mengakibatkan individu tersebut melakukan atau mencederai orang lain dan lingkungan.
(PPNI, 2002).
C. POHON MASALAH
Effect

: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunga

Core Problem : Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi


Causa

Isolasi sosial : Menarik diri

D. MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


No

Data Fokus

Masalah Keperawatan

1.

DS :
-

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara gemuruh

Gangguan sensori persepsi : Halusin


Auditori

pada pagi dan malam.


-

Klien mengatakan pernah mondok di RSJ dengan penyakit

yang sama.
DO :
-

Klien tampak sering komat-kamit

Klien sering menyendiri

2.
-

ADL mandiri.
DS :
Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan

Resiko mencederai diri sendiri, oran


dan lingkungan.

hingga membuatnya marah


DO :
-

3.

Klien bingung, kadang mengamuk dan memukul

DS :
-

Isoslasi sosial : Mearik diri

Klien mengatakan sering menyendiri dan jarang

mengobrol dengan teman atau orang lain.


DO :
-

Melamun, menyendiri, pasif

Interaksi dengan orang lain berkurang

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)
2. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain
3. Isolasi sosial : menarik diri
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)
Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinya
Tujuan Khusus :

a.

Klien dapat membina hubungan saling percaya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya pada perawat
Intervensi :
-

Sapa klien dengan ramah

Perkenalkan diri dengan sopan

Jelaskan tujuan pertemuan

Tunjukkan sikap emapati dengan menerima klien apa adanya dan beri perhatian

b.

Klien dapat mengenal halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan (isi, waktu, frekuensi, situasi, kondisi
yang menimbulkan halusinasi)
Intervensi :
-

Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

Observasi tingkah laku klien sesuai dengan halusinasinya

Bantu klien mengenal halusinasinya

Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasi

Kaji respon klien saat terjadi halusinasi

c.

Klien dapat mengontrol halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya.
Intervensi :
-

Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi

Diskusikan manfaat cara tersebut

Diskusikan cara baru untuk mengendalikan halusinasi (menghardik, bercakap-cakap

dengan orang lain, melakukan aktivitas, minum ibat teratur)


d.

Beri kesempatan untuk melakukan cara tersebut saat halusinasinya timbul


Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan keluarga dapat meyebutkan pengertian, tanda dan gejala,
serta proses terjadinya halusinasi.
Intervensi :
-

Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan

Diskusikan dengan keluarga tentang :

Pengertian halusinasi

Tanda dan Gejala halusinasi

Cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusiansi

Proses terjadi halusinasi

Obat-obat untuk halusinasi

Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

Berikan informasi waktu kontrol

e.

Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang perlu diminum
Intervensi :
-

Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat

Anjurkan minum obat

Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi

Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa kepoerawatan Aplikasi pada praktis klinis (terjemahan).
Edisi 6. Jakarta : EGC.
Maramis, W.F, 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press, Surabaya.
Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga,
Jakarta : CV. Sagung Seto.
Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.

STRATEGI PELAKSANAAN I
HALUSINASI

Pertemuan

: ke 1

Hari / Tanggal : 29 Maret 2013


Waktu
A.

:-

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya.
DO :Klien tampak pasif,terlihat suka menyendiri,berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
3. Tujuan
-

Klien tampak mengenal halusinasi

Klien dapat menghardik halusinasi

4. Tindakan Keperawatan
-

Mengidentifikasi jenis halusinasi

Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien

Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi

Mengajarkan pasien menghardik halusinasi

Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan

harian
B.

Srategi Pelaksanaan Halusinasi

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum Mas, Saya perawat yang akan merawat mas. Perkenalkan nama saya Nordiah,
biasa di panggil Diah, saya mahasiswi dari STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin. Betul ini mas
Erik? Kalau boleh tahu nama lengkapnya siapa? Senang dipanggil apa?
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Ada keluhan yang mas rasakan hari ini?

c. Kontrak
Topik: Baiklah, saya dengar mas sering mendengar suara-suara yang tak tampak wujudnya,
benar begitu? bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara tersebut.
Waktu : Berapa lama?? Bagaimana kalau 20 menit. Baiklah Mas, bagaimana kalau sekarang
kita berbincang-bincang mengenai jenis halusinasi,respon terhadap halusinasi, dan kita akan
belajar menghardik halusinasi, dan kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari pasien.
Tempat : Dimana kita bisa bercakap-cakap?? Disini,di depan??
2. Fase Kerja
Apakah mas Erik mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara tersebut?
Apakah terus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering mas Erik dengar? Berapa
kali sehari? Biasanya pada keadaan apa suara itu muncul? Mas Erik, saya punya beberapa cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut.
Kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan aktivitas yang sudah terjadwal,
Keempat dengan minum obat yang teratur.
Iya.. Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama dulu, yaitu dengan menghardik. Mau tidak
mas??
Caranya begini : saat suara itu muncul, langsung Mas Erik bilang ,Saya tidak mau dengar.
Pergi..!! Kamu suara palsu. Begitu di ulang-ulang terus sampai suara itu tidak terdengar lagi.
Mengerti mas? Coba mas Erik peragakan. Nah begitu, bagus. Coba lagi. Ya bagus, Mas Erik
sudah bisa.
3. Fase Terminasi
a.

Evaluasi subyektif

Bagaimana perasaan mas Erik setelah latihan tadi??


b. Evaluasi obyektif
Kalau suara itu muncul lagi, coba latihan yang tadi di terapkan. Coba Mas jelaskan jenis
halusinasi, isi halusinasi, waktu berhalusinasi, frekwensi, situasi yang menimbulkan halusinasi,
respon dan cara menghardik halusinasi, Apakah Mas masih ingat??
4. Rencana Tindak Lanjut

Jika hal tersebut (mendengar,melihat,mencium,merasa,mengecap) itu muncul?? tolong Mas


praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian Mas.
5. Kontrak
Topik : Baikalah Mas nanti kita akan bercakap-cakap lagi, kita akan diskusikan dan latihan
mengendalikan dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Waktu : Mau jam berapa Mas? Ya baiklah jam 10.00 saja.
Tempat: Tempatnya disini saja lagi ya Mas. Sampai ketemu nanti Mas. Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN II
HALUSINASI
Pertemuan

: ke 2

Hari/Tanggal : 30 Maret 2013


Waktu

:-

A. Proses Keperwatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinya
DO
: Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat
2. Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
3. Tujuan
a) Tujuan Umum : Resiko mencederai dir sendiri , orang lain dan lingkungan tidak terjadi.
b) Tujuan Khusus
- Mengevaluasi jadwal harian pasien
- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
- Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam kegiatan harian.
4. Tindakan keperawatan
-

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.


Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Srategi Pelaksanaan Halusinasi


1. Kontrak
Topik : seperti janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain dan kita masuk dalam
jadwal kegiatan.
Waktu
: waktunya 15 menit cukup kan?
Tempat : Tempatnya disini saja ya mas?

2. Fase Kerja
Sekarang mas kita akan belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi yang lain dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain jadi kalau mas mulai mendengar suara-suara langsung saja
cari teman untuk ngobrol dengan mas. Contohnya begini mas : tolong saya mulai mendengar
suara-suara,ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah misalnya adik mas, katakan
: dik,, ayo ngobrol dengan mas, coba mas lakukan seperti saya tadi lakukan . Ya begitu bagus!
Nah, sekarang kita masukan ke dalam jadwal harian mas ya?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subyektif : Bagaimana perasaan mas setelah latihan ini?.
b. Evaluasi obyektif : Jadi sudah ada berapa cara yang mas pelajari untuk mencegah suarasuara itu?,ya bagus sekali.
4. Rencana tindak lanjut
Nah, kalau halusinasi itu datang lagi mas bias coba kedua cara itu ya mas!
5. Kontrak
Topik : Baiklah mas besok saya akan dating lagi kita akan bahas cara mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
Waktu : Mau jam berapa kita ketemu mas? Ya baiklah jam 09.00 saja.
Tempat : Tempatnya mau dimana mas? Di sini saja mas? Ya baiklah sampai ketemu besok lagi
ya mas!.

STRATEGI PELAKSANAAN III


HALUSINASI
Pertemuan : Ke 3
Hari/tanggal : 31 Maret 2013
Waktu
:A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sudah menghardikhalusinasinya dan klien mengatakan dengan
berbincang-bincang halusinasinya tidak datang.
DO : klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

3. Tujuan
a. Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
b. Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengenal halusinasinya
- Klien dapat mengontrol halusinasinya
- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
c. Keperawatan
-

Melatih tindakan pasien beraktifitas secara terjadwal


Menjelaskan aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasinya
Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien
Melatih pasien melakukan aktifitas
Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang telah dilatih
Memantau pelaksanaan jadwal : memberikan kegiatan terhadap perilaku pasien yang positif

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamuallaikum mbak.
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suara itu masih muncul? Apakah sudah dipakai
2 cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya?
c. Kontrak
Topik : Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang cara mengendalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan dan kita masukan kedalam kegiatan harian.
Waktu : mau berapa lama kita berbincang-bincang? Apa 15 menit cukup?
Tempat : Tempatnya mau dimana mas? Baiklah disini saja.
Tujuan : agar mas Erik dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.
2. Fase Kerja
Kegiatan apa saja yang masih mas bisa lakukan? Pagi-pagi apa kegiatan mas? Terus jam
berikutnya apa kegiatan mas? Banyak sekali kegiatan mas setiap harinya. Mari kita latih 2
kegiatan hari ini. Bagus sekali mas bisa melakukannya. Kegiatan ini dapat mas lakukan untuk
mencegah suara-suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai

sore mas ada kegiatan. Mas, bagaimana kalau kegiatan yang tadi kita latih dimasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian mas?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita latihan tadi?
b. Evaluasi Obyektif
Coba mas sebutkan kembali 3 cara yang telah saya latih apabila halusinasi itu datang? Ya bagus
sekali.
4. Rencana Tindak Lanjut
Nanti mas lakukan latihan secara mandiri sesuai jadwal yang kita buat agar suara-suara itu tidak
muncul lagi.
5. Kontrak
Topik : Baiklah mas besok saya akan datang kembali untuk membahas cara mengontrol
halusinasi dengan cara minum obat.
Waktu : mau jam berapa mas Erik kita berbincang-bincang? Ya baiklah jam 10.00-10.15 WIB.
Tempat: Mau dimana kita ketemunya? Ya baiklah disini saja.

STRATEGI PELAKSANAAN IV
HALUSINASI
Pertemuan : Ke-4
Hari/Tanggal : 01 April 2013
Waktu

:-

A. Proses Keperawatan
1. Kodisi Klien
DS : Klien mengatakan dengan bercakap-cakap halusinasinya tidak datang dan klien mengatakan
senang bercakap-cakap dengan perawat.
DO : Dengan melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan teman / perawat, klien tidak melamun
lagi.
2. Diagnosa keperawatan

Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran


3. Tujuan
a. Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
b. Tujuan Khusus:
4.
-

Klien dapat membina hubungan saling percaya


Klien dapat mengenal halusinasinya
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Klien dapat mengontrol halusinasinya
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan Keperawatan
Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Jelaskan pentingnya menggunakan obat secara teratur
Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
Jelaskan bila putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat
Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar pasien,benar

cara,benar dosis,benar waktu)


B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupeutik
Asalammualaikum mas? Sesuai dengan janji saya kemarin,saya datang lagi ketempat ini.
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini?Apa mas masih ingat 3 cara yang sudah saya latih kemarin,
cara untuk mengusir suara-suara? Apakah ketiga cara tersebut sudah dimasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian mas?
c. Kontrak
Topik : Sesuai janji kita kemarin,hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang mas
minum dan kita akan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian mas.
Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Ya baiklah disini saja.
Tujuan : Dari diskusi ini agar mas Erik minum obat dengan prinsip 5 benar /agar mas Erik
mematuhi cara minum obat.
2. Fase Kerja
Mas adakah perbedaan setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suaranya masih
terdengar atau sudah hilang? Begini mas, obat ini berguna untuk mengurangi atau
menghilangkan suara-suara yang selama ini mas dengar. Berapa macam yang mas minum??
(perawat menyiapkan obat pasien). Ini yang berwarna orange (CPZ) diminum 3 kali sehari ya,
jam 7 pagi, jam 1 siang dan 7 malam yaa gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang mas
dengar. (Pasien mengangguk-ngangguk). Ini yang putih (THP) diminum 3 kali sehari juga,

gunanya agar mas rileks dan tidak kaku. Kalau yang merah jambu ini (HP) 3 kali sehari juga
sama minumnya dengan yang putih dan orange, gunanya yang merah jambu ini untuk
menenangkan pikiran mas biar tenang. Kalau suaranya sudah hilang, minum obatnya tidak boleh
dihentikan yaa, harus diminum sampai benar-benar habis, biar suara-suaranya tidak muncul lagi.
Kalau obatnya habis bisa minta ke dokter lagi. Bisa juga dikonsultasikan kalau berhenti minum
obat, apa akibatnya pada mas. Begitu yaa.. Pastikan juga kalau obat yang diminum benar punya
mas, jangan sampai keliru dengan orang lain. Mas juga harus banyak minum air yaa..
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang obat tadi
b. Evaluasi Objektif
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba mas sebutkan kembali?
4. Rencana Tindak Lanjut
Nanti mas jangan lupa minum obat agar suara-suara itu tidak datang lagi,kemudian mas bisa
memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian mas.
5. Kontrak
Topik : Baiklah mas pertemuan kita cukup sampai disini,besok saya datang lagi untuk
memastikan mas masih dengar suara-suara atau tidak kita akan berdiskusi tentang jadwal
kegiatan harian mas.
Waktu : Waktunya mau jam berapa mas Erik? Jam 09.00-09.15,apa mas bersedia?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Disusun Oleh :
Eben Marnatha Zalukhu, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
20011

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan

: Halusinasi Penglihatan

Pertemuan

: Ke 2

SP

:1

A. Proses Keperawatan

1.

Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sering melihat bayangan-bayangan wanita raksasa. Bayangan itu kadangkadang membuat saya sangat takut
DO : Klien tampak tenang, kontak mata kurang
Klien tampak sering berbicara sendiri
Klien terlihat hipoaktifitas
2.

Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

3.

Tujuan Khusus :

a.

Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan

b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik.


4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
- Respon terhadap / terjadinya halusinasi
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi :
Salam terapeutik:
Assalamualaikum Pak Syamsir, apa kabar?
Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul sekali nama
saya Bruder Eben yang sedang praktek disini.
Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
Bagaimana perasaan Pak Syamsir hari ini? Oh iya, tadi pagi Pak Syamsir bangun jam berapa?
Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Pak Syamsir sudah mandi?
Evaluasi/Validasi :
Pak Syamsir masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau berbincangbincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-bayangan
Syamsir lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik.

yang Pak

Kontrak :
Pak Syamsir masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Pak Syamsir lupa
yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya sekitar 15 menit.
Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?
b. Kerja :
Apakah Pak Syamsir melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan bayangan
itu?
Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak Syamsir
lihat bayangan itu? Berapa kali sehari Pak Syamsir alami? Pada keadaan apa bayangan itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
Apa yang Pak Syamsir rasakan pada saat melihat bayangan itu?
Apa yang Pak Syamsir lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu bayanganbayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah bayanganbayangan itu muncul?
Pak Syamsir, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama, dengan
menghardik bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung Pak Syamsir tutuo
mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak nyata . Kamu hanya
bayangan. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Pak Syamsir
peragakan! Nah begitu .bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Syamsir sudah bisa
Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik, bercakap-cakap,
melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara
menghardik.
C.Terminasi:

Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah peragaan latihan tadi?
Evaluasi Objektif
Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus Pak Syamsir

Rencana tindak lanjut

Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus berlatih ya Pak
Syamsir walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya?.

Kontrak
Topik : Baiklah Pak Syamsir besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua
mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.
Tempat : Pak Syamsir mau dimana tempatnya? Oh Pak Syamsir ingin di tempat tidur yah?
Waktu : Jam berapa Pak Syamsir bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15 menit
saja.
Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan

: Halusinasi Penglihatan

Pertemuan

: Ke 3

SP

:2

A. Proses Keperawatan
1.

Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan masih melihat bayangan-bayangan wanita raksasa.


DO : Klien tampak tenang,

Klien tampak berbicara sendiri


Kontak mata kurang
Klien terlihat hipoaktifitas
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. TUK :
a. Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B.

Fase Orientasi

1. Salam terapeutik
Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar
biasa.
3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Pak Syamsir, sepertinya tadi saya lihat Pak Syamsir sedang bercakap-cakap sendiri. Bagaimana
kalau kita berbincang-bincang disini?

4. Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayanganbayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan
bayangan-bayangannya. Bagus !
5. Kontrak
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 15 menit. Tempatnya di tempat
tidur. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap?

C. Kerja :
Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan
orang lain .Jadi kalau Pak Syamsir mulai melihat bayangan-bayangan langsung saja cari teman
untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan Pak Syamsir. Contohnya
begini...Tolong, saya melihat bayangan-bayangan. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada
orang dirumah misalnya teman Pak Syamsir katakan : ayo ngobrol dengan Pak Syamsir, karena
Pak Syamsir sedang melihat bayangan-bayangan. Begitu..coba Pak Syamsir lakukan seperti saya
tadi lakukan. Ya..begitu ..Pak Syamsir..bagus! Coba sekali lagi. Bagus..! Nah laih terus ya Pak
Syamsir!.
Jadi cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang
lain ya Pak Syamsir.
D. Terminasi :
1.

Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah latihan ini?

2.

Evaluasi Objektif
Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara untuk
mengontrol halusinasi?

3.

Rencana tindak lanjut


Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Pak Syamsir. Mau jam berapa
latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu bayangan itu
muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari lagi.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.

4.

Kontrak

a.

Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal ?

b.

Tempat : Mau di mana?. Di ruang makan?

c.

Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ?


Sampai nanti ya. Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan

: Halusinasi Penglihatan

Pertemuan

: Ke 4

SP

:3

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan bayangan tersebut sudah mulai berkurang
DO : Klien tampak tenang
Klien tampak kooperatif
Raut muka klien tampak bergairah
2.
3.
a.
b.

Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan


Tujuan Khusus:
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan klien secara

terjadwal
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a.
b.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan membaut kegiatan-kegiatan klien secara
terjadwal.

c.

Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B.

Fase Orientasi

1.

Salam terapeutik
Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?

2.

3.

Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar
biasa.
Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Sepertinya bapak udah mulai sehat. Pak syamsir udah ngapain aja pagi ini.?? Bagaimana kalau
kita bincang-bincang lagi.

4.

Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayanganbayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan
bayangan-bayangannya. Bagus

5.

Kontrak
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan
membuat jadwal kegiatan bapak setiap harinya. Kita akan membuat secara bersama-sama selama
15 menit. Tempatnya di ruang makan. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap?

C. Kerja :
Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti
yang mas lakukan di rumah misal membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV
dll. Baiklah sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun tidur
sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan pak Syamsir melihat
bayangan-bayangan aneh itu lagi .
( buat jadwal kegiatan bersama klien/ yang di sepakati oleh klien )
Bagus, sekarang pak Syamsir sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini , yang untuk
besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama sama lagi ya pak?
D. Terminasi :
1.

Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini?

2.

Evaluasi Objektif
Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu apa pak ? Bagus pak bisa
menyebutkannya . dengan melakukan kegiatan kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan
harian yang telah kita buat tadi, berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenung sendiri.

3.

Rencana tindak lanjut


Mas ... mau kan melaksanakan kegiatan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ?
dan jangan lupa di buat juga jadwal kegiatan hariannya untuk hari besok dan hari- hari
selanjutnya. Nanti saya akan bantu

4.
Topik

Kontrak
:

Besok

kita

akan

bercakap-cakap

tentang

obat-obatan

yang

Mas

...

minum

dimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu.


Tempat

: Kita akan bercakap-cakap disini juga ya, setuju?

Waktu

: 10 menit saja.
Sekarang mas... mau kemana ? Bagaimana kalau mas ikut berkumpul dengan
temam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrl

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan

: Halusinasi Penglihatan

Pertemuan

: Ke 5

SP

:4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
a. Klien mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi yang mengganggunya
b. Klien mengatakan melihat bayangan sampai 3x
DO :
a. Klien Tampak Bingung Dan Berbicara Sendiri
b. Tatapan Klien Curiga
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan minum obat secara teratur.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat secara teratur
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teratur
d. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B.

Fase Orientasi

1. Salam terapeutik
Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar
biasa.
3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Bagaimana perasaannya pagi ini pak? Udah mandi dan makan tadi pagi?
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayanganbayangannya masih muncul? Apakah bapak sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita
buat kemarin? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus
5. Kontrak
Pagi ini saya akan menjelaskan kepada bapak obat obat yang bapak minum. Bagaimana kalau
kita sekarang berbincang bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya pak !
C. Kerja :
Ini pak, obat obatan yang nanti di minum yang orange namanya CPZ, yang merah muda ini
Halloperidol, obat obatan ini semuanya untuk mengendalikan suara sura yang sering bapak
dengar, obat ini di minum 3x sehari masing masing 1 tablet tidak boleh lebih atau kurang.
Dengan minum obat ini bapak akan mengantuk, lemas, ingin tidur terus tapi itu tidak apa apa.
Bagaimana, apa bapak sudah jelas ? Obat ini harus tetap di minum terus, mungkin berbulan atau
bahkan bisa selamanya. Tidak usah khawatir obat ini aman jika bapak minum sesuai yang di
anjurkan.. Jangan berhenti minum obat walaupun bapak sudah merasa sehat. Kalau bapak

menghentikan obat tanpa sepengetahuan dokter atau perawat, gejala gejala seperti yang bapak

1.
2.
3.
4.
5.

alami seperti sekarang akan muncul lagi.


Bapak harus mengingat 5 hal saat minum obat yaitu :
Benar obat
Benar bahhwa obat ini untuk bapak
Benar cara meminumnya
Benar waktunya
Benar dosisnya.
Ingat ya bapak .

D. Terminasi :
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini?
2. Evaluasi Objektif
Coba bapak sebutkkan jenis obat yang bapak minum, coba sebutkan lima hal saat minum obat
3. Rencana tindak lanjut
Karena bapak sudah paham tentang obat yang di minum , bapak dapat langsung meminum obat
4. Kontrak
Bapak kita ketemu lagi,kita akan membahas tentang masalah dengan keluarga bapak.
Diposkan oleh Eben Maranatha Zalukhu di 14.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


GANGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI ( PENDENGARAN )

I.

TOPIK
Mengenal dan mengontrol halusinasi.
II. TUJUAN

a.

Tujuan Umum
Klien mampu mengatasi halusinasi yang dialami.

b. Tujuan Khusus
1. klien mampu mengungkapkan definisi, tanda dan gejala halusinasi.
2. klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
III. LANDASAN TEORI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, pengelihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan.(cook dan fontaine 1987)

Perubahan sensori; halusinasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami


perubahan pada pola stimulus yang mendekat ( yang diprakarsai secara internal dan eksternal)
disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebiahan atau kelainan berespons terhadap stimulus
(towsend 1998)
Jenis-jenis halusinasi:
1. Halusinasi dengar : klien mendengar bunyi/ suara yang tidak ada hubunganya dengan stimulus
yang nyata/ lingkungan.
2. Halusinasi pengelihatan: klien melihat gambaran yang jelas/ samar terhadap adanya stimulus yang
nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.
3. Hulusinasi penciuman: klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus
yang nyata.
4. Halusinasi pengecapan; klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa
makanan yang tidak enak.
5. Halusinasi perabaan: klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata
6. Halusinasi kinestik : klien merasa badannya bergerak dalam suatu ruangan atau anggota badannya
bergerak.
7. Halusinasi visceral : perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.
TANDA DAN GEJALA HALUSINASI
Cenderung mempunyai rasa curiga
Cenderung berprilaku merusak diri, orang lain dan lingkungan sekitar
Kurang perhatian terhadap diri dan lingkungannya
Bicara sendiri dan tidak beraturan / tidak nyambung
Tidak dapat membedakan kenyataan dan khayalan
Cenderung menarik diri
Tiba-tiba dan menyerang
Menolak makan
Sulit tidur
IV. KLIEN
a. Karateristik klien :
- klien indikasi halusinasi
- klien sudah tenang dan kooperatif

- klien dalam kondisi fisik yang baik


b. Jumlah peserta

Perawat yang terdiri dari 5 orang


Leader

: Andi Yulianto

Co leader: Indra Pratama


Observasi: Indah Sari
Fasilitator: Edi Santoso
Efra Disto

Pasien yang terdiri dari 6 orang

V. PENGORGANISASIAN

. Waktu
Terapi aktivitas kelompok ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Desember 2010,
pukul 09.00 - 9.30 WIB

. Terapis
Leader: Andi Yulianto
Co leader: Indra Pratama
Observasi: Indah Sari
Fasilitator: Edi Santoso
Efra Disto

. Tugas dari para anggota :


Leader

Memimpin jalannya kegitan

Menyusun rencana aktivitas kelompok

Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan

Menfasilitasi setiap anggota untuk mencapai tujuan

ebagai role model

Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik


mengungkapkan perasaan dan pikiran.

Menciptakan suasana dimana anggota dapat menerima perbedaan dalam perasaan dan perilaku
dengan anggota lain dan klien.
Membuat tata tertib bagi anggota kelompok demi kelancaran diskusi

Co Leader
Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pimpinan
Mengingatkan pimpinan bila diskusi menyimpang
Bersama leader menjadi contoh untuk kerjasama yang baik

Fasilitator
Menyiapkan alat yang akan diperlukan
Menfasilitasi klien saat pelaksanaan TAKS
Memotivasi klien saat pelaksanaan TAKS

Observer
Mengobservasi perserta dan seluruh kegiatan pada saat pelaksanaan
Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
Memberi umpan balik pada kelompok
VI. PROSES PELAKSANAAN

TAK GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI ( PENDENGARAN )


Sesi 1

: Mengenal halusinasi

Hari / tanggal : Kamis / 30 Desember 2010


Waktu

: 09.00 09.30 WIB

Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan definisi dan penyebab halusinasi
2. Klien dapat menyebutkan respons perasaan yang dialami pada saat halusinasi ( jenis halusinasi )
3. Klien dapat menyebutkan yang dilakukan saat terjadinya halusinasi
4. Klien menyebutkan akibat halusinasi jika tidak dikontrol atau dicegah.
5. Klien dapat meminimalis halusinasi dengan cara menghardik.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersamaan dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan

Leader

: Leader dan Co

: Klien

: Fasilitator

: Obsever
Alat
1. Papan tulis / flipchart / whiteboard
2. Spidol
3. Radio / Hp
4. Koran / majalah / bola / bunga
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi Tanya jawab
3. Role Play/bermain peran/simulasi
Prosedur Kegiatan
1. Persiapan
a.

Memilih klien halusinasi keoperatif

b. Membuat kontrak dengan klien


c.

Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


2. Orientasi

a.

Salam terapeutik :
1. salam dari terapis kepada klien
2. memperkenalkan nama terapis (papan nama)

3. menanyakan nama dan panggilan klien(berikan papan nama)


b. Evaluasi / validasi
1. Menyanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dialami klien saat ini
c.

Kontrak

1.

Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal halusinasi yang pernah dialami dan mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2.Menjelaskan aturan main berikut :

Cara pelaksanaan : bola diputar searah jarum jam

Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin dengan para terapis

Lama kegiatan 30 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai


3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan definisi dan penyebab halusinasi
1) Tanyakan definisi dan pengalaman klien selama ini
2) Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien pada saat terpapar oleh penyebab halusinasi
saat terjadi halusinasi.
1) Tanyakan perasaan klien setiap terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala).
2) Tulis dipapan tulis/ flipchart/whiteboard/buku tulis
c. Mendiskusikan perilaku halusinasi yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan,
mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan pada saat halusinasi
2) Tuliskan di papan tulis/flipchart/whiteboard/buku tulis
d. Membantu klien untuk menyebutkan halusinasi pada waktu kapan sering terjadi halusinasi
e. Mendikusikan dampak / akibat halusinasi
1) tanyakan akibat halusinasi
2) tuliskan dipapan tulis/ flipchart/whiteboard/buku tulis
f. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
g. Dalam menjalankan a s/d e klien harus ikut serta

h. Berikan kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; halusinasi; dan akibat halusinasi.
i. Memperagakan cara mengontrol halusinasi yaitu dengan cara menghadik halusinasi
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) memberikam reinforcement terhadap perilaku klien yang positif
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab halusinasi, tanda dan
gejala ; halusinasi yang terjadi ; serta akibat halusinasi
2)

Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala ; halusinasi yang belu

diceritakan.
3)

Menganjurkan klien untuk menggunakan cara menghardik bila muncul halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

5. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuaan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK gangguan
persepsi sensori: halusinasi sesi 1kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab
halusinasi,mengenal tanda dan gejala, halusinasi yang dilakukan dan akibat halusinasi. Formulir
evaluasi sebagai berikut:

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA


- See more at: http://nsyadi.blogspot.com/2012/01/tak-stimulasi-persepsisensori.html#sthash.Ia1Wburm.dpuf

SAP HALUSINASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HALUSINASI

DISUSUN OLEH
DWIYANI SYAHNING PRASETIA
201110201087
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HALUSINASI
I . Identifikasi masalah
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005)
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes), H. Syafii Ahmad,
kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk
Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak
terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang
mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta
mengelola konflik dan stres tersebut. ( Diktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan
Medik Dapertemen Kesehatan, 2007)
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan
jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat.
Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-negara berkembang,
sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah tidak dapat pengobatan apapun pada tahun
utama(Hardian, 2008). Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
demikian tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat.
Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data Departemen Kesehatan
(Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan 4 % dari
jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit
kejiwaan ini. Krisis ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan
jiwa di dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar 50 juta atau 25%
dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa (Nurdwiyanti, 2008).
Berdasar kan data dari medical record BPRS dari makasar provinsi sulawesi selatan
menunjukan pasien halusinasi yang dirawat pada tiga tahun terakhir sebagai berikut: pada tahun
2006 jumlah pasien 8710 dengan halusinasi sebanyak 4340 orang (52%), tahun 2007 jumlah
pasien 9245 dengan halusinasi sebanyak 4430 orang (49%), tahun 2008 ( januari-maret) jumlah

pasien 2294 dengan halusinasi sebanyak 1162 orang. Agar perilaku kekerasan tidak terjadi pada
klien halusinasi maka sangat di butuh kan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Akibat semakin kompleksnya persoalan hidup yang muncul di tengah masyarakat,
menyebabkan jumlah penderita gangguan jiwa di Riau tiap tahunnya terus bertambah. Selama
tahun 2007 ini saja di Riau telah menerima sebanyak 8.870 pasien gangguan jiwa.
Berdasarkan dari hasil anamnesa pada bulan november 2010 pada ruangan nuri yang mana
jumlah pasien halusinasi sekitar 32 orang (71,11%) dari 45 pasien yang ada diruangan, di
merpati 33 pasien halusinasi (75%) dari 44 pasien, di mawar ada 9 pasien halusinasi (45%) dari
20 pasien, di hangtuah ada 2 pasien halusinasi (28,57%) dari 7 pasien, di melati ada 22 pasien
halusinasi (64,70%) dari 34 pasien.
Berdasarkan hal diatas, kami kelompok tertarik untuk mencari serta membahas halusinasi dalam
seminar kelompok yang sebagai salah satu syarat tugas untuk menyelesaikan praktek klinik di
RSJ Tampan Pekanbaru.

II. Pengantar
Pokok Bahasan

: Masalah Kesehatan Jiwa di Masyarakat

Sub Pokok Bahasan

: Halusinasi

Sasaran

: Keluarga

Hari/ tanggal

: Senin ,7 oktober 2013

Jam

: 08.30 WIB

Waktu Pertemuan

: 40 menit

Tempat

III. Tujuan Intuksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (halusinasi) selama 45 menit
diharapkan keluarga mampu memahami tentang gangguan persepsi (halusinasi)
IV. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)
Setelah mengukuti kegiatan selama diharapkan dapat menjelaskan tentang
A. Menjelaskan pengertian halusinasi
B. Menyebutkan jenis jenis halusinasi
C. Menjelaskan tanda & gejala halusinasi

D. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi


E. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan keluarga unuk mencegah klien halusinasi

A.
B.
C.
D.
E.

V. Materi
Pengertian halusinasi
Jenis jenis halusinasi
Tanda & gejala halusinasi
Cara mengontrol halusinasi
Hal hal yang harus diperhatikan keluarga untuk mencegah klien halusinasi

VI. Metode :
Diskusi dan Tanya jawab
VII. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
VIII. kegiatan pembelajaran
No Waktu
Kegiatan role play model
1. 5 menit
Pembukaan
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran

2.

20 menit

3
A.
B.
C.
D.
E.

Kegiatan peserta
1. Menjawab salam
2. mendengarkan dan memperhatikan

Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di


sampaikan
Pelaksanaan materi
Menyimak dan memperhatikan
Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan
dan terartur
Materi
Pengertian halusinasi
Jenis jenis halusinasi
Tanda & gejala halusinasi
Cara mengontrol halusinasi
Hal hal yang harus diperhatikan keluarga untuk
mencegah klien halusinasi

3.

10 menit
1.
2.
3.
4.

Evaluasi :
menyimpulkan isi penyuluhan
menyampaikan secara singkat materi penyuluhan
memberi kesempatan kepada audience untuk
bertanya
memberikan kesempatan kepada udience untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan

Bertanya dan menjawab pertanyaan

4.

5 menit

Penutup
1. menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2. menyampaikan terima kasih tas waktu yang telah
diberikan oleh peserta

Menjawab salam

3. mengucapkan salam
IX. Pengesahan
Yogyakarta, 11 Oktober 2013
Penyuluh

Sasaran
Keluarga

mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing PKL
pembimbing materi penyuluhan
............

X. Evaluasi
Metode evaluasi
Jenis pertanyaan
Jumlah soal
XI. Lampiram materi

: Diskusi tanya jawab


: lisan
: 2 soal

A.Pengertian
Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata
terhadap indera. Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita sangat jelas, substansial dan
berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat membedakan halusinasi
dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudohalusinasi (tidak sama dengan persepsi sesungguhnya,
namun tidak dalam keadaan terkendali). Contoh dari fenomena ini adalah dimana seseorang
mengalami gangguan penglihatan, dimana ia merasa melihat suatu objek, namun indera
penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama.
B. Klasifikasi
Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :
1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan,
mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu
yang tidak ada.

3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang
mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau
mayat, yang tidak ada sumbernya.
4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup.
Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.
5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada
seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual
halusinasi ini disebut halusinasi heptik.
C. Proses terjadinya Halusinasi
Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang terdiri dari:
1.
Fase Pertama
Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin melamun,
memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan
kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika kecemasan datang klien dapat mengontrol
kesadaran dan mengenal pikirannya namun intesitas persepsi meningkat.
2.
Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, individu
berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi menonjol, gambarn
suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien membuat jarak antara
dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain
atau tempat lain.
3.
Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak
berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi kesenangan dan rasa
aman sementara.
4.
Fase Keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi
sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Klien tidak
dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya. Klien hidup
dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung secara singkat atau bahkan selamanya.

1.
2.
3.
4.

D. Tanda dan Gejala Halusinasi


Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:
1 Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.
Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa sesuatu yang tidak
nyata.
Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu melakukan
asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti pakaian dan berhias yang rapi.

5. Sikap curiga, bermusuhan , menarik diri, sulit membuat keputusan, ketakutan, mudah
tersinggung, jengkel , mudah marah, ekspresi wajah tegang, pembicaraan kacau dan tidak masuk
akal, banyak keringat.
E.Pencetus terjadinya halusinasi

Sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh.


Gangguan jiwa Skiziferenia
Pengkonsumsian narkoba atau nakotika tertentu seperti ganja,morfin,kokain dll
Mengkonsumsi alkohol berkadar diatas 35% : seperti vodka,gind diatas batas kewajaran
Trauma yang berlebihan.

Penanggulangan Pasien dengan Halusinasi


1. Penanggulangan pada pasien halusinasi dengan cara :
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi,
sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi
kontak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik
atau emosional. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian
dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau
hiasan dinding, majalah dan permainan.
2. Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang
di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif.Keluarga harus mengamati
agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada.
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, keluargadapat menggali masalah pasien yang
merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada.
Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat
dengan pasien.
4. Memberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain
atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan
memilih kegiatan yang sesuai.

XII. Daftar pustaka


Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Edisi 3,
EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai